insulin menurun
DM Tipe 1 glukagon
meningkat
Virus
Insulin menurun
DM Tipe 1
Patogenesis DM Tipe II
Penyebab : Virus,
Bahan Toksik
insulin ↓↓
hiperglikemia
tidak bisa
mensekresi glukosa
DM Tipe 2
III. PATOFISIOLOGI
Hiperglikemia, tanda utama diabetes militus, terjadi karena berkurangnya penyerapan
glukosa oleh sel, disertai oleh peningkatan pengeluaran glukosa oleh hati. Karena proses-
proses glikogenolisis dan glukoneogenesis yang menghasilkan glukosa berlangsung tanpa
kendali karena tidak adanya insulin maka pengeluaran glukosa oleh hati meningkat. Karena
banyak sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan insulin maka terjadi
kelebihan glukosa ekstrasel bersamaan dengan defisiensi glukosa intrasel (Sherwood, 2011).
Ketika glukosa darah meningkat ke kadar di mana jumlah glukosa yang tersaring
melebihi kemampuan sel tubulus melakukan reabsorpsi maka glukosa muncul di urin
(glukosuria). Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang menarik H2O bersamanya,
menyebabkan diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuria (sering berkemih). Besarnya
cairan yang keluar dari tubuh menyebabkan dehidrasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan
kegagalan sirkulasi perifer karena berkurangnya volume darah secara mencolok. Kegagalan
sirkulasi ini, jika tidak diperbaiki, dapat menyebabkan kematian karena berkurangnya aliran
darah ke otak atau gagal ginjal sekunder akibat kurangnya tekanan filtrasi. Lebih lanjut, sel-
sel kehilangan air sewaktu tubuh mengalami dehidrasi akibat pergeseran osmotik air dari sel
ke dalam cairan ekstrasel yang hipertonik. Sel-sel otak sangat peka terhadap penciutan
sehingga dapat terjadi malfungsi sistem saraf. Gejala khas lain pada diabetes melitus adalah
polidipsia (rasa haus berlebihan), yang sebenarnya adalah mekanisme kompensasi untuk
melawan dehidrasi (Sherwood, 2011).
Pada defisiensi intrasel, nafsu makan meningkat sehingga terjadi polifagia (asupan
makanan berlebihan). Namun, meskipun asupan makanan bertambah terjadi penurunan berat
akibat efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak dan protein (Sherwood, 2011).
Defisiensi
Insulin
↑ Pengeluaran
↓ Penyerapan ↑ penguraian
Glukosa oleh
glukosa oleh sel protein
hati
defisiensi
Hiperglikemia Otot melisut
glukosa intrasel
Glukosuria Polifagi 3 BB ↓
Diuresis
Osmotik
Poliuria 1
Dehidrasi
polidipsi
1. Poliuria
Pada diabetes melitus tipe 2 sekresi insulin biasanya normal hanya saja terjadi
penurunan sensitivitas terhadap insulin itu tadi. Padahal insulin dibutuhkan untuk
pengaturan kadar glukosa dalam darah agar tetap dalam batas keseimbangan. Akibat
sensitivitas berkurang maka kadar glukosa yang tinggi di dalam darah tidak dapat
diturunkan dan kadar insulin pun ikut tinggi karena tidak bekerja dengan semestinya.
Glukosa yang banyak terkandung di dalam darah menyebabkan keadaan hiperglikemia
dan menyebabkan glukosuria (urine mengandung glukosa).
Buang air kecil dengan volume yang banyak (poliuri) lebih sering terjadi pada
malam hari. Bila kadar gula darah meleihi nilai ambang ginjal ( >180 mg/dl), gula akan
keluar bersama urine. Untuk menjaga agar urine yang keluar tidak terlalu pekat, tubuh
akan menarik air sebanyak mungkin ke dalam urin sehingga volume urine yang keluar
banyak dan kencing pun menjadi sering. Begitu seringnya sehingga pada malam hari
bisa mengganggu tidur. Demikianlah beberapa kali dalam semalam sehingga tak jarang
ditemukan para diabetisi pada pagi hari menjadi tidak segar karena kurang tidur.
2. Polifagi
Pada penderita diabetes, insulinnya bermasalah dan pemasukan gula ke dalam sel-
sel tubuh berkurang sehingga energi yang dibentuk pun berkurang. Inilah sebabnya
orang menjadi merasa kurang tenaga. Demikian pula otak yang juga berpikir bahwa
kurang energi itu karena kurang asupan makanan, maka tubuh berusaha meningkatkan
asupan makanan dengan menimbulkan rasa lapar. Jadi, timbullah perasaan selalu ingin
makan, banyak, dan makanan yang dikonsumsi cenderung makanan yang lezat dan
mengandung banyak gula serta karbohidrat.
IV. PENATALAKSANAAN
Chlorpropamide
Glibenclamide
Sulfonylurea
Glimepiride
Glipizide
Biguanide Metformin
Terapi Insulin
Farmakologi Nateglinides
OHO (Obat
Hiperglikemik Analog Meglitinid
Oral)
Repaglinides
Penatalaksanaan
Diet
Golongan Acarbose
sekretagok
Latihan aktivitas alfa glukosidase
insulin Non Farmakologi
fisik inhibitor
Miglitol
Edukasi
Pioglitazone
thiazolidindion
Rosiglitazone
V. KOMPLIKASI DM TIPE 2
Komplikasi
Diabetes
Melitus tipe-2
Komplikasi
Metabolik Akut
Kronik
Hipoglikemi
Mikroangiopati Makroangiopati
Iatrogenik
Ketoasidosis Retinopati
Jantung Serebral Ekstremitas
Diabetik Diabetik
Hipoglikemi Iatrogenik
Suntik Insulin,
Sulfonilurea
Insulin
Hipoglikemi
Hipoglikemi iartrogenik timbul sebagai efek dari pemberian suntik insulin maupun sulfonilurea
yang dapat memacu sintesis dan sekresi insulin. Apabila kurang pengawasan, kadar insulin dapat
meningkat secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan hipoglikemi, karena banyaknya insulin
dalam darah akan meningkatkan uptake glukosa darah.
Ketoasidosis Diabetik
Glukagon
Insulin
Lipolisis Ketogenesis
HNNK
Insulin
Hiperglikemi
Kkonsentrasi
protein plasma
Hiperosmolar
Rasa haus
Hipovolemia
hipotensi
Koma
Retinopati diabetik :
mikroaneurisma, adanya
hambatan aliran pembuluh
darah
penyumbatan kapiler
kelainan mikrovaskuler
neovaskularisasi pembuluh
darah
Nefropati Diabetik
Peningkatan tekanan
glomerular + matriks
ekstraseluler
Penebalan membrane
basal, ekspansi mesengeal
dan Hipertrofi glomerular
Glomerulosklerosis