Anda di halaman 1dari 15

APLIKASI 

DESTILASI
April 23, 2008 oleh chemz

Desalinasi: Menguapkan Air Laut Menjadi Air Bersih

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki luas wilayah 5.193.252 km2
dua per tiga luas wilayahnya merupakan lautan, yaitu sekitar 3.288.683km2. Sehingga Indonesia
juga memiliki julukan sebagai benua maritim.Ironinya–di tengah kepungan air laut itu–ternyata
masih ada beberapa tempat yang mengalami kekurangan air, terutama mengenai ketersedian air
bersih. Akibatnya, di tempat seperti itu air menjadi barang eksklusif. Masyarakatnya harus
membeli untuk mendapatkan air bersih.Ironi inilah yang menimpa masyarakat Kepulauan Seribu.
Di kepulauan yang berada di utara kota Jakarta itu air bersih menjadi barang langka. Bupati
Kepulauan Seribu, Kamil Abdul Kadir beberapa waktu yang lalu menuturkan bahwa
ketersediaan air bersih adalah masalah utama bagi daerahnya. Setidaknya, untuk mendapatkan
satu liter air bersih, masyarakat harus membayar Rp 50 sampai Rp 75.”Air bersih memang masih
menjadi masalah. Selama ini, untuk memperoleh air bersih tersebut kita mendapatkannya dari 5
instalasi Reverse Osmosis (RO) yang terdapat di lima pulau berpenghuni,” ujarnya. Sementara
pulau berpenghuni itu jumlahnya sebanyak 11 pulau dengan jumlah penduduk 18 ribu
jiwa.Melihat kondisi itulah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tertarik
mengembangkan teknologi untuk mengatasi krisis air. Setelah melakukan serangkaian kajian,
BPPT mengembangkan teknologi desalinisasi di kabupaten yang masuk wilayah propinsi DKI
Jakarta ini.Menurut Rohmadi Ridlo dari tim desalinasi BPPT memaparkan bahwa desalinasi ini
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan proses destilasi dan Reverse Osmosis. Secara
prinsip, menurut Ridlo, proses destilasi merupakan perubahan fase cair menjadi fase uap.
Dimana pada tahap akhir, air laut akan mengalami kondensasi menjadi air murni.Sementara,
pada proses RO–air yang selama ini dimanfaatkan oleh masyarakat Kepulauan Seribu–dalam
prosesnya tidak ada perubahan fase. ”Pada proses RO yang terjadi hanya fase cair saja. Dimana
untuk memisahkan air tawar dengan air laut di dapat dari adanya perbedaan tekanan yang
menggunakan membran semi permeablenya saja.”Namun, Ridlo mengakui bahwa masing-
masing teknologi pemisahan air tawar dengan air laut itu memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Kelemahan pada proses desalinasi yang menggunakan teknologi RO diantaranya
adalah adanya kemungkinan penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri, kerak kapur atau
fosfat dari air laut.Selain itu, pemanfaatan teknologi RO untuk menghasilkan air tawar di
Indonesia pun masih menghadapi beberapa kendala. Diantaranya, mengenai bahan baku air laut
yang sudah relatif kotor. Sehingga, jika penggunaaan bahan baku semacam ini dipaksakan tentu
akan berpotensi untuk menyumbat membran.Menurut Ridlo ada beberapa peralatan yang
mendukung proses destilasi ini. Ia menyebutkan antara lain adalah heater, kondensor, ejektor air,
pompa ejektor, pompa kondensat, indikator salinitas, dan peralatan kontrol.Proses kerja destilasi
ini mulanya air laut dihisap oleh pompa ejektor yang terdapat dipantai. Kemudian, air laut
tersebut dimasukan ke dalam alat penukar gas (heat exchanger). Pada tahap ini, air laut dipanasi
oleh air panas dari panas buang diesel atau boiler limbah biomassa pada suhu 80 derajat C.
Selanjutnya, air tersebut divakumkan pada tekanan udara kurang dari 1 atm.Pada kondisi hampa
udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah itulah, jelasnya lagi, sebagian dari air laut menguap.
Dimana, uap bertekanan rendah dari tempat lain mendapat pendinginan dari air laut yang
dimasukkan dari cerobong terpisah. Pada saat itulah, uap berkondensasi menjadi air tawar.Lebih
lanjut Ridlo menjelaskan, air laut yang sudah hangat akan mengalir dari saluran keluar
pendingin. Dan selanjutnya akan masuk ke dalam heat exchanger sebagai air umpan. Uap
tekanan rendah yang timbul di dalam heat exchanger mengalir masuk ke dalam evaporator.
Begitu pula dengan air sisa buangan yang kental.Selanjutnya, uap air itu didinginkan oleh air laut
dan berkondensasi menjadi air tawar. Hasil air tawar di kondensor itu kemudian dipompa keluar
oleh condensatepump. Kemudian, air tersebut dialirkan ke tangki persedian air tawar. Sementara
sisa air buangan dikeluarkan secara teratur oleh water ejector.Sedangkan mengenai kadar garam
dari air destilat (air yang dihasilkan dari proses destilasi ini–red) secara terus menerus dipantau
oleh salinity indicator. Sebuah solenoid valve dipasang pada saluran keluar pompa air
destilasi.”Nah untuk menentukan kadar garam air destilatnya kita bisa mensetnya,” kata Ridlo.
Diungkapkan pula umumnya kadar garam yang dimiliki oleh air destilat ini maksimal sebesar 10
ppm. Artinya, kualitas air yang dihasilkan dari proses ini sangat bagus.Menurut Ketua Pelaksana
Program Desalinasi-BBPT Bambang Gambiro air tawar yang dihasilkan dari mesin diesel
bertenaga 2×250 Kw dan 2×500 Kw mampu menghasilkan 5.000 liter air dalam 24 jam. ”Tetapi
sebenarnya kita masih bisa memaksimalkannya lagi hingga 15 ribu liter,” ujarnya dengan nada
yakin.Mengenai kualitas air tawar yang dihasilkan dari proses destilasi ini, Bambang
mengatakan,”Kualitasnya sudah terjamin.” Jadi, katanya, setelah proses destilasi usai, air tawar
yang dihasilkan telah siap untuk diminum. Ini disebabkan karena air tawar ini sudah memenuhi
standar air bersih yang ditetapkan oleh Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).Berdasarkan hasil
penelitian, air destilasi ini memiliki pH 8,5 pada suhu 25 derajat. Selain itu, tingkat
alkalinitasnya sekitar 3 CaCO3 miligram per liter. Kemampuan daya hantar listriknya sebesar 4,1
mg/l. Kandungan ion klorida, ion besi masing-masing sebanyak kurang dari 2 mg/l Cl- dan
kurang dari 0,05 mg/l Fe.Sementara itu kualitas air yang ditetapkan WHO, pH yang baik berkisar
antara 5,8-8,6. Kemampuan daya hantar listriknya sebesar kurang dari 700 mg/l. Kandungan ion
klorida kurang dari 200 mg/l Cl-. Dan kandungan ion besinya adalah kurang dari 0,3 mg/l Fe.
”Jadi jelas air ini memang berkualitas,” tandasnya optimis.Selama ini, kata Bambang,
pemanfaatan teknologi desalinasi ini banyak digunakan pada kapal-kapal tanker. Keberadaan
desalinasi disana, untuk menyuplai air bersih bagi awak kapalnya. ”Namun, hingga saat ini di
Indonesia pemanfaatan desalinasi untuk keperluan di darat masih belum ada,” tukasnya.Ia
berharap desalinasi di Kepulauan Seribu itu nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Bambang mengungkapkan pula pilot project yang akan dilakukan di Pulau Pramuka yang
memiliki kepadatan penduduk sekitar 1.500 jiwa ini akan dilakukan selama dua tahun.
Sedangkan dana yang dianggarkan untuk pilot project ini jumlahnya sebesar Rp 260 juta yang
didapat dari Daftar Isian Proyek Anggaran Pendapatan Belanja Negara (DIK-APBN)
2002.Selain itu Bambang juga mengatakan bahwa pihak BPPT dalam melaksanakan pilot
porjectnya di Kepulauan Seribu ini menggandeng pihak produsen desalinasi dari PT Sasakura,
Jepang. ”Dan saat ini Italia dan Korea juga tertarik untuk ikut serta mengembangkan teknologi
desalinasi ini.” tandas Bambang.

Oct 17, '08 7:19


ALAT DESTILASI MANUAL
AM
BIOETHANOL
for everyone
Artikel ini di persembahkan oleh:

Nama:  ANDI MAHARDIAN

E_mail address:  andy_mahardian@yahoo.com

Saya mendapat beberapa permintaan untuk membuatkan mesin dari


beberapa rekan. Rangkuman ini saya buat untuk membantu memberi
gambaran tentang proses destilasi, sehingga anda bisa merakit
sendiri alat anda. Apabila anda sudah mencoba bereksperimen anda
akan menemukan bahwa proses destilasi tidaklah rumit.
Tips : Bacalah pelan-pelan dan berulang-ulang
Proses destilasi adalah proses pemurnian alcohol. Alkohol memiliki
titik didih 78C sementara air 100C. Karena itu apabila dipanaskan
alcohol akan lebih dulu menguap daripada air. Pada hasil fermentasi
yang mengandung alcohol 10 %, proses destilasi sederhana pada
suhu 79-82 akan menghasilkan alcohol kadar 40-45 %. Alkohol 40%
ini apabila di destilasi lagi akan menghasilkan kadar  60-70%. Jadi
untuk menaikkan kadar alcohol sampai 95% keatas diperlukan
destilasi berulang-ulang. Intinya adalah cairan yang mengandung
alcohol apabila dipanaskan akan menghasilkan uap yang
mengandung alcohol lebih kaya dari pada saat masih berbentuk cair
yang diakibatkan perbedaan titik didih. Dengan prinsip ini, apabila
kita bisa membuat cairan yang mengandung alcohol menguap,
lalu mencair, lalu menguap lagi, dan lalu mencair lagi, demikian
berulang-ulang dalam satu kali rangkaian proses dalam satu
alat, maka sama saja alcohol yang dihasilkan telah mengalami
rangkaian destilasi yang berulang. Ini artinya kita dapat
merangkum beberapa kali proses destilasi dalam satu proses yang
jauh lebih efisien dan menghasilkan alcohol yang lebih murni. Efek
destilasi bertingkat itulah yang dihasilkan dari alat dibawah ini.
Spesifikasi Alat :
Evaporator/boiler          : Drum Stainless 200 l
Kolom destilasi             : Diameter 4 inch/10 cm dan tinggi 180-200
cm (termasuk reflux)
Kondensor                   : Diameter 5-6 inch dan tinggi 30-40 cm.
Reflux control               : Tinggi 20-30 cm
 
KONDENSOR
 

Alat ini berfungsi untuk mendinginkan uap panas dari kolom


destilasi sehingga berubah bentuk menjadi cair kembali. Dua pipa
disamping kanan adalah jalan masuk dan keluar air. Sementara dua
pipa diatas dan bawah adalah tempat keluar dan masuk uap dari
kolom destilasi. Air harus selalu mengalir dengan debit tertentu
tergantung kebutuhan. Di Indonesia para pembuat alcohol tradisional
biasanya mendinginkan uapnya dengan melewatkan pipa uap ke
dalam kolam pendingin, drum/tong, atau bahkan sungai. Dengan
begitu tidak perlu mengatur aliran air seperti dalam gambar diatas.
Ketika membuat koil untuk kondensor harap diperhatikan agar setiap
lingkaran bersusunan menurun secara sempurna dan tidak naik turun
agar tidak terjadi efek ‘cegukan’ akibat aliran cairan mengendap di
koil yang tersusun tidak sempurna/naik turun.
 
REFLUX COIL COLUMN
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                        
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                                                               Reflux Coil Column
 
Reflux coil terletak di bagian paling atas dari kolom destilasi. Dua
ujung koil yang keluar dari pipa adalah tempat keluar masuknya
aliran air pendingin. Reflux coil berguna untuk menciptakan efek
destilasi bertingkat di dalam kolom. Cara kerjanya adalah, uap panas
alcohol dan air yang naik akan menyentuh reflux coil. Karena reflux
coil lebih dingin (akibat aliran air) daripada uap alcohol-air maka
uap akan terkondensasi atau menjadi cair lagi dan jatuh ke packing.
Dalam perjalanan jatuhnya cairan tsb didalam kolom akan bertemu
dengan uap panas dari bawah yang naik sehingga cairan menjadi
panas kembali dan alcohol menguap dengan kandungan yang lebih
kaya karena alcohol bertitik didih lebih rendah daripada air,
sementara itu air akan terus turun sampai mendapatkan panas yang
cukup untuk menguap lagi. Proses ini terjadi berulang ulang didalam
kolom sampai akhirnya sebagian uap berhasil lolos menuju
kondensor. Uap yang lolos ini sudah berkadar alcohol tinggi karena
sudah beberapakali mengalami proses naik-turun atau destilasi
berulang kali didalam kolom. Didalam kolom yang tanpa reflux coil,
uap tidak akan terkondensasi dan akan langsung menuju kondensor
tanpa mengalami proses destilasi berulang. Kebanyakan pembuat
arak tradisional langsung menyalurkan uap dari boiler ke kondensor
(kolam atau sungai) tanpa reflux dan packing sehingga hasilnya
paling banter berkadar 50%. Tanpa reflux sangat sulit untuk
mendapatkan kadar alcohol diatas 90 %.
Pengaturan aliran air pada koil reflux bisa membantu menstabilkan
suhu pada kolom. Ini sangat berguna apabila anda menggunakan
sumber pemanas/bahan bakar yang tidak stabil seperti kayu bakar.
 
PACKING
Packing adalah material yang berguna untuk memperluas permukaan
didalam kolom. Cairan akan lebih mudah menguap apabila
bersentuhan dengan suatu permukaan yang bersuhu berbeda.
Demikian juga uap akan lebih mudah terkondensasi apabila
bersentuhan dengan permukaan yang berbeda suhu. Karena itu
sebagian besar ruang didalam kolom harus diisi dengan material
yang bisa menyediakan permukaan yang lebih banyak untuk
bersentuhan dengan uap. Material packing ini bisa berupa kerikil,
pecahan keramik, kaca, besi, tembaga, atau apapun asal tidak
berkarat dan bereaksi dengan alcohol. Almunium dan bahan plastic
sebaiknya tidak digunakan. Perlu diingat agar packing jangan sampai
terlalu padat sehingga menyumbat aliran uap. Material terbaik untuk
packing adalah scrub stainless steel/tembaga danrashcig/pall
ring (biasanya digunakan industri). Sayangnya bahan tersebut sulit
didapatkan di Indonesia. Packing juga menciptakan efek destilasi
berulang.
 
 
 
 
 

 
            
 
 
 
 
 
 
 
 
 
                                                           
 
                                                           Raschig ring
 
Packing harus disangga dengan plat berlubang-lubang (perforated
plate) untuk menjaga agar tidak jatuh kedalam boiler.
 
TERMOMETER
Termometer ditempatkan tepat diatas reflux koil, tepat di dekat
saluran uap keluar dari kolom menuju kondensor. Peletakan disitu
dimaksudkan untuk memastikan bahwa suhu uap sebelum keluar
menuju kondensor adalah 79-82 derajat C yang merupakan suhu
paling ideal untuk menghasilkan kadar tertinggi. Anda harus
mencoba beberapa kali sebelum dapat mengetahui dengan tepat pada
suhu berapa (dikisaran 79-82) alat anda menghasilkan kadar
tertinggi. Apabila suhu terlalu tinggi alcohol yang dihasilkan akan
berkadar rendah, tapi bila suhu terlalu rendah alcohol tidak akan
keluar.
Termometer yang digunakan sebaiknya thermometer digital dengan
remote reading, agar pembacaan lebih akurat karena dengan tinggi
kolom 2 m + boiler dan tungku, anda tidak perlu sering mendongak
dan memicingkan mata seperti jika menggunakan thermometer
biasa. Percayalah, thermometer akan menjadi teman setia anda
terutama untuk menghasilkan ethanol murni.
 
KOLOM DESTILASI (distillation column)

 
Gambar diatas adalah bentuk kolom destilasi yang lengkap. Anda
tidak perlu meniru bentuk diatas seutuhnya. Gunakan kreatifitas
anda. Yang penting adalah cara kerja utamanya anda sudah paham
sehingga anda bisa mendesign sendiri sesuai dengan kebutuhan dan
layout tempat anda. Stripping reflux control tidak harus dibuat
(optional). Penambahan alat ini akan meningkatkan konsumsi bahan
bakar/pemanas secara signifikan. Anda bisa menambahkannya
apabila alat anda tidak bisa menghasilkan kadar yang anda inginkan.
Stripping section dan rectifier section harus diisi penuh dengan
material packing dan dibawahnya disangga dengan plat yang
berlubang-lubang. Jika anda tidak menggunakan bagian stripping
reflux, maka kolom stripping dan rectifier bisa anda gabungkan
tanpa sekat. Tidak usah bingung dengan istilah stripping dan
rectifier, karena itu hanya istilah untuk menggambarkan proses yang
terjadi pada setiap level ketinggian kolom. Kedua istilah itu lebih
bermakna apabila kolom anda menggunakan teknik
continuos/fractionating column dimana membutuhkan pemahaman
yang lebih jauh tentang proses destilasi. Tinggi total kolom destilasi
ini adalah 2 meter dengan diameter 4 inch atau 10 cm. Kolom reflux
dan kondensor berukuran sekitar 30 cm. Untuk kondensor sebaiknya
menggunakan diameter yang lebih besar daripada kolom destilasi,
karena lumayan sulit untuk memasukkan koil ½ inch kedalam
kondensor (kecuali anda punya teknik sendiri). Tidak perlu terlalu
pusing memikirkan ukuran tinggi kolom destilasi yang pas. Pada
dasarnya semakin tinggi semakin baik, tapi perlu diingat bahwa
semakin tinggi kolom maka kebutuhan energi untuk ‘mengantarkan’
uap menuju kondensor juga semakin besar.
Koil untuk reflux sebaiknya dari pipa/tube tembaga (biasanya untuk
AC) dengan diameter ¼ inch, sedangkan untuk pipa aliran uap
menuju kondensor beserta koilnya minimal berdiameter ½ untuk
mengantisipasi penyumbatan yang mungkin terjadi sehingga
membahayakan.. Hydrometer sump pada gambar diatas hanyalah alat
tambahan yang fungsinya adalah untuk mengetahui kadar alcohol
lebih dulu sebelum masuk ke storage. Jika kadar tidak sesuai dengan
yang diinginkan maka valve pada hydrometer sump dibuka untuk
menyalurkan output kembali kedalam boiler untuk di destilasi ulang.
 
BOILER
Untuk boiler/cooker bisa digunakan drum yang berbahan stainless
steel dengan kapasitas 200 liter. Untuk boiler/cooker dengan ukuran
lebih besar membutuhkan kolom destilasi dengan ukuran yang lebih
besar pula. Boiler/cooker sebaiknya diisi tidak lebih dari 4/5 bagian
untuk memberikan ruang bagi terbentuknya uap. Posisi drum
sebaiknya tidur (bukan berdiri) pada tungku untuk memberikan
permukaan yang lebih luas bagi terbentuknya uap. Pada saat
perakitan sebaiknya didesign pula saluran untuk memasukkan mash
(hasil fermentasi) dan saluran keluarannya. Ada baiknya
menempatkan safety relief valve dan pressure gauge pada bagian
atas boiler untuk keadaan darurat seperti kenaikan tekanan karena
terjadi sumbatan (ada juga alat seperti ini yang otomatis membuang
uap pada tekanan tertentu). Pemanas untuk boiler; gas, kayu bakar,
batu bara, electrical heater element, harus menghasilkan panas yang
stabil.
 
AZEOTROPE
Alkohol berkadar 96% dimana sekitar 4%-nya adalah air membentuk
suatu kondisi/campuran yang disebut azeotrope. Pada tahap ini
molekul alcohol dan air saling terikat dengan erat dan tidak bisa
dipisahkan dengan destilasi biasa. Karena itu untuk meningkatkan
dari kadar 96% menjadi 99,5% dibutuhkan bantuan zeolit/molecular
sieve/karbon aktif. Bahan-bahan tersebut mempunyai molekul
dengan rongga yang sangat kecil dan sangat banyak sehingga dapat
menyerap molekul air yang lebih kecil daripada molekul alcohol.
Cara kerjanya seperti saringan.
Apabila anda sudah memahami prinsip destilasi diatas, maka saya
merekomendasikan agar anda mempelajari teknik
continuos/fractionating column. Teknik ini mampu memproduksi
alcohol murni dengan jauh lebih cepat, tapi memerlukan pemahaman
yang lebih jauh mengenai proses destilasi.
Demikian rangkuman dari saya yang tentunya masih belum
sempurna. Untuk itu apabila masih ada pertanyaan, saya akan
berusaha menjawabnya semampu saya. Saya juga masih dalam taraf
belajar, karena itu saya akan sangat senang apabila mendapat saran
atau masukan dari anda. Terima Kasih.
Semoga berguna.

Training Mesin Destilator Minyak Atsiri di Lumajang (bag. 2)


Nopember 24th, 2009

Melanjutkan postingan artikel training mesin destilator minyak atsiri sebelumnya…

Proses Penyulingan Minyak Nilam


Minyak nilam adalah salah satu jenis minyak atsiri yang dapat disuling dengan Destilator
Minyak Atsiri. Selain minyak nilam, alat mesin produksi ini dapat digunakan pula untuk
menyuling minyak cengkeh, minyak pala, minyak sereh, dll. Sekedar info saja, harga minyak
nilam saat artikel ini ditulis adalah Rp. 285 ribu/kg sedangkan harga minyak cengkeh adalah Rp.
55 ribu/kg. Harga berlaku di pengepul minyak atsiri di Dampit, Kab. Malang.

Proses penyulingan minyak nilam dan jenis minyak atsiri lainnya secara prinsip sama. Prinsip
penyulingan ini juga berlaku padamesin destilator kami yang ada di kota lain. Nah, pada
pelatihan kali ini disuling daun nilam dan batang/ranting nilam yang telah dikeringkan sejumlah
75 kg. Digunakan daun nilam dan batang/ranting nilam (selanjutnya disebut nilam kering)
dengan perbandingan 1:1. Nilam kering dimasukkan ke dalam keranjang berlubang yang
bertingkat dua. Kemudian diberi percikan air untuk membantu mempercepat proses awal
penguapan minyak dalam bejana bahan.

Setelah itu pompa air pada tandon air dinyalakan untuk menjalankan sistem pendinginan pada
bagian kondensor. Lalu sistem pembakaran mulai dinyalakan untuk memanasi air padasteam
boiler. Default sistem pembakaran pada mesin suling ini menggunakan LPG. Kompor gas,
selang dan regulator high pressure sudah termasuk dalam paket mesin. Sedangkan tabung LPG
disediakan oleh pemilik sendiri.

Tips optimasi gas LPG: 


Celupkan tabung LPG ke dalam air panas untuk mencegah proses pengkristalan gas akibat
tekanan kerja yang cukup tinggi (high pressure).

Nah, pada saat inilah proses penyulingan mulai berlangsung. Minyak nilam yang masih
bercampur dengan air akan keluar melalui stop kran pada bagian bawah kondensor. Minyak
nilam yang keluar ditampung dengan wadah khusus yang biasanya bisa langsung memisahkan
campuran minyak nilam dan air. Wadah ini bisa terbuat dari plastik (kaleng cat bekas) yang telah
dimodifikasi sehingga bisa memisahkan campuran minyak nilam dan air dengan prinsip
perbedaan berat jenis. Minyak akan berada di atas dan air akan berada di bawahnya. Karena
berat jenis minyak lebih rendah daripada berat jenis air.

Oke, sekian dulu ulasan singkat seputar kegiatan pelatihandestilator minyak atsiri di Lumajang.
Kami tunggu responnya ya…

Filed under Mesin Destilasi | Comment (0)

Pelatihan Mesin Destilator Minyak Atsiri di Lumajang


Nopember 21st, 2009
Pada hari Selasa, 10 Nopember 2009 yang lalu kami melakukan pelatihan operasional Destilator
Minyak Atsiri di Lumajang, Jawa Timur. Pelatihan kali ini diikuti oleh anggota kelompok tani
nilam di Dusun Kalirejo, Desa Kaliuling, Kec. Tempursari, Kab. Lumajang yang merupakan
binaan Kantor Dinas Perkebunan Kab. Lumajang. Pelatihan dilakukan sehari setelah pengiriman
mesin.

Dusun Kalirejo merupakan sebuah kawasan perkebunan yang berkontur pegunungan. Suhu udara
relatif sejuk meskipun laut selatan hanya berjarak 7 km dari tempat ini. Komoditas utama yang
dihasilkan di daerah ini adalah cengkeh, kopi, pisang, nilam, dan salak. Kebun cengkeh
mendominasi areal pertanaman yang dimiliki oleh penduduk. Pendapatan utama penduduk
Dusun Kalirejo adalah dari hasil jual beli hasil bumi yang dihasilkan dari kebun mereka sendiri.

Hasil bumi yang diperjualbelikan dalam bentuk segar (seperti salak dan pisang) dan kering
(cengkeh, kopi dan nilam). Alat mesin produksi yang berteknologi tepat guna belum banyak
digunakan oleh masyarakat. Satu-satunya alat mesin teknologi yang sudah banyak digunakan
adalah mesin suling nilam. Alat mesin ini kebanyakan digunakan untuk menyuling cengkeh dan
nilam. Mesin penyulingan dijumpai di kanan-kiri jalan masuk menuju kecamatan Tempursari.

Kehadiran Destilaor Minyak Atsiri kami di dusun Kalirejo mendapatkan respon yang sangat baik
dari warga desa, khususnya bagi anggota kelompok tani nilam. Sejak jam 06.00 pagi tim teknisi
kami dibantu menginstalasi alat mesin hingga terpasang dengan baik sekitar jam 08.00 WIB.
Selanjutnya kegiatan diisi dengan penjelasan bagian-bagian alat mesin yang telah dipasang
bersama-sama tadi. Kemudian dilanjutkan dengan proses penyulingan nilam.

Bersambung ya…

Filed under Mesin Destilasi | Comment (0)

Kirim Mesin Destilator Minyak Atsiri ke Lumajang-JATIM


Nopember 18th, 2009
Pada hari Senin, 09 Nopember 2009 kami melakukan pengiriman satu unit Destilator Minyak
Atsiri kepada salah satu konsumen kami di Lumajang, Jawa Timur. Tujuan pengiriman mesin
kali ini adalah kepada kelompok tani binaan Kantor Perkebuan Kab. Lumajang di dusun
Kalirejo, desa Kaliuling, kec. Tempursari, Kab. Lumajang. Pengiriman mesin kali ini dilakukan
menggunakan armada kami sendiri. Adapun jarak tempuh ke lokasi kurang lebih sekitar 80 km
dan ditempuh dalam waktu sekitar 3 jam perjalanan. Lokasi ini ternyata berbatasan langsung
dengan Kab. Malang bagian selatan yang dekat dengan pantai selatan.

Destilator minyak atsiri adalah mesin produksi minyak atsiri dengan cara menyuling. Alat mesin
produksi minyak atsiri ini berkapasitas 50-100 kg nilam kering atau basah sekali proses. Adapun
minyak atsiri yang dapat disuling dengan mesin ini antara lain minyak nilam, minyak cengkeh,
minyak pala, minyak sereh, dll. Mesin penyulingan ini menggunakan steam boiler sebagai
penghasil uap untuk mendorong keluarnya minyak atsiri pada ketel/bejana bahan. Teknik
penyulingan ini sedikit berbeda dengan cara penyulingan yang banyak dijumpai di lokasi
penyulingan di Kab. Malang dan Kab. Lumajang.

Teknik penyulingan yang banyak dilakukan oleh masyarakat adalah sistem kukus. Cara kerja
dari teknik ini adalah persis seperti cara menanak nasi menggunakan dandang. Cara penyulingan
dengan sistem kukus memerlukan tempat yang luas. Karena biasanya ketel/bejana bahan
berkapasitas besar 2,5 - 4 kuintal per proses sehingga memerlukan kolam pendingin yang cukup
luas pula.

Mesin suling kami didesain menggunakan steam boiler yang letaknya terpisah dari ketel/bejana
bahan. Berdasarkan literatur yang ada, sistem ini  dipercaya mampu meningkatkan kualitas hasil
sulingan. Mesin suling kami kali ini dibuat lebih spesial karenasteam boiler-nya full stainless
steel. Biasanya kami menggunakan plat baja biasa untuk boiler ini.

Ingin tahu lebih lanjut tentang Destilator Minyak Atsiri? Silahkan hubungi kami atau berbagi
komentar dalam blog ini.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sadasd
    Sadasd
    Dokumen1 halaman
    Sadasd
    Dhoni W Fadliansyah
    Belum ada peringkat
  • Trter
    Trter
    Dokumen3 halaman
    Trter
    Dhoni W Fadliansyah
    Belum ada peringkat
  • All About Me
    All About Me
    Dokumen3 halaman
    All About Me
    Dhoni W Fadliansyah
    Belum ada peringkat
  • 1-Nanik Siap
    1-Nanik Siap
    Dokumen6 halaman
    1-Nanik Siap
    Chitra Octavina
    Belum ada peringkat
  • Analitik
    Analitik
    Dokumen5 halaman
    Analitik
    Dhoni W Fadliansyah
    Belum ada peringkat
  • Analitik
    Analitik
    Dokumen5 halaman
    Analitik
    Dhoni W Fadliansyah
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kimia Analitik
    Makalah Kimia Analitik
    Dokumen10 halaman
    Makalah Kimia Analitik
    Dhoni W Fadliansyah
    Belum ada peringkat
  • Pembuatan Biodiesel
    Pembuatan Biodiesel
    Dokumen6 halaman
    Pembuatan Biodiesel
    Dhoni W Fadliansyah
    Belum ada peringkat