Anda di halaman 1dari 5

ADAT PERNIKAHAN YOGYAKARTA

Nontoni
Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan
dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap
orang yang akan dinikahinya, bahkan kadang-kadang belum pernah melihatnya,
meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah
melihatnya.
Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni.
Biasanya tata cara ini diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang
akan diperjodohkan telah mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan si gadis
yang akan diambil menantu. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu
atau penyelidikan secara rahasia.
Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dan siperjaka sanggup menerima
pilihan orang tuanya, maka diadakan musyawarah diantara orang tua / pinisepuh
si perjaka untuk menentukan tata cara lamaran.

Upacara Lamaran
Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara pria dan
wanita yang akan menikah kadang-kadang masih belum saling mengenal, jadi hal
ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada
seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini
bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.
 Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu
orang tua calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu
yang lazim disebut Jodang ( tempat makanan dan lain sebagainya ) yang
dipikul oleh empat orang pria.
 Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain : Jadah,
wajik, rengginan dan sebagainya.
 Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana sifat
dari bahan baku ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan
kelak kedua pengantin dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa).
 Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak merundingkan hari
baik untuk melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih
melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan hari
baik untuk upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.
Peningsetan Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang
berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari
orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri.
Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik, bahan kebaya, semekan,
perhiasan emas, uang yang lazim disebut tukon (imbalan) disesuaikan
kemampuan ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik, rengginan, gula, teh,
pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul
tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi
dengan gending Nala Ganjur .
Biasanya penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua
pihak setelah upacara peningsetan.

Upacara Tarub
Tarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) yang
dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe (anyaman daun kelapa yang
hijau).
Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan memandikan
calon pengantin (siraman, Jawa) yaitu satu hari sebelum pernikahan itu
dilaksanakan.
Untuk perlengkapan tarub selain janur kuning masih ada lagi antara lain
yang disebut dengan tuwuhan. Adapun macamnya :
 Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
 Dua janjang kelapa gading ( cengkir gading, Jawa )
 Dua untai padi yang sudah tua.
 Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus.
 Daun beringin secukupnya.
 Daun dadap srep.
Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di kiri pintu gerbang satu unit dan
dikanan pintu gerbang satu unit (bila selesai pisang dan kelapa bisa diperebutkan
pada anak-anak.)

Nyantri
Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga
pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ini
akan ditempat kan dirumsh saudara atau tetangga dekat.
Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara
pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon
pengantin pria sudah siap dit3empat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga
pengantin putri.

Siraman
Upacara Siraman Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang berarti mandi.
Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang
mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni
Untuk menjaga kesehatan calon pengantin supaya tidak kedinginan maka
ditetapkan tujuh orang yang memandikan, tujuh sama dengan pitu ( Jawa ) yang
berarti pitulung (Jawa) yang berarti pertolongan. Upacara siraman ini diakhiri
oleh juru rias (pemaes) dengan memecah kendi dari tanah liat.

Midodareni
Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari
yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya.
Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam
24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh
tidur.
Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasihat serta
doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
 Sepasang kembarmayang (dipasang di kamar pengantin)
 Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian,
empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
 Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun
dadap srep ( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah pinang), daun
sirih yang dihias dengan kapur.
 Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut,
minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau
wangi.
Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan
keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :
 Nasi gurih
 Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
 Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
 Krecek
 Roti tawar, gula jawa
 Kopi pahit dan teh pahit
 Rujak degan
 Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman dulu)

Langkahan
Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat,
upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului
kakaknya yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka calon
pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.

Ijab
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan
pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan
menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga
pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas
kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qobul biasanya dipimpin oleh
petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan
syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas
catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

Panggih
Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru
upacara panggih bisa dilaksanaakan,. Pengantin pria kembali ketempat
penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah
semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.
Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya
Yogyakarta dengan iringan gending Jawa:
1. Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
2. Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari
balangan ( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci kaki
pengantin pria ), pecah telor oleh pemaes.
3. Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya
(kacar-kucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar
walimah selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi
datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara sungkeman
Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan gending Sriwidodo
atau gending Sriwilujeng. Pada waktu kirab diiringi gending : Gatibrongta, atau
Gari padasih.

Anda mungkin juga menyukai