Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

INDUKTANSMETER DIGITAL BERPENAMPILAN LCD


MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PIC 16F84

BIDANG KEGIATAN:
PKM-AI

Diusulkan Oleh:

Yuda Agung M.W. (NIM : 08.04.2348) Angkatan : 2008


Verryanto Sandewa (NIM : 08.04.2341) Angkatan : 2008
Hendra Pranowo (NIM : 05.04.2254) Angkatan : 2005

INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND


YOGYAKARTA
2009
HALAMAN PENGESAHAN USUL PKM-AI

1. Judul Kegiatan : Induktansmeter Digital Berpenampilan LCD


Menggunakan Mikrokontroler PIC 16F84

2. Bidang Kegiatan : PKM-AI


3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Yuda Agung Marsudi Wibowo
b. NIM : 08.04.2348
c. Jurusan : Teknik Elektro
d. Perguruan Tinggi : Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta
e. Alamat Rumah : Jln. Tukangan, Tegal Kemuning, Yogyakarta
f. No. Telp/HP : 081227202299

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang


5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Muhammad Andang Novianta, ST., MT.
b. NIP : 03.1169.584.E
c. Alamat Rumah : Cabakan Asri No. 12B, Sleman, Yogyakarta
d. No Telepon/HP : 0811258943

Yogyakarta, 25 Maret 2009


Menyetujui
Ketua Jurusan Teknik Elektro Ketua Pelaksana Kegiatan

(Ir. Gatot Santoso, MT) (Yuda Agung Marsudi Wibowo)


NIK. 94.0865.494.E NIM. 08.04.2348

Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Ir. Miftahussalam, MT.) (M. Andang Novianta, ST., MT.)


NIK. 87.0254.317.E NIK. 03.1169.584.E

ii
BIODATA ANGGOTA PELAKSANA KEGIATAN

Ketua Pelaksana Kegiatan


a) Nama : Yuda Agung M.W.
b) Jenis Kelamin : Laki-laki
c) NIM : 08.04.2348
d) Tempat & tanggal lahir : Balikpapan, 15 Januari 1991
e) Alamat : Jln.Tukangan, Tegal Kemuning, Yogyakarta
f) Agama : Islam
g) Hobby : Renang
h) No Telp : 081227202299

Anggota Pelaksana Kegiatan


1) Anggota I:
a) Nama : Verryanto Sandewa
b) Jenis Kelamin : Laki-laki
c) NIM : 08.04.2341
d) Tempat & tanggal lahir : Palu, 24 Februari 1990
e) Alamat : Jl. Glagahsari Gg.Anyelir,Yogya
f) Agama : Kristen
g) Hobby : Membaca
h) No Telp : 085241037090

2) Anggota II:
a) Nama : Hendra Pranowo
b) Jenis Kelamin : Laki-laki
c) NIM : 05.04.2254
d) Tempat & tanggal lahir : Sulawesi Tenggara, 24 Oktober 1986
e) Alamat : Tegal Catak, UH4/667A. Umbul Harjo,
Yogyakarta
f) Agama : Islam
g) Hobby : Berolahraga
h) No Telp : 081330307131

iii
1

INDUKTANSMETER DIGITAL BERPENAMPILAN LCD


MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER PIC 16F84

Yuda Agung M.W, Verryanto Sandewa, Hendra Pranowo


Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Kampus ISTA Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta
Telp 0274-563029, Fax 0274-563847.

Abstrak
Didalam dunia elektronika kita sering menjumpai suatu alat elektronik
menggunakan suatu lilitan atau kumparan apalagi pada dunia telekomunikasi.
Akan tetapi pembuatan induktor akan sangat sulit bila kita hanya mengandalkan
perhitungan secara matematik dengan hanya diketahui diameter lilitan, diameter
kawat email, dan panjang lilitan. Hasil dari perhitungan itu pun masih banyak
mengalami kesalahan yang diakibatkan dari kerapatan lilitan dari induktor, hal
itu akan menyebabkan hasil dari induktans dari induktor berbeda dari
perhitungan dan kenyataan.
Oleh karena itu diciptakan suatu alat yang dapat mengukur induktans
suatu induktor dalam satuan Henry agar dapat mempermudah dalam pembuatan
suatu induktor yang lebih presisi dan sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Alat ukur digital ini akan menunjukkan besaran yang diukur dalam bentuk
angka. Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh
penunjukan langsung dengan angka dari besaran yang diukur, dan titik desimal
ditunjukkan pula secara langsung untuk memudahkan pengukurannya.

Kata-kata kunci : induktans, alat ukur digital, mikrokontroler

PENDAHULUAN
Elektronika telah menjadi kunci kemajuan hampir pada semua bidang
kehidupan yang mencakup bidang teknis dan non-teknis. Sebagai suatu bidang
keilmuwan, elektronika mengembangkan metode dan bahan sehingga
menghasilkan metode dan alat baru. Pada perkembangannya bahan atau perangkat
elektronika telah menjadi bersifat-keras dan lunak. Sinergi kedua perangkat
tersebut membuat alat elektronika pada saat ini seolah-olah memiliki kecerdasan.
Dua unsur kecerdasan secara umum adalah kemampuan mengingat dan
mengolah. Dengan perangkat lunak, dua unsur tersebut dapat dilakukan oleh
mikrokontroller, dengan bagian-bagian yang ada didalamnya, mikrokontroller
dapat berfungsi sebagaimana komputer mini.
Pemanfaatan mikrokontroller sebagai suatu sistem atau bagian suatu
sistem telah menyederhanakan design rangkaian digital dan mengurangi
pemakaian komponen. Sedangkan pada aplikasi kontrol, pemakaian
mikrokontroller dapat menyederhanakan design kontrol analog, dan membuat
peralatan menjadi lebih memenuhi tuntutan kemudahan dalam pemakaian.
2

Pada aplikasi pengukuran, pemakaian mikrokontroller dapat diterapkan


sebagai pengolah data dan pengatur proses tampilan apabila digunakan penampil,
dan penampil berperan sebagai visualisasi hasil pengukuran.
Permasalahan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui suatu besaran
nilai induktans serta pengaruh medan magnet dengan menggunakan
mikrokontroler (unit pengendali).
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang dan
membuat alat ukur untuk besaran induktans dengan berbagai macam jenis
induktor, jangkauan pengukuran dalam satuan Henry dan pengaruh medan magnet
terhadap kinerja alat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan suatu bentuk desain alat
ukur induktansmeter digital yang lebih presisi, lebih praktis, hemat pemakaian
listrik, serta mampu mempermudah dalam penggunaan untuk mengetahui nilai
induktans suatu induktor. Dengan keunggulan ini diharapkan biaya pembuatan
alat ukur induktansmeter ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan desain sistem
yang serupa.
Eny Yuliana (2006) pembuatan alat ukur induktansi dan kapasitansi meter
dengan display jarum penunjuk adalah dengan metode literature dan uji
laboratories. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan membandingkan ketepatan antara alat yang dibuat dengan alat ukur RLC
Digital Impedance Meter, produksi Chen Hwa Sintek, no seri 780180 dengan
toleransi ketelitian antara ±1% sampai ±2% sebagai alat ukur pembanding.
Untuk ratio kesalahan dapat dicari dengan rumus 0 = M-T, Dengan 0 = ratio
kesalahan, M = harga yang didapat dari pengukuran, T = harga sebenarnya dari
kebesaran yang diukur. Kesimpulan dari alat tersebut adalah menghasilkan suatu
alat ukur induktansi dan kapasitansi meter dengan tampilan jarum penunjuk pada
VU meter yang menggunakan asas kumparan putar.

Self-Induced

Tegangan emf akan menjadi penting saat perubahan arusnya fluktuatif.


Efek emf menjadi signifikan pada sebuah induktor, karena perubahan arus yang
melewati tiap lilitan akan saling menginduksi. Ini yang dimaksud dengan self-
induced. Secara matematis induktans pada suatu induktor dengan jumlah lilitan
sebanyak N adalah akumulasi fluks magnetik untuk tiap arus yang melewatinya:

L= (1)
i

Gambar 1. Induktor Selenoid

Fungsi utama dari induktor pada suatu rangkaian adalah untuk melawan
fluktuasi arus yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian DC salah satunya
adalah untuk menghasilkan tegangan DC yang konstan terhadap fluktuasi beban
3

arus. Pada aplikasi rangkaian AC, salah satu gunanya adalah untuk meredam
perubahan fluktuasi arus yang tidak dinginkan. Akan lebih banyak lagi fungsi
induktor yang bisa diaplikasikan pada rangkaian tapis, tuner, dan sebagainya.
Dari pemahaman fisika, elektron yang bergerak akan menimbulkan medan
elektrik disekitarnya. Berbagai bentuk kumparan, persegi empat, setengah
lingkaran ataupun lingkaran penuh, jika dialiri elektrik akan menghasilkan medan
elektrik yang berbeda. Kakimpang induktor biasanya berbentuk lingkaran,
sehingga diketahui besar medan elektrik di titik tengah lingkaran adalah:
B = µ µ0 i n (2)
Jika dikembangkan, n adalah jumlah lilitan relatif terhadap panjang
induktor (l). Secara matematis lilitan per-meter ditulis:
N
n= (3)
l
Lalu (i) adalah besar arus melewati induktor tersebut. Ada simbol m yang
dinamakan permeabilitas dan mo yang disebut permeabilitas udara vakum. Besar
permeabilitas (m) tergantung dari bahan inti (core) dari induktor. Untuk induktor
tanpa inti (air winding) m = 1.
Jika rumus-rumus diatas disubsitusikan maka rumus induktans dapat
ditulis menjadi:
µµ 0 N 2 A
L= (4)
l

Gambar 2. Induktor Selenoida dengan Inti (Core)


Keterangan:
L adalah induktans dalam H (Henry)
M adalah permeabilitas inti (core)
mo adalah permeabilitas udara vakum (mo= 4p x 10-7)
N adalah jumlah lilitan induktor
A adalah luas kakimpang induktor (m2)
l adalah panjang induktor (m)
Rumus inilah untuk menghitung nilai induktans dari sebuah induktor.
Tentu saja rumus ini bisa dibolak-balik untuk menghitung jumlah lilitan induktor
jika nilai induktansnya sudah ditentukan.

Toroid

Ada satu jenis induktor yang kenal dengan nama toroid. Jika biasanya
induktor berbentuk silinder memanjang, maka toroid berbentuk lingkaran.
Biasanya selalu menggunakan inti besi (core) yang juga berbentuk lingkaran
seperti kue donat.
4

Gambar 3. Toroid
Jika jari-jari toroid adalah r, yaitu jari-jari lingkar luar dikurang jari-jari
lingkar dalam. Maka panjang induktor efektif adalah kira-kira:
l=2πr (5)
Dengan demikian untuk induktans toroida besar (L) adalah:
µµ 0 N 2 A
L= (6)
2π r
Salah satu keuntungan induktor berbentuk toroid, adalah induktor dapat
dengan induktans yang lebih besar dan dimensi yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan induktor berbentuk silinder. Juga karena toroid umumnya
menggunakan inti (core) yang melingkar, maka medan induksinya tertutup dan
relatif tidak menginduksi komponen lain yang berdekatan di dalam satu pcb.

Ferit dan Permeabilitas

Besi lunak banyak digunakan sebagai inti (core) dari induktor yang
disebut ferit. Ada bermacam-macam bahan ferit yang disebut feromagnetik.
Bahan dasarnya adalah bubuk besi oksida yang disebut juga iron powder. Ada
juga ferit yang dicampur dengan bahan bubuk lain seperti nickle, manganase, zinc
(seng) dan mangnesium. Melalui proses yang dinamakan kalsinasi yaitu dengan
pemanasan tinggi dan tekanan tinggi, bubuk campuran tersebut dibuat menjadi
komposisi yang padat. Proses pembuatannya sama seperti membuat keramik.
Oleh sebab itu ferit ini sebenarnya adalah keramik.
Ferit yang sering dijumpai ada yang memiliki m = 1 sampai m = 15.000.
Dapat dipahami penggunaan ferit dimaksudkan untuk mendapatkan nilai
induktans yang lebih besar relatif terhadap jumlah lilitan yang lebih sedikit serta
dimensi induktor yang lebih kecil. Penggunaan ferit juga disesuaikan dengan
frekuensi kerjanya. Karena beberapa ferit akan optimum jika bekerja pada selang
frekuensi tertentu.

Mikrokontroller PIC16F84

Mikroprosesor umumnya didesain berdasarkan arsitektur von Neumann, dimana


program dan data disimpan dalam memori yang sama. Mikrokontroler PIC
5

16F84A merupakan mikrokontroler dari keluarga PICmicro buatan Microchip Inc


dan merupakan mikrokontroler 8 bit dengan arsitektur Harvard. Adanya arsitektur
Harvard memungkinkan program dan data disimpan dalam memori yang berbeda
dan ini akan membuat kerja mikrokontroler lebih efisien dan perintah yang
dimiliki lebih sedikit. Instruksi yang dimiliki oleh mikrokontroler PIC16F84A
hanya 35 buah, sehingga mikrokontroler ini termasuk dalam golongan RISC
(Reduced Instruction Set Computer). Mikrokontroler RISC melaksanakan perintah
lebih cepat daripada alat CISC (Complex Instruction Set Computer). Gambar 4
melukiskan perbedaan antara arsitektur Harvard dan arsitektur von Neumann.

Gambar 4. Arsitektur Mikrokontroler dan Mikroprosesor


a). Arsitektur Harvard b). Arsitektur von Neuman

METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah suatu alat ukur yang berguna sebagai
bantuan dalam pembuatan suatu induktor, yaitu sebagai penampil dari hasil
pengukuran. Gambar perancangan ini secara garis besar diperlihatkan pada
Gambar 5.

 
Gambar 5. Deskripsi Umum Perancangan
Alat dalam penelitian ini pada prinsipnya terdiri atas komparator tegangan
yang berfungsi sebagai pembanding tegangan dari input masukan berupa tegangan
yang diukur dan tegangan referensi lalu memberikan data tersebut ke
mikrokontroller PIC16F84 untuk dihitung berapa nilai induktans dari induktor
yang diukur dan menampilkannya pada LCD 1x16 sebagai unit penampil.

Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Rancangan suatu sistem yang akan diimplementasikan dalam bentuk


perangkat keras dapat dibuat melalui proses berikut ini:
6

a. Pembuatan desain (Design Entry). Desain dibuat dalam bentuk skematik


(gambar) atau dalam bentuk teks dengan bantuan perangkat lunak komputer.
b. Pemetaan, penempatan dan routing DESAIN (Mapping, placing and routing),
yaitu pemetaan komponen, penempatan pin dan routing pembuatan jalur-jalur
koneksi desain.
c. Implementasi desain (Design Implementation), yaitu mengimplementasikan
rancangan dalam bentuk perangkat-keras.
Secara garis besar aplikasi mikrokontroller PIC16F84 sebagai alat
pengukuran induktansi suatu induktor dan hasil pengukuran ini tersusun atas
beberapa rangkaian utama, yaitu: rangkaian penurun tegangan, rangkaian base
oscillator, comparator, relay interface, dan rangkaian mikrokontroler.

Perancangan Unit Catu Daya

Catu daya yang digunakan hanya menggunakan satu buah baterai 9 volt
karena rangkaian ini hanya membutuhkan arus yang sangat kecil dan tegangan
yang kecil pula. Untuk penurunan tegangan dengan mudah dari baterai +9 ke +5
volt digunakan IC Regulator 7805 sebagai regulator tegangan +5 volt dan sebagai
penstabil dan perata tegangan.

Perancangan Base Oscilator

Rangkaian Base Oscilator menggunakan prinsip rangkaian LC paralel


yang akan beresonansi jika menyentuh titik jenuh tegangan yang melalui tangki
LC.

Gambar 6. Rangkaian Base Oscillator

Perancangan Comparator

Rangkaian comparator berfungsi untuk membandingkan tegangan


referensi dengan tegangan masukan dari base oscilator. R1 dan R2 yang diparalel
membuat tegangan pada inverting LM 311 = ½ Vcc dan berfungsi untuk
membatasi level masukan yang terbaca hanya diatas 2,5 volt. Elco (C3) berfungsi
sebagai converting kemudi penyama impedansi antara keluaran base oscilator
dengan masukan comparator. Resistor (R3) berfungsi sebagai resistor penguatan
dengan umpan balik positif (non inverting). Resistor (R5) dan kapasitor (C4)
berfungsi sebagai tegangan referensi yang membentuk osilator sampling. Resistor
(R4) berfungsi sebagai Pull Up tegangan minimal. R6 berfungsi sebagai driver
untuk mengurangi level tegangan ke mikrokontroller.
7

Gambar 7. Rangakaian Comparator tegangan

Relay Interface

Relay interface berfungsi sebagai penguat level masukan agar kuat


menggangkat beban relay. Prinsip dasar rangkaian ini terletak pada transistor PNP
yaitu apabila setiap basis mendapatkan level rendah (0) maka transistor akan
mengalirkan tegangan dari kolektor ke emiter dan akan mengangkat beban relay.
Hal ini relay dapat dialiri tegangan dari emitor sehingga relay aktif dari NC ke
NO.

Gambar 8. Rangkaian Relay Interface


Resistor (R9) berfungsi sebagai pembangit arus yang akan masuk ke basis agar
transistor dapat bekerja.

Mikrokontroller

Rangkaian mikrokontroller disini berfungsi sebagai tempat perhitungan


dari perbandingan tegangan referensi dan tegangan pengukuran untuk
mendapatkan nilai induktans yang diukur dan menampilkan hasil pengukuran ke
dalam LCD display.
Port B0-B3 merupakan port pengiriman data ke LCD yaitu sebanyak 4-
bit. Port A2 dan A3 masing masing berfungsi sebagai read write dan enable
signal. Resistor Variabel (RV1) berfungsi sebagai pengatur kontras LCD. Resistor
8

R8 berfungsi sebagai pengatur arus yang melewati LED Backlight agar cahaya
dari LED tidak terlalu terang yang dapat menyebabkan LED cepat mati dan
tulisan pada LCD tidak jelas atau kabur. MLCR berfungsi untuk menerima
perintah pengkalibrasian alat sebelum digunakan pengukuran. Port A1 berfungsi
untuk mengeksekusi perintah pengkalibrasian ke beban transistor untuk mendriver
relay.

Gambar 9. Rangkaian Sistem Mikroprosesor Pengendali

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengujian yang telah dilakukan sebanyak 10 kali percobaan, cara
pengujian induktans meter dengan membandingkan nilai hasil perhitungan, nilai
hasil pengukuran dengan LCR meter dan dengan nilai hasil pengujian alat yang
telah dibuat, dilakukan sebanyak 10 kali percobaan.

Tabel 1. Data Perhitungan Induktor dengan Diameter Lilitan 22 mm


Panjang Induktor Banyaknya
No. Diameter Email Induktans (µH)
(cm) Lilitan
1. 0,3 1,29 43 38,269
2. 0,3 1,62 54 52,723
3. 0,3 1,92 64 66,223
4. 0,3 2,25 75 81,927
5. 0,3 2,52 84 94,864
6. 0,3 2,72 91 105,048
7. 0,3 2,97 99 116,795

Tabel 2. Data Pengukuran Induktor dengan LCR Meter Diameter


Lilitan 22 mm
Panjang
No. Diameter Email Induktans (µH)
Induktor (cm)
1. 0,3 1,29 29,9
2. 0,3 1,62 39,8
3. 0,3 1,92 48,5
4. 0,3 2,25 61,3
5. 0,3 2,52 68,2
6. 0,3 2,72 80,0
7. 0,3 2,97 87,8
9

Tabel 3. Data Pengukuran Induktor dengan Induktansmeter yang Telah


Dibuat Berdiameter Lilitan 22 mm
Panjang
No. Diameter Email Induktans (µH)
Induktor (cm)
1. 0,3 1,29 30,364
2. 0,3 1,62 40,51
3. 0,3 1,92 48,995
4. 0,3 2,25 61,72
5. 0,3 2,52 67,805
6. 0,3 2,72 80,226
7. 0,3 2,97 87,969

KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan pengujian terhadap desain rangkaian dan kinerja
alat Induktansmeter Digital Berpenampil LCD Dengan Mikroprosesor PIC16F84,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Sebagai sistem pengukur induktans, alat mampu mengukur induktor dengan
kesalahan error rata-rata 0.87% dari standart internasional 5%.
2) Kinerja dari alat ini sangat dipengaruhi oleh panjang kawat dan diameter
kawat serta diameter pipa PVC yang digunakan.
3) Parameter keberhasilan pengujian lebih dititikberatkan pada besaran selisih
(error) alat terhadap LCR meter, tidak pada hasil perhitungan. Hal ini
disebabkan, karena lilitan dibuat secara manual dan besar nilai permeabilitas
bahan hanya berdasarkan data dalam buku. Tidak diukur secara langsung,
sehingga hasil perhitungan meleset jauh dari pengukuran meter
4) Induktansmeter digital hanya mengunakan catudaya baterai karena pengunaan
tegangan dan arus sangat kecil sehingga lebih portable.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, K.F. dan Insap Santosa., , Teknik Digital, Penerbit ANDI,


Yogyakarta, 1996.

Malik Moh. Ibnu, Belajar Mikrokontroler PIC 16F84, Gava Media, Yogyakarta,
2003.

Malvino Albert P, dan Donald Leach., Prinsip-prinsip dan Penerapan Digital,


Erlangga, Jakarta, 1994.

Widodo Thomas Sri, Elektronika Dasar, Salemba Teknika, Jakarta, 2002.

Wasito S., Vademikum Elektronika Edisi Kedua, PT Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta, 2001.

Yuliana, Eny, Rancang Bangun Alat Ukur Induktans dan Kapasitansi Meter,
Semarang, 2006.
10

LAMPIRAN

Gambar Alat Induktansmeter Digital Berpenampil LCD Menggunakan


Mikrokontroller PIC 16F84

Anda mungkin juga menyukai