Anda di halaman 1dari 20

Kwashiorkor

Di presentasikan oleh:
Siti Rachma Dini A

Dokter pembimbing:
dr. Nur Faizah,Sp.A
Pendahuluan
• Sekitar 37,3 juta penduduk hidup di bawah garis
kemiskinan, separo dari total rumah tangga mengonsumsi
makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari, lima juta balita
berstatus gizi kurang, dan lebih dari 100 juta penduduk
berisiko terhadap berbagai masalah kurang gizi. (1)
• Hingga saat ini masalah gizi utama di Indonesia ada empat,
yaitu kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi,
kekurangan yodium dan kurang vitamin A. KEP merupakan
masalah gizi yang paling banyak terjadi, terbukti dengan
ditemukannya anak balita (usia 1-5 tahun) penderita KEP
berat (marasmus dan kwashiorkor).(1,2)
Definisi
• KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi (AKG).
• Definisi kwashiorkor berasal dari bahasa Ghana yang
berarti “anak yang kekurangan kasih sayang ibu” (11)
dan merupakan satu bentuk malnutrisi yang
disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa
dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak
mencukupi kebutuhan.
Etiologi
• Secara langsung:
pertama: anak kurang mendapat asupan gizi seimbang dalam
waktu cukup lama
kedua: anak menderita penyakit infeksi. anak yang sakit, asupan
zat gizi tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal
karena adanya gangguan penyerapan akibat penyakit infeksi.
• Secara tidak langsung penyebab terjadinya gizi buruk yaitu:
Tidak cukupnya persediaan pangan di rumah tangga, pola asuh
kurang memadai
sanitasi/kesehatan lingkungan kurang baik
akses pelayanan kesehatan terbatas.
Epidemiologi
• Kwashiorkor dijumpai terutama pada golongan
umur tertentu yaitu bayi pada masa menyusui dan
pada anak prasekolah, 1 hingga 3 tahun yang
merupakan golongan umur yang relatif memerlukan
lebih banyak protein untuk tumbuh sebaik-baiknya.
Sindrom demikian kemudian dilaporkan oleh
berbagai negeri terutama negeri yang sedang
berkembang seperti Afrika, Asia, Amerika Tengah,
Amerika Selatan, dan bagian-bagian termiskin di
Eropa
Patogenesis
• Pada kwashiorkor yang klasik, terjadi edema dan perlemakan hati
disebabkan gangguan metabolik dan perubahan sel. Kelainan ini
merupakan gejala yang menyolok. Pada penderita defisiensi protein,
tidak terjadi katabolisme jaringan yang berlebihan, karena persediaan
energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori yang cukup dalam dietnya.
Namun, kekurangan protein dalam dietnya akan menimbulkan
kekurangan berbagai asam amino esensial yang dibutuhkan untuk
sintesis.
• Oleh karena dalam diet terdapat cukup karbohidrat, maka produksi
insulin akan meningkat dan sebagian asam amino dalam serum yang
jumlahnya sudah kurang tersebut akan disalurkan ke otot. Berkurangnya
asam amino dalam serum merupakan penyebabnya kurang
pembentukan albumin oleh hepar, sehingga kemudian timbul edema.
Manifestasi Klinis
1. Wujud umum
2. Retardasi pertumbuhan
3. Perubahan mental
4. Edema
5. Kelainan rambut
6. Kelainan kulit
crazy pavement dermatosis
7. Kelainan gigi dan tulang
8. Kelainan Hati
9. Kelainan Darah dan Sumsum
Tulang
10. Kelainan Pankreas dan Kelenjar
Lain
11. Kelainan Jantung
12. Kelainan Gastrointestinal
Crazy pavement dermatosis

merupakan bercak-bercak putih atau merah muda dengan tepi hitam


ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan 
Kwashiorkor Marasmus
Diagnosis
• Anamnesa
• Pemeriksaan fisis:
edema dan kurus, pucat,moon face, kelainan kulit misalnya
hiperpigmentasi, crazy pavement dermatosis. Pada palpasi
ditemukan hepatomegali.
• Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan lab;
– tes darah (Hb, glukosa, protein serum, albumin)
– kadar enzim pencernaan
– biopsi hati
– pemeriksaan tinja & urin
Diagnosa Banding
• Defisiensi asam lemak bebas dan karboksilase
multiple;
• sindroma imunodefisiensi,
• Cystic fibrosis
Prognosis
• Penanganan yang cepat dan tepat pada kasus-kasus
gizi seperti kwashiorkor, umumnya dapat
memberikan prognosis yang cukup baik.
Penanganan pada stadium yang lanjut,walaupun
dapat meningkatkan kesehatan anak secara umum,
namun ada kemungkinannya untuk memperoleh
gangguan fisik permanen dan gangguan intelektual.
Sedangkan bila penanganan terlambat atau tidak
memperoleh penanganan sama sekali, dapat
berakibat fatal.
Komplikasi
• Shock
• Koma
• Cacat permanen
Pencegahan
• Pencegahannya dapat berupa diet adekuat
dengan jumlah yang tepat dari karbohidrat,
lemak (minimal 10% dari total kalori), dan
protein (12 % dari total kalori). Senantiasa
mengamalkan konsumsi diet yang seimbang
dengan cukup karbohidrat, cukup lemak dan
protein bisa mencegah terjadinya kwashiorkor.
Cont.Pencegahan
• Prinsip dasar penanganan 10 langkah utama (diutamakan
penanganan kegawatan) (5,6)
• PENGOBATAN/PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA
• PENGOBATAN/PENCEGAHAN HIPOTERMIA
• PENGOBATAN/PENCEGAHAN DEHIDRASI
• KOREKSI GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
• PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI
• MULAI PEMBERIAN MAKANAN
• FASILITASI TUMBUH KEJAR
• KOREKSI DEFISIENSI MIKRO NUTRIEN
Cont.pencegahan
• BERIKAN STIMULASI SENSORIK DAN
DUKUNGAN EMOSIONAL
• TINDAK LANJUT DI RUMAH
Daftar pustaka
1. Syarief, Hidayat. Masalah Gizi di Indonesia Avaliable From.
http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.htm. Last Update 26 Juni 2010. [Diakses
Pada Tanggal 11 September 2010].
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Buku
Kuliah ilmu Kesehatan Anak 1, Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta:1985;362-366.
3. Robert M. Kliegman MD, Hal B. Jenson MD, Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15.
EGC, Jakarta; 2000; 1344.
4. Kurang Energi Protein Avaliable From.
http://www.gizi.net/pedoman-gizi/download/ped-tata-kurang-protein-pkm-rt.doc.
Last Update 12 Agustus 2010. [ Diakses Pada Tanggal 11 September 2010].
5. Khanum,sultana. WHO Global Database on Guidelines for the inpatient treatment of
6. Severely malnourished children-World Health Organisation Avaliable from.
http://www.who.int/nutrition/publications/guide_inpatient_text.pdf. Last update 20
03
.[ Diakses Pada Tanggal 17 September 2010].
Terima kasih...
^_^

Anda mungkin juga menyukai