Anda di halaman 1dari 7

Proses Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Dalam Pengolahan Limbah

Salmah

Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Kimia
Universitas Sumatera Utara

BAB I

1.1 Nitrifikasi yang Menggunakan Proses Lumpur Aktif Dua Tingkat


Proses nitrifikasi bakteri berkembang lambat dengan syarat waktu tinggal lumpur
lama dan konsentrasi pembentukan oksigen tinggi. Dalam penjumlahan diperkirakan
rintangan oleh bidang luas dari senyawa-senyawa pada konsentrasi juga tinggi rendahnya
temperatur mempengaruhi bakteri berbagai daerah tropis. Untuk alasan ini, dapat dilihat
jalan terbaik untuk memisahkan proses pembersihan yang mengandung karbon dan
proses pembersihan nitrogen dalam memisahkan reaktor-reaktor, seperti perbedaan
operasi dapat berlaku dalam setiap kondisi, dengan pertambahan efisiensi proses dan
penghematan tempat keseluruhan dalam penjumlahan mungkin bahwa senyawa-senyawa
pengganggu tidak akan berbahaya disumbangkan pada tingkat pertama pada proses
metabolisme, pengikatan dan pencairan membentuk kelompok, maka dari itu nitrifikasi
pada tingkat kedua tidak akan terhalang. Skema diagram dari tipe proses kedua
digambarkan dalam Grafik 2.1. Luas susunan kebebasan didapatkan dengan tipe proses
tingkat kedua dan proses konvensi aerasi dengan mesin digabungkan oleh kedua
penyebaran aerator tingkat kedua dan proses nitrifikasi filter cairan.Dalam penjumlahan
tingkat pertama dapat juga berubah-ubah di antara sistem oksigen murni seperti proses
VITOX, mesin aerator dan penyebaran udara.
Dalam pandangan luas, susunan kombinasi-kombinasi dan fakta-fakta bahwa
tumbuhan tingkat kedua sangan sedikit dalam operasi, sangat sedikit disain informasi
yang tersedia. Suatu masalah sistem tingkat ke-2 bahwa mutlak hasil pertumbuhan rendah
dari konsentrasi solid nutifiens dalam reaktor tingkat ke-2 sangat rendah. Frekuensi ini
menunjukkan kemampuan mengendap lumpur lemah disertai dengan kerugian-kerugian
padatan. Frekuensi resirkulasi solid hanya berkurang dari tangki sedimentasi tingkat
pertama. Dalam penjumlahan penyebaran udara sistem operasi pada konsentrasi solid
rendah digabungkan dengan masalah busa dan pertumbuhan anti busa dan frekuensinya.

1
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Grafik 2.1 Skema dengan proses nitrifikasi cara lumpur aktif tingkat ke-2. Tingkat ke-1 adalah proses
pembersihan karbon dengan mesin aerasi, mengingat tingkat ke-2 adalah proses difusi
nirtifikasi udara.

1.2 Nitrifikasi Dalam Saringan-Saringan Aliran


Dalam sebuah saringan tunggal, proses nitrifikasi bakteri akan bersaing dengan
bakteri berbagai tropik untuk menyediakan kebutuhan oksigennya. Tersedianya oksigen
dalam saringan berfungsi dalam konsentrasi BOD dan bakteri berbagai tropik tersedia
akan mengatasi nutrifien ketika BOD tersedia dengan mudah.
Tampaklah bahwa BOD yang dapat larut sekitar 20mg/l dibutuhkan sebelum oksigen
cukup menyediakan nitrifikasi yang tersedia, seperti sangant sedikitnya saringan-saringan
yang dapat menyediakan effluen berkualitas, saringannya tidak ada atau dibatasinya
nitrifikasi menyebabkan lebih rendahnya jangkauan saringan. Dalam mencapai nitrifikasi
tetap oleh saringan adalah penting untuk membatasi jumlah beban organik untuk grafik
media mineral antara 0,16 – 0,19 kg/m3.d, dipakai guna pembersihan amonia hingga 75
%

Beban orgaanik (kg BOD/1000 m2.d)

Grafik 1.2 Pengaruh Jumlah Beban Organik Pada Pembesihan Amonia Dalam Saringan Aliran.

2
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
BAB II
DENITRIFIKASI

2.1 Pendahuluan
Dalam suatu keadaan di mana tanpa pemberian oksigen yang telahn larut, maka
kegunaan dari oksigen sebagai penerima elektron yang terakhir untuk pernafasan
terhambat. Dalam keadaan seperti ini, maka kebanyakan dari mikroorganisme fakultatif
harus bertumpu pada fermentasi guna menimbulkan lagi NAD+. Bagaimanapun, tentu
chemoorganotrops mampu di dalam menempatkan O2 dengan NO3- sebagai penerima
elektron terakhir dan respirasi dapat dilakukan dengan cara mereduksi nitrat ke dalam
bentuk nitrit, oksidasi nitrit dan oksidasi nitrous atau nitrogen sebagaimana yang
ditunjukkan pada reaksi 2.1.
(2.1)
Reaksi +5 +3 +2 +1 0
Redoks
Pernyataan No3- No2- NO N2O N2
dari Nitrogen Nitrat Nitrit Oksidasi Oksidasi Nitrogen
Nitrit Nitrous

Di mana produksi akhir asterik ditunjukkan seperti gas diketahui sebagai anaerob atau
respirasi nitrat dan dibawa ke luar oleh pergantian bakteri tertentu seperti Alcaligenes,
Achromobacter, Micrococcuss dan Pseudomonas. Tidak semua genera ini mempunyai
kemampuan untuk melengkapi oksidasi ke dalam bentuk nitrogen dan juga berbagi jenis
produksi seperti gas tertentu dapat dihasilkan.
Pernyataan reaksi redoks sebagai perantara dalam denitrifikasi (Reaksi 2.1),
menunjukkan bahwa reaksi dapat diproses dengan jalan menserikan suatu langkah-
langkah tertentu, di mana tiap-tiap langkah (bentuk) dengan mendapat sutu elektron.
Suatu donor elektron kemudian dibutuhkan sebagai suatu suatu sumber dari elektron-
elektron ini. Dalam perlakuan air selokan (limbah), reaksi dibawa ke luar secara awal
oleh bakteri heterotopic dan juga sumber karbon organik dapat digunakan. Walaupun air
limbah itu sendiri memuat suatu sumber yang sesuai dari karbon organik, namun hal ini
tidak mencukupi (sebanding) untuk aliran-aliran anak sungai yang telah diperlakukan
(perlakuan air limbah), dengan demikian dalam dua sistem pemberhentian suatu sumber
pelengkap dari karbon harus dihasilkan hal ini secara berulang-ulang dapat dicapai
dengan penggunaan limbah-limbah industri, dan pertanian seperti limbah buah-buahan,
cairan gula atau selasi biji-bijian. Dalam keadaan suatu alternatif maka methanol secara
umum dapat diterima sebagai sesuatu yang sempat tidak sesuai, secara komersial sesuai
dengan sumber karbon. Stoikiometri dari pertumbuhan methanol sebagai kedua dari suatu
karbon dan sumber energi diberikan dengan rumus :

NO3- + 1,08 CH3OH + H+ Æ 0,065 C5H7O2N + 0,47 N2 + 0,76 CO2 + 2,44 H2O (2.2)

Reaksi nyala terang ini berbeda di antara pertumbuhan bakteri penitritan (Persamaan
2.1) dan pendenitrifikasi. Oksigen ini tidak dibutuhkan untuk denitrifikasi,sesungguhnya
ketika ia ada, hal ini lebih cocok dieksploitasi sebagai suatu penerima elektron yang
terakhir. Dalam tambahan, sebagai suatu kegunaan proton-proton organisme dalam suatu

3
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
reduksi nitrat, kemudian air limbah akan menuju kepada menjadi alkali yang
dibandingkan dengan produksi jenis-jenis asam selama nitrifikasi akhirnya sebagai
pendenitrifikasi adalah bakteri heterotopic, bakteri-bakteri ini lebih bersumber daya dan
lebih banyak efisiensinya dan penitrifikasi dengan demikian daerah dan rata-rata
pertumbuhannya akan lebih memuncak.

2.2 Kinetika Reaksi Nitrifikasi


Dua faktor penting yang mempengaruhi rata-rata dari penitrifikasi, adalah substarsi
(donor elektron) konsentrasi dan konsentarsi nitrat. Kedua pengaruh ini dapat dibentuk
dengan penggunaan kinetik Monod Standard, dan pertumbuhan rata-rata dijalankan oleh
suatu persamaan Monod ganda dengan rumus:

(2.3)

Di mana µm adalah rata-rata pertumbuhan spesifik maksimum dari bakteri penitrat


dan N adalah konsentrasi nitrat.
Nilai-nilai untuk koefisien jenuh nitrat (KN) secara umum sangat rendah, dalam
jangkauan 0,08 – 0,1 g/l dan dengan demikian N >> KN dan istilah Monod untuk
konsentrasi nitrat dalam persamaan 2.3 mendekati pada satu. Oleh karena itu, rumus ini
dapat ditulis :

(2.4)

Hal ini berarti bahwa denitrifikasi adalah suatu reaksi orde pertama denagn cenderung
kepada konsentrasi biomas dan orde nol cenderung kepada konsentrasi nitrat. Untuk
suatu kelengkapan mencampur pereaksi dari volume V, di mana persamaan
keseimbangan dari suatu tipe yang telah dilukiskan oleh persamaan 2.3 dapat dibentuk
sekarang :

(2.5)

Pada ketetapan menyatakan d[NO3]/dt = 0, maka :

(2.6)

4
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, istilah µm sering disebut rata-rata denitrifikasi spesifik (q)DN.Hal ini
dihubungkan dengan temperatur dengan persamaan empiris :

(2.7)

Dengan demikian, penerimaan temperatur dari bulan-bulan yang sangat dingin


diketahui, suatu volume reaksi dihitung dari persamaan (2.6) sekali suatu penambahan
pengoperasian akan melemahkan konsentrasi buat yang telah diseleksi.

2.3 Proses Konfigurasi Untuk Pemindahan Nitrogen


Pemindahan nitrogen yang lengkap dari air limbah membutuhkan bahwa kedua
nitrifikasi dan kejadian denitrifikasi, sebagai denitrifikasitidak dapat terjadi tanpa
keberadaan suatu nitrat. Sebagaimana dua reaksi tampak, yang secara fundamental
sangat bertentangan dengan kebutuhan lingkungan. Secara utama cenderung kepada
oksigen, lantas hal ini sangat sulit untuk dilihat dalam hal bagaimana keduanya dapat
terjadi dalam reaksi tunggal. Baimanapun, oleh daerah perlengkapan bersamaan dengan
reaktor dimana aerator tidak dihubungkan, dan hanya penambahan kejadian-kejadian,
kondisi anoxin secara cepat ditetapkan dan diidentifikasi akan terjadi. Hal ini dapat
dicapai dengan sangat mudah dalam penarik yang aliranya tertahan ke tangki-tangki
buangan, atau parit oksidasi yang merupakan saluran yang tidak berakhir. Daerah anoxik
secara umum dipilih terbuka menuju sasaran dimana air limbah menetap dan berpaling ke
dalam bentuk menuju suatu reaksi guna menyakinkan bahwa di tempat itu terdapat suatu
tempat yang cukup untuk menampung donorr elektron di dalam suatu tempat limbah, dan
nitrat melalui suatu bentuk lupur yang terrecycle. Supaya dapat meyakinkan bahwa
konsentrasi aliran-aliran nitrat dapat ditemukan, yang demikian itu penting untuk recycle.
Suatu fraksi yang sangat besar dari lumpur yang akan ditemui dan suatu bilangan recycle
dari 1,5 – 1 selalu dibutuhkan. Setelah periode anoxik,permulaan aerasi dan nitrifikasi
secara cepat dapat diringkas. Diagram aliran untuk khusus pemindahan pereaksi lumpur
nitrogen tunggal ditunjukkan dalam Gambar 2.1
Suatu rata-rata perpindahan nitrogen yang tinggi secara umum dapat dicapai
dalam suatu sistem pemisahan lumpur dalam suatu aliran dari tingkat nitrifikasi, yang
kadar nitratnya tinggi adalah bentuk pemisahan pereaksi anoxik untuk denitrifikasi
(Gambar 2.2) rata-rata pemindahan yang lebih tinggi berarti bahwa volume pereaksi
yang karena dikehendaki, tetapi perbekalan dari dua penambah berarti bahwa kebutuhan
penambahan tersebut ditambah dalam penambahan, sebagai suatu aliran dari masa
penambahan petama ditambah dengan penuh, hal ini juga mempunyai BOD yang rendah
dan secara tegas tidak cukup dalam donor elektron, suatu sumber tambahan karbon
dikehendaki oleh karena tersebut. Akhirnya rata-rata denitrifikasi yang tinggi selalu
dihasilkan dalam suatu tambahan pH dan dengan demikian pengontrolan pH ini harus
dilengkapi. Sistem lumpur tunggal lantas secara umum menyebabkan biaya yang efektif
dan membutuhkan proses pengontrolan yang berkurang.

5
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Pemindahan Nitrogen dalam suatu pereaksi lumpur yang terbuat dari lumpur tunggal.
Kantong pertama adalah anoksik dan menerima lumpur yang kembali dalam tempat
limbah. Kantong peninggalan adalah anaerobik dan dijalankan pada suatu umur lumpur
yang lama supaya dapat menjamin nitrifikasi penuh

Gambar 2.2 Sistem dua tempat kejadian untuk pemindahan Nitrogen. Bagan I adalah suatu
pereaksi aerobik yang dioperasikan dengan suatu lumpur yang berumur panjang
untuk meyakinkan nitrifikasi. Bagan II adalah suatu penambahan pemersatuan dari
suatu sumber karbon untuk meyakinkan denitrifikasi.

6
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Daftar Pustaka

Mara. D.D.”Bacteriology for Saoitry Engineering” Churchilll Livingsyong 1974

Gaudy, A.Fand Gaudy, E. T, “Microbiology for Environmental Scientisi and Engineers,


Mc. Grauo Hil,1980.

N.J.Horar, “Biological Waste water Treatment System”, John Wiley & Sons.

7
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai