Anda di halaman 1dari 2

SALIVA

• Pengertian saliva pada umumnya adalah cairan oral kompleks dari campuran
sekresi kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor di oral mucosa.
• Saliva ini terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh
rongga mulut dan selalu bergerak.
• Komposisi : 99% air, sisanya zat organic yang penting fungsinya untuk menjaga
integritas jaringan mulut. Komposisi saliva juga dipengaruhi berbagai factor,
antara lain jenis kelenjar yang menghasilkannya, rangsang, kecepatan sekresi,
hormone, penyakit, obat-obatan,dll.
• Yang sangat penting untuk diketahui dalam hubungannya terhadap karies adalah
kecepatan sekresi, yang juga akan mempengaruhi pH dan selanjutnya juga akan
mempengaruhi kapasitas buffernya.
• Fungsi saliva: pada umumnya adalah fungsi protektif, yakni menjaga kesehatan
gigi dan mulut yang oleh Whelton(1996) diuraikan sebagai:
1. cairan lubrikasi: melapisi mukosa dan melindunginya terhadap iritasi
mekanik, termal dan kimia, juga membantu kelancaran udara, percakapan dan
menelan.
2. cadangan ion: merupakan cairan jenuh dan memudahkan remineralisasi.
3. buffer: menetralisasi pH plak sesudah makan sehingga mencegah
demineralisasi.
4. pembersih: membersihkan makanan dan membantu menelan.
5. aksi antimikroba: spesifik dan non spesifik
6. aglutinasi: mengumpulkan dan mempercepat pembersihan sel-sel bakteri.
7. pembentukan pelikel: pada permukaan email, sebagai pertahanan difusi.
8. pencernaan: dengan adanya enzim amylase
9. perasa: sebagai pelarut, jadi memungkinkan makanan dirasakan.
10. ekskresi: substansi dalam saliva juga dapat diekskresi.
11. menjaga keseimbangan air: dalam keadaan dehidrasi, sekresi saliva menurun,
mulut menjadi kering dan menyebabkan keinginan minum bertambah.
• Fungsi protektif saliva terhadap karies:
1. aliran saliva dapat mengurangi akumulasi plak pada permukaan gigi dan juga
meningkatkan tingkat pembersihan karbohidrat dari oral cavity.
2. difusi ke plak oleh komponen saliva seperti calcium, fosfat, hydroxyl dan ion
fluoride dapat mereduksi kelarutan enamel dan meningkatkan remineralisasi
dari lesi karies dini.
3. sistem buffer asam karbon- bikarbonat dapat menyeimbangkan dan
menetralisasi jatuhnya pH yang muncul ketika bacteria plak memetabolisme
gula. pH dan kapasitas buffer saliva tergantung tingkat sekresi. pH saliva
parotid sekitar 7,4 ketika terstimulasi sedangkan pH saliva submandibular
sekitar 7,1 ketika terstimulasi. Peningkatan kecepatan sekresi juga
menghasilkan kapasitas buffer yang lebih besar. Pada kedua hal tersebut
tergantung peningkatan pada konsentrasi sodium dan bikarbonat.
4. protein saliva meningkatkan penebalan pelikel dan membantu memperlambat
pergerakan ion kalsium dan fosfat keluar enamel.
• Macam pemeriksaan saliva untuk mendeteksi factor resiko karies:
1. tes kecepatan sekresi: pengukuran kecepatan sekresi dengan cara pasien
duduk tegak dengan kepala menunduk dan saliva ditampung selama 5 menit.
Tes ini dapat dilakukan dengan atau tanpa stimulasi. Jika diperlukan stimulasi
umumnya digunakan paraffin yang dikunyah selama satu menit. Nilai
kecepatan sekresi di bawah 0,7 ml/menit dengan stimulasi, orang tersebut
digolongkan dalam kelompok resiko tinggi terhadap karies.
2. tes buffer saliva: pasien dengan buffer tinggi umumnya makin tahan terhadap
karies.
3. tes lactobacillus: makin tinggi jumlah koloni, makin tinggi pula resiko
terjadinya karies.
4. tes streptococcus mutan: ada kecenderungan bahwa pasien dengan jumlah
mutans yang tinggi aktivitas kariesnya juga tinggi.

Anda mungkin juga menyukai