Fenny
Gadis
Ike W
Jennifer
Luthfi A
Marlina
Nabila
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya
suatu inflamasi kronis saluran nafas yang
melibatkan sel eosinofil, sel mast, sel netrofil,
limfosit dan makrofag yang ditandai dengan
wheezing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk,
dada terasa tertekan dapat pulih kembali
dengan atau tanpa pengobatan
(Cris Sinclair, 1994)
Penyebab asma belum diketahui. Faktor
pencetus asma diduga antara lain :
a. Faktor Keturunan
b. Faktor Alergi
Contoh : udara dingin, debu, dll
Berdasarkan etiologinya, asthma dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
asthma intrinsik ( non atopi ) ditandai dengan
mekanisme non alergik seperti : aktifitas fisik yang
berlebih , ketegangan mental serta faktor-faktor
intrinsik lain.
asthma ektrinsik (atopi) ditandai dengan reaksi
alergik seperti : tepung sari jamur, debu, bulu
binatang, susu telor ikan obat-obatan serta bahan-
bahan alergen yang lain.
( Antoni C, 1997 dan Tjen Daniel, 1991 ).
PATOFISIOLOGI
Sesak, wheezing
Pemeriksaan Alergen Spesifik Imunoglobulin E (IgE) atau
RAST (Radio Alergo Sorbent Test)
Salah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan di luar serangan. Artinya,
pada saat serangan, penderita asma bisa kelihatan amat menderita (banyak
batuk, sesak napas hebat dan bahkan sampai seperti tercekik), tetapi di luar
serangan dia sehat-sehat saja (bisa main tenis 2 set, bisa jalan-jalan keliling
taman, dan lain-lain). Inilah salah satu hal yang membedakannya dengan
penyakit lain (keluhan sesak pada asma adalah revesibel, bisa baik kembali
di luar serangan, sementara pada PPOK adalah irreversible , tetap saja
sesak setiap waktu).
Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak
dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang
menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas. Pada penderita asma,
penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya
saluran oleh dahak yang dipoduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai
respon untuk mengeluarkan dahak tersebut. Gambar dibawah ini adalah gambar
penampang paru dalam keadaan normal dan saat serangan asma.
Pengobatan asthma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik
dan pengobatan farmakologik.
1. Pengobatan non farmakologik
a) Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit
asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, serta
menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.
b) Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada pada
lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus,
termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
c) Fisioterapi
FisioterApi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat
dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.
2. Terapi Farmakologis
No Kelas Nama Mekanisme Kerja Dosis Efek Samping
Terapi
1. Agonis Metaprote- Agonis reseptor 4x shari Vasodilatasi,
beta renol adrenergik β2 pada otot Dewasa : ½-1 tab/5- takikardi,
(Alupent) polos bronkus 10 ml sirup. 3-10 th stimulasi
peningkatan ½ tab. 1-3 th 2,5-5 SSP,
cAMPrelaksasi sel otot ml. Bayi 2,5 ml. perubahan
bronkusbronkodilatasi Dwsa : obat metabolik.
semprot 1-2 sedot
dss tggal
2. Metil Aminophylin Menghambat Aminophylin : 200- Mual,
xantin , Teophylin fosfodiesterasicAMP 300 mg/3x/hari muntah,
meningkat dan Teofilin : 100-200 insomnia,
menghambat mg/3x/hari takikardi,
bronkokontriksi yang iritabilitas
diinduksi oleh adenosin. neuromuskul
ar.