Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. PERKEMBANGAN SEDIMENTOLOGI

Sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari sedimen atau


endapan (Wadell, 1932). Sedangkan sedimen atau endapan pada
umumnya diartikan sebagai bahan yang jatuh kebawah dalam suatu
larutan. Pada mulanya hanya pada larutan yang bersifat kimia saja
yang menghasilkan sedimen seperti garam, akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya juga bahan rombakan yang ada pada
cairan. Sedimen ini tidak hanya menempai pada cairan saja tetapi juga
pada udara dan gas, seperti endapan angin dan gas gunungapi.
Sulit rasanya menelusuri sejarah perkembangan ilmu
sedimentologi, terutama pada awal perkembangannya. Dengan
dikemukannya doktrin uniformitarisme pada akhir abad ke 19
berdampak besar sekali pada perkembangan ilmu sedimentologi ini. Hal
ini terlihat jelas pada tulisan beberapa penulis, seperti Sorby (1853) dan
Lyell (1865) yang mengemukakan interpretasi modern tentang struktur
dan tekstur dari batuan sedimen.
Sampai pertengahaan abad ke 20, sedimentologi lebih dikenal
hanya sebatas pada studi di bawah mikroskop, terutama untuk fosil.
Dalam perioda itu mineral berat dan penghitungan secara petrografis
(point counting) berkembang dengan pesat. Secara serentak, para ahli
stratigrafi menemukan fosil-fosil kunci penunjuk umur batuan.
Para ahli geologi struktur mempunyai andil besar mendorong
pengembangan ilmu sedimentologi. Mereka menemui kesulitan dalam
menentukan bagian atas dan bagian bawah suatu lapisan yang sudah
terlipat kuat sampai terjadi pembalikan lapisan. Beberapa struktur
sedimen seperti retakan (desiccation crack), silang siur dan perlapisan
bersusun, sangat edial untuk memecahkan persoalan ini (Shrock, 1948).
Pada 1950an sampai awal 1960an berkembang konsep tentang arus
turbit. Sementara itu ahli petrografi masih sibuk menghitung zirkon dan
ahli stratigrafi sibuk pula mengumpulkan fosil sebanyak-banyaknya, ahli
struktur geologi sudah mulai bertanya berapa tebal runtunan endapan
turbit ini di geosinklin. Pertanyaan ini menyibukan geologiawan untuk
mengetahui hasil endapan turbit pada setiap jenis.
Pendorong lain terhadap perkembangan sedimentologi datang
dari perusahaan minyak, dimana mereka mulai mencari jebakan
stratigrafi. Pelopornya adalah American Petroleum Institute dengan
Project 51-nya, yang mempelajari secara multi disiplin dari sedimen
moderen di Teluk Meksiko. Kemudian kegiatan seperti ini diikuti oleh
perusahaan lain, universitas dan institusi oseanografi. Sehingga pada
akhir 1960an sedimentologi sudah kokoh menjadi suatu cabang ilmu
pengetahuan sendiri.
Pada 1970an penelitian sedimentologi mulai beralih dari
makroskopis dan fisik ke arah mikroskopis dan kimia. Dengan
perkembangan teknik analisa dan penggunaan katadoluminisen dan
mikroskop elektron memungkinkan para ahli sedimentologi mengetahui
2

lebih baik tentang geokimia. Perkembangan yang pesat ini memacu kita
untuk mengetahui hubungan antara diagenesa, pori-pori dan
pengaruhnya terhadap evolusi porositas dengan kelulusan batupasir
dan batugamping.
Saat ini berkembang perbedaan antara makrosedimentologi dan
mirosedimentologi. Makrosedimentologi berkisar studi fasies sedimen
sampai ke struktur sedimen. Di lain fihak, mikrosedimentologi meliputi
studi batuan sedimen di bawah mikroskop atau lebih dikenal dengan
petrografi.

1.2. APLIKASI SEDIMENTOLOGI

Sebagai ilmu pengetahuan sedimentologi sangat erat


berhubungan dengan tiga ilmu dasar: biologi, fisika mupun kimia.
Biologi, yang mempelajari binatang dan tetumbuhan, dapat
mempelajari sisa kehidupan masa silam yang sudah menjadi fosil. Ilmu
ini dikenal dengan nama paleontologi. Paleontologi sangat bermanfaat
dalam studi stratigrafi, terutama dalam penentuan umur runtunan
batuan berdasarkan kandungan fosilnya (biostratigrafi) dan kaitannya
dengan litostratigrafi. Hal ini sangat berguna bagi analisa struktur dan
sedimentologi regional. Selain itu paleontologi juga melukan studi
lingkungan purba dimana fosil itu hidup dan berhubungan dengan
kehidupan lainnya. Studi lingkungan kehidupan fosil secara mendalam
akan dapat membantu mengetahui cuaca, musim, bahkan kecepatan
arus dan pengendapan batuan yang menyertai fosil tersebut.
Sedimentologi telah memberikan kontribusi ke berbagai bidang,
baik dalam pemanfaatan kekayaan alam maupun perekayasaan
lingkungan. Banyak ahli sedimentologi datang dari usaha minyak bumi
dan sedikit dari usaha tambang lainnya.
Buku ini ditekankan pada batuan sedimen dan proses yang
membentuknya. Namun demikian sedimen modern dimana proses
pembentukannya sedang berlangsung mempunyai arti yang sangat
penting dalam mempelajari batuan sedimen tua. Sebab proses
pembentukan yang sedang berlangsung dapat diamati untuk diterapkan
pada batuan sedimen tua. Mempelajari sedimen modern ini juga akan
sangat berguna dalam memanipulasi lingkungan.
Pada pekerjaan teknik sipil yang berhubungan dengan aliran air
misalnya pelabuhan, penahan erosi pantai, dan jaringan pipa di dasar
laut (Tabel 1.1) sangat membutuhkan studi rinci tentang keadaan lokasi
dimana bangunan itu akan ditempatkan. Studi ini meliputi angin, arus
gelombang, pasang surut dan sedimentasi serta sifat fisik batuannya.
3

Tabel 1.1: Aplikasi sedimentologi (Selley, 1988)

APLIKASI BIDANG TERKAIT

Konstruksi di laut
Jaringan pipa Oseanografi
I.Lingkungan Penahan erosi pantai
Dermaga dan pelabuahan

Penggalian dan Indentifikasi lokasi


terowongan pembuangan limbah
nuklir

Fondasi jalan raya Geologi teknik


Landasan pacu pesawat
terbang

Pasir, kerikil dan Penggalian


campuran
II. A. Pengambilan Lempung
Penggalian seluruh
batuan
Batugamping Geologi tambang
Batubara
Bijih sediment

B. Pengambilan Air Hidrologi


cairan dalam
pori-pori
Minyak bumi Geologi minyak bumi
Gas

Anda mungkin juga menyukai