Anda di halaman 1dari 2

DHUHA

oleh Yusuf Mansur Network pada 08 November 2010 jam 14:59

Jumhur ulama berpendapat bahwa shalat dhuha adalah sunnah, sementara para
ulama Maliki dan Syafi’i berpendapat bahwa ia sunnah muakkadah. Hal itu
didasari apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Dzarr dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, "Setiap pagi dari persendian
masing-masing kalian ada sedekahnya, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid
adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap
amar ma'ruf nahyi mungkar sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua
rakaat dhuha."

Juga apa yang diriwayatkan Imam Bukhori dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu
berkata,"Kekasihku (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) telah berwasiat
kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan pernah aku tinggalkan hingga aku
meninggal dunia, yaitu shaum tiga hari pada setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur
dengan shalat witir terlebih dahulu."

Adapun waktu pelaksanaan shalat dhuha maka menurut jumhur ulama adalah dari
matahari mulai meninggi kira-kira sepenggalah hingga sedikit menjelang
masuknya waktu zhuhur, yaitu dimulai sekitar 15 menit setelah waktu syuruq
hingga sekitar 15 menit sebelum masuknya waktu zhuhur.

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Hendaklah masing-masing kamu


bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali
bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf
adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti
dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat dhuha.” (HR
Muslim 1181)

Mengeluarkan sedekah untuk setiap ruas tulang badan merupakan ungkapan rasa
syukur atau terimakasih kepada Allah ta’aala atas tubuh yang manusia miliki.
Alangkah tidak berterimakasihnya seorang Muslim bilamana ia selama ini telah
memanfaatkan tubuhnya untuk melakukan aneka aktifitas melelahkan namun
tidak pernah seharipun menegakkan Sholat Dhuha. Wahai saudaraku, tegakkanlah
Sholat Dhuha. Tunjukkanlah rasa syukur kepada Allah ta’aala atas seluruh ruas
tulang tubuh yang selama ini telah kita pakai sampai seringkali menjadi sakit dan
perlu perawatan kesehatan karena lelah bekerja...! Ingatlah, bahwa semakin sering
kita bersyukur kepada Allah ta’aala, maka semakin banyak kenikmatan yang
Allah ta’aala janjikan akan kita terima.
 

‫َوإِ ْذ تَأ َ َّذنَ َربُّ ُك ْم لَئِ ْن َشكَرْ تُ ْم أَل َ ِزي َدنَّ ُك ْم َولَئِ ْن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد‬

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu


bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS
Ibrahim ayat 7)

Dan sebaliknya, semakin jarang kita bersyukur, apalagi jika malah bersikap kufur
maka Allah ta’aala mengancam dengan azabNya yang pedih. Pengertian azab
tidak perlu ditunggu di alam kubur atau di akhirat saja. Artinya, orang yang kufur
ni’mat akan mendapati -cepat atau lambat- sesuatu yang asalnya merupakan
ni’mat malah berubah menjadi beban atau kutukan bagi hidupnya...! Contoh akan
hal ini sangat banyak kita jumpai dalam realitas hidup kita.

Saudaraku, saya yakin semua kita bersepakat bahwa mengerjakan dua rakaat pada
waktu dhuha bukanlah suatu perkara yang berat dan sulit. Maka, marilah kita
ungkapkan rasa syukur kepada Allah ta’aala atas pemberianNya berupa 360 ruas
tulang badan yang kita miliki. Marilah kita berlomba menjadi hamba-hamba Allah
ta’aala yang rajin bersyukur.

Hukum melaksanakan shalat tahajjud atau qiyamullail setelah melaksanakan


shalat isya pada pukul 02.00 maka hal itu dibolehkan karena tidak ada persyaratan
sahnya qiyamullail adalah mesti tidur terlebih dahulu, demikian menurut DR.
Husamuddin ‘Afanah, dosen Fakulta Ushul Fiqh, Universitas al Quds.

Anda mungkin juga menyukai