5861
SGD-15
Asmasolon : (zatnya???)
obat untuk saluran nafas anti asma yg mengandung efedrin Hcl 12,5mg ; teofilin 130mg ;
chlorfenilamin maleat 2mg dewasa 3-4x sehari. Bisa dibeli dipasaran. Tanpa resep dokter.
Wheezing :
(Bunyi ngiik) adalah keluhan nafas menciut, sering menyertai sesak nafas, merupakan
manifestasi penyempitan saluran nafas seperti pada asma dan bronkitis, secara klinis lebih
jelas pada saat ekspirasi. Ini dapat terjadi oleh karena perubahan temperatur, alergen, latihan
jasmani, dan bahan iritan terhadap bronkus.
(Buku IPD, FKUI)
karena edema terbatas didalam dinding bronkeolus dan spasme otot polos bronkeolus, maka
tahanan saluran pernapasan menjadi meningkat, saluran nafas menyempit pada fase tersebut
akibat udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa diekspresikan oleh karena
itu pendeita sesak napas dapat menarik nafas dengan cukup memadai tetapi mengalami
kesulitan dalam ekspirasi.
Setelah pasien terpajan allergen penyebab atau faktor pencetus,segera akan timbul dispnea.
Pasien merasa tercekik dab harus berdiri/duduk dan berusaha penuh mengerahkan tenaga
umtuk bernapas. Berdasarkan perubahan-perubahan anatomis yang telah dijelaskan,bahwa
kesulitan utama terletak pada saat ekspirasi. Percabangan trakeobronkial melebar dan
memanjang selama inspirasi, tetapi sulit untuk memaksakan udara keluar dari bronkiolus
yang sempit,mengalami edema dan terisi mucus,yang dalam keadaan normal akan
berkontraksi sampai tingkatan tertentu pada ekspirasi. Udara terperangkap pada bagian distal
tempat penyumbatan,sehingga terjadi hiperinflasi progresif paru. Akan timbul mengi
ekspirasi memanjang yg merupakan cirri khas asma sewaktu pasien berusaha memaksakan
udara keluar.
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
Sylvia A.Price Lorraine M.Wilson.2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Ed 6.Vol 2.Jakarta:EGC
Step 7
sesak nafas
Definisi
Penyebab:
Penyebab sesak napas dari gangguan respirasi dapat dibagi menjadi 2 penyebab
utama. Yaitu:
1. Sesak napas oleh karena obstruksi saluran napas, biasanya disertai wheezing.
2. Sesaki napas disebabkan gangguan inflasi paru(gangguan restriksi), misalnya:
a. Gangguan dinding dada:
- Gangguan neuromuscular: polyneuritis, poliomyelitis, miastrenia gravis.
- Gangguan rangka dinding dada seperti deformitas.
b. Penyebab dari pleura: efusi pleura, dan pneumothoraks.
c. Penyebab dari paru, setiap keadaan yang mengalami lung compliance
(fibrosis, tumor, edem paru dan elaktisitas).
( Sumber: buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2 edisi 3 )
Sesak napas juga disebabkan oleh gagal jantung kiri, anemia, gangguan metabolic
pada uremia atau ketoasidosis diabetic dan oleh factor emosional (sindrom
hiperventilasi).
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
( Sumber: buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid 2 edisi 3 )
Keadaan sesak napas dan gawat napas dapat disebabkan oleh sumbatan saluran napas
( dari hidung- faring- laring- trakea- bronkus sampai alveolus).
( sumber: buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, kepala, tenggorok dan leher, edisi
6)
Adanya bahan perangsang yang samvasokontriktor parasimpatis pada saluran napas yang
dapat memicu reaksi non saraf setempat yang menyebabkan obstruksi spasme dari jalan
napas.
(www.medicastore.com)
kelelahan pada otot – otot pernapasan yang dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan
sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2. Gas CO2 yang tinggi ini akan mempengaruhi
susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas yang ada di sana.
(www.promosikesehatan.com )
Adanya gangguan pada metabolisme tubuh dan gangguan daya tahan tubuh, dimana
kualitas hormon, enzim serta antibodi yang lemah menyebabkan bakteri
mengganas/infeksi (terutama pada penderita sesak napas akibat infeksi pada saluran
bronkus)
(www.bioenergypower.com )
i. Dyspneu adalah sesak nafas yang pendek dan pelan pada saat aktifitas
ii. Takipneu adalah sesak nafas yang cepat
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
iii. Orthopneu adalah sesak nafas pada saat posisi berbaring
iv. Psikogenik adalah sesak nafas yang hilang-timbul, kemungkinan akibat
psikologi (pengaruh emosi)
(Buku Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Sylvia A. Price dkk, EGC :
Jakarta)
Berdasarkan Kuantitas:
DD
1. Penyakit paru
a. Asma
Definisi
The American Thoracis Society (1962) : Suatu penyakit paru yg ditandai dengan
meningkatnya respons trachea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi berupa (penyempitan saluran nafas (bronkospasme) yg luas (menyeluruh) dan
derajat beratnya serangan dapat berubah-ubah,(dapat mengalami perbaikan)secara
spontan maupun sebagai hasil pengobatan.
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
The United States National Tuberculosis Association (1967) : Suatu penyakit yg ditandai
oleh adanya respons trakea dan bronki yg berlebihan terhaddap berbagai rangsangan yg
dimanifestasikan dengan adanya kesulitan bernafas karena adanya penyempitan umum
(difus) saluran pernafasan.Penyempitan ini bersifat dinamik dan berubah-ubah derajat
beratnya secara spontan atau karena pengobatan.Kelainan dasarnya tampaknya
merupakan suatu keadaan diri si penderita (host) yg berubah.
National Heart Lung and Blood Institute (1992) : Gangguan (penyakit) inflasai kronis
saluran nafas yg melibatkan berbagai sel inflamasi,yg mengakibatkan terjadinya
hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat sehingga menimbulkan gejala obstruksi
saluran nafas (biasanya berhubungan dengan beratnya hiperaktivitas bronkus), yg dapat
reversible baik secara spontan maupun dengan pengobatan.
Ilmu Penyakit Paru Jilid II (PULMONOLOGI) oleh dr.Pasiyan Rahmatullah
Suatu penyakit obstruksi saluran pernapasan akibat penyempitan saluran napas yang
sifatnya reversible (penyempitan dapat hilang dengan sendirinya) yang ditandai oleh
obstruksi pernapasan diantara dua interval asimtomatik.
Respirology EGC
Epidemiologi
Dapat mengenai semua umur
dapat mulai sejak lahir dewasa
Ilmu Penyakit Paru Jilid II (PULMONOLOGI) oleh dr.Pasiyan Rahmatullah
Pada masa kanak-kanak ditemui prevalensi anak laki-laki berbanding anak perempuan
1,5:1 ,tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa
menopause perempuan lebih banyak daripada laki-laki.Umumnya asma anak > dewasa
namun dapat pula sebaliknya.Angka ini juga berbeda dari kota satu maupun yg lainya.
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Prevalensi asma meningkat,terutama di Negara-negara Barat diman >5% populasi
mungkin simtomatik dan mendapatkan pengobatan.Bersamaan dengan prevalensi yg
meningkat terjadi peningkatan mortalitas,meskipun ada perbaikan pengobatan.Di
inggris,1-7 orang memiliki penyakit alergi dan lebih dari 9 juta orang yg mengalami
mengi pd tahun lalu.Jumlah remaja dgn asma hamper berlipat 2 – 12 tahun terakhir
ini.Asma jarang terjadi di Timur JAuh dan paling sering terjadi di Inggris,Australia,dan
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
Selandia Baru.Terdapat beberapa korelasi gaya hidu[ kebarat-baratan,termasuk kondisi
lingkungan yg disukai tungau debu-rumah dan polusi atmosferik.Banyak factor dapat
menyebabkan / mencetuskan asma.20% orang yg bekerja mungkin rentan terhadap asma
akibat pekerjaan (asma okupasional)
At a Glance SISTEM RESPIRASI Edisi Kedua
Etiologi
Belum diketahui dengan jelas.
Biasanya didahului oleh factor pencetus.
Ilmu Penyakit Paru Jilid II (PULMONOLOGI) oleh dr.Pasiyan Rahmatullah
Faktor genetic :
faktor genetic yang cenderung diturunkan adalah kecenderungan memproduksi antibody jenis
IgE yang berlebihan (bakat penyakit atopic)
faktor lain :
ada penderita asma yang tidak atopic dan juga serangan asmanya tidak dipicu oleh pemajanan
terhadap allergen (idiosinkratik) biasanya serangannya didahului oleh infeksi saluran
pernapasan bagian atas
Respirology EGC
Faktor pencetusnya:
Faktor infeksi (ISPA atas/bawah),oleh virus,kuman,dll misalnya : bronchitis,pneumonia
dll
Alergen(antigen)
a. Inhalant (antigen yg tehisap saat bernafas) misalnya : serpihan tumbuh-
tumbuhan,debu rumah,bulu binatang dll
b. Ingestant (makanan) misalnya : telur,susu, coklat,ikan laut, dll
c. Kontaktan : arloji (logam),parfum, dll
Iritan,berupa bahan menguap,misalnya cat,bensin,asap rokok,bahan kimia dll
Stress Psikis
Obat-obatan
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
a. Vaksin
b. Penisilin
c. Aspirin
d. Obat anestesi
Olahraga
Lain-lain
Perubahan temperature (nocturnal asthma)
Tempat pekerjaan (occupational asthma)
Ilmu Penyakit Paru Jilid II (PULMONOLOGI) oleh dr.Pasiyan Rahmatullah
Klasifikasi
Derajat 2 ( a ) tidur atau duduk, bias bangkit dengan agak susah, tidur terganggu.
( b ) tidur atau duduk bias bangkit dengan susah payah, nadi 120/mnt.
Derajat 3 tiduran atau duduk tidak bias bangkit, nadi 120/mnt, obat inhaler tidak
menolong.
Hipoksemia
Hiperkapnea
Asidosis respiratoir tahap sangat lanjut
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
Proses imunologik
Gangguan keseimbangan saraf
bronkospasme otonom
Proses inflamasi bronkus
Asma bronkial
Obstruksi bronchus :
- Edema mukosa bronchus sebagai pengaruh dari keluarnya mediator kimia tsb.
Proses imunologik
- Timbul akibat reaksi hipersensitivitas tipe I (paling sering terjadi diperankan IgE) dan
tipe III (diperankan IgG, IgM)
Fase sensitisasi
Fase alergi
Aspirin dan obat-obat anti inflamasi non steroid (OAINS) lain mencetuskan serangan pada
asma pada 5% penderita asma.Obat-obat tersebut menghambat jalur siiklooksigenase yg
mesintesis prostaglandin dan menggeser metabolism asam arakhidonat dari coxae kearah
lipoksigenase dan produksi LTC4 dan LDT4.Asma yg diinduksi aspirin dipulihkan dengan
terapiantileukotrien.Bronkus memiliki sedikit inervasi simpatis,tetapi epinefrin (adrenalin)
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
dalam sirkulasi yg bekerja malui beta2 adrenoseptor pada otot polos menyebabkan
bronkodilatasi.Akibatnya antagonis beta adrenoseptor seperti propanolol dapat menyebabkan
bronkokonstriksi pada penderita asma.Keadaan tersebut bahkan dapat terjadi dengan obat-
obat beta1 selektif dan penggunaanya untuk penyakit kardiovaskular sebaliknya dihindari
pada penderita asma.
Manifestasi klinis
Timbulnya kumat asma :
- Kumat asma yg didahului factor pencetus.Misalnya timbul pada
malam hari (dingin),saat menyapu rumah (debu),saat sedang
mengerjakan ujian.
- Permulaan yg ada mulai pilek-pilek,batuk-batuk,kemudian sesak
nafas.
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada
saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga
ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja
dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ),
batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut
tidak selalu dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang
timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi
dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi pada malam
hari.
http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf
Faktor resiko
Diagnosis
Anamnesis :
- Adanya kumat asma yg berulang(berapa kali setiap
hari,minggu,bulan,tahun),kecuali yg baru mendapatkan serangan asma
pertama kali
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
- Pemeriksaan Laboraatorium
Darah : eosinofilia (5-15% leukosit)
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
Sputum : eosinofilia.Mendeteksi kuman-kuman (infeksi)
Tes kulit dengan allergen
Pengukuran kadar IgE serum penting utk diagnostic asma alergi.
- Pemeriksaan Radiologi
Mengetahui komplikasi : pneumothoraks,fraktur kosta dll
- Ter Provokasi Bronkus
Hiperaktivitas Bronkus.Bila tes positif timbul serangan asma.
Tes yg dilakukan : provokasi beban kerja, provokasi dengan hiperventilasi
isokapnik udara dingin,provokasi inhalasi dengan bahan (spesifik :allergen
tertentu ; non spesifik : histamine, prostaglandin)
- Analisis Gas Darah
Untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya gagal nafas.
- Pemeriksaan EKG
Seberapa jauh pengaruh asma bronchial pada jantung.
Ilmu Penyakit Paru Jilid II (PULMONOLOGI) oleh dr.Pasiyan Rahmatullah
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang
bronkus.
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
Penatalaksanaan
Asma tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikendalikan, sehingga penderita asma dapat
mencegah terjadinya sesak napas akibat serangan asma.
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara pengobatan yang benar akan mengakibatkan asma
salalu kambuh. Jika pengobatannya dilakukan secara dini, benar dan teratur maka serangan
asma akan dapat ditekan seminimal mungkin.
Pengobatan diberikan pada saat terjadi serangan asma yang hebat, dan terus diberikan
sampai serangan merendah, biasanya memakai obat-obatan yang melebarkan saluran
pernapasan yang menyempit.
Tujuan pengobatannya untuk mengatasi penyempitan jalan napas, mengatasi sembab selaput
lendir jalan napas, dan mengatasi produksi dahak yang berlebihan. Macam obatnya adalah:
Obat jenis ini untuk melemaskan otot polos pada saluran napas dan dikenal sebagai
obat bronkodilator. Ada 3 golongan besar obat ini, yaitu:
- Golongan Xantin, misalnya Ephedrine HCl (zat aktif dalam Neo Napacin)
- Golongan Simpatomimetika
- Golongan Antikolinergik
Walaupun secara legal hanya jenis obat Ephedrine HCl saja yang dapat diperoleh
penderita tanpa resep dokter (takaran < 25 mg), namun tidak tertutup kemungkinannya
penderita memperoleh obat anti asma yang lain.
B. Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir jalan napas
Obat jenis ini termasuk kelompok kortikosteroid. Meskipun efek sampingnya cukup
berbahaya (bila pemakaiannya tak terkontrol), namun cukup potensial untuk mengatasi
sembab pada bagian tubuh manusia termasuk pada saluran napas. Atau dapat juga
dipakai kelompok Kromolin.
C. Obat untuk mengatasi produksi dahak yang berlebihan.
Jenis ini tidak ada dan tidak diperlukan. Yang terbaik adalah usaha untuk
mengencerkan dahak yang kental tersebut dan mengeluarkannya dari jalan napas
dengan refleks batuk.
Oleh karenanya penderita asma yang mengalami ini dianjurkan untuk minum yang
banyak. Namun tak menutup kemungkinan diberikan obat jenis lain, seperti Ambroxol
atau Carbo Cystein untuk membantu.
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861
Pengobatan diberikan setelah serangan asma merendah, karena tujuan pengobatan ini untuk
pencegahan serangan asma.
Pengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang lama, bisa berbulan-bulan sampai
bertahun-tahun, dan harus diberikan secara teratur. Penghentian pemakaian obat ditentukan
oleh dokter yang merawat.
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai immunoterapi, adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asma/pilek alergi dengan cara menyuntikkan bahan alergi
terhadap penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi secara bertahap dan
diharapkan dapat menghilangkan kepekaannya terhadap bahan tersebut (desentisasi) atau
mengurangi kepekaannya (hiposentisisasi).
http://www.infoasma.org
Prognosis
Prognosis jangka panjang umumnya baik. Sebagian besar asma hilang atau berkurang dengan
bertambahnya umur. Sekitar 50% asma episodic jarang sudah mengilang pada umur 10-14
tahun dan hanya 15% yg menjadi asma kronik pd umur 21 tahun. 20% asma episodic sering
sudah tidak timbul pd masa akil baliq, 60% tetap sebagai asma episodic sering dan sisanya
asma episodic jarang. Hanya 5% dari asma kronik yg dapat menghilang pd saat umur 21
tahun.
Umur ketika serangan pertama timbul, seringnya serangan asma, berat ringannya
serangan asma, terutama 2 tahun sejak mendapat serangan asma.
Komplikasi
- Pneumothoraks
- Pneumodiastinum dan emfisema subkutis
- Atelektasis
- Aspergilosis bronkopolumner alergik
- Gagal nafas
- Bronchitis
- Fraktur iga
Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
b. Bronkhitis Kronik
Bronkhitis kronik ditandai dengan batuk kronik yg mengeluarkan sputum 3 bulan dalam
setahun kurang lebih 2 tahun.Penyebab batuk kronik seperti tuberculosis,bronchitis atau
keganasan harus disingkirkan dahulu.Gejala utama batuk disertai sputum biasanya didapatkan
pada pasien berumur > 35 tahun dan perokok berat.gejalanya dimuali dengan batuk pagi
hari,lama kelamaan disertai mengi dan menurunya kemampuan kegiatan jasmani.Pada
stadium lanjut dapat ditemukan sianosis dan tanda-tanda kor pulmonal.