Tugas Pengolahan Signal Digital

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 78

SISTEM TRANSMISI

KECEPATAN TINGGI

Tutun Juhana
KK Teknik Telekomunikasi
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung
Agenda
o The basics
o SDH/SONET
o Macam-macam perangkat transmisi

2
THE BASICS
o Transmisi adalah proses pengangkutan
informasi dari satu titik ke titik lain di
dalam suatu jaringan
o Jarak antar titik bisa sangat jauh
o Bisa ada banyak elemen jaringan yang
terhubung
o Elemen-elemen tersebut dihubungkan
oleh koneksi yang disediakan oleh
sistem transmisi

4
Elemen Sistem Transmisi

o Untuk sistem komunikasi dua arah, maka


pada arah transmisi yang berlawanan
juga diperlukan elemen yang sama

5
Elemen Sistem Transmisi (2)
o Transmitter
o Transmitter mengolah sinyal masukan menjadi sinyal yang sesuai
dengan karakteristik kanal transmisi
o Pengolhan sinyal meliputi encoding dan modulasi
o Transmission Channel
o Kanal transmisi adalah suatu media elektral yang menjembatani
sumber dan tujuan
o Bisa berupa pasangan kabel, coaxial, radio atau serat optik
o Setiap kanal transmisi menyumbangkan sejumlah loss transmisi
atau redaman sehingga daya sinyal akan berkurang seiring
bertambahnya jarak
o Sinyal juga akan terdistorsi akibat perbedaan redaman yang
dialami oleh komponen-komponen frekuensi sinyal yang
berbeda
o Sinyal biasanya terdiri dari banyak komponen frekuensi yang mana
beberapa diantaranya teredam ada juga yang tidak teredam.
Kondisi ini akan menyebabkan perubahan bentuk sinyal (distorsi)
o Receiver
o Penerima mengolah sinyal yang masuk dari kanal transmisi
o Proses pada penerima meliputi penapisan (filtering) untuk
menghilangkan out-of-band noise, penguatan (amplification)
untuk mengkompensasi loss transmisi, ekualisasi (equalizing)
untuk mengkompensasi distorsi), serta demodulasi dan
decoding untuk membalikkan proses yang terjadi di transmiter
o Noise, Distortion, and Interference
o Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi sinyal yang
ditransmisikan
6
Sinyal dan Spektrum
o Sinyal komunikasi merupakan besaran
yang selalu berubah terhadap waktu
o Setiap sinyal dapat dinyatakan di dalam
domain waktu (time domain) maupun
didalam domain frekuensi (frequency
domain)
o Ekspresi sinyal di dalam domain frekuensi
disebut spektrum
o Sinyal di dalam domain waktu merupakan
penjumlahan dari komponen-komponen
spektrum sinusoidal
o Analisa Fourier digunakan untuk
menghubungkan sinyal dalam domain
waktu dengan sinyal di dalam domain
frekuensi

7
Contoh #1
This is baseband transmission
(no modulation involved)

time domain of a pulse


frequency domain of a pulse
o Jika misalnya durasi pulsa adalah T = 1 ms, maka komponen
spektrum yang paling kuat berada di bawah 1 kHz (1/T = 1/1
ms = 1,000 1/s = 1 kHz)
o Dari hasil di atas kita punya rule of thumb bahwa kita dapat
mengirimkan 1.000 pulsa seperti di atas di dalam satu detik
melalui kanal yang bandwidthnya 1 kHz (sama dengan sinyal
biner berkecepatan 1-Kbps).
o Untuk menaikkan kecepatan data (data rate), kita harus
menurunkan durasi pulsa tetapi konsekuensinya lebar
spektrum akan naik sehingga membutuhkan bandwidth yang
lebih lebar.
o Misalnya bila ingin menaikkan data rate menjadi 10 kali lebih
tinggi, maka kita harus menggunakan pulsa yang 10 kali lebih
singkat dan membutuhkan bandwidth yang 10 kali lebih leba 8
Contoh #2

o Contoh di atas menunjukkan sebuah pulsa yang dikirimkan sebagai


frekuensi radio (menggunakan modulasi amplitude shift keying
(ASK))
o Terlihat bahwa spektrum terkonsentrasi pada frekuensi pembawa fc
(bukan pada frekuensi 0 seperti pada contoh sebelumnya)
o Perhatikan bahwa lebar spektrum di sekitar frekuensi pembawa
hanya tergantung pada durasi pulsa T seperti pada contoh
sebelumnya
o Jika data rate kita naikkan (dengan mempersingkat durasi pulsa),
maka spektrum akan melebar sehingga dibutuhkan bandwidth
frekuensi radio yang lebih lebar

9
Esensi dari dua contoh tadi...
o Bandwidth merupakan faktor pembatas utama
untuk transmisi
o Dari dua contoh sebelumnya kita bisa
menyimpulkan adanya hubungan antara data
rate dengan bandwidth yang diperlukan
o Dengan menurunkan data rate kita bisa
menaikkan kapasitas jaringan
o Ingat pada waktu kita membahas speech coding:
“riset di dalam speech coding selalu mencari
teknik coding yang mampu memberikan data rate
yang sekecil mungkin dengan kualitas yang masih
dapat diterima”
o Tujuannya agar jumlah pembicaraan di dalam
jaringan meningkat walaupun kapasitas jaringan
tetap
10
DATA RATE MAKSIMUM
DARI SEBUAH KANAL
TRANSMISI
Symbol Rate (Baud Rate) dan
Bandwidth
o Komunikasi membutuhkan bandwidth
transmisi yang memadai untuk
mengakomodasi adanya spektrum
sinyal; kalau tidak,
akan terjadi distorsi

12
o Kenyataan:
o Setiap kanal komunikasi memiliki
bandwidth yang terbatas
o Semakin tinggi data rate, durasi pulsa
digital yang digunakan akan semakin
pendek
o Semakin pendek durasi pulsa, semakin
lebar bandwidth yang digunakan
o Ketika sebuah sinyal berubah-rubah
dengan cepat (dari sisi waktu),
spektrumnya akan melebar sehingga
kita katakan bahwa sinyal itu memiliki
bandwidth yang lebar
o

13
Ilustrasi
o Misalnya kita masukan sebuah pulsa digital
berdurasi T (T = 1ms) ke dalam suatu kanal
yang memiliki sifat seperti lowpass filter ideal
dengan bandwidth B
Pulsa keluaran yang diharapkan
Pulsa keluaran Jika B=2*1/T
Pulsa keluaran Jika B=1*1/T

Pulsa keluaran Jika B=(1/2)*1/T


Pulsa keluaran Jika B=(1/4)*1/T

Kanal Transmisi
dengan Bandwidth B

14
Esensi dari ilustrasi
o Pulsa keluaran akan semakin terdistorsi
bila bandwidth kanal transmisi semakin
kecil

15
Ilustrasi lain
o Andaikan kita kirim beberapa pulsa digital untuk kasus yang paling
buruk (bandwidth terkecil) dari yang sudah ditunjukkan pada
ilustrasi sebelumnya

Kanal Transmisi
dengan Bandwidth
B = (1/4)*1/T

intersymbol interference (ISI)

oISI akan menyebabkan kesalahan pendeteksian sinyal di penerima


●Bit ‘0’ bisa disangka bit ‘1’ dan sebaliknya

16
Esensi ilustrasi
o Pengiriman sinyal dengan data rate tinggi harus
menggunakan kanal transmisi yang
bandwidthnya lebar
o Supaya efek ISI tidak terasa
o Bandingkan ilustrasi berikut dengan ilustrasi
sebelumnya
Kanal Transmisi
dengan Bandwidth
B = 2*1/T

oISI yang terjadi tidak akan menyebabkan kesalahan deteksi

17
o Pada transmisi baseband, suatu sinyal digital
yang terdiri dari r symbols per detik
memerlukan bandwidth transmisi, B (dalam
satuan Hertz), sebesar :
o B ≥ ρ /2
o Istilah symbol mengacu pada satu sinyal pulsa yang
digunakan untuk mentransmisikan data digital
o Satu symbol belum tentu merepresentasikan 1 bit
data
o Contoh: Pada modulasi QPSK, satu symbol
merepresentasikan 2 bit data digital
o Oleh karena itu jumlah symbol yang dikirimkan per
detik dinyatakan di dalam baud (bukan bit rate)
o Jadi transmisi data dengan kecepatan 1000 baud
(symbol/detik) sama dengan bit rate 2000 bit per
detik bila menggunakan modulasi QPSK
o Dengan demikian, bandwidth yang tersedia
(dalam satuan hertz) menentukan maximum
symbol rate dalam satuan bauds
o Catatan: B merupakan bandwidth teoritis 18
o Hubungan antara bandwidth dengan baud rate (yang sudah kita lihat sebelumnya)
diturunkan menggunakan sifat-sifat pulsa sinc
o Pulsa sinc memiliki zero crossing pada interval 1/(2W)
o Dengan analisa Fourier kita dapat menunjukkan bahwa pulsa sinc tidak memiliki
komponen frekuensi yang lebih tinggi daripada W

Zero crossings

oJika kanal transmisi merupakan lowpass filter ideal


dengan bandwidth lebih tinggi dari W, maka kanal
tersebut akan cocok digunakan bagi pengiriman pulsa
sinc yang memiliki zero crossing pertama pada t =
1/2W tanpa mengalami distorsi
–Bentuk pulsa di keluaran akan tetap karena seluruh
komponen frekuensi di keluaran akan tetap sama
seperti di masukan

19
o Sifat pulsa sinc yang memiliki zero crossing secara
periodik setiap 1/2W (untuk pulsa sinc dengan
komponen frekuensi maksimum W) dapat
dimanfaatkan untuk mengirimkan pulsa berikutnya
tepat pada t = 1/2W

oPulsa sebelumnya (previous pulse) tidak akan berpengaruh kepada


pulsa berikutnya (next pulse) karena nilai previous pulse tepat
sedang nol pada saat t = 1/2W
oDi penerima, penentuan nilai pulsa dilakukan setiap n.1/(2W), dimana
n = ± 1, ± 2, ± 3, ...
o
20
o Dengan skema pengiriman pulsa sinc seperti
yang sudah disampaikan sebelumnya, selang
waktu antar pulsa adalah T = 1/2W, dengan
demikian data rate r = 1/T = 2W
o Bila data rate kita naikkan sedemikian hingga W
→ B, maka selang waktu antar pulsa T →
1/2Β , σ ε η ι ν γ γ α ρ → 1/Τ = 2Β
o Nilai ini memberikan rate maximum teoritis untuk
transmisi symbol sehingga kita dapat katakan
bahwa symbol rate dan bandwidth memiliki
hubungan r ≤ 2B atau B ≥ r/2
o 21
o Dalam kenyataan, tidak ada yang
namanya pulsa sinc itu, sehingga
analisa kita menghasilkan symbol rate
maksimum pada suatu kanal lowpass
o Di dalam kenyataan digunakan pulsa
yang mirip dengan pulsa sinc
o bandwidthnya biasanya 1,5 sampai 2 kali
lebih lebar daripada pulsa sinc

22
Symbol Rate dan Bit Rate
o Dalam komunikasi digital, digunakan
symbol-symbol (berbentuk pulsa)
sebagai representasi informasi
o Bila kita dapat membuat beberapa
symbol dengan amplituda yang
berbeda (masing-masing
merepresentasikan bit-bit yang
dibawanya), maka kita dapat
menaikkan data rate dengan tetap
mempertahankan symbol rate

23
(a) (b)
o Gambar (a) di atas memperlihatkan empat
buah simbol yang masing-masing
digunakan untuk merepresentasikan 2
bit informasi
o Gambar (b) memperlihatkan penggunaan
symbol di dalam mengirimkan deretan
bit 011011000110

24
o Secara umum, jumlah simbol (M) ditentukan
oleh jumlah bit informasi (k) yang
diwakilinya, yaitu:
o M = 2k
o Hubungan antara bit rate dengan jumlah simbol
adalah sbb:
o Bit rate = rb = r log2 M [bps]
o Pada contoh sebelumnya jumlah simbol ada
sebanyak M = 2k = 22 = 4, maka bit rate = rb
= r log2 M = r log2 4 = 2 bps. Maka bila baud
rate adalah 1 kbaud, maka bit rate sama
dengan 2 kbps.
o Ingat log2 2n = n
o Nilai baud rate bisa lebih kecil daripada bit rate
o Jadi dengan baud rate tertentu kita bisa terus
menaikkan bit rate dengan cara menambah
jumlah simbol (dengan kata lain:
memperbanyak jumlah bit yang dibawa oleh
satu simbol)
o 25

Kalau gitu....

Naikin aja terus jumlah bit per
simbol agar bit rate transmisi
sebesar mungkin....

Kalau hanya bandwidth batasannya memang demikian...


Tetapi ada faktor pembatas lain yaitu: Noise.......

26
Level sinyal maksimum
selalu terbatas

Empat level simbol Delapan level simbol

noise

Semakin banyak jumlah simbol, deteksi simbol semakin sulit dilakukan


dan pengaruh noise akan semakin signifikan
(bisa menyebabkan perubahan level simbol)

27
Kapasitas Maksimum Kanal
Transmisi

o Noise menurunkan kualitas komunikasi


analog dan memunculkan error pada
komunikasi digital
o Ukuran noise relatif terhadap sinyal
dinyatakan oleh S/N
o S/N biasanya dinyatakan dalam decibel:
(S/N)dB = 10 log (S/N) [dB]
o

28

Pada tahun 1948,
Claude Shannon
mempublikasikan
suatu kajian mengenai
data rate maksimum
teoritis pada kanal
komunikasi yang
terganggu noise

29
o Dengan mempertimbangkan sekaligus
bandwidth dan noise, Shannon menyatakan
bahwa error-free bit rate (bit rate yang tidak
mengakibatkan error) pada suatu kanal
transmisi tidak dapat melebihi kapasitas
maksimum C
o Secara matematis, C dinyatakan oleh:
o C = B log2(1+S/N)
o Dimana:
o C = Data rate informasi maksimum dalam satuan bit
per detik
o B = bandwidth dalam satuan Hertz
o S = daya sinyal
o N = daya noise
o S/N = Signal-to-noise ratio, dinyatakan dalam
perbandingan daya (bukan dalam dB)
o
30
 Contoh:
 Misalkan suatu kanal transmisi yang bebas noise
memiliki bandwidth 4 kHz. Maka symbol rate
maksimum pada kanal tersebut adalah r ≤ 2B = 8
kbauds
 Artinya, kita dapat mengirimkan sampai 8000 sinyal
(simbol) per detik
 Bila kanal di atas digunakan pada suatu lingkungan
yang mengandung noise dengan S/N sebesar 28
dB (bila dinyatakan dalam bentuk perbandingan
S/N = 102,8 ≈ 631
 Maksimum bit rate menurut Shannon = C
 C = B log2(1 + S/N) = 4.000 log2(632) = 37.2 Kbps
 Agar batas kapasitas kanal tidak terlampaui, maka
jumlah bit persimbol yang diijinkan untuk
ditransmisikan pada kanal di atas adalah 4
Ingat rumus ini:
 Bit rate = r log2 M
Bila kita masukkan hasil perhitungan di atas:
 37,2 kbps = 8 kbauds * log2 2k ; maka jumlah bit
maksimum yang diperbolehkan adalah sebanyak 4 bit per
simbol

31
Line Coding
o Line coding merupakan metoda untuk merubah simbol
dari sumber ke dalam bentuk lain untuk ditransmisikan
o Line coding merubah pesan-pesan digital ke dalam
deretan simbol baru (ini merupakan proses encoding)
o Decoding bekerja kebalikannya yaitu merubah kembali
deretan yang sudah dikodekan (encoded sequence)
menjadi pesan aslinya

oSistem yang menggunakan line coding tetapi tidak melibatkan


modulasi disebut sistem transmisi baseband
oSpektrum hasil pengkodean tetap berada di dalam rentang frekuensi
pesan asli

32
Tujuan Line Coding
o Merekayasa spektrum sinyal digital agar sesuai
dengan medium transmisi yang akan
digunakan
o Dapat dimanfaatkan untuk proses sinkronisasi
antara pengirim dan penerima (sistem tidak
memerlukan jalur terpisah untuk clock)
o Dapat digunakan untuk menghilangkan
komponen DC sinyal (sinyal dengan frekuensi
0)
o Komponen DC tidak mengandung informasi apapun
tetapi menghamburkan daya pancar
o Line coding dapat digunakan untuk menaikkan
data rate
o Beberapa teknik line coding dapat digunakan
untuk pendeteksian kesalahan 33
•Pada contoh di atas, setiap 2 bit data dikodekan ke dalam 4 level simbol
•Jadi bit rate akan menjadi dua kali dari bit baud rate

34
o Berdasarkan level sinyal yang digunakan,
line coding dapat dikatagorikan sbb.:
o Unipolar : menggunakan level +v, 0
o Polar (antipodal) : menggunakan level +v,
-v
o Bipolar (pseudoternary): menggunakan
level +v, 0, -v

35
Line coding yang akan kita
bahas
 NRZ
 RZ
 AMI
 HDB3
 CMI
 Manchester
 Differential Manchester
 B8ZS
 nBmB

36
Non Return to Zero (NRZ)
 Bit “1” dinyatakan oleh “high signal” selama perioda bit
 Bit "0" dinyatakan oleh “low signal” selama perioda bit
 Kelemahan:
 Tidak ada informasi timing di dalam bentuk sinyal
sehingga sinkronisasi bisa hilang bila muncul deretan 0
yang panjang
 Spektrum NRZ mengandung komponen DC
 Varian dari NRZ:
 NRZ-L (Non-Return-to-Zero-Level) : Level konstan selama
perioda bit
 NRZ-I : (Non-Return-to-Zero-Invert on ones): bit “1”
dikodekan dalam bentuk transisi sinyal (dari high-ke-
low atau low-ke-high), sedangkan “0” dikodekan
dengan tidak adanya transisi sinyal
 NRZ-M (Non-Return-to-Zero-Mark): level berubah bila ada
bit “1”
 NRZ-S (Non-Return-to-Zero-Space): level berubah bila
ada bit “0”
 NRZ bisa unipolar maupun polar

37
Unipolar
NRZ-L

Polar
NRZ-L

Unipolar
NRZ-M

Unipolar
NRZ-S

38
Spektrum NRZ
1.2
NRZ
1

0.8
power density

0.6

0.4

0.2

0
1
0

2
0.8

1.2

1.4

1.8
1.6
0.4

0.6
0.2

-0.2
fT

39
Return to Zero (RZ)
 Bit "1" dinyatakan oleh “high signal” selama
setengah perioda bit dan dinyatakan oleh “low
signal” pada seengah perioda bit berikutnya
 Memungkinkan pengambilan informasi clock bila ada
deretan 1 yang panjang
 Kelemahan
 Bandwidht yang diperlukan dua kali NRZ
 Sulit mengambil informasi clock bila ada deretan nol
yang panjang
 Mengandung komponen DC

40
AMI (Alternate Mark Inversion)
•Pseudoternary code
–Bit "0" dinyatakan sebagai level nol
–Bit "1" dinyatakan oleh level positif dan negatif yang
bergantian
•Karakteristik sinyal hasil pengkodean AMI
–Tidak memiliki komponen DC (kelebihan)
–Tidak memecahkan masalah kehilangan
sinkronisasi bila terdapat deretan nol yang
panjang

Polaritas level antara dua buah bit “1” yang berurutan berkebalikan
41
HDB3
 Berbasis kode AMI
 Jumlah nol berurutan yang diperbolehkan maksimum 3
 Ide dasar: mengganti empat nol berurutan menjadi
"000V" atau "B00V"
 "V" adalah pulsa yang menyalahi aturan AMI mengenai
perubahan polaritas yang berurutan
 Aturan penggunaan "000V" atau "B00V" adalah sbb:
 "B00V" digunakan jika sampai pulsa sebelumnya, sinyal
mengandung komponen DC (yaitu jumlah pulsa negatif
dan pulsa positif tidak sama)
 "000V" digunakan jika sampai pulsa sebelumnya
komponen DC adalah nol (jumlah pulsa negatif sama
dengan jumlah pulsa positif
 Polaritas pulsa "B", yang patuh pada aturan AMI, bisa
positif atau negatif dengan tujuan menjamin dua pulsa
V berlawanan polaritas

42
CMI (Coded Mark Inverted)
 Berbasis AMI
 Digunakan pada transmisis kecepatan tinggi
 Bit “1” dikirimkan sesuai dengan aturan AMI yaitu bila ada
dua “1” berurutan maka pulsa yang menyatakan
keduanya harus berbeda polaritas
 Bit “0” dinyatakan oleh pulsa dengan setengah perioda
pulsa pertama dinyatakan oleh tegangan negatif
sedangkan setengah perioda pulsa berikutnya
dinyatakan oleh tegangan positif
 Kode CMI memiliki karakteristik berikut:
 Menghilangkan spektrum sinyal pada frekuensi yang
sangat rendah
 Clock dapat direcovery dengan mudah
 Bandwidth lebih lebar daripada AMI

43
Manchester
 Bit “1” dinyatakan oleh pulsa yang setengah prioda
pertamanya memiliki level high dan setengah
perioda sisanya memiliki level low
 Bit “0” dinyatakan oleh pulsa yang setengah perioda
pertamanya memiliki level low dan setengah
perioda sisanya memiliki level high
 Jadi setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang
berganti level pada pertengahan bit
 Karakteristik Manchester coding:
 Timing recovery mudah
 Bandwidth lebar

1 0 1 0 1 1 1 0 0

44
Differential Manchester
 Setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa
yang berubah level di pertengahan bit
 Bit “1” dikodekan dengan tidak adanya
transisi level di awal bit
 Bit “0” dikodekan dengan adanya transisi
level di awal perioda bit

45
B8ZS
 Berbasis AMI
 Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa
sebelumnya merupakan pulsa positif
maka semua nol itu dikodekan menjadi
000+-0-+
 Jika ada 8 nol berurutan dan pulsa
sebelumnya merupakan pulsa negatif
maka semua nol itu dikodekan menjadi
000-+0+-
 Ada dua pulsa yang melanggar aturan
Data
AMI

46
mBnB
 Memetakan satu blok informasi yang
terdiri dari m bits ke dalam n bits
 n > m ; biasanya n = m+1
 Manchester code dapat dilihat sebagai
kode 1B2B
 4B5B digunakan pada FDDI
 8B10b digunakan pada Gigabit Ethernet
 64B66B digunakan pada 10G Ethernet

47
Untuk mengetahui
komponen DC pada sinyal

48
REGENERATION
 Pada transmisi jarak jauh, daya sinyal
akan teredam sehingga daya yang
sampai di penerima bisa jadi sudah
sedemikian lemah sehingga tidak dapat
dideteksi lagi
 Pada sistem transmisi analog, digunakan
amplifier/repeater untuk menguatkan
sinyal yang sudah lemah
 Amplifier/repeater selain menguatkan
input yang berupa sinyal informasi juga
akan menguatkan sinyal noise
 Pada penggunaan amplifier/repeater yang
berulangkali, efek noise akan
terakumulasikan sehingga perbandingan
Sinyal dengan Noise (S/N) akan semakin
mengecil

50
 Pada sistem transmisi digital, penguatan sinyal
dilakukan menggunakan perangkat yang disebut
regenerator (digital amplifier)
 Suatu regenerator terdiri dari equalizing amplifier,
yang mengkompensasi distorsi dan menapis
(mem-filter) out-of-band noise, serta sebuah
komparator
 Keluaran komparator akan high jika sinyal input lebih
besar daripada Vref , dan akan low jika sinyal input
lebih rendah daripada Vref
 Sebuah regenator juga mengandung rangkaian
pewaktu (timing) yang berfungsi untuk
membangkitkan sinyal clock berdasarkan sinyal
input yang diterima
 D-flip flop digunakan untuk menentukan apakah
sinyal keluaran regenerator high (1) atau low (0)
pada saat sinyal clock berada pada kondisi sisi
naik (rising edge)
 Nilai output akan tetap sampai rising edge berikutnya
 Sinyal hasil regenerasi akan bebas dari noise dan
siap ditransmisikan lagi

51
52
 Jika noise terlalu besar, input terhadap
komparator bisa jadi berada di atas Vref
walaupun sebenarnya sinyal nol yang
sedang dikirimkan
 Akibatnya akan terjadi kesalahan (error)
regenerasi karena yang akan dikeluarkan
regenerator adalah sinyal satu padahal
seharusnya adalah sinyal nol
 Sebaliknya, jika noise terlalu besar, input
terhadap komparator bisa jadi berada
di bawah Vref walaupun sebenarnya
sinyal satu yang sedang dikirimkan
 Akibatnya akan terjadi kesalahan
regenerasi karena yang akan dikeluarkan
regenerator adalah sinyal nol padahal
seharusnya adalah sinyal satu

53
 Frekuensi error tergantung
pada level noise atau
d.k.l tergantung S/N
 Jika diasumsikan bahwa
Pe noise memiliki distribusi
amplituda Gaussian,
maka error rate (bit error
probability) mengikuti
kurva error rate vs S/N
seperti yang terlihat pada
gambar
 Nilai pasti hubungan
antara S/N dengan
BER berbeda-beda
untuk setiap sistem,
tetapi bentuk kurva-
nya serupa
 Perhatikan bahwa BER akan
turun bila S/N semakin
tinggi, sebaliknya BER
akan naik bila S/N
semakin rendah
 Transmisi voice PCM
memerlukan syarat BER
maksimum 10-3 ,
Pe = Probability of bit error = bit error rate (BER) sedangkan transmisi data
memerlukan persyaratan54
SDH DAN SONET
SDH = Synchronous Digital Hierarchy
SONET = Synchronous Optical
Network
Mari kita lihat kembali PDH

 Perhatikan bahwa kecepatan keluaran setiap multiplexing tingkat tinggi adalah


kira-kira lebih dari 4 kali kecepatan sinyal tributary (bukan tepat 4 kali
kecepatan sinyal tributary)
 Contoh: Kecepatan E-2 adalah 8,448 Mbps (ini tidak sama dengan 4x2,048 Mbps)
 Pada keluaran masing-masing multiplexer juga ada informasi batas frame
 Keluaran setiap level merupakan susunan bit interleaved dari setiap sinyal tributary
 Artinya, keluaran setiap hirarki tersusun dari satu bit yang berasal dari tributary 1, satu
bit dari tributary 2, 3 , 4, lalu dari tributary 1 lagi dst.
 Ingat: pada PDH, kecepatan masing-masing sinyal tributary boleh berbeda sedikit
 Oleh karena itu, sebelum dimultiplex, kecepatan masing-masing sinyal tributary
harus disesuaikan agar ketika dimultiplex akan diperoleh kecepatan yang
sesuai pada setiap tingkat
 Penyesuaian kecepatan ini disebut justification atau stuffing
 Justification/stuffing dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah bit justifikasi
kepada setiap tributary
 Pada demultiplexer, bit-bit justifikasi ini dihilangkan sehingga rate tributary asli
dapat kembali diperoleh
 Kondisi yang sama terjadi pada PDH versi Amerika Utara
56
Kelemahan PDH
•Penentuan tributary rate pada proses demultiplexing
harus dilakukan secara bertahap akibat adanya
justification/stuffing
•Akhir tahun 80-an telah banyak terpasang serat optik
yang interface optiknya belum distandardkan
–Para peneliti menyadari bahwa diperlukan adanya standard
baru yang dapat memenuhi kebutuhan masa depan
•Standard Eropa dan Amerika tidak kompatibel
•Interface tergantung pada vendor
•Data rate yang lebih tinggi (di atas 140 Mbps atau 274
Mbps) belum distandardkan
•Untuk memperoleh multiplex orde tinggi diperlukan
banyak perangkat multiplexer

57
● Pada pertengahan tahun 70-an, ANSI mengawali study
mengenai metoda transmisi baru agar penggunaan
jaringan optik dan teknologi digital modern lebih
efisien
● Sistem ini disebut Synchronous Optical NETwork (SONET)
dan untuk digunakan di negara Amerika Serikat
● Pada akhir tahun 80-1n, ITU-T membuat standard sendiri
yang berlaku di seluruh dunia yang disebut
Synchronous Digital Hierarchy (SDH)
● SDH dikembangkan dengan cara mengadopsi SONET lalu
disesuaikan dengan jaringan Eropa
● Beberapa subset dari rekomendasi SDH yang berasal dari
ITU-T dipilih oleh ETSI sebagai standard untuk Eropa
● Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada dua sistem
synchronous optical yang berlaku yaitu SONET di
Amerika Serikat dan SDH di Eropa
● Prinsip kerja SONET dan SDH hampir serupa serta
menggunakan data rate yang sama
● SDH dapat me-multiplex tributary PDH maupun tributary
yang synchronous

58
Synchronous tributaries

Plesiochronous tributaries

59
Skema multiplexing pada SDH
 Aliran data (transmission data streams) pada SDH disebut
synchronous transport modules (STMs)
 Data rate STM merupakan hasil perkalian dari data rate
STM-1 (155.52-Mbps)
 Aliran data dari STM-1 di-byte interleaved dengan aliran
data dari STM-1 yang lain sehingga terbentuk aliran
data yang memiliki data rate lebih tinggi
 Tidak ada penambahan informasi framing
 Byte interleaving artinya, misalnya, sebuah sinyal STM-4
mengandung satu byte (8 bits) yang berasal dari
tributary STM-1 yang pertama, kemudian dari yang
kedua, ketiga, dan keempat lalu balik lagi dari yang
pertama dst.
 Demultiplexer menerima seluruh frame STM-1 secara
independent

60
 Frame STM-1 diulangi 8000 kali per detik, suatu rate
yang sama dengan rate pencuplikan pada PCM
 Hali ini membuat sampel 8-bit speech dapat disimpan
di dalam aliran data 155.52-Mbps
 Bila PCM coding disinkronkan sebagai sumber untuk
sistem SDH, maka proses demultiplex satu kanal
speech dilakukan dengan hanya mengambil 1 byte
dari setiap frame STM-1
 Frame STM-1 mengandung informasi batas frame dan
informasi lainnya serta suatu pointer yang
memberitahu lokasi tributary di dalam frame
 Jika tributary tidak disinkronkan terhadap frame
STM-1, sebuah pointer (berbentuk binary number)
yang diletakkan pada lokasi tertentu di dalam
frame STM-1 akan menunjukkan lokasi dari setiap
tributary
 Dengan melihat nilai pointer ini maka kita dapat
menemukan dengan mudah lokasi sinyal tributary
yang diinginkan
 Ini merupakan keunggulan utama SDH dari PDH yang
memerlukan step-by-step demultiplexing untuk
memisahkan bit-bit informasi dan stuffing di dalam
rangka mendapatkan tributary
61
Data Rate SONET
 Modul dasar SONET disebut synchronous
transport signal level 1 (STS-1)
 STS-1 memiliki kecepatan 51,840 Mbps
 STS-1 dimultiplex secara sinkron dengan STS-1
yang lain untuk memperoleh sinyal dengan
orde lebih tinggi (STS-N)
 Setiap sinyal STS-N memiliki hubungan dengan
sinyal optik yang disebut optical carrier (OC-
N) untuk keperluan transmisi optik
 Sinyal STS-1 terdiri dari beberapa frame
 Durasi frame adalah 125 μs (muncul sebanyak 8000
kali per detik yang juga sama dengan rate
pencuplikan pada PCM)

62
63
MACAM-MACAM PERANGKAT
TRANSMISI
The Transmission Equipments
 Modems
 Terminal Multiplexers
 Add/drop multiplexers
 Digital cross-connect systems
 Regenerators atau intermediate repeaters
 Optical line system
 WDM
 Optical amplifiers
 Microwave Relay System

65
Modems
 Merubah sinyal digital menjadi analog
dan sebaliknya

66
Terminal multiplexers
 Terminal multiplexer (TM) atau
multiplexer (saja) berfungsi untuk
menggabungkan sinyal digital dengan
tujuan memperoleh bit rate yang lebih
tinggi untuk transmisi berkapasitas
tinggi

67
Add/drop multiplexers
 Add/drop multiplexers digunakan untuk
mengambil (drop) beberapa kanal dari
aliran data kecepatan tinggi atau untuk
menyisipkan (add) beberapa kanal ke
dalam aliran data berkecepatan tinggi

68
69
Digital cross-connect systems
 Digital cross-connect (DXC)
merupakan node jaringan yang
mampu menyusun ulang kanal-
kanal yang ada di dalam suatu
aliran
 DXC memungkinkan konfigurasi
terhadap jaringan dilakukan
secara flexible
 Fungsi dasar DXC adalah sama
dengan sentral
 DXC mampu men-switch pada orde
tinggi (tidak hanya orde 64 Kbps
seperti pada sentral biasa)
 DXC bisa jadi mengandung fungsi
redundancy yang dapat secara
otomatis mem-bypass bagian link
transmisi yang rusak
 SDH dan SONET sering
menggunakan topologi ring
untuk mendapatkan keandalan
(reliability) yang lebih tinggi

70
Optical Line Systems
 Optical line systems terdiri dari dua terminal
repeaters pada ujung-ujung serat optik
 Fungsinya untuk merubah sinyal elektrik digital
menjadi sinyal optik dan sebaliknya
 Terminal ini disebut OLT (Optical Line Terminal)

 Sistem ini terintegrasi ke dalam sistem


SONET dan SDH
 Pada PDH, optical line systems merupakan
perangkat yang terpisah dan harus
dihubungkan dengan interface yang sudah
distandardkan

71
 Sistem transmisi optik memancarkan pulsa-pulsa cahaya
ke dalam serat optik
 Pada sistem komunikasi optik dua arah diperlukan dua
buah serat optik (masing-masing satu serat untuk
setiap arah)
 Gambar berikut memperlihatkan posisi OLT pada sistem
komunikasi optik dua arah

72
WDM
 Perkembangan teknologi laser semikonduktor
telah dapat menghasilkan laser dengan
bandwidth yang sempit sehingga beberapa
sinyal optik dengan panjang gelombang yang
berbeda dapat digabungkan ke dalam satu
serat optik yang sama
 Proses multiplexing ini disebut wavelength-
division multiplexing (WDM)
 WDM menggunakan optical coupler untuk
menggabungkan sinyal-sinyal optik (WDM
multiplexer)
 Sedangkan pada WDM demultiplexer digunakan
filter optik untuk memisahkan sinyal-sinyal
optik di penerima
 WDM dapat meningkatkan kapasitas serat mulai
dari 10 sampai 100 kali lipat

73
74
 Teknologi WDM yang mampu
menggabungkan lebih dari 16 panjang
gelombang di dalam satu serat disebut
Dense WDM (DWDM)

75
Optical Amplifiers
 Penguat sinyal optik
 Penguatan di lakukan di dalam domain
optik (tidak ada konversi ke eletrik dulu)

Cahaya yang dipompakan ini mendorong


atom erbium untuk melepaskan energinya

76
Microwave Relay System
 Berfungsi untuk merubah sinyal digital
menjadi gelombang radio dan
sebaliknya
 Biasanya bekerja pada rentang frekuensi
1 sampai 40 GHz
 Memerlukan transmisi yang line-of-sight
 Pada frekuensi tinggi, kondisi cuaca
mempengaruhi redaman dan kualitas
transmisi
 Mengakibatkan terbatasnya frekuensi yang
dapat digunakan serta membatasi jarak
transmisi
77
78

Anda mungkin juga menyukai