Anda di halaman 1dari 40

http://id.wikipedia.

org/wiki/Gempa_bumi
Gempa bumi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Pusat-pusat gempa di seluruh dunia pada tahun 1963-1998.

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi
biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga
digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi
kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi
karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Tipe gempa bumi


 2 Penyebab terjadinya gempa bumi
 3 Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21
 4 Referensi
 5 Pranala luar

[sunting] Tipe gempa bumi


1. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di
sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik,
yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai
kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak
menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh
perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan
oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic
plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan
batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di
lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan
bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa
tektonik.

.Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni
mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi.
Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat
untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan,
yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah
seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54
WIB,

1. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau
asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang terjadi
2. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun
pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
3. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.

Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia


Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.

[sunting] Penyebab terjadinya gempa bumi


Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang
sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga)
juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi

[sunting] Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan


21
 15 juni 2010 gempa 10,2 guncang bandung

gempa 7,1 guncang biak city di indonesia * gempa 2,9 getarkan lembang* 7 April 2010,
Gempa bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera bagian Utara lainnya berpusat
60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkan tsunami, menimbulkan kerusakan fisik di
beberapa daerah, belum ada informasi korban jiwa.

 27 Februari 2010, Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang tewas
(data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang
menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara
kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah.
 12 Januari 2010, Gempa bumi Haiti dengan episenter dekat kota Léogâne 7,0 Skala
Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban meninggal 230.000 orang,
luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat tinggal.
 30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang
berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter
(BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-
Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan
terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya,
Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa
masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga
pengevakuasian warga terhambat.
Kerusakan akibat gempa bumi di San Francisco pada tahun 1906

Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa bumi Loma Prieta pada tahun 1989

 3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.


 12 Mei 2008 - Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Sichuan,
China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan
tempat tinggal.
 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [1].
 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB
selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United
States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang
tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan,
berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter
mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami
di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada
skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan
menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada
juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400
korban tewas.
 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut
17.000 nyawa.
 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala
Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut
6.000 nyawa.
 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan
menewaskan 1.000 orang.
 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan
menewaskan 2.500 orang.
 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000
nyawa.
 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter,
meragut lebih dari 9.500 nyawa.
 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan
menyebabkan 25.000 kematian.
 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570
korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan
sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan
240.000 orang terbunuh.
 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan
22.778 terbunuh.
 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7
skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh
kota Agadir.
 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan
33.000 orang tewas.
 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000
kematian.
 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan
50.000 orang.
 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan
merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
Pengertian dan Macam Macam pada
Gempa Bumi
  

 Follow any responses to this article


 Subscribe to entry RSS 2.0
 Subscribe to entry RSS 0.92
 Subscribe to responses RSS

Posted by admin on 29 September 2010  |   Category: Indo Content  |   8,327 views  |

1) Tektonisme
Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakangerakan di
kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakangerakan tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut
struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah
pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.

Pelengkungan : lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan
membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut
kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin.

Lipatan : lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan.
Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal.

Patahan : terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun
vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa
karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar.
Retakan : terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retakretak.

2) Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke
permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung
api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut
intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma.
Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.
Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk muka bumi antara lain:
(1) kawah, lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api
(2) kaldera, hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah tetapi berukuran jauh
lebih besar. Karena besar, pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air
panas, dan gunung api corong kecil
(3) berbagai bentuk gunung api.

Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut.


(1) Retas (sill), magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang ada di dalam bumi
berupa batuan beku.
(2) Lakolit, bentuk cembung ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke
atas di antara dua lapisan batuan sedimen.
(3) Gang atau korok, bentukan tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal
atau miring yang berasal dari magma yang membeku ketika berusaha menerobos batuan
sedimen.
(4) Batholit, magma yang membeku jauh di dalam bumi.

3) Seisme
Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu
menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya.
Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang
dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya
kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.

a) Klasifikasi Gempa
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa
bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh
tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat
sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya
dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat
setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami
runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah
yang runtuh.

Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.


(1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
(2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis. Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada
tiga jenis gempa.
(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
(2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah
permukaan bumi.
(3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.

Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa.


(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.
(2) Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.
(3) Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.

Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa.


(1) Gempa daratan: episentrumnya di daratan.
(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan
tsunami.

b) Pengukuran Gempa Bumi


Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa
gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran
di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa dapat
dibedakan atas:
(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan
bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik
(2) gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan
bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik
(3) gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih
lambat

c) Kekuatan Gempa
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur tanah, dan struktur
bangunan.
Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Ada
beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain Skala Omari,
Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli.

Tips Menghadapi Gempa Bumi


1. Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuhmu dari
jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi kepalamu dengan bantal. Jika
kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.

2. Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda berbahaya. Di
daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan
papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan menggunakan tangan, tas atau apa pun
yang kamu bawa.

3. Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan menyebabkan
kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.

4. Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, tekanlah
semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika
kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.

5. Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga
kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta
atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.

6. Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan merasa
seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan
susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan berhentilah.
Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak
terkunci.

7. Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung.
Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika
kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran
yang tinggi.
8. Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Kamu dapat memperoleh informasi yang benar dari
pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang
tidak jelas.
Sumber : http://merapi.vsi.esdm.go.id (dengan penyesuaian)

PENGERTIAN GEMPA, dan letak indonesia


356 days ago 0 comments Categories: gejala alam Tags: gempa bumi

GEMPA BUMI

1. PENGERTIAN GEMPA

Gempa adalah pergeseran tiba-tiba dari lapisan tanah di bawah permukaan bumi. Ketika
pergeseran ini terjadi, timbul getaran yang disebut gelombang seismik.gempa ke segala arah
di dalam bumi. Ketika gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya bisa merusak
atau tidak tergantung pada kekuatan sumber dan jarak fokus, disamping itu juga mutu
bangunan dan mutu tanah dimana bangungan berdiri. Gempa bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk
menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun
padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena
pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Gelombang ini menjalar menjauhi
fokus

Gempa bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng
bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau runtuhan batuan. Kekuatan gempa bumi akibat
aktivitas gunung api dan runtuhan batuan relatif kecil sehingga kita akan memusatkan
pembahasan pada gempa bumi akibat tumbukan antar lempeng bumi dan patahan aktif.

Gempa dapat terjadi kapan saja, tanpa mengenal musim. Meskipun demikian, konsentrasi
gempa cenderung terjadi di tempat-tempat tertentu saja, seperti pada batas Plat Pasifik.
Tempat ini dikenal dengan Lingkaran Api karena banyaknya gunung berapi.

Seismologist adalah ilmuwan yang mempelajari sesar dan gempa. Mereka menggunakan
peralatan yang disebut seismograf untuk mencatat gerakan tanah dan mengukur besarnya
suatu gempa. Seismograf memantau gerakan-gerakan bumi mencatatnya dalam seismogram,
Gelombang seismik, atau getaran, yang terjadi selama gempa tergambar sebagai garis
bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung
besaran gempa. Seismologist menggunakan skala Richter1 untuk menggambarkan besaran
gempa, dan skala Mercalli untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa
terhadap tanah, gedung dan manusia.
2. PENYEBAB TERJADINYA GEMPA BUMI

Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.

Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.
Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang
terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

            Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang
juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada
beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir,
gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi

3. PROSES GEMPA BUMI

Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng
benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan
mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu
menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di zona-
zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui,
maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini
menimbukan getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempa bumi.

4. LETAK INDONESIA

Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng
Australia, Eurasia, dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia bertumbukan di lepas pantai
barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan
Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Antara
lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan
antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau
sekitar pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempabumi.

Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera
Utara (Simeulue), Sumatera Barat - Jambi, Bengkulu, Lampung, Banten Pandeglang, Jawa
Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud,
Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan
Kalimantan Timur.
 http://friends.smansakra.sch.id/blogs/entry/PENGERTIAN-GEMPA-dan-letak-indonesia

dikutip sebagian dari : http://fisika.name/index.php?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=22


3)
3) Pa rameter Ge mpa Bumi.
Magnitud o dan Intensitas .

a) Magnitud o dikembangkan oleh Charles F. Ritcher pada 1935. Pada awalnya skala ritcher hanya
digunakan untuk mengukur gempa bumi-gempa bumi yang terjadi di Kalifornia. Skala, deskripsi/efek, dan
rata-rata terjadinya per tahun adalah sebagai berikut.

Tabel GB.1
Magnitude
Efek/deskripsi
Rata-rata terjadinya
per tahun
<2.5
Tidak terasa, tetapi tercatat pada seismograf.
900.000
2.5-6.0
Biasanya terasa. Memeiliki kapasitas kecil untuk merusak.
31.000
6.1-6.9
Berpotensial merusak, khususnya pada areal yang
berpopulasi.
100
7.0-7.9
Gempa bumi besar dengan kerusakan yang serius.
20
>8.0
Gempa bumi sangat besar dengan kerusakan total.
1 kali per 5 tahun
b)Intensitas dikembangkan olehMercalli. Parameter ini biasa digunakan di AS (diukur
berdasarkan tingkat kerusakan) dan memiliki rentang I sampai XII seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel GB.2
I Tidak terasa secara berarti.
VII

Semua orang keluar ruangan. Merusak


bangunan yang tanpa desain-tahan-
gempa. Dapat dirasakan oleh pengendara
mobil.

II

Dirasakan oleh orang-orang yang sedang


diam, khususnya yang berada pada
bangunan tingkat atas.

VIII

Kerusakan ringan pada bangunan


berdesain khusus. Kerusakan berat pada
bengunan berdesain biasa. Benda berat
berguncang. Pasair dan Lumpur
berkecipak.

IIITerasa ketika berada di dalam bangunan,


tetapi tidak disadari sebagai gempa
IX

Kerusakan serius pada bangunan tahan gempa. Pondasinya bergetar dan terjadi kerusakan pada pipa bawah
tanah.

IV

Dirasakan oleh orang yang berada di


dalam bangunan, dan beberapa yang
ada di luar. Kalau malam, yang tidur akan
bangun. Sensasi seperti truk yang
bergerak di dekat gedung.

Bnagunan kayu rusak, khususnya pada


kerangka dan pondasi. Tanah rusak. Rel
mencuat. Air berkecipak keras di
alirannya (sungai).

Dirasakan hampir oleh tiap orang.


Perabot, jendela bergemertak. Getaran
dapat dilihat pada pepohonan dan
benda-benda tinggi.

XIJembatan rusak. Tanah terbelah besar.


Pipa bawah tanah rusak total.
VI

Dirasakan oleh semua orang. Banyak


yang keluar ruangan. Perabot berat
bergerak dan terjadi kerusakan ringan.

XII

Kerusakan total. Getaran terlihat di


permukaan tanah. Benda-benda
terlempar ke udara.

Hipose ntrum dan Ep isentrum.


a)Hi posentrum adalah pusat gempa bumi, yaitu tempat terjadinya perubahan lapisan
batuan atau dislokasi di dalam bumi sehingga menimbulkan gempa bumi.

b)Epise ntrum adalah tempat di permukaan bumi yang letaknya terdekat terhadap hiposentrum.
Letaknya tegak lurus terhadap hiposentrum dan wilayah ini biasanya mengalami getaran yang paling besar.

4) Ef ek G empa Bum i.
a) Tsunami.

b) Kerusakan bangunan.
c) Timbulnya penyakit.
d) Munculnya trauma.

5) Tip-tip Untuk Me nghi ndari K ecelakaa n Akibat Gem pa Bumi.


a) Persiapan untuk keadaan darurat.

Menentukan tempat yang aman untuk berlindung, misalnya di bawah meja.

Menyediakan air minum untuk keperluan darurat (2-3 liter per orang per hari).

Menyiapkan tas ransel yang berisi alat-alat yang paling dibutuhkan jika berada dalam
pengungsian.

Mengencangkan mebel yang mudah roboh.

Mencegah segala jenis kaca agar tidak pecah ketika gempa bumi atau memilih kaca
yang kalau pecah tidak mudah melukai.

Mencari tahu lokasi evakuasi dan rumah sakit yang terdekat. Dan sebisa mungkin
menghindari tempat yang berpotensial terjadi tsunami (pantai dan sekitarnya).
b) Ketika terjadi gempa bumi.

Matikan kompor, alat-alat elektronik, dan benda lain yang dapat menimbulkan
kebakaran.

Mencari jalan keluar dari suatu bangunan.

Mencari informasi tentang gempa bumi di media.

Utamakan keselamatan terlebih dahulu.

Jika berada di jalan raya, berhati-hatilah terhadap tiang-tiang tinggi dan benda-benda
yang berjatuhan dari atas.

Ajaklah keluarga dan—mungkin—tetangga untuk pergi ke tempat evakuasi bersama-
sama.

Jika sedang berada di dalam kendaraan, jangan mengerem mendadak atau menggunakan rem darurat.
Kurangilah kecepatan secara bertahap dan hindari pompa bensin, kabel bertegangan tinggi, atau
jembata/jembatan penyeberangan

http://adelnriripunya.blogspot.com/2010/02/klasifikasi-
gempa.html
Jumat, 12 Februari 2010
klasifikasi gempa
A.KLASIFIKASI GEMPA BUMI MENURUT KEDALAMAN HIPOSENTRUM

•1) GEMPA BUMI DALAM


•gempa bumi adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah
permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Tempat yang pernah
mengalami adalah dibawah laut jawa,laut sulawesi,dan laut flores

2)GEMPA BUMI MENENGAH

•Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai
300 km di bawah permukaan bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan
ringan dan getarannya lebih terasa.
•Tempat yang pernah terkena antara lain :
•Sepanjang pulau sumatera bagian barat,pulau jawa bagian selatan,sepanjang teluk tomini,laut
maluku,dan kep. Nusa Tenggara.

3)GEMPA BUMI DANGKAL

•Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari
permukaan bumi. Gwempa bumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar. Tempat yang
pernah terkena antara lain :
•Pulau bali,pulau flores,yogyakarta,dan jawa tengah.

B.KLASIFIKASI GEMPA BUMI MENURUT GELOMBANG/GETARAN GEMPA

•1) GEMPA AKIBAT GELOMBANG PRIMER


Gelombang primer(gelombang lungitudinal)adalah gelombang/getaran yang merambat di tubuh
bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik.getaran ini berasal dari hiposentrum

2)GEMPA AKIBAT GELOMBANG SEKUNDER

•Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang


merambat,seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik.
Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

3)GEMPA AKIBAT GELOMBANG PANJANG

•Gelombang panjang adalah gelombang yang merambat melalui permukaan bumi dengan
kecepatan 3-4 km/detik.
•Gelombang ini berasal dari episentrum.dan gelombang inilah yang banyak menimbulkan kerusakan
di permukaan bumi.

C.KLASIFIKASI GEMPA BUMI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA

•1) GEMPA BUMI TEKTONIK


•Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang di sebabkan oleh dislokasi atau perpindahan akibat
pergesaran lapisan bumiyang tiba-tiba terjadi pada struktur bumi,yakni adanya tarikan atau tekanan.
•Pergeseran lapisan bumi ada 2 macam:
•-VERTIKAL
•-HORIZONTAL

2) GEMPA BUMI VULKANIK

Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas gunung api atau letusan
gunung api.pada saat dapur magma bergejolaik,ada energi yang mendesak lapisan bumi. Energi yang
mendesak lapusan bumi ada yang mampu mengang kat lapisdan bumi sampai ke permukaan di
sertai getaran. Gunung api yang akan meletus biasanya mengakibatkan gempa bumi.

3) GEMPA BUMI RUNTUHAN


•Gempa bumi runtuhan(terban) adalah gempa bumi yang di sebabka runtuhnya atap gua atau
terowongan tambang di bawah tanah.
•Jika batuan pada atap rongga atau pada dinding rongga mengalami pelapukan,maka rongga dapat
runtuh karna tidak mampu lagi menahan beban di atas rongga.runtuhnya gua dan terowongan yang
besar bisa mengakibatkan getaran yang kuat

•Alat untuk mengukur gempa bumi adalah seismograf.seismograf ada 2 jenis:


•-seismogaf vertikal
•-seismograf horizontal
• untukmengukur gempa bumi di butuhkan satu seusmograf vertikal dan dua seismograf horizontal.

Gempabumi yang merupakan fenomena alam yang bersifat merusak dan menimbulkan bencana
dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:

a. Gempabumi Vulkanik ( Gunung Api )


Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api
meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api
tersebut.

b. Gempabumi Tektonik
Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat
besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa
bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.

c. Gempabumi Runtuhan
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan,
gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

d. Gempabumi Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti
peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempabumi dapat dibedakan atas :


a. Gempabumi sangat besar dengan magnitude lebih besar dari 8 SR.
b. Gempabumi besar magnitude antara 7 hingga 8 SR.
c. Gempabumi merusak magnitude antara 5 hingga 6 SR.
d. Gempabumi sedang magnitude antara 4 hingga 5 SR.
e. Gempabumi kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR .
f. Gempabumi mikro magnitude antara 1 hingga 3 SR .
g. Gempabumi ultra mikro dengan magnitude lebih kecil dari 1 SR .

Berdasarkan kedalaman sumber (h), gempabumi digolongkan atas :

a. Gempabumi dalam h > 300 Km .


b. Gempabumi menengah 80 < style=""> < 300 Km .
c. Gempabumi dangkal h < 80 Km .

Berdasarkan tipenya Mogi membedakan gempabumi atas:


a. TypeI :
Pada tipe ini gempa bumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa pendahuluan
(fore shock).

b. Type II :
Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya
diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.

c. Type III:
Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempabumi yang terjadi besar pada
periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan
bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik
seperti gempa gunung Lawu pada tahun 1979.

Diposkan oleh *Adel and Riri's blog* di 04.24

Gempa Bumi
Korban Gempa

1) Tektonisme
Seperti telah dijelaskan, keragaman muka bumi dipengaruhi oleh adanya gerakangerakan di
kerak bumi, baik gerakan mendatar maupun gerakan tegak. Gerakangerakan tersebut
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk yang menghasilkan pola baru yang disebut
struktur diastropik. Bentuk baru yang termasuk dalam struktur diastropik adalah
pelengkungan, pelipatan, patahan, dan retakan.

Pelengkungan : lapisan kulit bumi yang semula mendatar jika mendapat tekanan vertikal akan
membentuk struktur melengkung. Lengkungan tersebut dapat mengarah ke atas yang disebut
kubah (dome) dan dapat mengarah ke bawah yang disebut basin.

Lipatan : lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan arah mendatar akan membentuk lipatan.
Punggung lipatan disebut antiklinal. Lembah lipatan disebut sinklinal.

Patahan : terjadi karena adanya tekanan atau gerakan tektonik secara horizontal maupun
vertikal pada kulit bumi yang rapuh. Daerah patahan merupakan daerah yang rawan gempa
karena rapuh. Patahan sering disebut juga sesar.
Retakan : terjadi karena gaya regangan yang menyebabkan batuan menjadi retakretak.

2) Vulkanisme
Vulkanisme merupakan proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Keluarnya magma ke
permukaan bumi umumnya melalui retakan batuan, patahan, dan pipa kepundan pada gunung
api. Jika magma yang berusaha keluar tidak mencapai permukaan bumi, proses ini disebut
intrusi magma. Jika magma sampai di permukaan bumi, proses ini disebut ekstrusi magma.
Magma yang sudah keluar ke permukaan bumi disebut lava.
Proses vulkanisme menghasilkan berbagai bentuk muka bumi antara lain:
(1) kawah, lubang berbentuk mangkuk di puncak gunung api
(2) kaldera, hasil letusan gunung api yang berbentuk seperti kawah tetapi berukuran jauh
lebih besar. Karena besar, pada sebuah kaldera dapat terbentuk danau, emisi gas, mata air
panas, dan gunung api corong kecil
(3) berbagai bentuk gunung api.
Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan berikut.
(1) Retas (sill), magma yang membeku di antara dua lapisan batuan yang ada di dalam bumi
berupa batuan beku.
(2) Lakolit, bentuk cembung ke atas tetapi datar di bawah akibat magma yang menekan ke
atas di antara dua lapisan batuan sedimen.
(3) Gang atau korok, bentukan tipis dan panjang memotong lapisan litosfer secara vertikal
atau miring yang berasal dari magma yang membeku ketika berusaha menerobos batuan
sedimen.
(4) Batholit, magma yang membeku jauh di dalam bumi.

3) Seisme
Bila tumpukan energi di daerah penujaman demikian besar, energi tersebut akan mampu
menggoyang atau menggetarkan lempeng benua dan lempeng samudera di sekitarnya.
Gayangan atau getaran ini disebut gempa bumi. Gejala ini disebut seisme. Getaran yang
dihasilkan akibat pergeseran kerak bumi tersebut dapat besar maupun kecil. Besar kecilnya
kerusakan di muka bumi disebabkan oleh besar kecilnya gempa tersebut.

a) Klasifikasi Gempa
Gempa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. Menurut proses terjadinya, gempa
bumi diklasifikasikan menjadi seperti berikut.
(1) Gempa tektonik: terjadi akibat tumbukan lempeng-lempeng di litosfer kulit bumi oleh
tenaga tektonik. Tumbukan ini akan menghasilkan getaran. Getaran ini yang merambat
sampai ke permukaan bumi.
(2) Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Oleh karena itu, gempa ini hanya
dapat dirasakan di sekitar gunung api menjelang letusan, pada saat letusan, dan beberapa saat
setelah letusan.
(3) Gempa runtuhan atau longsoran: terjadi akibat daerah kosong di bawah lahan mengalami
runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah
yang runtuh.

Menurut bentuk episentrumnya, ada dua jenis gempa.


(1) Gempa sentral: episentrumnya berbentuk titik.
(2) Gempa linear: episentrumnya berbentuk garis. Menurut kedalaman hiposentrumnya, ada
tiga jenis gempa.
(1) Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi.
(2) Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada antara 60-300 km di bawah
permukaan bumi.
(3) Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km.

Menurut jaraknya, ada tiga jenis gempa.


(1) Gempa sangat jauh: jarak episentrum lebih dari 10.000 km.
(2) Gempa jauh: jarak episentrum sekitar 10.000 km.
(3) Gempa lokal: jarak episentrum kurang 10.000 km.

Menurut lokasinya, ada dua jenis gempa.


(1) Gempa daratan: episentrumnya di daratan.
(2) Gempa lautan: episentrumnya di dasar laut. Gempa jenis inilah yang menimbulkan
tsunami.
b) Pengukuran Gempa Bumi
Getaran gempa dari hiposentrum merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa
gelombang primer dan gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran
di permukaan bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa dapat
dibedakan atas:
(1) gelombang primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan
bumi dengan kecepatan 4-7 km per detik
(2) gelombang sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan
bumi dengan kecepatan 2-6 km per detik
(3) gelombang panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih
lambat

c) Kekuatan Gempa
Kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
faktor tersebut antara lain kekuatan gempa, letak hiposentrum, struktur tanah, dan struktur
bangunan.
Kekuatan gempa (magnitude) diukur berdasarkan tingkat kerusakan yang dihasilkan. Ada
beberapa skala yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain Skala Omari,
Skala Richter, Skala Cancani, dan Skala Mercalli.

Tips Menghadapi Gempa Bumi


1. Jika berada di dalam rumah: Masuklah ke bawah meja untuk melindungi tubuhmu dari
jatuhan benda-benda. Jika kamu tidak memiliki meja, lindungi kepalamu dengan bantal. Jika
kamu sedang menyalakan kompor, matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.

2. Jika berada di luar rumah: Lindungi kepalamu dan hindari benda-benda berbahaya. Di
daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan
papan-papan reklame. Lindungi kepalamu dengan menggunakan tangan, tas atau apa pun
yang kamu bawa.

3. Jika kamu berada di mall, bioskop, atau di lantai dasar gedung: Jangan menyebabkan
kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.

4. Jika kamu berada di dalam lift: Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau
kebakaran. Jika kamu merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, tekanlah
semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika
kamu terjebak dalam lift, hubungi petugas gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.

5. Jika kamu berada di dalam kereta api: Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga
kamu tidak akan terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta
atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.

6. Jika kamu berada di dalam mobil: saat terjadi gempa bumi besar, kamu akan merasa
seakan-akan roda mobil tersebut gundul. Sopir akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan
susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil di kiri jalan dan berhentilah.
Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi, keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak
terkunci.
7. Jika kamu berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung.
Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika
kamu merasakan getaran dan tandatanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran
yang tinggi.

8. Dengarkan informasi: Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Kamu dapat memperoleh informasi yang benar dari
pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang
tidak jelas.

Sumber: http://www.g-
excess.com/id/pages/pengertiandanmacammacampada_gempa_bumi.html

Ditulis dalam Sains

http://maulanusantara.wordpress.com/2009/09/02/gempa-bumi/

Arsip untuk ‘kebumian’ Kategori


Kedalaman dan Ketebalan
Oktober 21, 2007

Data dalam ilmu kebumian selalu berkaitan dengan kedalaman dan ketebalan. Oleh karena
itu, seorang ahli ilmu kebumian harus mempunyai kemampuan untuk menentukan kedalaman
dan ketebalan.

Kedalaman sendiri sebebarnya adalah lokasi sebuah titik, yang diukur secara vertikal
terhadap ketinggian titik acuan.

Dalam ilmu Geofisika misalnya. Dikenal klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman. Menurut
Fowler, 1990, klasifikasi gempa berdasarkan kedalaman fokus adalah :

1.Gempa dangkal : kedalaman fokus gempa kurang dari 70 km

2.Gempa sedang : kedalamanan fokus gempa kurang dari 300 km

3.Gempa dalam : kedalaman fokus gempa lebih dari 300 km (kadang-kadang lebih dari 450
km)

Seperti halnya kedalaman, kemampuan untuk menentukan ketebalan juga sangat diperlukan
dalam ilmu kebumian. Dengan mengetahui cara menghitung ketebalan, ahli kebumian bisa
menyelidiki ketebalan lapisan-lapisan penyusun bumi sehingga kita bisa mengetahui bahwa
ketebalan kerak bumi mencapai 100 km, ketebalan matel adalah sekitar 2900 km, liquid outer
core sekitar 2200 km, dan solid inner core sekitar 1250 km.

picture by wikipedia

Analisis geometri akifer (aquifer : lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam
jumlah yang ekonomis. Contoh : pasir, kerikil, batupasir, batugamping rekahan.) juga
melibatkan analisis kedalaman dan ketebalan.

Jadi jelaslah bahwa sangat bermanfaat sekali, khususnya bagi orang-orang yang mempelajari
ilmu kebumian, untuk mengetahui (cara) dan menentukan kedalaman. Karena mempelajari
bumi berarti mempelajari segala yang ada di dalamnya. Dan itu berhubungan langsung
dengan kedalaman dan ketebalan.

Referensi

http://http://www.pirba.ristek.go.id/det.php?id=4

http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1030986000&34

http://http://72.14.235.104/search?q=cache:B5UgCE2vrygJ:jurnalsipil

-ukm.tripod.com/v2n2_2theo_ari.pdf+ketebalan+inner+core&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id

www.appliedgeology.itb.ac.id/static/lab/hg/modul1.pdf
http://morishige.wordpress.com/category/kebumian/
Wikipedia bahasa Indonesia mengucapkan: Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 (10
September 2010)
Minal Aidin Wal Faizin! ‫من العاءدين و الفاءيزين‬

Skala Mercalli
http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Mercalli
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk fisikawan Giuseppe Mercalli, lihat Giuseppe Mercalli.

Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan
oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbaagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang
selamat dari gempa tersebutdan juga dengan melihat dan membandingkan tingkat kerusakan
akibat gempa bumi tersebut. Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat
dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain. Oleh karena itu, saat ini
penggunaan skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood
dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan
seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

[sunting] Skala Modifikasi Intensitas Mercalli


Skala Modifikasi Intensitas Mercalli mengukur kekuatan gempa bumi melalui tahap
kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi itu. Satuan ukuran skala Modifikasi Intensitas
Mercalli adalah seperti di bawah :

Skala Modifikasi Keamatan Mercalli

1. Tidak terasa
2. Terasa oleh orang yang berada di bangunan tinggi
3. Getaran dirasakan seperti ada kereta yang berat melintas.
4. Getaran dirasakan seperti ada benda berat yang menabrak dinding rumah, benda
tergantung bergoyang.
5. Dapat dirasakan di luar rumah, hiasan dinding bergerak, benda kecil di atas rak
mampu jatuh.
6. Terasa oleh hampir semua orang, dinding rumah rusak.
7. Dinding pagar yang tidak kuat pecah, orang tidak dapat berjalan/berdiri.
8. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan.
9. Bangunan yang tidak kuat akan mengalami kerusakan tekuk.
10. Jambatan dan tangga rusak, terjadi tanah longsor.
11. Rel kereta api rusak.
12. Seluruh bangunan hancur dan hancur lebur.
Skala Richter
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
"Richter" beralih ke halaman ini. Untuk fisikawan Charles Richter, lihat Charles Richter.
Untuk kegunaan lain dari SR, lihat SR (disambiguasi).

Skala Richter atau SR didefinisikan sebagai logaritma (basis 10) dari amplitudo maksimum,
yang diukur dalam satuan mikrometer, dari rekaman gempa oleh instrumen pengukur gempa
(seismometer) Wood-Anderson, pada jarak 100 km dari pusat gempanya. Sebagai contoh,
misalnya kita mempunyai rekaman gempa bumi (seismogram) dari seismometer yang
terpasang sejauh 100 km dari pusat gempanya, amplitudo maksimumnya sebesar 1 mm, maka
kekuatan gempa tersebut adalah log (10 pangkat 3 mikrometer) sama dengan 3,0 skala
Richter. Skala ini diusulkan oleh fisikawan Charles Richter.

Untuk memudahkan orang dalam menentukan skala Richter ini, tanpa melakukan
perhitungan matematis yang rumit, dibuatlah tabel sederhana seperti gambar di samping ini.
Parameter yang harus diketahui adalah amplitudo maksimum yang terekam oleh seismometer
(dalam milimeter) dan beda waktu tempuh antara gelombang-P dan gelombang-S (dalam
detik) atau jarak antara seismometer dengan pusat gempa (dalam kilometer). Dalam gambar
di samping ini dicontohkan sebuah seismogram mempunyai amplitudo maksimum sebesar 23
milimeter dan selisih antara gelombang P dan gelombang S adalah 24 detik maka dengan
menarik garis dari titik 24 dt di sebelah kiri ke titik 23 mm di sebelah kanan maka garis
tersebut akan memotong skala 5,0. Jadi skala gempa tersebut sebesar 5,0 skala Richter.

Skala Richter pada mulanya hanya dibuat untuk gempa-gempa yang terjadi di daerah
Kalifornia Selatan saja. Namun dalam perkembangannya skala ini banyak diadopsi untuk
gempa-gempa yang terjadi di tempat lainnya.

Skala Richter ini hanya cocok dipakai untuk gempa-gempa dekat dengan magnitudo gempa
di bawah 6,0. Di atas magnitudo itu, perhitungan dengan teknik Richter ini menjadi tidak
representatif lagi.

Perlu diingat bahwa perhitungan magnitudo gempa tidak hanya memakai teknik Richter
seperti ini. Kadang-kadang terjadi kesalahpahaman dalam pemberitaan di media tentang
magnitudo gempa ini karena metode yang dipakai kadang tidak disebutkan dalam
pemberitaan di media, sehingga bisa jadi antara instansi yang satu dengan instansi yang
lainnya mengeluarkan besar magnitudo yang tidak sama.

Skala
Efek gempa
Richter
< 2.0 Gempa kecil , tidak terasa
2.0-2.9 Tidak terasa, namun terekam oleh alat
3.0-3.9 Seringkali terasa, namun jarang menimbulkan kerusakan
Dapat diketahui dari bergetarnya perabot dalam ruangan, suara gaduh bergetar.
4.0-4.9
Kerusakan tidak terlalu signifikan.
5.0-5.9 Dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan pada area yang kecil.
Umumya kerusakan kecil pada bangunan yang didesain dengan baik
6.0-6.9 Dapat merusak area hingga jarak sekitar 160 km
7.0-7.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius dalam area lebih luas
8.0-8.9 Dapat menyebabkan kerusakan serius hingga dalam area ratusan mil
9.0-9.9 Menghancurkan area ribuan mil
> 10.0 Belum pernah terekam

[sunting] Lihat pula


 Skala Mercalli
 Magnitudo gempa

Seismometer
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat atau
sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada
permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.

Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh matematikawan dari
Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada masa tersebut bisa
menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.

Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat


ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar.
Alat seperti ini disebut seismometer broadband.

Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada
prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil.
Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang
dicatat dalam bentuk seismogram.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1 Prinsip kerja
 2 Sejarah
 3 Klasifikasi Pengukuran Gempa
o 3.1 Klasifikasi Besaran Gempa
o 3.2 Klasifikasi Intensitas Gempa
 4 Referensi
 5 Pranala luar

[sunting] Prinsip kerja


Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang
dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar
sebagai garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan
menghitung besaran gempa.

Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf
sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua
gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal
tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung dari
pendular yang digunakan apakah vertikal atau horizontal.

Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk memindahkan


volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang
menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer.

[sunting] Sejarah
Pada pertengahan abad ke-18, gempa bumi diukur dengan instrumen yang bernama
seismokop. Seismokop adalah peralatan perekam gempa yang paling primitif. Seismokop
terdiri dari sebuah kontainer sederhana berisi air atau air raksa. Ketika terjadi gempa, cairan
tersebut akan bergerak naik-turun akibat getaran gempa yang terjadi.

Terobosan besar untuk pengukuran gempa bumi datang pada tahun 1920, ketika dua ilmuwan
Amerika mengembangkan alat yang disebut Wood-Anderson seismograf. Alat ini lebih
sensitif dibandingkan seismograf yang ada pada masa itu, sehingga langsung banyak
digunakan di seluruh dunia dan menjadi cikal bakal seismograf yang sekarang ada dan
berkembang. Saat ini, seismograf banyak digunakan oleh Seismologist dalam mempelajari
sesar dan gempa bumi.

[sunting] Klasifikasi Pengukuran Gempa


Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur gelombang seismik
yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi
pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa
tersebut terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala Richter digunakan untuk
menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan
intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung, dan manusia.

[sunting] Klasifikasi Besaran Gempa

Pada 1935, seorang Geophysics Amerika bernama Charles Francis Richter (1900-1985)
bersama dengan Geophysics lain bernama Beno Gutenberg (1889-1960) mengembangkan
skala yang pada prinsipnya dapat membandingkan semua seismogram sehingga mendapatkan
gambaran tremors kekuatan yang serupa. Skala tersebut bernama Skala Richter dan sampai
sekarang diakui sebagai standar umum skala kekuatan gempa.

Skala Richter dirancang dengan logaritma, yang berarti bahwa setiap langkah menunjukkan
kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari para pendahulunya. 5 Skala Richter menunjukkan
benturan keras, yang 10 kali lebih kuat dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di 3
Skala Richter. Perhitungan ini sering disebut sebagai Skala Richter terbuka, karena tidak
beroperasi tanpa batas atas. Ukuran Skala Richter dapat dilihat pada tabel berikut:

Ukuran Skala
Keterangan
Richter

1,0 - 3,0 Tidak diberi label oleh manusia.

3,0 - 3,9 Dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa. Lampu gantung mulai goyang.

Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar san bergeruruk, permukaan air beriak-riak,
4,0 - 4,9
daun pintu terbuka-tutup sendiri.

Sangat sulit untuk berdiri tegak. Porselin dan kaca pecah, dinding yang lemah pecah,
5,0 - 5,9
lepas dari batu bata, dan permukaan air di daratan terbentuk gelombang air.

Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi, rubuhnya


6,0 - 6,9
bangunan lemah, ketekan di dalam tanah.

Tanah longsor, jembatan roboh, bendungan rusak dan hancur. Beberapa bangunan
7,0 - 7,9 tetap, keretakan besar di tanah, trek kereta api bengkok. Terjadi kerusakan total di
daerah gempa.

Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah dalam radius seratus


8,0 - …
kilometer dari wilayah gempa.

[sunting] Klasifikasi Intensitas Gempa

Pada 1902, seorang Vulkanolog Italia bernama Giuseppe Mercalli (1850-1914)


mengklasifikasi skala intensitas gempa bumi dan pengaruhnya terhadap manusia, bangunan
(gedung), dan alam (tanah). Klasifikasi tersebut bernama Skala Mercalli yang ditentukan
berdasarkan kerusakan akibat gempa dan wawancara kepada para korban, sehingga bersifat
sangat subyektif. Oleh karena itu, pada tahun 1931 seorang ilmuwan dari Amerika
memodifikasi Skala Mercalli ini dan sampai sekarang digunakan di banyak wilayah gempa.
Klasifikasi intensitas gempa dengan Skala Mercalli dapat dilihat di tabel berikut :

Ukuran Keterangan

I Direkam hanya oleh seismograf.

Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di


II
sekitar pusat gempa.

III Getaran dirasakan oleh beberapa orang.


Getaran akan dirasakan oleh banyak orang.
IV Porselin dan barang pecah belah berkerincing
dan pintu berderak.

Binatang merasa kesulitan dan ketakutan.


V Bangunan mulai bergoyang. Banyak orang
akan bangun dari tidurnya.

VI Benda-benda mulai berjatuhan dari rak.

Banyak orang cemas, keretakan pada dinding


VII
dan jalan.

VIII Pergeseran barang-barang dirumah.

Kepanikan meluas, tanah longsor, banyak atap


IX
dan dinding yang roboh.

Banyak bangunan rusak, lebar keretakan di


X
dalam tanah mencapai hingga 1 meter.

Keretakan dalam tanah makin melebar,


XI
banyak tanah longsor dan batu yang jatuh.

Hampir sebagian besar bangunan hancur,


XII
permukaan tanah perubahan menjadi radikal.

http://www.indoforum.org/showthread.php?t=85511

Bagaimana Seismograf Mencatat Gempa Bumi?

Kadang-kadang ada berita di surat kabar atau televisi tentang gempa bumi yang terjadi di
suatu bagian dunia, mungkin di Amerika, di Asia atau di tempat lain.

Kamu telah membaca dan mendengar tentang kota-kota hancur, ratusan orang meninggal.
Namun kamu, di dalam rumah kamu, tidak merasakan apa-apa! Jika bumi "bergoncang",
mengapa kamu tidak merasakannya di tempat kamu tinggal?
Mungkin kamu tidak merasakannya, tetapi tidak jauh dari kamu, di sebuah kota besar atau
universitas, kemungkinan besar para ilmuwan membuat catatan yang lengkap dan tepat
mengenai gempa bumi itu! Mereka merasakannya melalui alat-alat mereka.

Alat itu dinamakan "seismograf". Sebenarnya, studi tentang gempa bumi dikenal sebagai
"seismologi". Sekarang mari kita melihat mengapa kamu tidak merasakannya dan para
ilmuwan dapat membuat catatan tentangnya.

Gempa bumi adalah getaran atau vibrasi permukaan bumi. Perhatikan kata "permukaan".
Permukaan berarti hanya kerak bumi, suatu patahan di mana satu bongkah batu telah
bergesekan dengan batu lain dengan kekuatan dan gesekan yang sangat besar. Energi dari
gesekan ini diubah menjadi getaran di dalam batu-batuan. Dan getaran ini dapat terasa sampai
ribuan mil.

Sekarang getaran-getaran gempa bumi ini adalah sejenis gerakan gelombang yang bergerak
pada kecepatan yang berbeda-beda melalui kerak bumi yang berbatu-batu. Karena getaran-
getaran itu mencapai jarak yang jauh dan merambat melalui batu-batuan, pada waktu getaran-
getaran ini sampai di kota kamu, kamu bahkan tidak dapat melihatnya. Tetapi seismograf
dapat. Beginilah cara kerjanya.

Bayangkan sebuah balok atau pelat beton. Sebuah grafik yang ditempelkan balok atau pelat
itu menonjol keluar. Grafik itu sejajar dengan tanah, seperti lembaran kertas. Di atasnya,
sebuah balok menonjol keluar dari tempat tergantungnya suatu beban. Pada dasar beban itu
terdapat sebuah pena, yang menyentuh grafik itu. Sekarang muncul gelombang gempa bumi.
Balok beton bergerak dan demikian juga grafik yang menempel padanya. Tetapi beban yang
digantung tidak bergerak. Jadi, pena itu membuat tanda-tanda pada grafik itu pada waktu
pena itu bergerak dan kita memperoleh catatan tentang gempa bumi. Tentu saja alat ini dibuat
dengan sangat teliti sehingga gerakan yang pling kecil sekalipun dapat dicatat.

http://satlakpb.tangerangkota.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=21:akibat-gempa-bumi&catid=30:gempa-
bumi&Itemid=60

Akibat gempa bumi


Monday, 09 October 2006 16:46

      Akibatnya apa ? 

         Hancurnya bangunan infrastruktur karena goncangan tanah.

        Korban jiwa yang terjadi karena tertimpa reruntuhan bangunan, terkena

      longsor, dan kebakaran.

        Jika sumber gempa bumi berada di dasar lautan maka bisa membangkitkan

     gelombang tsunami yang tidak saja menghantam pesisir pantai di sekitar
     sumber gempa tetapi juga mencapai beberapa km ke daratan.

Last Updated ( Tuesday, 13 January 2009 05:15 )

Anda mungkin juga menyukai