Anda di halaman 1dari 2

Tindakan Anarkis Massa

Ketua DPRD Sumut, Abdul Azis Angkat, tewas dalam unjuk rasa yang berakhir anarkis di
Gedung DPRD Sumut di Medan. Para pengunjuk rasa yang menuntut dibentuknya Provinsi
Tapanuli memaksa masuk sambil membawa peti mati ke ruang sidang paripurna DPRD
Sumatera Utara. Mereka membentuk kegaduhan dan merusak berbagai benda agar tuntutan
mereka terbentuknya Propinsi Tapanuli dapat terpenuhi. Akibat ulah para pengunjuk rasa ini ini
rapat paripurna pun dihentikan. Setelah menguasai ruang sidang para pengunjuk rasa masih
berupaya mengejar Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Azis Angkat yang berusaha untuk keluar
dari ruangan sidang, namun Ketua DPRD inipun disandera pengunjuk rasa.

Sejumlah polisi telah berupaya mengevakuasi Abdul Aziz ke ruang rapat Fraksi Partai Golkar.
Namun, upaya tersebut dihalang-halangi demonstran. Bahkan, sempat terjadi aksi pengeroyokan
dan pemukulan terhadap Abdul Aziz (gambar foto Waspada Online). Selama terjadi proses
dorong mendorong dan pemukulan tersebut Abdul Aziz terlihat merasakan sakit di bagian
dadanya. Namun, massa tetap berupaya merangsek menyerangnya. Saat dievakusi, Abdul Aziz
tiba-tiba lunglai dan tak sadarkan diri.

Azis pun dimasukkan ke dalam ruang Fraksi Golkar, namun tidak lama keadaan kondisi Abdul
Azis sudah tidak sadarkan diri. Sekitar pukul 13.00 WIB aparat kemudian berupaya membawa
korban ke rumah sakit terdekat. Tubuh korban kemudian di gotong ke truk polisi untuk dibawa
ke rumah sakit. Truk yang membawa Abdul Azis pun masih sempat dilempari para pengunjuk
rasa. Sejumlah anggota DPRD dan anggota kepolisian mengantarkan Abdul Azis ke Rumah
Sakit Gleni Medan yang tidak sadarkan diri. Abdul Azis sempat menjalani perawatan di ruang
gawat darurat, namun nyawa Azis tak tertolong lagi. Setelah dipastikan meninggal, jenazah Azis
langsung dibawa ke ruang jenazah untuk disemayamkan sementara.

Kepala Kepolisian Kota Besar Medan Komisaris Besar Aton Suhartono mengumumkan, Abdul
Azis meninggal akibat serangan jantung. Terkait kasus kematian Abdul Azis ini, rekan korban,
M. Hanafiah Harahap, akan menuntut otak demontrasi, Chandra Panggabean dan R. Lumban
Hutagaol.
Abdul Aziz dilantik menjadi Ketua DPRD Sumut pada November 2008, menggantikan Abdul
Wahab Dalimunthe, yang mengundurkan diri karena menjadi calon legislatif Partai Demokrat.
Abdul Azis terpilih menjadi Ketua DPRD Sumut sisa masa bakti 2004-2009 dalam Rapat
Paripurna DPRD Sumut pada 13 November 2008 dengan meraih 61 suara dukungan dari total 76
anggota DPRD Sumut. Abdul Aziz lahir 10 Januari 1958. Sebelum berkiprah di Golkar dan
menjabat Sekretaris DPD Golkar Sumut pada 2006, Abdul Azis tercatat sebagai dosen di
Universitas Negeri Medan. Ia meniti karier politik dari bawah. Setelah menjadi pengurus KNPI
Sumut, pada 1985, dia masuk ke DPD Golkar sebagai ketua biro pendidikan kursus-kursus.
Nasib baik berpihak kepada Azis. Pada 1997, dia terpilih sebagai anggota DPRD Sumut dan
menjabat dua periode. Abdul Azis meninggalkan seorang istri, Turnalis Siregar dan empat orang
anak.

Kematian Ketua DPRD Sumatra Utara Abdul Aziz Angkat mendapat reaksi keras dari kader
Partai Golongan Karya Sumut. Mereka mendesak polisi agar mengusut tuntas kasus ini dan
meneruskan ke pengadilan. Abdul Aziz yang juga Sekretaris DPD Golkar Sumut meninggal tadi
sore di Rumah Sakit Glen Medan. Sebelumnya, ia pingsan di tengah kerumunan massa yang
menuntut pemekaran provinsi Tapanuli (Protap). Desakan di antaranya disampaikan M. Hanafiah
Harahap, anggota DPRD Sumut. Ia menuding meninggalnya Abdul Aziz bermula dari unjuk rasa
massa Protap yang anarkis. Karenanya, Hanafiah mendesak polisi agar segera menyelidiki
kasus ini dan menangkap mereka yang bertanggung-jawab atas unjuk rasa tersebut. Hal senada
disampaikan kader Golkar lainnya yang juga anggota DPRD Sumut Syukran Tanjung. Menurut
Syukran, penyelidikan lebih lanjut akan membuktikan, apakah meninggalnya Abdul Aziz Angkat
terkait langsung dengan unjuk rasa yang menuntut pembentukan protap atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai