Oleh :
NIM : 061810301102
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS JEMBER
2010
BAB I
Pendahuluan
Polusi udara saat ini sangat serius difokuskan perhatiannya karena efeknya
yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Sebagaimana telah diketahui, partikel
yang terhirup PM10 (diameter aerodinamis partikel <10 m) dan PM2.5 mempunyai
dampak serius bagi kesehatan manusia. Partikulat materi yang berukuran lebih
kecil, dimana masuk lebih dalam ke dalam paru-paru menjadi masalah tersendiri.
PM2.5 yaitu partikulat materi (PM) yang ukurannya dibawah 2.5 m, dapat
menjangkau gelembung paru-paru dan aliran darah. Konsekuensi dari hal tersebut
diatas yaitu dapat menyebabkan sakit pada paru-paru dan penyakit batang
tenggorok yang dikenal sebagai penyakit epidemiological. Meningkatnya
kematian dan keadaan tidak sehat yang mengakibatkan komplikasi saluran paru-
paru, sangat berhubungan dengan tingkat konsentrasi partikulat di lingkungan.
Hal itu telah dilaporkan bahwa tingkat kematian meningkat 1.28% saat
konsentrasi PM2.5 meningkat 1.26 g/m3 pada enam kota di USA.
Tinjauan Pustaka
Dimana :
X ’ dan ⃗
⃗ Y ’ adalah transposisi dari ⃗
X dan ⃗
Y berturut-turut
Emisi bebas hentakan balik dan resonansi absorpsi dari sinar gamma
nuklir pada media padat telah ditemukan oleh Rudolf L. Mossbouer selama masa
kerja setelah lulus di Heidelberg pada tahun 1957. Peristiwa ini dikenal sebagai
efek Mossbouer mulai saat itu. Lebar garis spektrum yang ditemukan pada
spektroskopi Mossbouer hampir tepat dengan prediksi wktu hidup di suatu
wilayah, dibandingkan dengan karakteristik lebar garis yang lebih besar ketika
nukleus menghentak-balik secara individu. Oleh karena itu, resolusi energi
BAB III
Metode Dan Aplikasi Sebagian Kecil Sampel
Gambar 2B, menunjukkan spektra XANES dari Mn, spektra acuannya dari
material MnO2 (Mn(IV)) memiliki karakteristik puncak pre-edge dan berbeda
dengan material acuan lainnya MnSO4|2O (Mn(II)). Spektra dari dua PM sampel
lebih mirip dengan MnSO4|5H2O. Oleh karena itu Mn dalam PM terutama ada
sebagai bivalen yaitu sulfat atau senyawa lain Mn(II).
Gambar 2C, menunjukkan spektra XANES dari Cu, ada perbedaan antara
dua senyawa acuan Cu2O (Cu(I)) dan CuO (Cu(II)). Spektra Cu2O memiliki
puncak pre-edge yang jelas dan bentukny mirip dengan spektra CuO, jadi Cu
dalam sampel terutama ada sebagai bivalen.