PENDAHULUAN
Abses hati merupakan masalah kesehatan dan sosial pada beberapa negara
yang berkembang seperti di Asia terutama Indonesia. Prevalensi yang tinggi
biasanya berhubungan dengan sanitasi yang jelek, status ekonomi yang rendah
serta gizi yang buruk. Meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan bertambahnya
kasus abses hati di daerah perkotaan dengan kasus abses hati amebik lebih sering
berbanding abses hati pyogenik dimana penyebab infeksi dapat disebabkan oleh
infeksi jamur, bakteri ataupun parasit.
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi
bakteri, parasit, jamur maupun nekbrosis steril yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi
dari peradangan akut saluran empedu.
2.1 Definisi
Abscess adalah kumpulan nanah setempat dalam rongga yang tidak akibat
kerusakan jaringan, Hepar adalah hati (Dorland, 1996).
Jadi Abses hepar adalah rongga berisi nanah pada hati yang diakibatkan
oleh infeksi.
Abses hati adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan karena infeksi
bakteri, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem
gastrointestinal yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan
pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering timbul sebagai komplikasi
dari peradangan akut saluran empedu. (Robins, et al, 2002).
Hepar merupakan organ berbentuk biji dalam tubuh kita dengan berat 1,5
kg pada orang dewasa. Letaknya, terdapat pada bagian atas dalam rongga
abdomen disebelah kanan bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi tulang
iga.
Hepar terbagi atas dua lapisan utama; pertama, permukaan atas berbentuk
tembung, terletak di bawah diafragma, kedua, permukaan bawah tidak rata dan
memperhatikan lekukan fisura transfersus. Fisura longitudional memisahkan
belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati dibagi empat belahan;
lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quadratus.
Hati mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu; Arteri hepatica dan Vena
porta. Vena hepatica, keluar dari aorta dan memberikan 1/5 darah dalam hati,
darah ini mempunyai kejenuhan 95-100 % masuk ke hati akan membentuk
jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler Vena, akhirnya keluar sebagai
Vena hepatica. Vena porta terbentuk dari lienalis dan Vena mesentrika superior
menghantarkan 4/5 darahnya ke hati, darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab
beberapa O2 telah diambil oleh limfe dan usus, guna darah ini membawa zat
makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh mukosa dan usus halus.
Fungsi metabolic hati terdiri dari; mengubah zat makanan yang diabsorpsi
dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkannnya sesuai
dengan pemakaiannya dalam jaringan. Kedua; mengeluarkan zat buangan dan
bahan racun untuk diekresikan dalam empedu dan urin. Ketiga; menghasilkan
enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen. Keempat; sekresi empedu garam
empedu dibuat di hati di bentuk dalam system retikula endothelium dialirkan ke
empedu. Kelima; pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi
ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin. Keenam; menyimpan
lemak untuk pemecahan berakhir asam karbonat dan air. Selain itu hati juga
berfungsi sebagai penyimpan dan penyebaran berbagai bahan, termasuk glikogen,
lemak, vitamin, dan besi, vitamin A dan D yang dapat larut dalam lemak disimpan
di dalam hati. Hati juga membantu mempertahankan suhu tubuh secara luasnya
organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung mengakibatkan
darah banyak mengalir melalui organ ini sehingga menaikkan suhu tubuh.
2.3 Epidemiologi
2.4 Etiopatogenesa
Ada tiga bentuk utama dari abses hati, diklasifikasikan oleh etiologi :
Gambaran seseorang dengan amebik abses hati, ialah adanya rasa nyeri di
perut terutama hipokondrium kanan, disertai dengan kenaikan suhu badan. Kalau
jalan membungkukke depan kanan sambil memegang bagian yangsakit,ada tanda
hepatomegali dan tanda Ludwig positif. Sebelum keluhantersebut di atas timbul,
didahului dengan diareberdarah dan berlendir.
....
Fig. 1.87A-D. Early roentgen changes in thoracic amebiasis. As the subphrenic liver abscess
develops, the adjoining lung segment becomes edematous. (A) Lateral chest radiograph shows a
bulge in the posterior portion of the right hemidiaphragm. (B) The same patient 10 days later. The
outline of the diaphragm is indistinct and the posterior basilar segment of the right lower lobe
shows patchy increased density. At this stage, adequate antiamebic treatment may return the lung
to normal. (C) In a different patient, a PA chest film shows a markedly elevated right
hemidiaphragm with a slightly indistinct outline and an amebic cloud in the lung above it. ( D)
Three months later, after treatment, the diaphragm has returned to a more normal position although
still slightly elevated. Diaphragmatic motion is almost normal and the right lung base is now clear.
d. tomografi komputer
sensitivitas tomografi komputer berkisar 95-100% dan lebih baik untuk melihat
kelainan di daerah posterior dan superior.
CT- Scan (abdomen) of first patient showing multiloculated tubercular liver
abscess.
e. Pemeriksaan serologi
ada beberapa uji yang banyak digunakan antara lain indirect haemaglutination
(IHA), counter immunoelectrophoresis (CIE), dan ELISA. Yang banyak dilakukan
adalah tes IHA. Tes IHA menunjukkan sensitivitas yang tinggi. Titer 1:128
bermakna untuk diagnosis amoebiasis invasive.
BAB 3
KESIMPULAN
Abses hepar seringkali muncul didaerah yang banyak menagndung
E.Histolitica seperti daerah sanitasi buruk, perekonomian lemah, dan status gizi
yang kurang baik. Dengan anamnesa yang jelas, pemeriksaan fisik yang cermat
serta dibantu dengan pemeriksaan laboratorium dan foto ronten dengan
pembacaan yang tepat akan dapat lebih meyakinkan dalam penegakan sehingga
dapat tepat dalam pemberian terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Julius : Abses Hati Amoebik ; dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Soeparman,
dkk (editor), jilid I edisi pertama, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2001, hal 328-
332.
S.A. Abdurachman, Abses Hati Amobik, dalam buku Gastroenterohepatologi, H.
Aziz, jilid 3, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, hal 395-402.
Elizondo G, Weissleder R, Stark DD et al, Amoebic Liver Abcess : Diagnosis and
Treatment Evaluation with MRI imaging, Radiology, 1987. Hal 563-568
http://info-medis.blogspot.com/2008/11/abses-hati-liver-abscesses.html
http://www.irwanashari.com/2010/04/abses-hati.html
http://panmedical.wordpress.com/2010/04/10/abses-hati/
http://netral-collection-knowledge.blogspot.com/2009/07/abses-hepar.html