Anda di halaman 1dari 23

THALESEMIA

Definisi thalesemia

 grup dari anemia hemolitik yang familiar,kronis terdapat di sekitar laut tengah

dan Asia Tenggara yang dikarakterisin oleh tidak terbentuknya sintesa

hemoglobin dan eritropoiesis yang inefektif

 Thalassemia adalah penyakit genetik yang diturunkan secara autosomal resesif

menurut hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya.

Epidemiologi

 Frekuensi gen thalassemia di Indonesia berkisar 3-10%. Berdasarkan angka

ini, diperkirakan lebih 2000 penderita baru dilahirkan setiap tahunnya di

Indonesia.

 Thalassemia ternyata tidak saja terdapat di sekitar Laut Tengah, tetapi juga di

Asia Tenggara yang sering disebut sebagai sabuk thalassemia (WHO, 1983)

sebelum pertama sekali ditemui pada tahun 1925.

Etiologi

Talasemia diakibatkan adanya variasi atau hilangnya gen ditubuh yang membuat

hemoglobin. Hemoglobin adalah protein sel darah merah (SDM) yang membawa

oksigen. Orang dengan talasemia memiliki hemoglobin yang kurang dan SDM yang

lebih sedikit dari orang normal.yang akan menghasilkan suatu keadaan anemia ringan

sampai berat.

1
 Kromosom 16 mengandungi gene rantai  

 Gene rantai globin gamma, delta dan beta terdapat pada kromosom
11, dan semua rantai globin saling berkaitan

 Setiap gene berpotensi untuk diwarisi, dan jika berlaku mutasi akan
memberi kesan kepada kadar produksi rantai globin

Masalah pada thalesemia adalah ketidakseimbangan antara kadar sintesis


salah satu jenis rantai globin.

Sebagai petanda untuk mendeteksi anemia defisiensi besi atau beta


A 2
2 2
thalesemia. Normalnya, kerang dari 3% dari haemoglobin yang berada di
sirkulasi. Elevasi HbA2 kebanyakannya pada beta thalesemia, tetapi normal
atau berkurang pada anemia defisiensi besi.

Produksi haemoglobin abnormal pada alpha thalesemia, apabila kelebihan


H rantai beta, kerana ketidakmampuan menghasilkan rantai alpha. HbH akan
4

membetuk Heinz bodies di eritrosit and hemolisis.


Haemoglobin abnormal ini dijumpai pada infants yang menderita
thalesemia, mendeteksi Hb barts pada darah plasenta praktikal dilakukan
Bart's 4
apabila untuk skreening individu yang silent carrier alpha thalesemia.
Tidak seperti thalasemia alfa,
majority dr lesi genetic adalah
karena mutasi gen, bukan
b) Beta thalassemia
delesi gen. Proses mutasi
berlaku antara kompleks gen
  thalassemia
0
itu sendiri/dalam
promoter/regio enhacer.

2
Abnormal gene menyebabkan tiada produksi dari rantai beta. Individu
yang homozygos akan memproduksi hanya HbA2, HbF, dan unstable
alpha tetramer.

 +
 thalassemia o Rantai alfa yang berlebihan
akan mengendap dalam
Abnormal gene ini akan memproduksi eritroblas dan sel darah merah
sedikit, tetapi tetap subnormal rantai beta matang,nantinya akan
globin. Individu yang homozygos untuk mengganggu eritropoesis secara
gene ini akan memproduksi subnormal serius dan menyebabkan
hemolisis.
kuantiti HbA.
o Semakin banyak rantai alfa yang
berlebihan, semakin parah
1. thalassemia minor
anemia.
o Produksi dari rantai gamma
Individu yang genes beta
membantu membersihkan rantai
thalesemia heterozygos adalah
alfa yang berlebihan dan
silent carrier atau memiliki
memperbaiki keadaan.
manifestasi klinis yang minimal :

 borderline anemia (Hct ~ 35
cL/L)
 mikrositosis (MCV ~ 60 fL)
 rbc count meningkat (~ 6 x 106/µL).
 jumlah Hb A2 meningkat

2. thalassemia major

Individu yang mempunyai gene beta thalesemia homozygos


akan mengalami anemia berat, merupakan klasik Cooley’s
anemia.

3. thalassemia intermedia.

+ homozygos memiliki anemia


Individu yang mempunyai gene
yang ringan.

3
c) Alpha thalassemia

Inheritance Pattern for Alpha Thalassemia

4
Ada banyak kombinasi genetik yang mungkin menyebabkan berbagai variasi dari

talasemia. Talasemia adalah penyakit herediter yang diturunkan dari orang tua kepada

anaknya. Penderita dengan keadaan talasemia sedang sampai berat menerima variasi

gen ini dari kedua orang tuannya. Seseorang yang mewarisi gen talasemia dari salah

satu orangtua dan gen normal dari orangtua yang lain adalah seorang pembawa

(carriers).

Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena dan penyakit

thalassemia meliputi suatu keadaan penyakit dari gejala klinis yang paling ringan

(bentuk heterozigot) yang disebut thalassemia minor atau thalassemia trait (carrier =

pengemban sifat) hingga yang paling berat (bentuk homozigot) yang disebut

thalassemia mayor.

5
Bentuk heterozigot diturunkan oleh salah satu orang tuanya yang mengidap

penyakit thalassemia, sedangkan bentuk homozigot diturunkan oleh kedua orang

tuanya yang mengidap penyakit thalassemia

 2 jenis yang utama adalah Alfa-thalassemia (melibatkan rantai alfa) dan Beta-

thalassemia (melibatkan rantai beta).

 Thalassemia juga digolongkan berdasarkan apakah seseorang memiliki 1 gen

cacat (Thalassemia minor) atau 2 gen cacat (Thalassemia mayor).

 Alfa-thalassemia paling sering ditemukan pada orang kulit hitam (25%

minimal membawa 1 gen), dan beta-thalassemia pada orang di daerah

Mediterania dan Asia Tenggara.

Faktor resiko

Orang-orang yang beresiko menderita thalasemia: 

o Anak dengan orang tua yang memiliki gen thalassemia

o Resiko laki-laki atau perempuan untuk terkena sama

o Thalassemia Beta mengenai orang asli dari Mediterania atau ancestry (Yunani,

Italia, Ketimuran Pertengahan) dan orang dari Asia dan Afrika Pendaratan.

o Alfa thalassemia kebanyakan mengenai orang tenggara Asia, Orang India,

Cina, atau orang Philipina.

Frekuensi pembawa atau carrier penyakit ini (punya gen rusak tapi tidak sakit) di

masyarakat indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 5 %. Penderita thallasemia akan lahir

dari suami istri yang dua duanya carrier thallasemia sangat dianjurkan untuk tidak

mempunyai anak

6
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Keterangan
Pucat - Dilihat paling baik pada telapak tangan atau kaki, kuku, mukosa mulut
dan konjungtiva. Hyperaktivitas
- Disebabkan oleh kekurangan hemoglobin sum-sum
Fasies tulang.
-hiperplasia maksila, nasal bridge mendatar, frontal menonjol.Akan berlaku
mongoloid penipisan dari lapisan kortikal dan pelebaran ruang diploid.
Kelainan -akibat hemosiderosis dan kelebihan melanin menyebabkan pigmentasi
warna kulit kulit berwarna abu-abu.

Ikterus atau - hyperbilirubinemia akibat produksi berlebihan


sub ikterus (bilirubin indirek/unconjugated meningkat melebihi nilai normal 0,1-1,0
mg/dl atau 1,7-17,1 umol/L.
- B2 tidak bisa diekskresi melalui urin. B2 berdifusi ke jaringan, apabila B2
berdifusi ke otak bisa menyebabkan toksisitas. akumulasi berlebihan B2 di
otak bisa menyebabkan kerusakan neurologik berat dikenali sebagai
Kernikterus.

Palpasi : SDM akan meninggalkan


-Hepatosplenomegali arteriol di bagian pulpa limpa
- Keterangan : Disebabkan oleh destruksi sel dan memasuki pori kecil di
darah merah yang berlebihan, hemopoesis sinus limpa.Di daerah pori ini,
ekstramedular dan kemudian terjadi overload eritrosit lebih tua dan yang
besi. abnormal atau rentan akan
- Lien membesar disebabkan beban kerja yang diambil dan
bertambah pada thalasemia dihancurkan.Fragmen tersebut
akan difagositosis oleh
Auskultasi magrofag di limpa, hati,sem
- Gagal jantung kongestif dan aritmia sum tulang dan dihemolisis
-Keterangan: Disebabkan kelebihan besi ekstravaskular di system
(hemosiderosis) retikuloendotel (RES)/ system
* Hemosiderin adalah suatu bentuk simpanan besi fagositosis mononuclear.
yang abnormal. Heme yang dibebaskan akan
dipecah menjadi bilirubin dan
Pemeriksaan Laboratorium zat besi yang dilepaskan dan
digunakan kembali.
 Darah rutin = Hb, Leuko, LED, SADT
*Ikterus prahepatik; terjadi
 Darah lengkap = Rutin + eritrosit, hematokrit,
akibat peningkatan Akibat *synthesis
trombosit, MCV, MCH, MCHC yangmisal
abnormal
pembentukan bilirubin,
pada hemolisis (anemia*Penurunan jumlah
Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan rantai globin
hemolitik, toksin), eritropoiesis
Hemoglobin 6bulan-6tahun : ≥11g% -Diperiksa dengan
yangcara otomatis
tidak adekuat (mis
Diatas 6tahun : ≥12g% (menggunakan alat hematologi)
anemia megaloblastik),
- Pada talasemia, kadar massif(
transfusi HB eritrosit yang
menurun(dapatditransfusikan
sampai 2-3gr/dl)
memiliki masa
hidup singkat).Pada semua
Leukosit 5000-10000/mm3 -Dilakukan secara:
kondisi ini, bilirubin tidak
terkonjugasi di dalam plasma
akan meningkat. 7
-Manual: kamar hitung
-Otomatis: alat hematologi
-WBC count is usually elevated
in  thalassemia major
LED 0-8mm/jam(laki2) -LED=kecepatan mengendapnya erotrosit
0-15mm/jam dalam darah
(perempuan) - Cara:
Westergen: Antikoagulan=Sodium sitrat
Wintrobe: Antikoagulan=Oxalat seimbang,
EDTA
-Dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas
permukaan sel serta gravitasi bumi.

Eritosit 4,6-6,2juta/mm3(laki2) Meningkat relatif berbanding Hb (menurun)


4,2-5,4juta/mm3 kerana jumlah cell yang mikrositik.
(perempuan)
Hematokrit 40-58% (laki2) - Perbandingan bagian dari darah yang
37-43%(perempuan) mengandung eritrosit terhadap volume
seluruh darah
-atau volume sel darah merah dalam
100ml/dl keseluruhan darah
-atau eritrosit dalam seluruh volume darah
yang dihitung dalm %
-Pada anemia, hematokrit menurun
Trombosit 200000-400000/mcl -Pada talasemia masih dalam batas normal
MCV/VER 82-92fl -Mean corpucular volume/ volume eritrosit
rata2.
-Hitungan:
Ht/eritrosit x 10fl (fentoliter)

VER<82fl mikrositik
VER >92fl makrositik

-Pada talasemia :mikrositik (diameter


eritrosit < 6μm)
MCH/HER - Mean corpucular haemoglobin/ hemoglobin
eritrosit rata-rata.
-Untuk mengukur jumlah Hb rata-rata dlm
eritrosit
- Hitungan:
Hb/eritrosit x 10pg

HER 27-31 pg  normokrom


HER <27 pg  hipokrom

Pada talasemia :hipokrom (Hb menurun)


MCHC/KHER 32-36g/dl - Mean corpuscular haemoglobin/kadar
hemoglobin eritrosit rata2
- utk ukur kadar Hb rata2 dalam eritrosit
-KHER menurun pada talasemia

8
(mikrositosis)
Retikulosit 0,5-2% dari SDM(sel -Pada talasemia retikulosit meninggi
darah merah) (anak) -Peningkatan retikulosit yang disertai dgn
0,5-3,5% SDM (bayi) kadar Hb yang rendah menunjukkan bahwa
2,5-6,5%SDM (bayi respon tubuh terhadap anemia tidak adekuat
baru lahir)
Besi serum 60-70 Ug/dl atau -Meningkat pada talasemia
10-30Umol/L
Feritin 40-130 Ug/L (laki2) -The serum ferritin level, which is frequently
14-150 Ug/L used to monitor the status of iron overload, is
(perempuan) also elevated in thalassemia. However, an
assessment using serum ferritin levels may
underestimate the iron concentration in the
liver of a transfusion-independent patient
with thalassemia. Hemolisis
Bilirubin 0,1-1,0 mg/dl atau - Meningkat pada talasemia SDM dan
indirek 1,7-17,1 umol/L. transfusi darah

SADT
Menunjukkan gambaran hipokrom mikrositik, hypochromic macrocytes that represent
the polychromatophilic cells, sel target (kerana penurunan Hb), basophilic stippling,
and leukosit yang immature.

MCV (konsentrasi rata-rata satu


SDM: menentukan
mikrositik,normositik, atau
makrositik.
Poikilositosi
s = variation Hct / Jumlah SDM = (l/sdm)
in shape Normal: -90ft

Konsentrasi Hb: MCH


Sel target
Hb / Jumlah SDM = g/SDM
Normal -30pg
 Hipokrom,normokrom atau
hiperkrom.
Peripheral blood film in Cooley anemia.
(anisositosis, polikromasi berat, poikilositosis, sel target)

Sel sasaran/ target cell.


Eritrosit yang berbentuk seperti spt loceng akibat
Basophilic stippling adalah permukaan eritrosit lebih luas daripada eritrosit normal
disebabkan denaturasi RNA SADT dgn Wright tampat seperti
sasaran/targetbagian tengah eritrosit terdapat bagian
(denatured RNA)
yang berwarna lebih gelap/merah did lm daerah yang
pucat
Terjadi oleh kerana penurunan jumlah Hb dalam sel

9
Peripheral blood film in thalassemia minor.

Supra vital stain in hemoglobin H disease that reveals Heinz bodies (golf ball
appearance)

Pemeriksaan tambahan

 X-Ray
-Tulang: osteoporosis, tampak struktur mozaik
Keterangan: Gambaran hiperaktivitas sistem eritropoiesis dan granula Fe
meninggi

-The classic "hair on end" appearance on plain skull radiographs of a patient


with Cooley anemia.
Akibat hiperaktivitas sum-sum
tulang yang kronik.:
Pada tulang pipih dan tulang
panjang:
- Penipisan lapisan kortikal
- Pelebaran ruang diploid

10
Pemeriksaan khusus
 Elektroforesis Hb
-Terdapat peningkatan HbF dalam SDM pada Beta talasemia
-Hb Bart in newborns with  thalassemia trait
-In  -0 thalassemia, no Hb A is usually present; only Hb A2 and Hb F are
found.

Hasil pemeriksaan lab berdasarkan jenis2 thalassemia (CMDT 2008)

1. α-Thalassemia trait
-anemia ringan
-Ht 28-40%
-MCV 60-75fl
-RBC normal atau meningkat
-SADTmikrositik hipokrom, target sel
-Retikulosit dan iron serum dalam batas normal
-Elektroforesis Hb: tdk ada peningkatan Hb A2 atau HbF dan tdk ada Hb H
*Dx α-Thalassemia trait selalunya dengan penyingkiran jenis2 talasemia lain

2. Hemoglobin H disease
- > jelas tanda2 anemia hemolitik
- Ht 22-32%
- MCV 60-70fl
- SADT : mikrositik hipokrom, target sel, poikilositosis
- Retikulosit meningkat
- Elektroforesis Hb tampak ada Hb H (fast migrating Hb) 10-40% dari Hb
- Supra vital stain in hemoglobin H disease that reveals
Heinz bodies (golf ball appearance Eritropoiesis yang tidak efektif:

3. β- Thalasemia minor Eritropoiesis tidak effisien


sepenuhnya dalam sum-sum
- anemia sedang
tulang normal sekitar 10-15%.
- Ht 28-40% Mis, kematian eritroblast dalam
- MCV 55-75fl sum-sum tulang terjadi tanpa
- RBC normal atau meningkat. memproduksi sel matang.
- SADT: abnormalitas ringan  mikrositik hipokrom, Bersama-sama dengan
target sel, basophilic stippling haemoglobin, ia dihapuskan oleh
macrofag sum-sum tulang.
Eritropoiesis yang tidak efektif/
hemolisis intramedular meningkat
11
pada kasus anemia kronik.
- retikulosit normal atau sedikit meningkat
- Elektroforesis Hb : peningkatan Hb A2 4-8% & Hb F 1-5%

4. β- Thalasemia major
- anemia berat
- Ht <10%
- SADT : lebih berat poikilositosis, mikrositik hipokrom, target sel,
basophilic stippling,
- Elektroforesis Hb: Hb F (major), Hb A2

Patofisiologi

1 )Mekanisme pembentukan dan pemecahan hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul protein dalam sel darah merah yang membawa

oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh dan karbon dioksida dari jaringan ke paru-

paru. Hemoglobin terdiri dari empat molekul protein (globulin rantai) yang terhubung

bersama-sama. Hemoglobin dewasa normal (Hbg/HbA) mengandung 2 rantai alfa-

globulin dan 2 rantai beta-globulin. Pada janin dan bayi, hanya ada beberapa rantai

beta dan molekul hemoglobin, yaitu HbF terdiri dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma.

Saat bayi tumbuh, rantai gamma secara bertahap diganti dengan rantai beta. Terdapat

juga HbA2 yang terdiri daripada 2 rantai alfa dan 2 rantai delta. Setiap rantai globulin

berisi struktur pusat penting yang disebut molekul heme. Tertanam dalam molekul

heme adalah besi yang mengangkut oksigen dan karbon dioksida dalam darah kami.

12
Besi yang terkandung dalam hemoglobin juga bertanggung jawab untuk warna merah

darah.

Hemoglobin juga memainkan peran penting dalam mempertahankan bentuk

sel darah merah. struktur hemoglobin abnormal bisa mengganggu bentuk sel darah

merah dan menghambat fungsi dan mengalir melalui pembuluh darah.

Sintesis Heme

Memerlukan B6 (piridoksin)
untuk aktivasi

dari Siklus Asam Sitrat

Succinyl CoA + glysine


ALA synthase

ALA
ALA dehidratase
(dihambat oleh Pb)
Porphobilinogen
Uroporphyrinogen I synthase

Hydroxymethylbilane
Uroporphyrinogen III
cosynthase
Uroporphyrinogen III
Uropophyrinogen decarboxylase
Coproporphyrinogen III
Coproporphyrinogen oxydase
Protoporphyrinogen III
Protoporphyrinogen oxydase
Protoporphyrin III

Aporepressor
ferrochelatase 2+
Fe
(represi-derepresi ALA synthase )

HEME

sudah cukup
13
kebutuhan meningkat
Katabolisme Haemogblobin

Heme Fe2+  ke dalam pool dan dipakai lagi


HAEMOGLOBIN
Porfirin  bilirubin

Globin dipecah menjadi asam amino

Katabolisme haemoglobin adalah asal daripada eritrosit matang yang sudah

pecah atau akibat dari pelbagai proses patologis yang lain (anemia hemolitik). Proses

ini akan menghasilkan globin yang akan dipecah menjadi asam amino yang akan di

guna pakai lagi dan ferum serta bilirubin. Pemecahan ini terjadi di

reticuloendosplamic sistem (RES) yaitu hati, lien dan sum-sum tulang. Di tingkat sel

katabolisme ini terjadi dalam mikrosom melalui kompleks enzim yang disebut sistem

heme oxygenase mikrosom.

(heme oxygenase)
heme --------------> biliverdin + Fe3+
/ \
H+ + NADPH NADP+
O2 CO

(biliverdin reduktase) (+ albumin)


biliverdin -----------> bilirubin ------------- HATI
/ \
H+ + NADPH NADP+

14
Metabolisme bilirubin di hati

UPTAKE di sel parekim hati - Bilirubin indirek sukar larut dalam air

- Dalam hati, BI dilepas dari ikatan albumin

- Masuk ke sinusoid dari hepatosit

KONJUGASI di endosplasmic bilirubin indirek + 2 UDP-glucuronate

reticulum halus  bilirubin diglucuronide (BD)

(enzim UDP-glukoronide tranferase)

- Aktivitas ditingkatkan oleh phenobarbital


SEKRESI ke dalam empedu - melalui transport aktif

- mekanisme ditingkatkan melalui obat

phenobarbital

- semua bilirubin yang di sekresi ke empedu

mengalami konjugasi

Bilirubin terkonjugasi  urobilinogen (reduksi)


(oleh bakteri di dalam usus)
Dalam kolon

a. Urobilinogen  urobilin  feses (90%) (auto-


oksidasi)
(x berwarna) (berwarna)

b. Urobilinogen  sirkulasi intrahepatik (10%)  ginjal 


urin
15
3
2

Metabolisme Ferum

Mulut Diet yang mengandung zat besi


(daging, daun hijau dll)

16
HCl

i) Fe3+ organik Fe3+ bebas

Lambung ii) Fe3+ bebas Fe2+ bebas [reduksi]


Vit.C
(mudah larut + di absorpsi)

ferrooksidase

i) Fe2+ bebas Fe3+ [oksidasi]

ii) Fe3+ + apo-ferritin ferritin


Mukosa
Usus
iii) Ferritin + Fe3+ Fe2+ [reduksi]
Ferritin reduktase

feroksidase

Fe2+ Fe3+ + apo-transferin transferin


Plasma
( 1 transferin : 2 Fe3+ )

Sum-sum
Sintesis Hb dalam pembentukan sel darah merah
Tulang

Besi terdapat didalam makanan, dan berbentuk ferri (Fe3+) organik. Ferri

organic melewati saluran pencernaan dan didalam lambung ferri organik akan

menjadi ferri bebas dikatalisator oleh asam lambung. Ferri bebas akan direduksi oleh

reduktor iaitu vitamin C menjadi ferro bebas yang mudah larut dan mudah diabsorpsi

oleh sel mukosa usus. Di dalam sel mukosa usus ferro bebas dioksidasi oleh ferro

oksidase menjadi ferri dan ferri ini akan diikat oleh protein pengangkut (apoferritin)

dan terjadi penimbunan ferritin didalam sel mukosa usus. Ferritin adalah penimbunan

(storage) yang normal. Ferritin merupakan zat yang larut dan bisa langsung di pakai

pada keadaan akut.

17
Dari dalam sel mukosa usus, ferritin akan direduksi oleh ferritin reduktase dan

bertukar menjadi ferro dan berada di dalam plasma. Ferro di plasma akan dioksidasi

sekali lagi oleh ferro oksidase menjadi ferri dan akan berikatan dengan transferin.

Transferin merupakan protein pengankut iron didalam plasma.

Ferri akan di ikat oleh transferin untuk di transport ke jaringan, organ dan

sum-sum tulang untuk pembentukan sel darah merah yang baru. Satu molekul

transferin dapat mengikat dua atom ferum.transferin merupakan transporter utama

ferum dan secara idealnya berikatan dengan ferum 25-35%. Penimbunan ferritin yang

abnormal akan di tukar menjadi hemosiderin yang mengandung ferri oksida (karat).

Jumlah hemosiderin dalam jaringan yang rendah itu belum memudaratkan, namun

apabila jumlah hemosiderin bertmbah, maka ia akan menumpuk pada sel di jantung,

hati,paru-paru, pancreas dan system saraf pusat. Oleh itu, organ-organ tersebut tidak

dapt berfungsi secara total dan baik. Ferri perlu di ikat oleh transferin kerana ferri

sendiri berbahay dan bersifat destruktif dan menyebabkan kematian sel dan

menghancurkan DNA.

Pada orang normal, besi yang tidak absorpsi adalah 90% daripada asupan besi

yang kita makan akan di uptake oleh sel spesifik di saluran cerna yaitu enterosit. Dan

ferum akan di ekskresi sebagai feses. Kelebihan dan kekurangan besi akan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta fungsi dalam hidup seharian.

2 ) Patofisiologi gejala klinis

18
Kriteria diagnostik

Kebanyakan anak-anak menunjukkan simptom talasemia dalam waktu dua tahun


pertama. CBC/ujian darah dan pemeriksaan darah tepi bisa digunakn untuk
menegakkan diagnosis thalesemia.Pada pemeriksaan laboratorium pasien thalesemia,
akan didapati serum irin meningkat dan TIBC rendah. Pada elektroforesis hemoglobin
akan dapat mendeteksi rantai hemoglobin, terjadi peningkatan HbF dan HbA2. Tindakan
kompensasi akibat
kekurangan rantai β.
Diagnosis Banding

Pada thalesemia, sukar dibedakan dengan anemia. Salah satu gejala pada thalesemia
adalah anemia. Anemia yang terjadi pada thalesemia adalah akibat hemolisis dari
eritrosit sehingga terjadi penurunan jumlah hemoglobin. Anemia yang diakibatkan
kerana defesiensi besi juga bermanifestasi pucat. Tapi kedua anemia bisa dibedakan
dengan dilakukan dengan dilakukan dengan pemeriksaan serum iron, TIBC, dan
elektroforesis hemoglobin.

Komplikasi

1. Dekompensasi jantung

19
Tranfusi darah merupakan pengobatan standard pada thalasemia. Kesannya, akan
terjadi penumpukan besi di dalam darah. Ini akan menyebabkan kerusakan pada organ
dan jaringan, terutama jantung dan hati. Iron overload akan menyebabkan kontraksi
jantung tidak bagus sehingga terjadinya gagal jantung dan arritmia.

2. Hemosiderosis

Hemosiderosis adalah penumpukan besi yang abnormal. Hemosiderosis terjadi akibat


hemolisis dari eritrosit dan tranfusi darah yangg dilakukan. Penumpukan besi ini akan
menyebabkan kerusakan pada hati, jantung dan kelenjar endokrin yang penting untuk
mensekresi hormon di dalam tubuh sehingga terjadi gangguan sekresi hormon.

3. Hipersplenisme

Pada thalesemia terjadi lisis eritrosit yang lebih banyak, sehingga limpa terpaksa
bekerja lebih dari normal sehingga menyebabkan hipersplenisme. Apabila
pembesaran limpa menjadi lebih besar, perlu dilakukan splenektomi.

4. Infeksi

Pasien thalesemia rentan terhadap infeksi. Apabila dilakukan tarnfusi darah bisa
menyebabkan penularan infeksi dari blood borne contohnya seperti hepatitis. Selain
itu, pasca splenektomi bisa rentan infeksi kerana limpa merupakan salah satu organ
yang melawan infeksi.

Penatalaksanaan

1. Tranfusi darah
Transfusi darah adalah tatalaksana yang dilakukan pada pasien sekurang-kurangnya
sekali sebulan dilakukan. Sebelum dilakukan transfusi darah, perhatikan :
i. Pemeriksaan RBC phenotype. that routine transfusion of phenotype-matched
RBCs (matched only for ABO, D, C, E and K) can reduce the risk of new
antibody formation in sickle cell anemia patients. What is interesting is that a
large percentage of alloimmunizations are preventable by matching for such a
limited number of antigens.
ii. Pertimbangkan vaksinasi hepatitis B
iii. Mengukur level ferum dan folate dalam darah

Transfusi menggunakan packed red cell PRC dilakukan seperti berikut:

(4 x ∆ Hb) x Berat Badan


∆Hb = Nilai Hb normal –Hb
pasien sekarang

20
Setelah memperoleh nilai, pemberian harus dibagi 2. Pemberian yang pertama lebih
sedikit berbanding yang kedua untuk memberi peluang jantung beradaptasi akibat
pertambahan volume (volume overload) dan mengelakkan berlakunya decompatio
kordis.
Transfusi darah dilakukan sehingga Hb pasien tidak lagi anemia /normal (Hb 11/12).
Boleh dipertimbangkan untuk memberikan acetaminophen sebelum dilakukan
transfusi untuk meminimasi fibrile dan reaksi alergik.
Komplikasi dari tranfusi darah ialah
 Infeksi: 2 sebab berlaku infeksi antaranya.
I: Akibat kontaminasi darah donor yang diterima.Biasanya yang
menyebabkan infeksi hepatitis B malah infeksi HIV sekalipun.
Ii: Suppressed cell-mediated immunity akibat dari akselerasi pada proses
penuaan limposit T pada pasien thalassemia β menyebabkan cenderung
terkena infeksi.
 Ferum /iron overload

2. Deferoksinamin ( iron chelating agent)

Kegunaan: mencegah penumpukan ferum dengan melekat pada ferum dalam darah
dan membawa keluar bersama dari badan melalui ginjal.

Penumpukan ferum dalam badan berlaku adalah dari factor pathogenesis dan akibat
transfuse darah:

Patogenesis: Pembentukan rantai B yang terbatas sehingga menyebabkan kekurangan


HbA. Keadaan ini menyebabkan penggabungan Fe2+ berkurang sehingga menetap di
dalam eritrosit (sideroakresia) dan dapat terakumulasi di dalam tubuh dalam jumlah
yang besar (hemoakromatosis sekunder) .

Transfusi darah:
Setiap satu init darah mentransfer 200-25omg ferum menyebabkan peningkatan ferum
dalam darah melebihi kapasiti transferin untuk menyatu bersama ferum. Keadaan ini
menyebabkan non-transferin –bound iron (NTBI) digenerasi dan merangsang
berlakunya kerusakan DNA dan seterusnya berlaku apaptosis.

Deferoksinamin diberikan secara parentral sama ada melalui intra muscular,subkutis


mahupun intravenous walaupun subkutis lebih banyak digunakan . Dosis yang
digunakan ialah 30-40mg/kg/d diberikan setiap 10-12 jam selama 5-6 hari seminggu.

Kesan sampaing: Iritasi pada tempat suntikan, diarrhea, reaksi hipersensitiviti,mual


dank ram kaki (leg cramps).

3. Splenektomi

21
Pembesaran limpa dan hepar berlaku akibat pemusnahan (hemolisis) sel darah merah
yang berlebihan, extramedullary haemopoiesis dan kemudiaanya menyebabkan
kelebihan ferum (iron overload). Pembesaran limpa menyebabkan lebih banyak darah
diperlukan karena menyebabkan lebih banyak distruksi sel darah merah dan
menyebabkan pertambahan volume plasma juga.
Tindakan ini biasanya ditunda sehingga anak mencapai umur 6 tahun karena
mengelakkan resiko tinggi terkena infeksi pasca splenoktomi

4. Hematopoietic stem cell transplantation (HSCT)

Transplantasi stem sel hanya direkomendasikan kepada pasien tertentu sahaja dan
merupakan satu-satunya rawatan untuk thalassemia. Biasanya dilakukan sebelum
pasien berumur 16 tahun. Keberhasilan transplantasi sel induk bisa mencapai 80%.
Hasil yang kurang memuaskan dari transplantasi sel induk berhubung kait dengan
kehadiran hepatomegali dan fibrosis portal. Pasien harus mempunyai HLA ( human
leukocyte antigen) yang cocok dengan donor.

5. Konseling keluarga
Konseling keluarga diindikasikan kepada semua dengan penyakit genetic terutamanya
jika ada anggota keluarga mempunyai resiko berat .

Quick revision

22
Baca dengan gambar rajah yang senag difahami di sini:

http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra050436

23

Anda mungkin juga menyukai