Anda di halaman 1dari 14

Sel bertambah banyak dengan cara membelah diri.

Sel-sel tubuh (sel somatis) misalnya sel otot, sel


saraf, sel kulit, sel darah putih dan lain-lain membelah diri dengan cara mitosis. Sedangkan sel-sel
kelamin (sel gamet) yaitu ovum dan spermatozoa membelah diri dengan cara meiosis.

1. Pembelahan mitosis
Setiap 1 sel mengalami pembelahan mitosis akan dihasilkan 2 sel baru yang sama dengan sel
semula. Jadi dalam proses ini terjadi proses copy (penyalinan). Dengan demikian dapat dihasilkan
salinan-salinan sel baru seperti induknya hingga menjadi triliunan jumlahnya. Pembelahan mitosis
terdiri atas 7 fase yaitu:
a. Interfase adalah fase terpanjang, dengan ciri-ciri:
- Sel tampak tidak aktif, tetapi memiliki arah berlawanan
- Terjadi proses replikasi DNA
- Sentriol membelah
- Protein disintesis secara aktif
b. Profase adalah tahap pertama mitotik, dengan ciri-ciri:
- Nukleolus kabur dan kromatin (gabungan hasil replikasi DNA dengan protein)
terkondensasi menjadi kromosom. Masing-masing kromosom hasil replikasi mengandung
2 kromatid yang mengandung informasi genetik yang sama.
- Mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi dari mempertahankan bentuk sel menjadi fungsi
membangun spindel mitotik dari bagian sentrosom.
c. Prometafase, dengan ciri-ciri:
- Membran inti menghilang
- Terjadi elongasi sebagian spindel mitotik dari sentrosom menuju kinetokor, berkas protein
pada sentromer kromosom masing-masing pasangan bergabung.
- Terjadi elongasi spindel lainnya menuju kromosom, tumpang tindih di pusat sel.
d. Metafase, dengan ciri-ciri:
- Tegangan serat spindel membuat kromosom berada satu bidang pada pusat sel
e. Anafase, dengan ciri-ciri:
- Spindel memendek, kinetokor memisah, kromatid ditarik ke kutub berlawanan
f. Telofase, dengan ciri-ciri:
- Kromosom tiba di kutub dan spindel yang telah ditarik berlawanan tak tampak
g. Sitokenesis
- Spindel yang tak terikat pada kromosom mulai menghilang sampai hanya bagian overlap
saja yang tampak
- Mikrotubulus diorganisasikan kembali menjadi sitoskeleton baru menuju ke tahap
interfase kembali
2. Pembelahan meiosis
Jika 1 sel gamet mengalami pembelahan meiosis secara sempurna akan dihasilkan 4 sel baru yang
memiliki set kromosom hanya separuh dari sel induknya. Jadi dalam proses ini terjadi penggandaan
namun tidak dengan cara copy (penyalinan). Dengan demikian dihasilkan sel-sel baru namun
semuanya hanya memiliki setengah dari kromosom sel semula. Pembelahan meiosis terdiri atas 2
tahap utama yaitu meiosis I dan meiosis II. Pada kedua tahap tersebut terjadi fase-fase pembelahan
sebagaimana halnya pembelahan mitosis. Sel yang bakal membelah secara meiosis adalah
spermatogonium dan oogonium, yang memiliki 2 set kromosom atau diploid (2N) namun memiliki
4 set DNA atau tetraploid (4N). Kromosom selanjutnya digandakan menjadi sister chromatids atau
homologous dyads. Langkah selanjutnya adalah:
a. Profase I
- Pasangan dyads membentuk tetrads, kromatid non homolog berhubungan menyilang
membentuk chiasma (crossing over)
b. Metafase I
- Spindel mengikat dyad pada kinetokor
- Tegangan spindel membuat tetrad berada di ekuator (pusat sel)
-
c. Anafase I
- Chiasmata menghilang dan kromatid homolog bergerak ke kutub berlawanan
d. Telofase I
- Mulai proses sitokinesis (pembelahan) menghasilkan 2 sel anak haploid (1N)
e. Profase II
- Pembentukan spindel dimulai
- Sentrosom mulai bergerak ke kutub berlawanan
f. Metafase II
- Tegangan spindel membuat kromosom ada di bidang ekuator (pusat sel)
g. Anafase II
- Kromatid memisah dan menuju kutub berlawanan
h. Telofase II
- Mulai terjadi sitokinesis
i. Gamet yang bersifat haploid (1N) terbentuk
- Membran inti terbentuk
- Kromosom terdispersi sebagai kromatin
- Meiosis menghasilkan 4 sel anak, masing 1N kromosom dan 1N DNA.
- Lebih lanjut, dalam fertilisasi gamet spermatozoa dan gamet ovum bersatu membentuk
zigot dengan sifat diploid (2N)

MITOSIS
- Mitosis adalah cara efisien memindahkan kopian sejumlah besar informasi genetik dalam
berbagai kromosom ke kedua sel anakan.
- Di bawah mikroskop cahaya, sel yang mengalami pembelahan dapat dilihat kromosomnya.
- Kromosom berduplikasi lalu kemudian berpisah ke masing-masing sel anakan.
- Proses pembelahan sel adalah berlangsung kontinyu, tidak terputus-putus
Untuk memudahkan mempelajari, proses pembelahan sel dibedakan atas:
Interfase
Sel nampak sama dengan sel fase interfase, perubahan belum terdeteksi
Profase
Kromatin menjadi kromosom yang jelas terlihat, pada sitoplasma ada dua pusat yang terbentuk dari
mikrotubul, dinding inti hilang, pada akhir profase dua pusat saling menjauh ke kutub berlawanan dan
spindel mikrotubul yang berhubungan dengan pusat terbentuk
Metafase
Spindel mitosis terbentuk sempurna, entromer kromosom berbaris pada bidang metafase di daerah
ekuator sel
Anafase
Ketika sentromer memisahkan kromatid-kromatid ke masing-masing kutub, sel mulai memanjang
Telofase
Kebalikan profase, pemanjangan sel yang dimulai saat anafase berlanjut, dinding inti mulai terbentuk
Sitokinesis
- Ini bagian akhir telofase, yaitu proses pembagian sitoplasma yang berlangsung bersamaan dengan
fase telofase, di mana dua sel anakan berpisah benarSitokinesis berbeda antar sel tanaman dan sel
hewan.
- Pada sel hewan sitokinesis berlangsung melalui proses pembentukan “cleavage furrow”, yang
dimulai dari penonjolan landai pada permukaan sel.
- Pada sel tumbuhan sitokinesis berlangsung melalui pembentukan “lempeng sel”
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelahan sel
- Penempelan (sel bertumpu): sel membelah setelah sel bertumpu/menempel
- Kerapatan sel: sel berhenti membelah setelah seluruh permukaan dilipisi satu lapis sel
- Faktor pertumbuhan (growth factors): walau seluruh permukaan telah penuh sel, bila ditambahi
faktor pertumbuhan sel maka pembelahan sel berlangsung mengakibatkan penumpukan sel

MEIOSIS
Meiosis adalah proses menghasilkan gamet yang haploid dari diploid. Pada meiosis sel mengalami
dua pembelahan berurutan, disebut meiosis I dan meiosis II. Sel anakan yang dihasilkan adalah 4 sel,
bukan 2 sel seperti mitosis. Dua pembelahan meiosis dilangsungkan oleh hanya satu proses duplikasi
kromosom, sehinggahasilnya keempat sel anakan hanya memiliki separuh jumlah kromosom
induknya. Reduksi jumlah kromosom terjadi selama meiosis I.
MITOSIS
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh
(meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam
empat fase, yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel
tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan.
Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase
sehingga kedua sel anak menjadi terpisah. Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya
mengalami replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan
bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua
sentrosom dan membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel
hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan,
kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang terbentuk pada interfase.
Dua kromatid identek tersebut bergabung pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat
memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
Metafase. Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor
dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak
ke bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate) (Campbell et al. 1999).
Anafase. Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing kromosom
membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya
masing-masing (Campbell et al. 1999).
Telofase. Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase.
Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna
histologi (Campbell et al. 1999).
Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak terlihat (membentuk
kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase. Pada akhirnya
membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et al. 1999).
Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membran sel dan lekukan makin
dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak. Sitokinesis terjadi karena dibantu oleh
protein aktin dan myosin (Campbell et al. 1999).
MEIOSIS
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi
perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel
anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I
(meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan.
Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan
II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya profase I,
metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua
kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru,
dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.

PERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS


Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan
membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel
dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M) pada
siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan
sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis,
sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina) membelah
diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus
menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan misalnya
oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi terpisah,
misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.
GARIS BESAR
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom terdiri
dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung informasi
genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara
genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis.
Proses penggandaan terjadi pada pertengaha intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister chromatid, yang
berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister chromatid itu sendiri tidak
dianggap sebagai kromosom.
sedangkan Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan secara
meiosis adalah:
Terjadi di sel kelamin.
Jumlah sel anaknya 4
Jumlah kromosen 1/2 induknya
Pembelahan terjadi 2 kali
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi
perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap
sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I
(meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II)1.
1. sel yang terlibat: mitosis semua sel tubuh, meiosis hanya sel kelamin aja.
2. jumlah sel anakan: mitosis 2 sel anak, meiosis 4 sel anak
3. jumlah/ set kromosom: mitosis 2n (diploid, misal manusia 23 pasang), meiosis n (haploid,
misal manusia 23 buah)
4. tahap: mitosis mitosis 1 kali proses pembelahan, meiosis 2 kali proses pembelahan
5. pindah silang: mitosis ga ada, meiosis saat profase I (diploten) spesifikasi tiap tahapan juga
beda, jadi masih banyak lagi sebetulnya

Meiosis adalah proses seluler yang membelah sel diploid hingga membentuk sel gamet haploid.
Meiosis adalah bentuk pembelahan inti yang sangat penting diantara reproduksi seksual organisme.
Meiosis terjadi pada organisme ekuariot, yang selnya mengandung jumlah kromosom diploid.
Dioploid berarti rangkap, dalam artian bahwa informasi genetik pada salah satu kromosom dapat
dijumpai pada bentuk yang sama ( atau termodifikasi) pada kromosom kedua didalam inti. Kedua
kromosom membentuk pasangan sedemikian yang dinamakan homolog. Sel diploid manusia
mengandung 46 kromosom, atau 23 pasang homolog ke 46 kromosom dari zigote terbentuk dari
fertilisasi, yang berasal dari sel sperma dan sl telur yang masing-masing gamet memberikan satu
anggotanya dari setiap pasangan homolognya.
Pemembelahan meiosis terdiri atas 2 tahap yaitu:
1. Meiosis pertama (I)
2. Meiosis kedua (II).
Masing-masing memiliki ke-4 fase: profase, metafase, anafase, dan telofase. Istirahat antara
kedua tahap disebut interkinesis. Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten,
pakiten, diloten, dan diakinesis.
1. Meiosis I
a. Interfase I
Meiosis didahului oleh interfase, dimana setiap kromosom mengalami proses replikasi.
Proses ini menyerupai pada replikasi kromososm mitosis. Untuk setiap kromosom, stiap
kromatid ( anak) menyerupai sifat genetik yang sama menambat pada sntromer. Ada
sepasang sentriol (pada sel hewan) juga mengalami replikasi untuk membentuk dua
pasang.
b. Profase
Profase meiosis I dibagi atas 5 sub-tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diloten, dan diakinesis.
1) Leptoten : Kromatin terpilin menjadi kromosom. Terdapat 2 pasang kromosom
homolog
2) Zigoten : Kromosom homolog mengandeng; sebelah berasal dari kromosom
induk (kromosom matroklin) dan sebelah lain dari kromosom bapak
(kromosom patroklin). Dibeberapa tempat terjadi persilangan
(chiasma; jamak: chiasmata).
3) Pakiten : Kromosom homolog mengandeng rapat sepanjang lengannya, dari
pangkal ke ujung terbentuk tetrad
4) Diploten : Setiap kromosom membelah longitudinal membentuk dua kromatid,
sentromer masih satu terjadi chiasmata pada beberapa tempat natara
kromatid homolog; dari chiasmata timbul crossing over.
Diakinesis : Kromosam (kromatid) mencapai pilinan maksimal, sehingga mencapai
besar maksimal pula. Kromosom homolog merenggang, nukleus
menghilang, selapu inti hancur, sentriol menganda dan setiap pasang
menuju kutub berseberangan
c. Metafase I
Selaput inti menghilang, serat gelondong terbentuk anatara kedua pasang sentriol, yang
terdiri dari: mikrotubuli dan mikrofilia. Kromosom (berpasangan homolog) bergerak ke
bidang ekuator.
d. Anafase I
Sel memanjang dari kutub ke kutub. Kromosom homolog berpisah ke kutub berseberangan
dan kromatid belum terbentuk.
e. Telofase I
Selaput inti terbentuk kembali. Sepasang sentriol berada dipinggir luar selaput. Cytokinesis
terjadi, sehingga sel induk menjadi sel anak. Gametosit I pada akhir meiosis I menjadi
gametosit II.

2. Meiosis II
a. Profase II
Masanya pendek sekali. Selaput inti hilang. Sentriol mengganda dan menuju ke kutub
berseberangan inti. Kromatid disetiap kromosom belum terpia=sah. Sentromer masih satu.
b. Metafase II
Serat gelondong terbentuk antara pasangan sentriol. Kromosom (sepasang kromatid) yang
menggatung pada serat gelondong lewat sentromer pindah ke bidang equator
c. Anafase II
Sel memanjang dari kutub ke kutub menurut poros serat gelondong. Sentromer pada setiap
pasangan kromatid membelah sehingga kromatid bersaudara lepas. Kromatid berpisah dan
bergerak ke kutub berseberangan

d. Telofase II
. Kromatid terbuka kembali pilinannya, terlepas-lepas, menjadi jala halus: kromatin.
Selaput inti terbentuk kembali. Nucleolus muncul, melekat pada kromatin. Terjadi
sitokinesis, sehingga dari dua gametaosit II terbentuk 4 gametid. Gametid mengandung
kromosom separuh dari sel induk, dari 2N pada gametosit I, menjadi 1N pada gametid.
Dengan proses transformasi gametid nanti akan berubah menjadi gamet, yakni sel benih
matang. Meiosis menghasilkan gamet yang mengandung bahan genetis yang:
1. Separuh dari bahan gametogonium
2. Bervariasi, karena terjadinya crossing over pada profase I

MEIOSIS
Mitosis dan meiosis merupakan bagian dari siklus sel dan hanya mencakup 5-10% dari siklus
sel. Persentase waktu yang besar dalam siklus sel terjadi padainterfase. Interfase terdiri dari periode
G1, S, dan G2. Pada periode G1 selainterjadi pembentukan senyawa-senyawa untuk replikasi DNA,
juga terjadi replikasiorganel sitoplasma sehingga sel tumbuh membesar, dan kemudian sel
memasukiperiode S yaitu fase terjadinya proses replikasi DNA. Setelah DNA bereplikasi, sel tumbuh
(G2) mempersiapkan segala keperluan untuk pemisahan kromosom, dan selanjutnya diikuti oleh
proses pembelahan inti (M) serta pembelahan sitoplasma (C).Selanjutnya sel hasil pembelahan
memasuki pertumbuhan sel baru(G1).
Meiosis adalah proses menghasilkan gamet yang haploid dari diploid pada meiosis sel
mengalami dua pembelahan berurutan, disebut meiosis I dan meiosis II. Meiosis mereduksi atau
mengurangi jumlah kromosom menjadi setengahnya. Sel anakan yang dihasilkan adalah 4 sel, bukan 2
sel seperti mitosis. Dua pembelahan meiosis dilangsungkan oleh hanya satu proses duplikasi
kromosom, sehingga hasilnya keempat sel anakan hanya memiliki separuh jumlah kromosom
induknya. Reduksi jumlah kromosom terjadi selama meiosis I. Di saat terjadi reduksi dalam meiosis
dari dua kromosom dalam sel-sel diploid menjadi masing-masing unit tunggal, maka individu
memberikan satu jiplakan tunggal dari setiap satuan hereditas ke sel-sel germ haploid yang dengannya
ia memperanakan turunannya. Setiap fase pada meiosis memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri itu
berupa tingkah laku kromosom yang hamper sama dengan pembelahan mitosis.
Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis,
terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk
terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu
pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel
tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan
meiosis I dan II, terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya
profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II. Akibat
adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat
sel baru, dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom
sel induk.

MITOSIS
Mitosis merupakan pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariot. Pembelahan sel
secara mitosis terjadi pada jaringan somatik. Dalam pembelahan mitosis ini, satu sel membelah
menjadi dua sel yang sama persis. Pembelahan mitosis terdiri atas pembelahan inti dan pembelahan
sitoplasma. Pembelahan mitosis ini di awali dengan pembelahan inti. Oleh karena itu, bila kita melihat
kumpulan sel yang sedang membelah, mungkin kita akan menemukan satu atau beberapa sel yang
mempunyai dua inti. Hal ini berarti sel telah selesai melakukan pembelahan inti tetapi belum
melakukan penbelahan sitoplasma.
Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada jaringan titik tumbuh
(meristem), seperti pada ujung akar atau pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase,
yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Fase mitosis tersebut terjadi pada sel tumbuhan maupun
hewan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan
terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua
sel anak menjadi terpisah. Dengan mitosis terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan
organ tubuh makhluk hidup. Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan semua sifat induk kepada
kedua sel anaknya. Pewarisan sifat induk kepada kedua sel anaknya terjadi secara bertahap fase demi
fase.
Profase. Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami replikasi dan dihasilkan
dua sentrosom. Masing-masing sentrosom hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti.
Pada saat bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan membentuk benang-benang
spindle, yang membentuk seperti bola sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang
kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua
kromatid identik yang terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung pada
sentromernya. Benang-benang spindel terlihat
memanjang dari sentromer (Campbell et al. 1999).
Metafase. Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan masing-masing kinetokor
dihubungkan ke satu sentrosom oleh serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke
bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate) (Campbell et al. 1999).
Anafase. Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan masing-masing
kromosom membentuk sentromer. Masing-masing kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke
kutubnya masing-masing (Campbell et al. 1999).
Telofase. Ketika kromosom saudara sampai ke kutubnya masing-masing, mulainya telofase.
Kromosom saudara tampak tidak beraturan dan jika diwarnai, terpulas kuat dengan pewarna histologi
(Campbell et al. 1999). Tahap berikutnya terlihat benang-benang spindle hilang dan kromosom tidak
terlihat (membentuk kromatin; difuse). Keadaan seperti ini merupakan karakteristik dari interfase.
Pada akhirnya membran inti tidak terlihat diantara dua anak inti (Campbell et al. 1999).
Sitokinesis. Selama fase akhir pembelahan mitosis, muncul lekukan membrane sel dan
lekukan makin dalam yang akhirnya membagi sel tetua menjadi dua sel anak. Sitokinesis terjadi
karena dibantu oleh protein aktin dan myosin (Campbell et al. 1999).

• G1(gap 1): periode setelah mitosis, gen-gen aktif berekspresi


• S (sintesis): fase sintesis DNA (replikasi), kromosom ® dua kromatid
• G2 (gap 2): setelah S, terjadi aktifitas gen-gen untuk mengontrol pembentukan protein/ enzim
untuk keperluan mitosis
• G0: fase istirahat, dormant (contoh: sel otot, sel darah merah)

MITOSIS
Tujuan:
1. Mengganti sel-sel yang rusak/ regenerasi
2. Perkembangan dari satu sel menjadi banyak
3. Membentuk individu baru (reproduksi sel baru) pada individu bersel tunggal
Secara umum, pembelahan sel terbagi menjadi 2 tahap, yaitu: Kariokinesis dan sitokinesis
KARIOKINESIS
Profase:
• Membran inti mulai hilang
• Nukleolus (anak inti) mulai hilang
• Kromosom terlihat tebal dan panjang (terdiri dari 2 kromatid)
• Di sitoplasma terdapat sentriol yang membelah menjadi 2 dan bergerak ke arah kutub yang
berlawanan, terbentuk benang spindel (mikrotubul)
Metafase
• Kromosom mengadakan spiralisasi sehingga menjadi pendek
• Ada 3 kegiatan: Proses kongregasi (kromosom bergerak menuju bidang ekuatorial), proses
distribusi (kromosom menyebar ke tepi), proses orientasi (kromosom melekatkan diri dengan
benang spindel pada sentromer/ kinetokor)
Anafase
• Sentromer/ kinetokor membelah menjadi 2
• Kromatid ditarik oleh benang spindel ke kutub berlawanan
Telofase
• Kromatid tunggal sampai di kutub kembali menjadi benang kromatin, membentuk dinding inti
kembali
• Sitokinesis berlangsung sehingga terjadi dua anak sel yang identik (furrowing).

MEIOSIS
Tujuan: mendapatkan individu yang memiliki jumlah kromosom normal (46) berasal ½ dari ayah
dan ½ dari8 ibu
• Meiosis I: profase 1 (leptoten, zigoten, pachiten, diploten, diakinesis), metafase 1, anafase 1,
telofase 1
• Meiosis II: profase 2, metafase 2, anafase 2, telofase 2
MEIOSIS I
Profase 1
• Leptoten
Kromosom terlihat sebagai benang-benang panjang, yang ujung-ujungnya mengarah ke suatu
tempat (polarisasi). Benang-benang tersebut terlihat ada daerah yang tebal (kromomer) dan
daerah yang tipis. Sister kromatid sangat dekat sehingga sulit dibedakan (dilihat)
• Zigoten
Kromosom-kromosom homolog (paternal dan maternal) saling berdekatan dan berpasangan ®
sinapsis
• Pachyten
Benang-benang (kromosom) homolog (bivalen) melekat erat, masing-masing bivalen terdiri
dari 4 benang kromatid (tetrad)
• Diploten
Benang-benang kromosom homolog meregangkan diri (2 kromatid ® 4 kromatid), namun
masih ada bagian-bagian yang melekat (khiasmata). Pada khiasmata terjadi proses crossing
over (pindah silang). Hasil dari crossing over adalah terjadi rekombinasi gen-gen. Kira-kira
30-40 cross overs atau 1-2 perkromosom terjadi selama meiosis pada sel gamet manusia
• Diakinesis
Kromosom mengalami kondensasi yang maksimal
Metafase 1
Membran nukleus hilang, terbentuk benang spindel, sentriol menuju ke masing-masing kutub.
Terjadi proses kongregasi, distribusi, dan orientasi
Anafase 1
kromosom yang telah mengalami crossing over memisahkan diri ke kutub yang berlawanan
Telofase 1
terjadi sitokinesis, terbentuk 2 sel dengan jumlah kromosom yang haploid (n)
MEIOSIS II
• Profase 2: sering ke fase berikutnya
• Metafase 2, anafase 2, telofase 2 = fase pada mitosis. Hasil akhir: 4 buah sel haploid
• Anafase 2: terjadi pembelahan sentromer dan bergerak ke kutub yang berlawanan
• Telofase 2: terjadi pengelompokkan kromosom yang haploid menjadi nukleus

MITOSIS
 Tujuan : Pada hewan bersel satu, untuk memperbanyak diri(reproduksi).Pada hewan bersel
banyak untuk memperbanyak sel dan pertumbuhan
 Terjadi pada seluruh jaringan tubuh, baik jaringan somatik (vegetatif) maupun jaringan
germinatif (generatif).
 Tahap pembelahan : PROMAT (profase, metafase, anafase, dan telofase).
 Hasil : dua sel anakan yang memiliki jumlah kromosom seperti induknya(diploid)

PROFASE Benang-benang kromatin makin menjadi pendek sehingga menjadi tebal.
Terbentuklah kromosom-kromosom. Tiap kromosom lalu membelah dan memanjang dan anakan
kromosom ini dinamakan kromatid. Membran inti mulai menghilang. Sentriol (bentuk seperti
bintang dalam sitoplasma) juga membelah
METAFASE. Kromosom-kromosom menempatkan diri di bidang ecuatorial (tengah) dari sel
ANAFASE. Kedua buah kromatid memisahkan diri dan ditarik benang gelendong yang dibentuk
ditiap kutub sel yang berlawanan. Tiap kromatid itu mamiliki sifat keturunan yang sama. Mulai saat
ini kromatid-kromatid berlaku sebagai kromosom baru.
TELOFASE Di setiap kutub sel terbentuk sel kromosom yang serupa. Benang-benang gelendong
lenyap dan membran inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi menjadi dua bagian. Proses
ini dinamakan sitokinesis. Pada sel hewan sitokinesis ditandai dengan melekuknya sel kedalam,
sedang pada tumbuhan karena selnya berdinding, maka sitokinesis ditandai dengan terbentuknya
dinding pemisah ditengah-tengah sel

MEIOSIS
 Pada hewan bersel banyak, untuk membentuk sel kelamin(gamet). Meiosis berfungsi
mengurangi jumlah kromosom agar keturunannya memiliki jumlah kromosom yang sama.
 Pada tumbuhan terjadi di benangsari dan putik. Pada hewan terjadi pada alat kelamin
 Terjadi lewat dua rangkaian tahap yaitu meiosis I (PRO(lezipadidia)MAT I) dan meiosis II
(PROMAT II).
 Hasil : empat sel anakan yang memiliki setengah jumlah kromosom sel induknya (haploid)
 Meiosis I, yang dibedakan atas beberapa fase :
(a),(b) Profase I, dibagi menjadi 5 tahap: leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis
(c) Metafase 1. bivalen-bivalen menempatkan diri dibidang tengah dari sel secara acak
(random).
(d) Anafase 1. Kini kromosom-kromosom homolog (masing-masing terdiri dari 2 kromatid)
saling memisahkan diri dan ditarik oleh benang-benang gelendong kekutub sel yang berlawanan.
Berarti jumlah kromosom telah diparuh, dari keadaan diploid (2n) menjadi haploid (n)
(e) Telofase 1. Sekarang berlanjut sitokinesis sehingga sel induk yang mula-mula diploid telah
menjadi dua sel anakan masing-masing haploid.

 Meiosis II, yang dibedakan atas beberapa fase :


(f) Profase II, benang-benang gelendong terbentuk lagi
(g) Metafase II. Kromosom-kromosom menempatkan diri ditengah sel
(h) Anafase II. Tiap kromosom membelah, kromatid-kromatid memisahkan diri dan ditarik
kekutub kearah yang berlawanan dan merupakan kromosom.
(i), (j) Telofase II. Berlangsunglah sitokinesis lagi, diikuti dengan pembentukan membran inti.

Latar Belakang
Berdasarkan teori evolusi, organisme multiseluler berasal dari organisme uniseluler.
Mekanisme tertentu telah ditempuh hingga terwujudnya organisme multiseluler sampai dalam wujud
seperti sekarang ini. Salah satu mekanisme yang ditempuh adalah melalui reproduksi sel. Semua
organisme mengalami reproduksi baik dalam perkembangan ataupun dalam pertumbuhannya.
Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel.
Dasar Teori
Pembelahan sel ini diawali dengan adanya pembelahan kromosom dalam beberapa tahap
pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-
prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom dalam sel tersebut.
Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah
peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatic (sangat aktif pada jaringan meristem) yang
menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya. Sedangkan
meiosis, terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak yang haploid
dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel induknya. Sebelum terjadinya peristiwa
pembelahan sel, terdapat beberapa peristiwa penting seperti pembelahan kromosom. Dalam inti sel
terdapat kromosom yaitu benda–benda halus berbentuk batang panjang atau pendek dan lurus atau
bengkok. Kromosom merupakan pembawa bahan keturunan. Kromosom dapat terlihat pada tahap-
tahap tertentu pada pembelahan inti. Biasanya kromosom digambarkan pada tahap metafase.
Pada dasarnya semua mahluk hidup akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan itu dilakukan oleh sel, sedangkan sel itu merupakan unit dasar dari
setruktur dan fungsi di dalam semua mahluk hidup. Proses tersebut terjadi karena adanya pembelahan
sel, dimana terbagi menjadi pembelahan sel mitosis dan meiosis. Setiap sel berasal dari sel
sebelumnya. Pembelahan sel dapat dikatakan sebagai suatu proses yang menyangkut terbentuknya sel-
sel anak baru dari induknya. Pada sel somatis (sel jaringan tubuh), akan terjadi suatu pembelahan sel
induk menjadi dua sel anak yang komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induk.
Peristiwa pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis adalah pembelahan sel
dimana berlangsung pembelahan dan pembagian nukleus beserta kromosom-kromosom yang terdapat
di dalamnya(Suryo, 1998). Di dalam inti sel dari kebanyakan makhluk terdapat kromosom, yaitu
benda-benda halus berbentuk panjang atau pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom pada dasarnya
merupakan pembawa bahan keturunan(Suryo, 1995).
Komosom dibedakan atas autosom (kromosom tubuh) dan genosom (kromosom sex). Pada kromosom
terdapat sentromer, yaitu bagian yang membagi kromosom menjadi dua lengan. Pada makhluk tingkat
tinggi, sel somatic mengandung satu stel kromosom yang diterima dari kedua induk. Sepasang
kromosom disebut sebagai kromosom homolog karena kromosom dari induk betina serupa dengan
kromosom induk jantan. Oleh karena itu kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n).
sedangkan kromosom sex berjumlah setengah dari kromosom sel somatic/haploid (n). Sepasang
kromosom haploid dinamakan genom( Suryo, 1998).
Berbagai kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi dalam empat tahap/fase yang beruurtan:
profase, ,metafase, anafase, dan telofase. Masa diantara pembelahan-pembelahan disebut interfase.
Pada sel somatic terjadi pembelahan mitosis yang menghasilkan jumlah kromosom yang sama persis
dengan induknya.
Penting untuk menyadari fase-fase ini hanyalah cara yang mudah untuk memberikan pengertian atau
bentuk mitosis. Proses sebenarnya meliputi urutan kejadian yang berkesinambungan yang melebur
sesamanya dengan rapi dan teratur atau mulus-mulusnya(Kimbal, 1983).
Pembelahan mitosis bekerja dengan mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui
pembelahan inti dari sel somatis secara berturutturut. Proses ini terjadi bersama-sama dengan
pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel (sitokinesis). Proses ini mempunyai peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada hampir semua organisme(Crowder, 1993).
Pada fase profase, aktivitas pembelahan sel ditandai dengan berubahnya kromatin menjadi kromosom.
Sementara itu terjadi penggandaan tiap kromosom menjadi dua yang disebut kromatid. Tiap kromatid
masih melekat, berarti sentromer induk masih satu. Nukleolus hilang, karyoteheca hilang, sentriol
diselimuti serat-serat radial pendek, berpisah dan pergi ke kutub bersebrangan menjadi bintang
kutub.Terbentuknya serat gelendong di antara kedua bintang kutub. Pada fase metaphase, tiap
kromosom yang terdiri dari sepasang kromatid yang masih melekat pergi ke bidang ekuator. Kromatid
akan menggantung pada serat gelendong lewat sentromernya. Fase anafase ditandai dengan
membelahnya sentromer, kromatid dalam satu kromosom induk berpisah menjadi kromosom anak,
lalu pergi ke kutub yang bersebrangan. Fase telofase adalah fase yang ditandai dengan kromosom
berubah menjadi kromatin. Serat gelendong menghilang, terbentuk kariotheca. Nucleus muncul,
bintang kutub kembali menjadi sentriol. Gentingan pada bidang ekuator, sampai ke tengah, putus,
terbentuk dua sel anak, masing-masing mengandung kromosom 2n(Yatim, 1980).
Selesai pembelahan mitosis jika konstruksi dari sel telah terbentuk lengkap dan dihasilkan dua sel
anak yang serupa atau identik dengan induknya. Kromosom yang dimiliki kedua sel anak identik.
Membran inti dan nucleolus telah timbul kembali di setiap sel anak dan kromosom telah kembali
menjadi
kromatin(Pai, 1985).
Adanya perbedaan komponen-komponen sel tiap-tiap tumbuhan menuntut perlakuan yang berbeda
terhadap sel-sel tersebut agar kromosom dapat diamati. Bahan standar yang bisa digunakan dalam
pengamatan mitosis adalah sel-sel yang terdapat pada jaringan meristem. Seperti pada sel-sel ujung
akar bawang merah karena komposisi dinding selnya tersusun atas lapisan senyawa-senyawa yang
mudah ditembus oleh larutan fiksatif dan pewarna. Pada saat sel aktif membelah, kromosom relatif
mudah diamati hanya dengan memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan
yang
sederhana(Kimbal,1987).

Interfase
 Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan sel karena pada
tahap ini kromosom direplikasi.
 Saat pembelahan sel, kromatin dikemas sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai
kromosom. Selama interfase, kromatin tidak terlalu terkondensasi à untuk ekspresi informasi
genetik
Profase
 Kromatin dalam nukleus mulai terkondensasi dan terlihat sebagai kromosom.
 Nukleolus menghilang
 Sentrosom mulai bergerak ke ujung nukleus yang berlawanan dan suatu benang mikrotubul
mulai memanjang pada sentromer untuk membentuk benang mitosis (mitotic spindle)
Prometafse
 Profase akhir atau prometafase, dimulai dengan penghancuran membran inti menjadi vesikel-
vesikel membran kecil (seperti RE)
 Selama periode ini kromosom terus berkondensasi serta berangsur-angsur memendek dan
menebal hingga siap untuk bermitosis
 Mikrotubul kinetochore terlihat dan menempel pada mikrotubul polar, kromosom mulai
bergerak
Metafase
 Mikrotubul meluas menuju setiap ujung yang berlawanan dan membentuk spindle pole atau
mitotic center. Pada sel hewan, setiap spindle pole mengandung sepasang sentriole.
 Benang mitosis memposisikan kromosom berjajar pada bagian tengah sel (disebut keping
metafase). Pengaturan ini memastikan bahwa setiap sel anak menerima satu salinan kromosom.
Anafase
Anafase terbagi menjadi dua proses, yaitu :
 Anaphase A (anafase awal) : Pasangan kromosom pada keping metafase terpisah dan
kromatid bergerak menuju spindle poles pada sisi sel yang berlawanan karena terjadi pemendekan
mikrotubul kinetochore
 Anaphase B (anafase akhir) : Saat kromosom sudah bermigrasi ke spindle pole,
mikrotubul kinetochore mulai menghilang sementara mikrotubul polar terus memanjang untuk
pemisahan lebih lanjut kutub spindle.
Telofase
 Membran inti mulai terbentuk kembali di sekeliling kromosom. Nukleolus muncul dan
kromosom mulai menghilang. Saat telofase selesai dan membran sel baru (atau dinding sel pada
tanaman tingkat tinggi) sedang terbentuk, pembentukan nukleus sudah hampir selesai.
 Langkah akhir telofase melibatkan inisiasi pembelahan membran plasma pada setiap anak sel
untuk membentuk dua sel yang terpisah pada fase pembelahan sel berikutnya yang dikenal
sebagai sitokinesis.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A. 1987. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Kimball. John W. 1987. Biologi. Jakarta : Erlangga
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga
Suryo. 1998. Genetika Strata 1. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

ANALISA VEGETASI

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANNISA RAHMAN
NIM : F03110023
KELOMPOK : 6 (ENAM)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2010

Anda mungkin juga menyukai