Anda di halaman 1dari 7

2.

Penyebab kadidiasis kutaneus adalah Candida albicans pada daerah lembab,


misalnya pada daerah lipatan kulit. Karena organisme ini menyukai daerah yang hangat dan
lembab.(1,4,5)

Sebagian besar manusia terinfeksi oleh Candida albicans, meskipun spesies yang lain
pun dapat menimbulkan gejala penyakit kulit superfisial. Lebih dari 150 spesies candida yang
dapat menginfeksi manusia. Candida tropicalis, Candida parapsilosis, Candida
guilliermondi, Candida krusei, Candida kefyr, Candida zeylanoides, and Candida glabrata
(formerly Torulopsis glabrata) termasuk spesies yang jarang menyebabkan penyakit
pada manusia.(1,2,4)

Infeksi kandida diperburuk oleh pemakaian antibiotik, perawatan diri yang


jelek, dan penurunan aliran saliva, dan segala hal yang berkaitan dengan umur

3. Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa gatal yang mungkin sangat hebat.
Terdapat lesi kulit yang kemerahan atau terjadi peradangan, semakin meluas, makula atau
papul, mungkin terdapat lesi satelit (lesi yang lebih kecil yang kemudian menjadi lebih
besar). Lesi terlokalisasi di daerah lipatan kulit, genital, bokong, di bawah payudara,
atau di daerah kulit yang lain. Infeksi folikel rambut (folikulitis) mungkin seperti “pimple
like appearance”.(6)

Gejala klinis kandidiasis kutaneus dapat berupa:


1. Kandidiasis intertriginosa: lesi yang terjadi pada daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,
intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, glands penis, dan umbilikus.
Berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah, dan eritematosa. Lesi tersebut
dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila
pecah meninggalkan daerah yang erosif, dengan pinggir yang kasar dan berkembang
seperti lesi primer.(3)

Gambar 1. Kandidiasis intertriginosa pada daerah lipatan paha (kiri) dan glans panis
(kanan)*
2. Kandidiasis kutis generalisata: lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga di lipat
payudara, intergluteal, dan umbilikus. Sering disertai glositis, stomatitis, dan paronikia.
Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering
terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin
karena gangguan imunologik.(2)

Gambar 2. Kandidiasis pada lipatan payudara (kiri) dan daerah intergluteal (kanan)*
3. Kandidiasis vaginalis: pada pemeriksaan klinis tampak eritema pada mukosa vagina dan
kulit vulva dengan bintik-bintik hitam yang disertai sekret. Eritema tersebar di perineum
dan lipatan paha dengan pustul di sekelilingnya. Atau mukosa vagina tampak merah dan
berlapis-lapis. Pasien menunjukkan gejala vulvovaginitis dengan didapatkan jamur pada
sekret vagina yang didiagnosis sebagai kandidiasis.(2)

* Dikutip dari kepustakaan : 4

Gambar 3. Vaginitis yang disebabkan oleh Candida yang


menujukkan plak putih yang khas.*
4. Kandidiasis oral
Secara klinis, plak putih menyerupai bentuk susu dadih pada mukosa pipi dan umumnya
kurang pada lidah, gusi, langit-langit dan faring. Gejalanya mungkin dengan atau tanpa
mulut kering atau terbakar, kurangnya rasa pengecapan, dan nyeri saat menelan.(13)
Gambar 4. Kandidiasis oral pada bayi baru lahir (kiri) dan pasien yang
immunocompromise (kanan).*
5. Kandidiasis Diseminata
* Dikutip dari kepustakaan : 13

Papul eritematosa dengan tengah yang pucat terdapat


pada lengan laki-laki 13 tahun dengan neutropenia dan ewing’s sarcoma. Kultur darah
tumbuh candida parapsilos dan candida Lusitania. Lesi tersebut tersebar dan terhitung
ratusan. Pasien menunjukkan gejala lesi kulit yang disertai dengan nyeri otot dan nyeri mata.
Pustul adalah tanda kutaneus dari kandidiasis diseminata pada pasien dengan leukositosis.
Adanya neutrofil dalam sirkulasi, pustule tidak tampak pada kulit, karena jumlah sel darah
putih menutupinya, lesi mungkin menjadi pustular yang menetap.(14)

Gambar 5. Lesi pada candidiasis diseminata.*


7. pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarakan pada penampakan kulit, terutama jika ada


faktor resiko yang menyertai. Kerokan kulit dapat menunjukkan bentuk jamur yang
mendukung candida.(6)

Bahan-bahan klinis yang dapat digunakan untuk pemeriksaan adalah kerokan


kulit, urin, bersihan sputum dan bronkus, cairan serebrospinal, cairan pleura dan
darah, dan biopsi jaringan dari organ-organ visceral. Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan antara lain :

1. Preparat KOH
Dilakukan pemeriksaan KOH ada kecurigaan penyakit yang disebabkan jamur.pada jamur
tersebut ditemukan pseudohifa. Merupakan cara paling mudah dan metode yang paling
efektif untuk mendiagnosis, tapi tidak cukup untuk menyingkirkan bukti klinis yang lain.
Hasil laboratorium dapat dipastikan dengan salin atau larutan KOH dapat ditemukan sel
ragi, uji amine whiff, penentuan pH vagina dan kultur dapat mendiagnosis kandidiasis
vulvovaginitis. (7,11)

2. Kultur

Kultur dari pustule yang utuh, biopsi jaringan kulit, atau deskuamasi kulit dapat
membantu untuk mendukung diagnosis. Ciri khas dari koloni adalah putih krim yang
halus, permukaan tak berambut seperti lilin.(13)

* Dikutip dari kepustakaan : 14

Gambar 6. Koloni khas dari Candida.*

3. Pemeriksaan mikrosokopik

Preparat kerokan kulit dengan rantai calcofluor putih merupakan cara yang sederhana
untuk mendeteksi adanya jamur dan pseudohifa dari Candida albicans. Candida albicans
berikatan tidak spesisfik dengan polisakarida dinding sel jamur dan menghasilkan warna
yang terang dan jelas sebagai karakteristik organisme ketika dilihat di bawah mikroskop
flouresens.(11,13)
Gambar 7. KOH 10 % yang menunjukkan munculnya peningkatan sel-sel ragi dan
pseduohifa pada kerokan kulit.*

4. Serologi

Macam-macam prosedur pemeriksaan serologi direncanakan untuk mendeteksi adanya


antibodi Candida yang berkisar pada tes immunodifusi yang lebih sensitive seperti
counter immunoelectrophoresis (CIE), enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), and
radioimmunoassay (RIA). Produksi empat atau lebih garis precipitin dengan tes CIE telah
menunjukkan diagnosis kandidiasis pada pasien yang terpredisposisi.(13)

5. Pemeriksaan histologi
* Dikutip dari kepustakaan : 13

Didapatkan bahwa spesimen biopsi kulit dengan pewarna


periodic acid-schiff (PAS) menampakkan hifa tak bersepta. Hifa tak bersepta yang
menunjukkan kandidiasis kutaneus berbeda dengan tinea.(2,13)

Gambar 8. Pulasan pewarna periodic acid-schiff (PAS) menunjukkan munculnya


peningkatan sel-sel ragi dan pseduohifa pada kerokan kulit.*
6. Uji sensitifitas secara cepat dan tepat berdasarkan PCR dari DNA dapat juga digunakan
untuk mengidentifikasi patogenitas candida dalam jaringan.(7)

8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan terpenting adalah menghindari atau menghilangkan faktor
predisposisi. Adapun secara topikal menggunakan larutan ungu gentian 0,5 % untuk
selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari. Nistatin dapat
diberikan berupa krim, salep, emulsi. Maupun golongan azol antara lain mikonazol 2%
berupa krim atau bedak, klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim, tiokonazol,
bufonazol, isokonazol, dan siklopiroksolamin 1% berupa krim.(3)

Terapi sistemik diberikan tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi lokal


dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap oleh usus. Amfoterisin B diberikan
intravena untuk kandidiasis sistemik. Untuk kandidiasis vaginalis dapat diberikan
kotrimazol 500mg per vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol
2x200 mg dosis tunggal atau dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal. Itrakonazol
diberikan bila dipakai untuk kandidiasis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa
2x100 mg sehari, selama 3 hari.(3)

Penggunaan obat anti jamur yang standard hanya flukonazol, itrakonazol, dan
flucytosine. Atau bahkan dapat menggunakan obat antijamur golongan azol terbaru
antara lain voriconazole, ravuconazole, posaconazole.(15)
* Dikutip dari kepustakaan : 4

Pada sebuah penelitian, actin mRNA Candida albicans


dihitung sebagai cara untuk menaksir kelangsungan hidup dari candida albicans dalam
penyusunan kembali pola kulit manusia pada kandidiasis kutaneus diikuti dengan pemberian
obat anti jamur. Amorolfine biasa digunakan karena efektifitasnya sebagai terapi topikal pada
kandidiasis superficial yang disebabkan oleh jamur dan dermatofitosis dan dan afinitasnya
yang tinggi terhadap stratum korneum dan kuku.(7)

Obat anti jamur imidazol, clotrimazol, mikonazol, econazol, oxiconazol, dan


bifonazol digunakan secara luas sebagai pengobatan topikal dermatofitosis. Beberapa tahun
terakhir, imidazol (lanakonazol) dan tiga kelas anti jamur gabungan benzylamine
(butenafine), alylamine (terbinafine), dan morfin (amorolfine), telah berhasil dikembangkan
dan diperkenalkan dalam penggunaan di klinik. Obat-obat terbaru ini lebih aktif daripada
imidazol sebelumnya untuk melawan dermatofitosis secara in vitro dan in vivo dermatofitosis
pada babi sebagai binatang percobaan.(16)

Pencegahan
menjaga kulit selalu bersih dan kering. Bedak yang kering mungkin membantu
pencegahan infeksi jamur pada orang yang mudah terkena. Penurunan berat badan dan
kontrol gula yang baik pada penderita diabetes mungkin membantu pencegahan infeksi
tersebut.(6)

Faktor predisposisi dr kandidiasis:

1. DM
2. Obesitas

3. Penggunaan alkohol

4. Penggunaan antibiotik yg lama (utama)

5. Penurunan imunitas seluler (pada DM) yg utama sehingga dapat tumbuh jamur.
Knpa?????????

6. Daerah kulit yang lembab.

7. Hiperhidrosis

8. HIV aids

Anda mungkin juga menyukai