Anda di halaman 1dari 30

Modul Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN FAUNA


SEBAGAI SUMBER BELAJAR

oleh:
Muchrodji, MP.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PERTANIAN - CIANJUR
2009
KATA PENGANTAR

Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan dan pelatihan berbasis

kompetensi adalah tersedianya modul yang dikembangkan dan mengacu pada standar

kompetensi. Sehubungan dengan hal tersebut, Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, mengembangkan beberapa modul

sesuai dengan Mata Pelajaran, Program Studi Keahlian dan tren perkembangan ilmu

pengetahuan dan agribisnis.

Modul ini diharapkan tetap berpegang pada azas keluwesan, kesesuaian dan

keterlaksanaan sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

yang terdapat dalam Standar Isi dan Standar Kelulusan Mata Pelajaran.

Semoga modul ini bermanfaat.

Cianjur, 15 Mei 2009


Kepala PPPPTK,

Drs. Dedy H. Karwan, MM

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

I. PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Deskripsi Modul ........................................................................................ 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2

II. PENGELOLAAN FAUNA ................................................................................ 3


A. Identifikasi keberadaan fauna.................................................................... 3
B. Identifikasi aktivitas fauna.......................................................................... 5
Lembar Latihan 1 ............................................................................................ 7
Lembar Kerja 1 ............................................................................................... 8

III. PEMANFAATAN FAUNA ............................................................................. 10


A. Pemeliharaan keberadaan fauna ............................................................ 10
B. Pembuatan bahan belajar fauna ............................................................. 12
Lembar Latihan 2 .......................................................................................... 14
Lembar Kerja 2 ............................................................................................. 15

IV. LEMBAR KUNCI JAWABAN LATIHAN ........................................................ 19


A. Lembar Kunci Jawaban Latihan 1 ........................................................... 19
B. Lembar Kunci Jawaban Latihan 2 ........................................................... 20

V. PUSTAKA ACUAN ....................................................................................... 22

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar ii


PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR

No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bahan Ajar


1 Memahami gejala-gejala Mengidentifikasi obyek Mengelola jenis flora di
alam melalui pengamatan secara terencana dan lingkungan sekitar dan
sistematis untuk memanfaatkan-nya sebagai
memperoleh gejala alam sumber belajar
biotic

Mengelola jenis berbagai


jenis fauna di lingkungan
sekitar dan memanfaatkan-
nya sebagai sumber belajar

Mengidentifikasi obyek Mengelola lahan sekitar dan


secara terencana dan memanfaatkannya sebagai
sistematis untuk tempat dan sumber belajar
memperoleh gejala alam
abiotik

Mengelola sumber air di


lingkungan sekitar dan
memanfaatkan-nya sebagai
tempat dan sumber belajar

Mengelola sumber energi dan


memanfaatkannya sebagai
sumber belajar

2 Memahami polusi dan Mengidentifikasi jenis Mengelola limbah di


dampaknya terhadap limbah lingkungan sekitar dan
manusia dan lingkungan memanfaatkan-nya sebagai
sumber belajar

Mengidentifikasi jenis
polusi pada lingkungan
kerja

Mendeskripsikan dampak
polusi terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan

Mendeskripsikan cara-cara
menangani limbah

3 Memahami komponen Mengidentifikasi Konsep pengelolaan


ekosistem serta peranan komponen ekosistem lingkungan sebagai tempat
manusia dalam menjaga dan sumber belajar
keseimbangan lingkungan
dan Amdal

Menjelaskan konsep
keseimbangan lingkungan

Mendeskripsikan Amdal Amdal

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar iii


I. PENDAHULUAN

Sumber belajar pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu sumber belajar yang
dirancang (by design resources) dan sumber belajar yang dimanfaatkan (by utility
resources). Berbagai benda yang terdapat di lingkungan dapat dikategorikan ke
dalam jenis sumber belajar yang dimanfaatkan. Jenis sumber belajar yang
dimanfaatkan ini jumlah dan macamnya jauh lebih banyak.

Namun demikian sebagian pendidik beranggapan bahwa media pembelajaran


selalu berkaitan dengan peralatan elektronik atau peralatan canggih yang mahal
harganya. Anggapan tersebut merupakan pandangan yang terlalu sempit
terhadap makn media pembelajaran. Sesungguhnya, media pembelajaran sangat
banyak jenis dan jumlahnya. Mulai dari jenis media yang paling sederhana dan
murah, hingga jenis media yang canggih dan mahal. Ada media buatan pabrik,
ada pula jenis media yang dapat dibuat sendiri oleh guru. Bahkan banyak pula
jenis media yang telah tersedia di lingkungan sekitar kita yang langsung dapat kita
gunakan untuk keperluan pembelajaran. Oleh karena itu, seharusnya tidak ada
lagi guru yang enggan menggunakan media pembelajaran karena alasan
ketiadaan biaya. Hal tersebut dikarenakan begitu banyak jenis media belajar yang
dapat diperoleh secara mudah dan murah di sekitar kampus. Yang diperlukan
adalah kemauan, kejelian dan kreativitas dalam memilih dan mendayagunakan
potensi berbagai sumber dan media belajar yang ada di sekeliling kita termasuk
didalamnya adalah pembelajaran tentang fauna.

Pembelajaran tentang fauna baik ternak, maupun satwaliar pada dasarnya sangat
mungkin untuk dilakukan dengan menggunakan fasilitas yang ada di lingkungan
sekitar kampus. Berbagai hal yang bisa dipelajari dari fauna yang ada di
lingkungan kampus antara lain pengenalan berbagai jenis fauna, sifat-sifat fauna,
manfaat fauna, teknik inventarisasi dan lain-lain. Meskipun demikian perlu
dilakukan berbagai penanganan dan perlakuan sesuai dengan materi yang akan
diberikan.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 1


A. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar
Kompetensi Dasar Mata Diklat Indikator
Kompetensi
Memahami gejala- Mengidentifikasi obyek Mengelola Mampu mengenal
gejala alam secara terencana dan berbagai jenis jenis-jenis fauna di
melalui sistematis untuk fauna di lingkungan lingkungan sekolah
pengamatan memperoleh gejala sekitar dan
alam biotic memanfaatkan-nya
sebagai sumber
belajar
Mampu membuat
bahan ajar dari fauna
yang ada di sekolah

B. Deskripsi Modul

Modul ini membahas tentang bagaimana melakukan identifikasi fauna yang


meliputi keberadaan, aktivitas, dan jenis serta sifat-sifatnya. Dalam modul
ini juga dibahas bagaimana melakukan pengelolaan dan memanfaatkan
fauna yang ada di lingkungan kampus yang meliputi pemeliharaan fauna di
lingkungan kampus serta pembuatan berbagai jenis bahan belajar/media
pembelajaran fauna.

C. Waktu
Penguasaan pendalaman kompetensi dasar identifikasi objek secara terencana
dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dilaksanakan
selama jam @45 menit.

D. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar


Penggunaan bahan ajar kompetensi dasar identifikasi objek secara terencana dan
sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dilaksanakan setelah
penguasaan terhadap konsep lignkungan hidup. Setelah KD identifikasi objek
secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik
dilanjutkan dengan pelaksanaan PBM untuk SK mata pelajaran yang lainnya.

E. Tujuan Akhir

Tujuan akhir dari Proses Belajar Mengajar ini adalah siswa mampu mengusai 1
(satu) kompetensi dasar mata pelajaran IPA yaitu identifikasi objek secara

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 2


terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi gejala alam biotik dalam hal
ini adalah pengelolaan dan pemanfaatan fauna di lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar bagi siswa

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 3


Pembelajaran 1.

II. MENGENAL JENIS-JENIS FAUNA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Silabus
Standar Kompetensi:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi Dasar:
Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
gejala alam biotik
Indikator Materi Tugas Bukti Belajar Waktu Sumber
Content Indikator belajar
Mampu Mengidentifikasi Observasi/ Hasil Naskah
mengenal berbagai jenis studi praktik/
jenis-jenis flora di kasus pengamatan
fauna di lingkungan
lingkungan sekitar
sekolah
Hubungan
timbal balik
antara flora
dengan
lingkungannya
Mengelola
lingkungan
sekolah untuk
menjaga
keberadaan
flora di
lingkungan
sekitar

B. Tujuan
Peserta diklat mampu melakukan pengelolaan keberadaan fauna yang ada
di lingkungan sekolah

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 4


C. Uraian Materi

1. Identifikasi keberadaan fauna

Lingkungan sekolah merupakan laboratorium alam yang cukup penting bagi


pengembangan ilmu seluruh komponen sekolah, termasuk di dalamnya
adalah siswa. Salah satu cara untuk mengetahui keberadaan fauna yang
ada di sekolah dapat dilakukan dengan cara inventarisasi/identifikasi satwa
yang ada. Identifikasi jenis satwa adalah upaya untuk mengenal jenis,
keadaan umum status populasi dan tempat hidupnya yang dilakukan di
dalam habitatnya. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam memanfaatkan
laboratorium alam yang ada di sekolah khususnya fauna adalah jenis
fauna, habitat, perilaku, dan jejak.

Jenis satwa di lingkungan kampus perlu dikenali dan dibedakan antar


masing-masing individu dalam satu kelompok atau golongan dengan
berdasarkan tanda-tanda morfologi yang dimiliki. Jenis-jenis satwa yang
ada di sekolah yang telah dikenali dapat dijadikan sebagai bahan/sumber
belajar bagi siswa baik untuk pengenalan fisik, perilaku, dan lain-lain.

Hampir semua satwa yang ada di alam selalu meninggalkan jejak dalam
setiap aktivitasnya. Oleh karena itu pengetahuan tentang pengenalan jejak
ataupun tanda-tanda keberadaan satwa yang ditinggalkan perlu untuk
diperhatikan. Hal tersebut akan sangat berarti sekali bila pada saat
inventarisasi sangat sulit atau tidak dapat dijumpai satwa secara langsung.
Beberapa jejak atau tanda-tanda keberadaan satwa dapat diketahui
dengan adanya tapak kaki di permukaan tanah, feses (kotoran), bagian-
bagian badan yang ditinggalkan, suara/bunyi, sarang, dan bau-bauan serta
tanda-tanda lainnya.
a. Tapak kaki
Jejak tapak kaki satwa yang terdapat di permukaan tanah dapat
digunakan untuk mengetahui jenis, perkiraan jumlah individu serta
perkiraan umur satwa. Oleh karena itu dalam mengamati jejak tapak
kaki perlu diperhatikan bentuk, ukuran dan prakiraan umur jejak.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 5


Beberapa hal yang perlu diketahui untuk mengenali keberadaan
satwa berdasarkan jejak kaki antara lain pengelompokan satwa
berdasarkan jumlah kuku, bentuk kuku, bentuk tekanan injakan
kuku.
b. Feses (kotoran)
Feses sangat berkaitan erat dengan bahan pakan suatu jenis satwa.
Bentuk feses maupun bahan feses menunjukkan keadaan yang khas
dari suatu satwa. Feses dari satwa jenis karnivora secara sederhana
dapat dikenali dari jenis makanannya berdasarkan komposisi feses
seperti bulu, rambut, gigi maupun tengkorak yang terdapat pada
feses. Penemuan feses sangat penting untuk mengetahui jenis
satwa yang mengeluarkannya serta prakiraan waktu satwa tersebut
berada pada tempat diketemukannya feses. Disamping dari bahan
penyusunnya, satwa juga dapat dikenali/dibedakan dengan melihat
bentuk dan ukuran fesesnya.
c. Bagian tubuh yang ditinggalkan
Beberapa jenis satwa ada yang mempunyai kebiasaan untuk
meninggalkan atau melepas bagian-bagian tubuhnya. Beberapa
bagian tubuh yang sering ditinggalkan antara lain adalah tanduk,
tulang, kulit, bulu, rambut, telur dan sebagainya. Berdasarkan
bagian-bagian tubuh yang ditinggalkan tersebut dapat diketahui jenis
satwa dan wilayah penyebarannya.
d. Suara dan bunyi
Suara adalah sesuatu yang dapat dididengar yang dikeluarkan oleh
mulut satwa, sedangkan bunyi adalah sesuatu yang dapat didengar
sebagai akibat dari tingkah laku jenis satwa. Bunyi tersebut biasanya
sangat khas untuk tiap jenis satwa. Pengenalan suara atau bunyi
sangat membantu dalam mengumpulkan data atau informasi jenis-
jenis satwa kelompok burung atau satwa yang bersifat cryptic (satwa
yang punya perilaku senang bersembunyi)
e. Tanda-tanda pada habitat
Tanda-tanda yang diakibatkan oleh sutau tingkat laku satwa pada
saat mencari makan, kawin, dan mandi/berkubang sangat
membantu dalam melakukan identifikasi jenis satwa. Tanda-tanda

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 6


tersebut dapat berupa gigitan pada daun, kulit, batang maupun akar
pohon. Selain itu dapat juga dilihat dari sisa buah-buahan maupun
adanya alur lintasan satwa.
f. Bau-bauan
Bau-bauan adalah bau yang khas dan mencolok yang ditimbulkan
oleh suatu jenis satwa yang dapat dicium oleh manusia. Bau khas
satwa biasanya berasal dari suatu kelenjar yang dimiliki oleh
masing-masing satwa misalnya musang, rusa, kecoa, dan lain-lain.
g. Sarang
Sarang adalah sesuatu yang dengan sengaja atau tidak dibangun
untuk dipergunakan sebagai tempat berkembang biak dan atau
sebagai tempat istirahat (tidur). Bentuk sarang biasanya memiliki cirri
khas tersendiri sehingga dapat digunakan untuk membedakan jenis
satwa. Letak sarang antara lain dapat berada:
• Di atas pohon baik pada ranting, dahan maupun cabang pohon
• Pada batang pohon dengan membuat lubang
• Di tanah, antara lain diletakkan di atas permukaan tanah, lubang
dalam tanah, ataupun di dalam gua.

2. Identifikasi aktivitas fauna

Aktivitas fauna yang ada di sekolah sangat erat hubungannya dengan


perilaku. Perilaku adalah kebiasaan-kebiasaan fauna dalam aktivitas
hidupnya, misalnya sifat pengelompokan, waktu aktif, wilayah pergerakan,
cara mencari makan, cara membuat sarang, hubungan social, tingkah laku
bersuara, interaksi, dan sebagainya. Pemahaman tentang perilaku akan
sangat membantu dalam kegiatan inventarisasi keanekaragaman fauna di
sekolah. Penentuan pemilihan metode pengambilan data, penentuan lokasi
pengamatan, dan saat pengambilan data banyak ditentukan oleh perilaku
fauna.

Berdasarkan aktivitasnya, satwaliar khususnya sebagian besar dapat


dikelompokkan dalam tiga golongan yaitu:
a. Nocturnal, yaitu satwaliar yang aktif pada malam hari

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 7


b. Diurnal, yaitu satwaliar yang aktif pada siang hari
c. Crepuscular, yaitu satwaliar yang aktif pada waktu peralihan antara
siang dan malam atau antara malam dan siang hari
Beberapa jenis satwaliar yang tergolong pada diurnal, memiliki beberapa
fase aktif, yaitu aktif pada pagi dan sore hari (biphasic) dan ada yang aktif
sepanjang hari (multiphasic).

3. Pemeliharaan keberadaan fauna

Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1999 mengungkapkan bahwa tumbuhan


dan satwa adalah bagian dan sumber daya alam yang tidak tenilai
harganya sehingga kelestariannya perlu dijaga melalui upaya pengawetan
jenis. Pengawetan adalah upaya untuk menjaga agar keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya baik di dalam maupun di
luar habitatnya tidak punah. Salah satu tujuan pengawetan adalah
memelihara keseimbangan dan kemantapan ekosistem yang ada agar
dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia secara berkelanjutan.

Keberadaan sumberdaya hayati begitu penting bagi kehidupan manusia,


sehingga perlu dilakukan usaha pengawetan. Bagi sekolah keberadaan
sumberdaya hayati sangat penting bagi proses pembelajaran baik sebagai
tempat maupun sumber belajar atau sering dikenal sebagai laboratorium
lingkungan. Laboratorium lingkungan dapat diartikan sebidang tanah yang
ditanami tanaman yang dapat dipakai sebagai lahan penyelidikan atau
percobaan. Jadi laboratorium lingkungan dapat bermakna kebun sekolah
atau lahan/tanah yang dijadikan alat perantara keberhasilan proses belajar
mengajar agar pembelajaran dapat lebih berakar dalam pikiran ketrampilan
dan sikap siswa.

Laboratorium lingkungan adalah sebuah ekosistem yang dapat dijadikan


tempat penelitian, merupakan sarana alamiah dan spesifik. Laboratorium
Lingkungan yang spesifik dan kondisional akan memberikan memberikan
relevansi antara pembelajaran teoritis dan praktis, serta dapat melibatkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoris siswa sehingga pemahaman

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 8


konsep yang didapatkan akan lebih mengena (melekat) dibandingkan
dengan penjelasan melalui ceramah.

Sebagai sebuah sarana alamiah, laboratorium lingkungan (sebagai contoh


kebun sekolah) dapat dijadikan sumber penemuan konsep, utamanya yang
berhubungan langsung dengan ilmu lingkungan. Berbagai bentuk
pemanfaatan lingkungan sekolah dapat sebagai sumber pembelajaran
yang bermakna bagi siswa pada khususnya dan masyarakat sekolah pada
umumnya.

Dalam pembinaan habitat fauna, khususnya satwa liar ada tiga komponen
utama yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu: komponen biotik
(meliputi: vegetasi, satwaliar, dan organisme mikro), komponen fisik
(meliputi: air, tanah, iklim, topografi, dll.) dan komponen kimia (meliputi
seluruh unsur kimia yang terkandung dalam komponen biotik maupun
komponen fisik).

a. Pengelolaan Pakan

Berdasarkan jenis pakan dan kebiasaan makannya maka satwa dapat


dibedakan sebagai satwa pemakan buah dan biji (frugivor), rumput,
daun, pucuk (herbivora), pemakan serangga (insectivor), pemakan
daging (karnivora) dan pemakan segalanya (omnivora). Upaya dalam
pengelolaan pakan biasanya berupa peningkatan kualitas dan kuantitas.
Untuk penanaman kawasan pasca bencana gunung meletus yang
ditujukan untuk habitat satwa liar burung Maleo dan Merak diusahakan
jenis yang merupakan pakan satwa tersebut.

b. Pengelolaan Air

Untuk memenuhi kebutuhan satwa akan air untuk minum,


mandi/berkubang, dan lain-lain, selain memanfaatkan air bebas dari
alam (sungai, air hujan, embun dan sumber-sumber lain) diperlukan
juga sarana tambahan agar ketersediaan air tersebut selalu terjaga.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 9


Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain adalah pembuatan
tempat minum, pembuatan kubangan dan kontrol terhadap kualitas air.

c. Pengelolaan Pelindung (Cover)

Kebutuhan perlindungan dari terik matahari, hujan dan pemangsa,


sangat dibutuhkan satwa. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang
pola penggunaan ruang setiap spesies satwa. Pengelolaan cover
berkaitan erat dengan pengaturan vegetasi. Selain itu perlu diketahui
juga tentang preferensi habitat setiap spesies satwa. Kegiatan yang
mungkin dilakukan dalam pengelolaan pelindung misalnya peningkatan
jumlah pohon peneduh yang dibutuhkan oleh satwa. Dalam perbaikan
habitat memerlukan pengkajian terhadap aspek penyebab kerusakan
habitat dan daya dukung habitat yang dibutuhkan oleh setiap satwa.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 10


Lembar Kerja 1

Judul Kegiatan:
Identifikasi jenis, keberadaan, dan aktivitas fauna di lingkungan kampus.

Tujuan:
Lembar kerja ini diberikan untuk dapat dipelajari dan diimplementasikan untuk
menjawab tugas yang telah ditentukan. Setelah melakukan kegiatan ini peserta
diklat dapat:
1. Melakukan identifikasi jenis fauna di lingkungan kampus
2. Menjelaskan keberadaan fauna di lingkungan kampus
3. Menjelaskan aktivitas fauna di lingkungan kampus

Alat dan Bahan:


1. Alat tulis
2. Senter/baterai/lampu
3. Form identifikasi

Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Tentukan tempat/lokasi yang akan dilakukan pengamatan
3. Lakukan pengamatan terhadap berbagai fauna yang anda temui di lokasi yang
telah ditentukan.
4. Lakukan pengamatan pada pagi hari (05.00 - 07.00), siang hari (11.00 –
13.00), dan malam hari (07.00 – 09.00)
5. Catat jenis hasil pengamatan anda dalam form identifikasi fauna
6. Buatlah laporan hasil praktik tersebut sebagai bahan untuk menjawab tugas
yang telah ditentukan.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 11


FORM PENGAMATAN IDENTIFIKASI FAUNA

Kelompok :
Lokasi :
Anggota :

No Jenis Jumlah Habitat Lokasi Waktu Keterangan

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 12


TUGAS 1

1. Apa dan berapa jenis fauna yang sama yang anda temui pada pagi, siang,
dan malam hari?
2. Apa dan berapa jenis fauna yang sama yang anda temui pada pagi dan
siang hari?
3. Apa dan berapa jenis fauna yang sama yang anda temui pada siang dan
malam hari?
4. Apa dan berapa jenis fauna yang sama yang anda temui pada malam dan
pagi hari?

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 13


TES 1

1. Sebutkan dan jelaskan jejak/tanda-tanda yang dapat digunakan untuk


mengetahui keberadaan satwa tertentu yang ada di lingkungan sekolah!

2. Jelaskan pola perilaku satwa berdasarkan aktivitasnya yang ada di sekolah!

3. Tikus merupakan salah satu jenis satwa yang tersebar hampir di seluruh
wilayah di dunia. Jelaskan kapan dan bagaimana cara mengetahui keberadaan
tikus pada suatu areal persawahan, jelaskan!

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 14


Pembelajaran 2.

III. PEMANFAATAN FAUNA

A. Silabus
Standar Kompetensi:
Memahami gejala-gejala alam melalui pengamatan
Kompetensi Dasar:
Mengidentifikasi obyek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh
gejala alam biotik
Indikator Materi Tugas Bukti Belajar Waktu Sumber
Content Indikator belajar
Mampu Membuat Observasi/ Hasil Naskah
membuat preparat Studi praktik/
bahan awetan kasus pengamatan
ajar dari fauna di
fauna sekolah
yang ada sebagai
di sekolah bahan
belajar
Menjelaskan
bagian-
bagian tubuh
fauna dan
fungsinya
berdasarkan
preparat
awetan yang
dibuat

B. Tujuan
Peserta diklat mampu memanfaatkan fauna yang ada di lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar

C. Uraian Materi

1. Pembuatan Bahan Ajar


Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Secara

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 15


umum media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi.

Media-media yang terdapat di lingkungan sekitar, ada yang berupa benda-


benda atau peristiwa yang langsung dapat kita pergunakan sebagai sumber
belajar. Selain itu, ada pula benda-benda tertentu yang harus dibuat
terlebih dulu sebelum dapat dipergunakan dalam pembelajaran. Media
yang perlu dibuat biasanya berupa alat peraga sederhana dengan
menggunakan bahan-bahan yang terdapat di lingkungan kita. Beberapa
prinsip pembuatan media dengan memanfaatkan lingkungan yang perlu
diperhatikan antara lain adalah:
• Media yang dibuat harus sesuai dengan tujuan dan fungsi
penggunaannya.
• Dapat membantu memberikan pemahaman terhadap suatu konsep
tertentu, terutama konsep yang abstrak.
• Dapat mendorong kreativitas siswa, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bereksperimen dan bereksplorasi (menemukan sendiri)
• Media yang dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan, tidak
mengandung unsur yang membahayakan siswa.
• Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal
• Usahakan memenuhi unsur kebenaran substansial dan kemenarikan
• Media belajar hendaknya mudah dipergunakan baik oleh guru maupun
siswa
• Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat hendaknya dipilih agar
mudah diperoleh di lingkungan sekitar dengan biaya yang relatif murah
• Jenis media yang dibuat harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan sasaran didik

2. Serangga dan bagian-bagiannya

Pembuatan bahan ajar dengan menggunakan fauna yang ada di sekolah


bukan hanya ditujukan untuk mampu membuat bahan ajar, namun konsep
pembuatan bahan ajar harus diperhitungkan agar kemanfaatannya semakin
nyata. Berbagai konsep dalam pembuatan bahan ajar harus

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 16


memperhatikan karakteristik materi yang akan diajarkan. Berikut ini akan
disajikan beberapa informasi tentang serangga dan bagian-bagiannya
sebagai salah satu contoh untuk membuat/mendesain bahan ajar yang
akan dibuat baik dalam bentuk insektarium maupun preparat blok.

Serangga (disebut pula Insecta) adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang berkaki enam. Karena itulah mereka disebut pula
Hexapoda. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di
lautan. Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang
sangat tinggi. Fosil-fosilnya dapat dirunut hingga ke masa Ordovicius. Fosil
kecoa dan capung raksasa primitif telah ditemukan. Sejumlah anggota
Diptera seperti lalat dan nyamuk yang terperangkap pada getah juga
ditemukan.

Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000


spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang
(Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat
(Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000
spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang
(Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah
(Hymenoptera).

Serangga mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk


dewasa yang siap melakukan reproduksi. Pergantian tahap bentuk tubuh ini
seringkali sangat dramatis. Di dalam tiap tahap juga terjadi proses
"pergantian kulit" yang biasa disebut proses pelungsungan. Tahap-tahap ini
disebut instar. Ordo-ordo serangga seringkali dicirikan oleh tipe
metamorfosisnya.

Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga


bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai
moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh
serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut
(abdomen).

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 17


Gambar struktur dalam belalang

Selain bagian-bagian tubuhnya, daur hidup belalang juga sangat penting


dan menarik untuk dibuat sebagai bahan ajar dengan menggunakan fauna
yang ada di lingkungan sekolah. Berikut disampaikan gambar daur hidup
belalang.

Gambar daur hidup belalang.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 18


Selain morfologi dan daur hidup serangga seperti yang telah dijelaskan di
atas, bahan ajar dapat dibuat dengan mengangkat tema/konsep yang lain
misalnya tipe mulut serangga, aktivitas serangga, tipe kaki, dan lain-lain.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 19


Lembar Kerja 2

Judul Kegiatan 1:
Pembuatan insektarium

Tujuan:
Setelah melakukan kegiatan ini peserta diklat dapat:
1. Menjelaskan teknik membuat koleksi serangga dengan insektarium
2. Menjelaskan bagian-bagian serangga
3. Menjelaskan ciri-ciri khusus serangga

Alat dan Bahan:


Alat: Bahan:
1. Alat tulis 1. Jarum pentul
2. Jaring serangga 2. Lem
3. Jarum suntik 3. Kertas
4. Busa
5. Kertas label
6. Chloroform
7. Formalin
8. Alkohol

Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Tangkaplah berbagai jenis serangga yang ada di sekitar kampus dengan
menggunakan jaring serangga
3. Biuslah serangga dengan menggunakan chloroform sehingga pingsan/mati
dengan cara memasukkannya ke dalam kantong plastik yang telah diberi
kapas yang dibasahi kloroform.
4. Serangga yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples
tersendiri. Kupu-kupu dan capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati2
agar sayapnya tidak patah.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 20


5. Suntiklah badan bagian belakang serangga dengan formalin 5% secukupnya
sesuai dengan ukuran serangga. Sapulah (dengan kuas) atau semprot bagian
tubuh luar dengan formalin 5%.
6. Sebelum mengering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul dan
Bentuklah posisi serangga sehingga dapat diamati bagian-bagiannya dengan
jelas dengan menancapkan jarum pentul pada plastik atau karet busa.
7. Lakukan pengeringan di dalam ruangan pada suhu kamar hingga serangga
kering.
8. Aturlah serangga pada kotak insektarium yang telah disediakan
9. Berilah keterangan bagian-bagian serangga yang telah dipasang di kotak
insektarium
10. Masukkan di dalam kotak insektarium tersebut beberapa butir kapur barus.
11. Beri label (di sisi luar kotak) yang memuat catatan khusus lainnya.
12. Buatlah laporan hasil praktik sebagai bahan untuk menjawab tugas

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 21


Judul kegiatan 2:
Pembuatan preparat blok serangga

Tujuan:
Setelah melakukan kegiatan ini peserta diklat dapat:
1. Menjelaskan teknik membuat preparat blok
2. Membuat preparat blok untuk koleksi serangga

Alat dan Bahan:


Alat: Bahan:
1. Alat tulis 1. Jarum pentul
2. Jaring serangga 2. Lem
3. Jarum suntik 3. Kertas
4. Busa
5. Kertas label
6. Chloroform
7. Formalin
8. Alkohol

Langkah Kerja:
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Tangkaplah berbagai jenis serangga yang ada di sekitar kampus dengan
menggunakan jaring serangga
3. Biuslah serangga dengan menggunakan chloroform sehingga pingsan/mati
dengan cara memasukkannya ke dalam kantong plastik yang telah diberi
kapas yang dibasahi kloroform.
4. Serangga yang sudah mati dimasukkan ke dalam kantong atau stoples
tersendiri. Kupu2 dan capung dimasukkan ke dalam amplop dengan hati2 agar
sayapnya tidak patah.
5. Suntiklah badan bagian belakang serangga dengan formalin 5% secukupnya
sesuai dengan ukuran serangga. Sapulah (dengan kuas) atau semprotlah
bagian tubuh luar dengan formalin 5%.

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 22


6. Sebelum mengering, tusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul dan
Bentuklah posisi serangga sehingga dapat diamati bagian-bagiannya dengan
jelas dengan menancapkan jarum pentul pada plastik atau karet busa.
7. Lakukan pengeringan di dalam ruangan pada suhu kamar hingga serangga
kering.
8. Siapkan campuran resin dengan katalis dengan perbandingan 50 : 1
9. Masukkan campuran tersebut ke dalam cetakan yang telah disediakan
10. Masukkan serangga yang akan diawetkan ke dalam larutan tersebut,
kemudian tuanglah kembali larutan resin + katalis hingga menutup serangga
11. Kering anginkan bahan tersebut hingga mengeras dan dapat dilepas dari
cetakan
12. Buatlah laporan hasil praktik sebagai bahan untuk menjawab tugas

Catatan:
Resin (polyester) dan katalis (methyl ethyl keton peroksidase) dapat dibeli di toko
bahan kimia

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 23


TUGAS 2

1. Jenis fauna apakah yang telah dibuat sebagai bahan ajar dan dimanfaatkan
dalam proses belajar mengajar di sekolah Anda? Jelaskan dengan
menggunakan gambar/foto!
2. Jelaskan konsep pembuatan bahan ajar yang Anda buat berkaitan dengan
proses belajar mengajar yang Anda lakukan!

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 24


TES 2

1. Jelaskan pengertian laboratoium sekolah menurut pendapat Anda dengan


memberikan contoh secara riil!

2. Jelaskan bagaimana cara melakukan pengelolaan habitat fauna di sekolah!

3. Jelaskan 5 prinsip pembuatan media dengan memanfaatkan lingkungan yang


perlu diperhatikan!

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 25


PUSTAKA ACUAN

Anonim. 1999. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999


Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa

Anonim. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/Serangga

Anonim. 2009. http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=78&fname=


bio111_19.htm

Aris Sandhi S. 2008. Pemanfaatan Laboratorium Lingkungan Sebagai Media


Pembelajaran IPA Yang Bernilai Edukatif Dan Ekonomis.
http://sdnsukomoro1nganjukjatim.blogspot.com/2007, diakses tanggal 15
Agustus 2008

Kartono AP. 2005. Diktat Inventarisasi Satwaliar Jurusan Konservasi Sumberdaya


Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Rahadi A. 2008. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar.


http://aristorahadi.wordpress.com/2008/05/17/pemanfaatan-lingkungan-
sebagai-sumber-belajar, diakses tanggal 5 Agustus 2008.

http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=78&fname=bio111_19.htm

Pengelolaan Fauna sebagai Sumber Belajar 26

Anda mungkin juga menyukai