Anda di halaman 1dari 16

TERAPI PENGGANTI GINJAL

DENGAN DIALISIS
Oleh :
Kuntio S Herlambang, Dr.SpPD.

PENDAHULUAN

Ada beberapa macam dialisis, dimana diklinik hanya ada


dialisis peritoneal dan hemodialisis yang merupakan tindakan
rutin di renal center.
Keterampilan terapi dengan dialisis perlu dikuasai baik oleh
Dokter internis yang melakukan tindakan dan perawat sebagai
Mitra dalam melaksanakan tindakan lanjutan.
Tindakan dialisis peritoneal perlu di kuasai karena :

• Dapat dikerjakan oleh setiap rumah sakit asal ada cairan


dialisat.
• Biaya lebih murah dibanding dengan hemodialisa
• Tidak memerlukan peralatan khusus yg rumit spt hemodialisa
• Tidak memerlukan tenaga medis maupun paramedis yang ahli
seperti pada hemodialisa
• Tidak memerlukan unit ginjal

Dialisis peritoneal makin sering dilakukakan di klinik nefrologi


karena tersedianya cairan dialisat dan PD set.

Pada saat ini dialisis peritoneal sdh dikembangkan utk dilakukan


secara berkala pd pasien-pasien gagal ginjal kronis.
sudah dikembangkan program Continuous Ambulatory Peritoneal
Dialysis (CAPD)
PRINSIP DIALISIS PERITONEAL

Peritoneum merupakan selaput semipermiabel yg potensial


sebagai membrana basalis.Luas permukaan peritoneum tidak
diketahui, diduga lebih luas dari kapiler glomeruli.

Selama terapi dialisis peritoneal, selaput peritoneum berfungsi


sebagai membran semipermeabel yang memisahkan cairan
dialisat dalam rongga peritoneum dengan cairan interstisial.

Bahan-bahan yg mempunyai berat molekul kecil dari pori-pori


selaput peritoneum dpt bergeser kedalam ruangan cairan yang
mempunyai concentration gradient lebih rendah.

Molekul2 yg lebih besar seperti eritrosit, lekosit, protein, tidak


dapat melewati pori-pori selaput peritoneum.
Sebaliknya urea , kreatinin , kalium , asam urat , fosfat , dan
metabolit lainnya sebagai sisa metabolisme protein dpt melewati
selaput peritoneum.

Mekalnisme penjernihan atau clearance berdasakan proses


difusi dan osmosis.
Derajat penjernihan suatu zat tergantung dari bebarapa faktor:

- Volume dialisat
- Lamanya cairan dalam rongga peritoneum
- Besar molekul suatu zat
- Derajat ikatan plasma protein
- Suhu cairan dialisat
- Sifat larutan dialisat( standart atau hipertonis)
Volume cairan dialisat yang dimasukkan kedalam rongga
Peritoneum maksimal 2 liter.
Makin sering penggantian cairan dialisat kedalam rongga
Peritoneum makin tinggi derajat penjernihan.

PERLENGKAPAN DIALISIS PERITONEAL

Perlengkapan untuk terapi dialisis peritoneal cukup sederhana:

• Peritoneal perfusion set


• Larutan dialisat
• Perlengkapan untuk operasi kecil
INDIKASI DIALISIS PERITONEAL

1. Indikasi Umum :
- Gagal ginjal akut
- Gagal aginjal terminal
- Intoksikasi (barbiturat, alkohol, antidepresan, logam berat)

2. Indikasi Khusus
Indikasi mutlak pada pasien dgn gagal ginjal akut dan terminal
bila :
- Keadaan umum buruk, mual, mutah, paru uremia, koma
- Hiperkalemia dengan K serum > 7 mEq/L
- Asidosis dengan HCO3 < 10 mEq/L atau pH < 7,15
- Ureum darah > 200 mg% atau kenaikan > 100 mg%/hr
- Gangguan keseimbangan air dan elektrolit
KONTRA INDIKASI

- Kontra indikasi mutlak tidak ada


- Kontra indikasi relatif : peritonitis lokal, kolostomi, fistula,
kerusakan jaringan peritoneum pasca operasi.

KEUNTUNGAN DIALISIS PERITONEAL

- Mudah dak tidak memerlukan personil khusus


- Kelebihan cairan dapat dikendalikan dengan mudah
- Pasien tidak perlu dikirim ke unit ginjal
- Tidak memerlukan pembatasan yang ketat untuk cairan
- Lebih murah biayanya
KERUGUAN DIALISIS PERITONEAL

- Kurang efektif karena peritoneal clearence rendah


- Waktu lebih lama (12-18 jam) sedang untuk hemodialisa
6 jam
- Pasien kurang istirahat
- Kehilangan protein antara 20-40 gram/hr
- Peritonitis masih merupakan penyulit

Kapan tindakan dialisis peritoneal dihentikan ?? Bila :

- Keadaan umum lebih baik , toksin uremia telah hilang


- Perbaikan faal ginjal, penurunan kreatinin serum
- Diuresis lancar, lebih 1000 ml/hr
- Penyulit peritonitis sulit diatasi dgn antibiotik sistemik/lokal
PENYULIT-PENYULIT DAN TINDAKANNYA

1. Penyulit teknik :
- Perforasi organ : dapat dihindari dengan membuat asites
buatan sebelum pemasangan kateter peritoneal
- Kebocoran larutan dialisat

2. Sakit lokal: dapat diatasi dengan analgetik lokal atau prokain


3. Infeksi (peritonitis) : diberikan antibiotik kombinasi
4. Penyulit paru : berhubungan dengan kompresi diagfragma
5. Hiperglikemi
6. Sindrom disequilibrium (sakit kepala hebat, mual,mutah,
konfusio, kejang, koma)
7. Keseimbangan cairan dan elektolit
HEMODIALISA

Pendahuluan
Hemodialisis (HD) diterpkan sebagai terapi pengganti ginjal
pada pasien GGA dan GGT sejak tahun 1960.

HD pada saat ini sudah menjadi terapi baku untuk GGA, GGT
dan keracunan atau intoksikasi.

Program hemodialisis reguler dilakukan 2-3 kali seminggu.


Selama program HD masih diperlukan intervensi untuk
mengatasi berbagai masalah klinis
PRINSIP DASAR HEMODIALISIS

Merupakan terapi pengganti faal ginjall dengan tujuan untuk


Mengeluarkan sisa – sisa metabolisme protein dan koreksi
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit antara
kompartemen darah pasien dengan kompartemen larutan
dialisat. Melalui selaput semipermeabel yang bertindak sebagai
ginjal buatan.

Fungsi Ginjal Buatan :


- Fungsi ekskresi untuk sisa-sia metabolisme toksin uremia
terbatas ergantung berat molekul
- Fungsi regulasi gangguan keseimbangan dan elekrolit
- Tidak mempunyai kemampuan untuk mengatur gangguan
fungsi endokrin dan hormonal
PERALATAN HD

-Ginjal buatan (articial kidney)


-Mesin HD dengan sistem monitor
-Larutan dialisat
-Water treatment

Indikasi Terapi HD

-Indikasi mutlak :
* Perikarditis
* Paru uremia
* Ensefalopati
* Overhidrasi
* Hipertensi berat yang refrakter dengan antihipertensi
* Ureun > 120 mg% dan Kreatinin > 10 mg%
Indikasi elektif :
-LFG antara 5-8 ml /mnt
-Keluhan saluran cerna

Kriteria Klinis HD adekuat :

• Keadaan umum baik dan status nutrisi cukup baik


• Normotensi
• Tanpa keluhan anemia
• Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam-basa
• Metabolisme fosfr dan kalsium normal
• Kualitas hidup cukup baik
Kerugian Hemodialisa :
- Memerlukan unit ginjal beserta personil yg terlatih
- Arterio-venous shunt harus dipersiapkan sebelum HD kronis
- Ginjal buatan kurang efektif untuk mengeluarkan ke;ebihan
cairan
- Eleminasi toksin uremia terlalu cepat dapat menyebabkan
sindroma disequilibrium
- Penyulit kardiovaskuler sering terkadi
- Biaya sangat mahal, karena ginjal buatan hanya 1 kali pakai
Komplikasi :

• Hipotensi
• Kram otot
• Mual dan mutah
• Sakit kepala
• Sakit dada
• Gatal-gatal
• Febris
Selamat Presentasi
Minggu Depan

Anda mungkin juga menyukai