BIDANG KEGIATAN:
PKM-AI
Diusulkan Oleh:
ii
BIODATA ANGGOTA PELAKSANA KEGIATAN
2) Anggota II:
a) Nama : Hendra Pranowo
b) Jenis Kelamin : Laki-laki
c) NIM : 05.04.2254
d) Tempat & tanggal lahir : Sulawesi Tenggara, 24 Oktober 1986
e) Alamat : Tegal Catak, UH4/667A. Umbul Harjo,
Yogyakarta
f) Agama : Islam
g) Hobby : Berolahraga
h) No Telp : 081330307131
iii
1
Abstrak
Didalam dunia elektronika kita sering menjumpai suatu alat elektronik
menggunakan suatu lilitan atau kumparan apalagi pada dunia telekomunikasi.
Akan tetapi pembuatan induktor akan sangat sulit bila kita hanya mengandalkan
perhitungan secara matematik dengan hanya diketahui diameter lilitan, diameter
kawat email, dan panjang lilitan. Hasil dari perhitungan itu pun masih banyak
mengalami kesalahan yang diakibatkan dari kerapatan lilitan dari induktor, hal
itu akan menyebabkan hasil dari induktans dari induktor berbeda dari
perhitungan dan kenyataan.
Oleh karena itu diciptakan suatu alat yang dapat mengukur induktans
suatu induktor dalam satuan Henry agar dapat mempermudah dalam pembuatan
suatu induktor yang lebih presisi dan sesuai dengan hasil yang diinginkan.
Alat ukur digital ini akan menunjukkan besaran yang diukur dalam bentuk
angka. Dengan alat ukur digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh
penunjukan langsung dengan angka dari besaran yang diukur, dan titik desimal
ditunjukkan pula secara langsung untuk memudahkan pengukurannya.
PENDAHULUAN
Elektronika telah menjadi kunci kemajuan hampir pada semua bidang
kehidupan yang mencakup bidang teknis dan non-teknis. Sebagai suatu bidang
keilmuwan, elektronika mengembangkan metode dan bahan sehingga
menghasilkan metode dan alat baru. Pada perkembangannya bahan atau perangkat
elektronika telah menjadi bersifat-keras dan lunak. Sinergi kedua perangkat
tersebut membuat alat elektronika pada saat ini seolah-olah memiliki kecerdasan.
Dua unsur kecerdasan secara umum adalah kemampuan mengingat dan
mengolah. Dengan perangkat lunak, dua unsur tersebut dapat dilakukan oleh
mikrokontroller, dengan bagian-bagian yang ada didalamnya, mikrokontroller
dapat berfungsi sebagaimana komputer mini.
Pemanfaatan mikrokontroller sebagai suatu sistem atau bagian suatu
sistem telah menyederhanakan design rangkaian digital dan mengurangi
pemakaian komponen. Sedangkan pada aplikasi kontrol, pemakaian
mikrokontroller dapat menyederhanakan design kontrol analog, dan membuat
peralatan menjadi lebih memenuhi tuntutan kemudahan dalam pemakaian.
2
Self-Induced
Fungsi utama dari induktor pada suatu rangkaian adalah untuk melawan
fluktuasi arus yang melewatinya. Aplikasinya pada rangkaian DC salah satunya
adalah untuk menghasilkan tegangan DC yang konstan terhadap fluktuasi beban
3
arus. Pada aplikasi rangkaian AC, salah satu gunanya adalah untuk meredam
perubahan fluktuasi arus yang tidak dinginkan. Akan lebih banyak lagi fungsi
induktor yang bisa diaplikasikan pada rangkaian tapis, tuner, dan sebagainya.
Dari pemahaman fisika, elektron yang bergerak akan menimbulkan medan
elektrik disekitarnya. Berbagai bentuk kumparan, persegi empat, setengah
lingkaran ataupun lingkaran penuh, jika dialiri elektrik akan menghasilkan medan
elektrik yang berbeda. Kakimpang induktor biasanya berbentuk lingkaran,
sehingga diketahui besar medan elektrik di titik tengah lingkaran adalah:
B = µ µ0 i n (2)
Jika dikembangkan, n adalah jumlah lilitan relatif terhadap panjang
induktor (l). Secara matematis lilitan per-meter ditulis:
N
n= (3)
l
Lalu (i) adalah besar arus melewati induktor tersebut. Ada simbol m yang
dinamakan permeabilitas dan mo yang disebut permeabilitas udara vakum. Besar
permeabilitas (m) tergantung dari bahan inti (core) dari induktor. Untuk induktor
tanpa inti (air winding) m = 1.
Jika rumus-rumus diatas disubsitusikan maka rumus induktans dapat
ditulis menjadi:
µµ 0 N 2 A
L= (4)
l
Toroid
Ada satu jenis induktor yang kenal dengan nama toroid. Jika biasanya
induktor berbentuk silinder memanjang, maka toroid berbentuk lingkaran.
Biasanya selalu menggunakan inti besi (core) yang juga berbentuk lingkaran
seperti kue donat.
4
Gambar 3. Toroid
Jika jari-jari toroid adalah r, yaitu jari-jari lingkar luar dikurang jari-jari
lingkar dalam. Maka panjang induktor efektif adalah kira-kira:
l=2πr (5)
Dengan demikian untuk induktans toroida besar (L) adalah:
µµ 0 N 2 A
L= (6)
2π r
Salah satu keuntungan induktor berbentuk toroid, adalah induktor dapat
dengan induktans yang lebih besar dan dimensi yang relatif lebih kecil
dibandingkan dengan induktor berbentuk silinder. Juga karena toroid umumnya
menggunakan inti (core) yang melingkar, maka medan induksinya tertutup dan
relatif tidak menginduksi komponen lain yang berdekatan di dalam satu pcb.
Besi lunak banyak digunakan sebagai inti (core) dari induktor yang
disebut ferit. Ada bermacam-macam bahan ferit yang disebut feromagnetik.
Bahan dasarnya adalah bubuk besi oksida yang disebut juga iron powder. Ada
juga ferit yang dicampur dengan bahan bubuk lain seperti nickle, manganase, zinc
(seng) dan mangnesium. Melalui proses yang dinamakan kalsinasi yaitu dengan
pemanasan tinggi dan tekanan tinggi, bubuk campuran tersebut dibuat menjadi
komposisi yang padat. Proses pembuatannya sama seperti membuat keramik.
Oleh sebab itu ferit ini sebenarnya adalah keramik.
Ferit yang sering dijumpai ada yang memiliki m = 1 sampai m = 15.000.
Dapat dipahami penggunaan ferit dimaksudkan untuk mendapatkan nilai
induktans yang lebih besar relatif terhadap jumlah lilitan yang lebih sedikit serta
dimensi induktor yang lebih kecil. Penggunaan ferit juga disesuaikan dengan
frekuensi kerjanya. Karena beberapa ferit akan optimum jika bekerja pada selang
frekuensi tertentu.
Mikrokontroller PIC16F84
METODE PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah suatu alat ukur yang berguna sebagai
bantuan dalam pembuatan suatu induktor, yaitu sebagai penampil dari hasil
pengukuran. Gambar perancangan ini secara garis besar diperlihatkan pada
Gambar 5.
Gambar 5. Deskripsi Umum Perancangan
Alat dalam penelitian ini pada prinsipnya terdiri atas komparator tegangan
yang berfungsi sebagai pembanding tegangan dari input masukan berupa tegangan
yang diukur dan tegangan referensi lalu memberikan data tersebut ke
mikrokontroller PIC16F84 untuk dihitung berapa nilai induktans dari induktor
yang diukur dan menampilkannya pada LCD 1x16 sebagai unit penampil.
Catu daya yang digunakan hanya menggunakan satu buah baterai 9 volt
karena rangkaian ini hanya membutuhkan arus yang sangat kecil dan tegangan
yang kecil pula. Untuk penurunan tegangan dengan mudah dari baterai +9 ke +5
volt digunakan IC Regulator 7805 sebagai regulator tegangan +5 volt dan sebagai
penstabil dan perata tegangan.
Perancangan Comparator
Relay Interface
Mikrokontroller
R8 berfungsi sebagai pengatur arus yang melewati LED Backlight agar cahaya
dari LED tidak terlalu terang yang dapat menyebabkan LED cepat mati dan
tulisan pada LCD tidak jelas atau kabur. MLCR berfungsi untuk menerima
perintah pengkalibrasian alat sebelum digunakan pengukuran. Port A1 berfungsi
untuk mengeksekusi perintah pengkalibrasian ke beban transistor untuk mendriver
relay.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan pengujian terhadap desain rangkaian dan kinerja
alat Induktansmeter Digital Berpenampil LCD Dengan Mikroprosesor PIC16F84,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Sebagai sistem pengukur induktans, alat mampu mengukur induktor dengan
kesalahan error rata-rata 0.87% dari standart internasional 5%.
2) Kinerja dari alat ini sangat dipengaruhi oleh panjang kawat dan diameter
kawat serta diameter pipa PVC yang digunakan.
3) Parameter keberhasilan pengujian lebih dititikberatkan pada besaran selisih
(error) alat terhadap LCR meter, tidak pada hasil perhitungan. Hal ini
disebabkan, karena lilitan dibuat secara manual dan besar nilai permeabilitas
bahan hanya berdasarkan data dalam buku. Tidak diukur secara langsung,
sehingga hasil perhitungan meleset jauh dari pengukuran meter
4) Induktansmeter digital hanya mengunakan catudaya baterai karena pengunaan
tegangan dan arus sangat kecil sehingga lebih portable.
DAFTAR PUSTAKA
Malik Moh. Ibnu, Belajar Mikrokontroler PIC 16F84, Gava Media, Yogyakarta,
2003.
Yuliana, Eny, Rancang Bangun Alat Ukur Induktans dan Kapasitansi Meter,
Semarang, 2006.
10
LAMPIRAN