Anda di halaman 1dari 113

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF

TIPE PREDICTION GUIDE


( Suatu Studi Eksperimen Di Kelas VIII Smp N 8 Padang)

Skripsi

Oleh:

YULIA DERMAWAN
BP 405.396

JURUSAN TADRIS IPA-FISIKA FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
2008 M / 2009 M
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia dalam

kehidupan yang terus mengalami perkembangan seiring dengan kemajuan

kebudayaan dan peradaban. Pendidikan dapat dijadikan manusia sebagai alat

untuk mengembangkan diri dan memperdayakan potensi alam serta

lingkungan. Kunci pembangunan masa mendatang bagi bangsa indonesia

adalah pendidikan. sebab dengan pendidikan diharapkan setiap individu dapat

meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak

pembangunan. Dengan pesatnya perkembangan dunia di era globalisasi ini,

terutama di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan, maka pendidikan nasional

juga harus terus-menerus dikembangkan seirama dengan zaman. Pada

umumnya sebuah sekolah dan pendidikan bertujuan pada bagaimana

kehidupan manusia itu harus ditata, sesuai dengan nilai-nilai kewajaran dan

keadaban (civility). Islam memandang pentingnya pendidikan sebagai salah

satu landasan atau pedoman pada tingkah laku manusia serta pandangan

hidupnya, karena di dalam pendidikan manusia akan menemukan berbagai

ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui potensi manusia sebagai karunia

dari Allah SWT, salah satu ilmu itu adalah ilmu pengetahuan alam atau yang

lebih spesifiknya ilmu Fisika.

Ilmu Fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang

mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Ilmu Fisika pada umumnya,

1
3

adalah ilmu yang menjelaskan tentang fenomena alam yang ditemui dalam

kehidupan sehari-hari, seperti pada gerak benda. Ilmu Fisika memberikan

kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan lain seperti Teknik,

Geologi, Geofisika dan sebagainya. Dengan demikian, tidak jarang kita lihat

teknologi modern muncul saat ini. Fisika juga merupakan salah satu cabang

ilmu sains yang mempunyai peranan penting dalam pendidikan, karena ilmu

fisika mempelajari peristiwa alam semesta seperti benda-benda langit,

pertukaran siang dan malam yang bisa dipergunakan manusia dalam

mengambil keputusan untuk melanjutkan kehidupannya dan berlatih

mengambil sikap positif dalam menghadapi permasalahan di muka bumi ini.

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Yunus ayat 5-6:

‫م هَر ن ُههوًرا‬ َ ‫ق‬َ ْ ‫وال‬َ ً‫ض هَياء‬


ِ ‫س‬ َ ‫م‬ ْ ‫شه‬ ّ ‫ل ال‬ َ ‫عه‬ َ ‫ج‬َ ‫ذي‬ ِ ‫و ا ل ّه‬
َ ‫هه‬ُ
‫ب‬ َ ‫سهها‬َ ‫ح‬ِ ْ ‫وال‬َ ‫ن‬ َ ‫س هِني‬
ّ ‫ع هدَدَ ال‬َ ‫موا‬ ُ َ ‫عل‬
ْ َ ‫ل ل ِت‬َ ‫ز‬ ِ ‫مَنا‬َ ُ‫قدَّره‬ َ ‫و‬ َ
ٍ ‫وم‬ َ ِ‫ت ل‬
ْ ‫ق‬ ِ ‫ل اْلَيا‬ ُ ‫ص‬
ّ ‫ف‬َ ُ‫ق ي‬
ّ ‫ح‬َ ْ ‫ك إ ِّل ِبال‬ َ ِ ‫ه ذَل‬ ُ ّ ‫ق الل‬ َ َ ‫خل‬َ ‫ما‬ َ
‫مهها‬
َ ‫و‬َ ‫ر‬ ِ ‫ههها‬َ ّ ‫والن‬
َ ‫ل‬ِ ْ ‫ف الل ّي‬ ِ ‫خت َِل‬
ْ ‫في ا‬ ِ ‫ن‬
ّ ِ ‫( إ‬٥) ‫ن‬ َ ‫مو‬ ُ َ ‫عل‬
ْ َ‫ي‬
ٍ ‫ض َلي َهها‬ َ ْ
ٍ ‫وم‬ْ ‫قه‬َ ِ‫ت ل‬ ِ ‫والْر‬ َ ‫ت‬
ِ ‫وا‬ َ ‫م‬
َ ‫سهه‬
ّ ‫في ال‬ ِ ‫ه‬ُ ّ ‫ق الل‬
َ َ ‫خل‬ َ
(٦) ‫ن‬ َ ‫قو‬ ُ ّ ‫ي َت‬
Artinya: ”Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya
dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitunga (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-
Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”

Berdasarkan ayat di atas Allah SWT menerangkan kepada kita bahwa

diciptakan-Nya matahari dan bulan dengan ketentuan-ketentuan perjalanannya


4

sebagai tolak ukur untuk manusia mengetahui peristiwa atau fenomena alam

dan bisa melihat proses pergantian siang menjadi malam. Dari ayat ini jelaslah

bagi kita pentingnya mempelajari Fisika, agar manusia dapat melanjutkan

kehidupan di bumi setelah bisa membaca keadaan alam semesta. Hal ini

menunjukkan bahwa Fisika mempunyai peranan penting bagi kehidupan

manusia. Bertolak dari pentingnya peranan Fisika dalam kehidupan maka

pelajaran Fisika perlu ditingkatkan mutu pembelajarannya. Pemerintah telah

banyak melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional,

termasuk di dalamnya pendidikan Fisika. Bentuk usaha pemerintah terwujud

melalui penyempurnaan kurikulum setiap periode waktu tertentu, seperti

kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Untuk meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidik

diselenggarakan penataran, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di

setiap kota serta sertifikasi guru. Sarana dan prasarana pendidikan dilengkapi

melalui pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pemberlakuan buku

pelajaran lima tahun, berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional

Nomor 11 Tahun 2005. Usaha peningkatan mutu pendidikan yang

dilaksanakan pemerintah tersebut tidak akan berhasil jika tidak dilaksanakan

secara bersama-sama, baik pihak yang terlibat secara langsung maupun pihak

yang tidak langsung. Pendidik dan peserta didik adalah pihak yang terlibat

secara langsung dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, maka

pendidik dalam proses pembelajaran, bukan sekedar menyampaikan materi


5

saja tapi juga sebagai fasilitator, pembimbing dan organisator oleh karena itu,

seorang pendidik dituntut mampu menerapkan berbagai pendekatan, strategi,

metode, dan model pembelajaran yang beragam dan menerapkan prinsip

Student-Centered di dalam PBM.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, pembelajaran

Fisika yang berlangsung di SMPN 8 Padang menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP), pembelajaran berlangsung

menggunakan model Contextual Teaching Learning (CTL), namun dalam

pelaksanaannya guru masih sebagai Teacher-Centered, padahal model

pembelajaran CTL adalah, menurut Depdiknas ( 2003 ) ” Kontekstual

( Contextual Teaching and Learning ) adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari–hari ”. Contextual

Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik

dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan

mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks

pribadi, sosial dan kultural), sehingga peserta didik memiliki

pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel. CTL disebut pendekatan

kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong

siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat, kalau


6

dilihat dari kajian teori tentang CTL peserta didik akan lebih mendominasi

pembelajaran dan proses belajar mereka akan lebih bermakna, karena guru

lebih mendominasi pembelajaran tujuan dari pembelajaran tidak tercapai hal

ini diperkuat dari hasil MID semester 2 yang diperoleh peserta didik yang

tidak memenuhi KKM (Kriteri Ketuntasan Minimal), data ini dapat dilihat

dari rata-rata nilai MID semester 2 tahun ajaran 2008/2009 siswa masih

banyak yang memperoleh nilai dibawah KKM, padahal SMPN 8 KKM untuk

mata pelajaran Fisika 75, namun dari data MID (Lampiran I) dapat dilihat

rata-rata seluruh kelas tidak mencapai KKM yang ditetapkan sekolah

walaupun nilai rata-rata UH (Ujian Harian) 1 seluruh kelas VIII baik namun

masih ada kelas yang nilai rata-rata UH 1 dibawah KKM. Adapun data Nilai

rata-rata UH 1 semester 2 kelas VIII SMPN 8 Padang pada tahun ajaran

2008/2009 yang diperlihatkan pada Tabel berikut:

Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata UH 1 semester 2 SMP


No Kelas Nilai
1 VIIIA 8.0
2 VIIIB 7.2
3 VIIIC 7.0
4 VIIID 6.2
5 VIIIE 6.6
6 VIIIF 7.48
7 VIIIG 7.5
( Sumber: Guru Bidang Studi Fisika SMP N 8 Padang)

Hal inilah yang yang menjadi masalah selama ini, sehingga peneliti

ingin menerapkan sebuah stategi pembelajaran yang lebih memfokuskan

pentingnya keaktifan siswa (Student-Centered) disamping itu, tujuan dari

pembelajaran itu dapat tercapai karena Mulyasa (2006) menyatakan bahwa:


7

Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu


dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu
menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan kompetensi
dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara
aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.

Jadi, kompetensi baru dapat tercapai dengan baik apabila seluruh

peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial. Kondisi

ini juga berlaku dalam pembelajaran Fisika. Untuk dapat memahami Fisika,

ilmu yang mengkaji tentang zat (materi) dan energi serta fenomena alam,

dibutuhkan keterlibatan aktif siswa. Fisika sebagai salah satu cabang ilmu

sains, memiliki tujuan pembelajaran yang spesifik. Sagan dalam Koes

(2003) mengemukakan bahwa ”tujuan sains adalah menemukan bagaimana

alam bekerja, mencari bagaimana aturannya, memecahkan bagaimana

keteraturan yang ada. Sains didasarkan atas eksperimen, pada keterbukaan

untuk melihat alam semesta seperti apa sesungguhnya”. Tujuan

pembelajaran sains ini menuntut keterlibatan yang lebih besar dari siswa

dalam proses pembelajaran, oleh karena itu penerapan sebuah strategi

pembelajaran aktif tepat di gunakan karena, strategi pembelajaran aktif

adalah strategi yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif.

Dengan strategi ini peserta didik dapat menggunakan kemampuan otak

mereka tanpa harus dipaksa. Peserta didik terlibat secara aktif saat guru

menyampaikan materi pendidikan. Dengan pembelajaran aktif ini, peserta

didik diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak

hanya mental tetapi juga fisik. Strategi pembelajaran aktif ini memiliki

bermacam-macam tipe salah satunya tipe Prediction Guide. Strategi


8

pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ini digunakan untuk melibatkan

siswa secara aktif dalam pembelajaran, mulai dari awal sampai akhir

pembelajaran. Dalam strategi ini, siswa diminta untuk mengungkapkan

pandangan mereka tentang topik pelajaran semenjak awal dan kemudian

menilai kembali pandangan ini pada akhir pelajaran. Dengan strategi ini,

siswa diharapkan dapat mempertahankan perhatiannya selama proses

pembelajaran berlangsung. Siswa dituntut untuk mencocokkan prediksi-

prediksi mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru maupun yang

mereka peroleh dari sumber belajar.

Langkah-langkah Prediction Guide, diuraikan oleh Zaini (2007)

sebagai berikut:

a. Tentukan topik yang akan Anda sampaikan,

b. Bagi siswa/mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok

kecil,

c. Guru/Dosen meminta siswa/mahasiswa untuk menebak

apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan dalam

perkuliahan ini,

d. Siswa/mahasiswa diminta untuk membuat perkiraan-

perkiraan itu dalam kelompok kecil,

e. Sampaikan materi kuliah secara interaktif,

f. Selama proses pembelajaran, siswa/mahasiswa diminta

untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan

materi Anda,
9

g. Di akhir perkuliahan, tanyakan berapa prediksi mereka

yang mengena.

Dari pemaparan di atas terlihat alasan utama dari pemilihan strategi

pembelajaran aktif tipe Prediction Guide terpenuhi, karena tipe ini tidak

hanya mengajak anak aktif secara fisik tapi juga secara mental (Student-

Centerd), anak sejak dini telah terlatih mampu meprediksi dan

mencocokkan konsep yang telah mereka alami atau pelajari baik di

sekolah maupun di rumah pada waktu dulu atau sekarang disamping itu,

siswa akan tertantang untuk berfikir dan mengingat-ingat kembali bahan

bacaannya selalam ini, kemudian kita bisa memotivasi siswa untuk belajar

di rumah sebelumnya karena pada pelaksanaan strategi pembelajaran aktif

tipe Prediction Guide ini akan ada nanti lembar Prediction Guide yang

akan dibagikan sebelum disampaikannya materi pembelajaran oleh guru

kemudian, keinginan peserta didik yang besar untuk mencari jawaban dari

setiap pernyataan yang telah diberikan melalui model pembelajaran aktif

tipe Prediction Guide, yang dikemas sebaik mungkin yang tidak akan

membosankan anak karena dilengkapi dengan gambar-gambar yang

menarik, kemudian dengan adanya penambahan gambar pada lembar

prediction guide anak-anak dapat melihat realita konsep pelajaran secara

nyata sehingga mereka tidak salah konsep.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk

menerapkan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction

Guide, sebagai salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan


10

keterlibatan siswa selama proses pembelajaran, karena siswa akan tertantang

untuk berfikir dan mengingat-ingat kembali bahan bacaannya selalam ini,

kemudian kita bisa memotivasi siswa untuk belajar di rumah sebelumnya

karena pada pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ini

akan ada nanti lembar Prediction Guide yang akan dibagikan sebelum

disampaikannya materi pembelajaran oleh guru. Adapun materi pelaksanaan

penelitian pada pembelajaran aktif tipe Prediction Guide adalah materi

Cahaya, materi ini membicara hakikat cahaya, pemantulan cahaya pada

cermin dan lensa dll. Dalam Islam cahaya ini merupakan rahmat Allah yang

sangat besar.

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-An’am : 122



 
 

 





 
 

 

 





 …. 
Artimya: dan Apakah orang yang sudah mati kemudian Dia Kami hidupkan
dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan
cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat
manusia.....

Dalam ayat Al-Qur'an di atas dibicarakan tentang kegunaan cahaya

untuk kehidupan manusia, karena manusia dapat melihat segala petunjuk

Allah dengan adanya cahaya dan mata merupakan benda yang paling

membutuhkan cahaya, karena mata merupakan salah satu panca indra

terpenting yang sangat dibutuhkan manusia dalam memenuhi kebutuhannya

dan jalan mendekatkan diri pada Allah SWT, kemudian pada mata kita akan

melihat berbagai prinsip pembuatan alat-alat teknologi modern yang


11

digunakan manusia pada saat ini, oleh karena itu mata menjadi salah satu

materi yang dikaji dalam fisika pada surat Balad ayat 7-8:




  
 

 

 
 





Artinya: Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?
Bukankah kami Telah memberikan kepadanya dua buah mata.

Berdasarkan ayat di atas dapat kita pahami sekali kegunaan mata dan

begitu pentingnya cahaya didalam eksistensi mata, sehingga materi cahaya di

tetapkan sebagai materi penelitian di samping itu materi ini sesuai dengan tipe

metode pembelajaran aktif yang digunakan dalam penelitian yang cukup

banyak mengandung konsep dan merupakan materi yang sering ditemui dalam

kehidupan sehari-hari, sehingga siswa lebih mudah memberikan prediksi-

prediksinya.

Bertitik tolak dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction

Guide (Suatu Studi Eksperimen Di Kelas VIII SMP N 8 Padang) ”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasikan masalah yang
ditemukan di SMP N 8 Padang adalah:
1 Pembelajaran yang bersifat Teacher-Centered
2 Peningkatan hasil belajar fisika siswa yang belum memenuhi KKM.
Data di atas diperoleh selama mengikuti PBM di SMPN 8 Padang

dalam rangka PPL (Program Praktek Lapangan).

Sehingga alternatif masalah di atas dengan penerapan” Strategi


12

Pembelajaran Aktif tipe Prediction Guide (Suatu Studi Eksperimen Di Kelas

VIII SMP N 8 Padang) ”.

C. Batasan Masalah
Agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan mencapai hasil yang

diharapkan serta mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan

pengetahuan maka permasalahan dalam penelitian dibatasi pada:

1. Hasil belajar kognitif siswa

2. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide dalam

pembelajaran Fisika pada materi cahaya

3. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester

2 yang terdaftar pada tahun ajaran 2009/2010

4. Aspek yang diambil ranah kognitif,

5. Pelaksanaan selama enam kali pertemuan

6. Materi penelitian adalah cahaya sehingga dapat melihat hasil belajar


Fisika siswa.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah yang

diungkapkan di atas adalah ”Apakah terdapat peningkatan yang berarti

terhadap hasil belajar Fisika siswa dengan penggunaan Strategi Pembelajaran

Aktif Tipe Prediction Guide (Suatu Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8

Padang) .?".

E. Tujuan Penelitian
13

Penelitian yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk menyelidiki

apakah terdapat peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa

dengan penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide

( Suatu Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8 Padang) .

F. Pentingnya Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk:

1. Tempat penelitian khususnya guru, sebagai bahan pertimbangan dalam

memilih srategi mengajar yang dapat meningkatkan kegiatan belajar

sisiwa.

2. Bagi lembaga atau instansi pendidikan, agar bisa meningkatkan kualitas

pendidikan kearah yang lebih baik lagi juga dapat mengembangkan ilmu

pengetahuan.

3. Penulis, sebagai pedoman sekaligus menambah pengetahuan tentang

strategi mengajar mata pelajaran Fisika dalam mempersiapkan diri

menjadi seorang pendidik profesional.


14

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Teori Kepustakan

1. Tinjauan Tentang Hakekat Manusia

Hakekat manusia menurut Pandangan Islam adalah makhluk Yang

Paling Mulia. Bila dipandang sepintas lalu manusia terdiri dari badaniah

(pisik lahiriah ) dan rohaniah (sesuatu yang berasal dari yang gaib).

Selanjutnya bila ditilik lebih dalam, akan dapat diketahui bahwa

konstruksi(susunan) badaniah dan rohaniah manusia itu jauh lebih unggul

dari konstruksi segala makhluk Allah yang lainnya. Nizar (2001)

mengatakan hakikat penciptaan manusia itu

adalah:”Manusia adalah hamba Allah (’abdullah) dan khalifah di muka

bumi”.

Sebagai hamba Allah, manusia berkewajiban untuk beribadah

kepada-Nya, sebagaimana firman Allah

ُ ُ ‫س إ ِّل ل ِي َعْب‬
‫دون‬ َ ْ ‫ن َواْل ِن‬ ِ ْ ‫ت ال‬
ّ ‫ج‬ ُ ‫خل َْق‬
َ ‫ما‬
َ َ‫و‬

Artinya: Dan aku tidak akan menciptakan jin dan manusia, melainkan
supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)

Dari ayat di atas terlihat dengan jelas bahwa Allah tidaklah

menciptakan jin dan manusia semata-mata untuk mengabdi kepadanya

baik pengabdian secara fisik maupun secara mental, pengabdian secara

mental tentunya dapat kita lakukan melalui penegmbanhan potensi yang


15

kita miliki untuk menuntut ilmu pengetahauan di muka bumi ini,

selanjutnya sebagai khalifah di muka bumi, manusia berkewajiban untuk

memakmurkan bumi, melakukan perbaikan (ishlah) diatasnya, dan tidak

malah membuat kerusakan diatasnya. Manusia adalah salah satu dari dua

tsaqalaani, yaitu dua makhluq yang dibebani dengan syariat dan harus

mempertanggungjawabkan segala perbuatannya (jin dan manusia), dua

makhluk ini berbeda dengan segenap makhluk yang lain yang tidak harus

mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jin dan manusia memiliki

pilihan untuk taat atau ingkar, sedangkan makhluk Allah yang lain tidak

memiliki pilihan karena pilihan mereka hanya satu : taat kepada Allah.

Langit dan bumi seluruhnya tunduk dan patuh kepada Allah secara

sukarela, dengan cara mereka sendiri-sendiri. Sedangkan jin dan manusia

ada yang taat dan ada pula yang ingkar. Dahulu kala Allah telah

menawarkan amanah kekhalifahan kepada langit, bumi, dan gunung-

gunung, dan semua menolaknya, akan tetapi manusia mau menerimanya.

Oleh karena itu, manusia telah diberikan oleh Allah berbagai potensi untuk

bisa mengemban tugas dan amanahnya tersebut, potensi yang dimiliki

manusia itulah yang dikembangkan melalui pendidikan, sehingga menutut

ilmu adalah kegiatan yang sangat penting dan di dalam ayat Al-Qur’an

perintah menuntut ilmu itu jelas disampaikan dengan tegas dan Allah

memerikan hadiah kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Sebagaimana perkataan Imam Syafi'i :

‫من اراد الدنيا فعليه باالعلم ومن اراد الخرة فعليه‬


16

.‫باالعلم ومن ارادهما فعليه باالعلم‬


Artinya : Siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia hendaklah
dengan ilmu, dan siapa menginginkan kebahagiaan di akhirat
hendaklah dengan ilmu, dan siapa yang menginginkan kebahagiaan
dunia dan akhirat hendaklah dengan ilmu

Oleh karena itu, dari perkataan Imam Syafi'I di atas dapat ditarik

pelajaran bahwa setiap orang di wajibkan menutut ilmu untuk kebaikan

setiap pribadi tersebut, tidak ada kebahagiaan yang lebih baik dari ketaatan

kita kepada Allah apabila pengembangan potensi yang dimiliki setiap

indifidu terlaksana di dalam sebuah pendidikan dan di dalam ketetapan

pemerintah telah di kembangkan program wajib belajar, semua itu

mengisyaratkan pada kita pendidikan adalah kunci terpenting di dunia dan

akhirat.

2. Tinjauan Tentang Pendidikan

Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa bangsa Indonesia

harus cerdas, damai, merdeka, dan adil. Hal-hal yang disebutkan itu

merupakan tujuan pendidikan yang harus diwujudkan. Tujuan tersebut

secara eksplisit dijabarkan di dalam UUSPN Nomor 20 (2003) yang

menyatakan bahwa siswa harus memiliki daya saing dalam menghadapi

globalisasi. Lebih rinci lagi dijabarkan di dalam Peraturan Pemerintah

nomor 19 (2005) tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan

siswa harus memiliki (a) Kualifikasi mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan; (b) Dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak

mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan


17

lebih lanjut, serta (c) memiliki kecakapan hidup mencakup kecakapan

pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan

vokasional. Menurut UUSPN (2003) untuk mewujudkan tujuan tersebut,

pembelajaran dilaksanakan melalui olahhati, olahpikir, olahrasa &

olahraga. Sementara menurut PP Nomor 19 (2005) pembelajaran

dilaksanakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik kemudian dalam, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

( SISDIKNAS ) No 20 (2003) dijelaskan bahwa pendidikan adalah suatu

usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif dalam mengembangkan potensi didiknya

yang memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

keperibadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam mewujudkan

pengembangan potensi tersebut membutuhkan proses mencapainya yaitu

dengan kegiatan belajar, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang

paling pokok dalam proses pendidikan. Berhasil tidak berhasilnya tujuan

pendidikan itu banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang

dialami siswa sebagai peserta didik

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
18

interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Para ahli berpendapat tentang belajar adalah :

a. Drs. Slameto merumuskan bahwa “belajar adalah suatu proses


usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu tersebut dalam berinteraksi dalam
lingkungannya”
b. Cronbach berpendapat bahwa belajar adalah sebagai aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman
c. Skiner juga berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses
adaptasi ( penyesuaian tingkah laku ) yang berlangsung secara
progresif
d. Ws. Winkel menegaskan bahwa belajar adalah merupakan suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah merupakan suatu aktivitas atau proses yang mana hal

tersebut akan menghasilkan perubahan karena dengan belajar seseorang

yang tidak tahu apa-apa bisa menjadi tahu , dengan belajar manusia

banyak mendapatkan hal-hal yang baik dan positif yang berguna untuk

masa sekarang dan masa yang akan datang.

Berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah siswa maupun

guru, yang akan melakukan dinamisasi dalam arti proses belajar mengajar

merupakan sarana untuk mengembangkan diri dan ilmu pengetahuan sikap

maupun akhlak hanya saja proses belajar tersebut tidak selamanya berjalan

tanpa hambatan. Hambatan atau rintangan akan senantiasa muncul setiap

waktu baik itu kesulitan mengajar bagi guru dan kesulitan belajar bagi

siswa sehingga dengan beberapa hambatan tersebut diharapkan guru dan


19

siswa yang bersangkutan akan lebih dinamis dan inovatif.

3. Tinjauan Tentang Pendidik (Guru) Dan Peserta Didik

Dalam proses pendidikan masing-masing tenaga pendidik bertugas

membimbing peserta didik, tenaga pengajar bertugas mengajar peserta

didik sedangkan pelatih adalah melatih peserta didik. Tanaga pendidik

yang ditugaskan pada bidangnya adalah untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Hal ini dijelaskan dalam undang sistem pendidikan

nasional No 20 tahun 2003 tentang pendidikan dan tenaga kependidikan “

tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan dan teknis untuk menunjang suatu proses

pendidikan.Guru merancang dan mengelola KBM yang mendorong siswa

untuk berperan aktif dalam pembelajaran.

a. Pengertian Pendidik

Dalam pengertian yang sederhana, pendidik adalah orang yang

memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, sedangkan dalam

pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di

tempat – tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi

bisa juga di mesjid, di surau/musala, di rumah, dan sebagainya. Pendidik

juga disebut sebagai orang yang bertugas mendidik. Kata "mendidik" itu

sendiri berarti memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan)

mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran


20

b. Syarat pendidik

Menjadi pendidik menurut Prof. Dr. Zakariah Darajdat dan kawan-

kawan (1992) tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa

persyaratan seperti di bawah ini: “Takwa kepada Allah, Berilmu, Sehat

jasmani, Berkelakuan baik”.

c. Tugas dan tanggung jawab pendidik

Tugas pendidik :

a. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian,

kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.

b. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan

dasar negara kita pancasila.

c. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-

Undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II Tahun

1983.

d. Sebagai perantara dalam belajar.

e. Pendidik adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik

ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat

membentuk anak menurut sekehendaknya.

f. Pendidik sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.

g. Sebagai penegak disiplin, pendidik menjadi contoh dalam segala

hal, tata tertib dapat berjalan bila pendidik dapat menjalani lebih

dahulu.

h. Pendidik sebagai administrator dan manajer.


21

i. Pendidik sebagai perencana kurikulum

j. Pekerjaan pendidik sebagai suatu profesi Pendidik sebagai

pemimpin

k. Pendidik sebagai sponsor dalam kegiatan anak – anak

2. Peserta Didik

Menurut Raka Joni menyatakan bahwa hakikat peserta didik

didasarkan pada 4 hal yaitu:

a. Peserta didik bertanggung jawab terhadap pendidikan


sesuai dengan wawasan pendidikan seumur hidup.
b. Memiliki potensi baik fisik maupun psikologi yang
berbeda-beda masing-masing subjek didik merupakan insan
yang unik.
c. Memerlukan pembinaan individual serta perlakuan yang
manusiawi.
d. Pada dasarnya merupakan insan yang aktif menghadapi
lingkungan.

Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang

strategis karena kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses

pengajaran diberikan. Sebagai seorang manusia menjadi sebuah aksioma

bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-

masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang ada pada

diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan

yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain

3. Tinjauan Tentang Pembelajaran Fisika

Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang ditambah awalan "pe"


22

dan diakhiri imbuhan "an". Pembelajaran dapat juga dikatakan sebagai

kegiatan instruksional saja, yaitu usaha sadar dalam mengelola lingkungan

agar seseorang belajar berperilaku tertentu dalam kedaan tertentu pula.

Cagne dan Biggs dalam Djaafar (2001) mengungkapkan bahwa:

pembelajaran adalah rangkaian peristiwa/kejadian yang mempengaruhi

siswa sedemikian rupa sehingga proses belajarnya dapat berlangsung

dengan mudah.

Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan. Hal ini senada dengan

definisi belajar yang dikemukakan Cronbach dalam Sardiman (2001) yaitu

”Learning is shown by a change in behaviour as a result of experience”.

Belajar ditunjukkan oleh perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

pengalaman. Perubahan yang dihasilkan terwujud dalam bentuk

pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang dimiliki siswa.

Agar siswa belajar dengan baik, perlu diciptakan suatu kondisi

yang memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan unsur-

unsur yang mendukung terbentuknya perubahan yang diharapkan. Proses

pengkondisian lingkungan yang memberi kesempatan bagi peserta didik

untuk berinteraksi dengan komponen-komponen yang mendukung

terbentuknya perubahan yang diharapkan, disebut sebagai pembelajaran.

Erman (2001) menyatakan bahwa: Pembelajaran adalah proses sosialisasi

individu siswa dengan lingkungan sekolah seperti guru, teman sesama

siswa, serta sumber atau fasilitas belajar.


23

Dalam pembelajaran Konvensional, perilaku positif yang

diharapkan terwujud selama atau setelah kegiatan pembelajaran

berlangsung diistilahkan sebagai kompetensi. Pembentukan kompetensi

merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan pembelajaran.

Mulyasa ( 2006 ) menyatakan bahwa:


Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu
dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu
menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan kompetensi
dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara
aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.

Jadi, kompetensi baru dapat tercapai dengan baik apabila seluruh

peserta didik terlibat secara aktif baik mental, fisik, maupun sosial.

Kondisi ini juga berlaku dalam pembelajaran Fisika. Untuk dapat

memahami Fisika, ilmu yang mengkaji tentang zat (materi) dan energi

serta fenomena alam, dibutuhkan keterlibatan aktif siswa. Fisika sebagai

salah satu cabang ilmu sains, memiliki tujuan pembelajaran yang spesifik.

Sagan dalam Koes (2003) mengemukakan bahwa ”tujuan sains adalah

menemukan bagaimana alam bekerja, mencari bagaimana aturannya,

memecahkan bagaimana keteraturan yang ada. Sains didasarkan atas

eksperimen, pada keterbukaan untuk melihat alam semesta seperti apa

sesungguhnya”. Tujuan pembelajaran sains ini menuntut keterlibatan yang

lebih besar dari siswa dalam proses pembelajaran.

4. Tinjauan tentang langkah-langkah pembuatan model pembelajaran


24

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki

kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk

membedakannya. Istilah-istilah tersebut menurut Sudrajat (2008) adalah:

1 Pendekatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran


dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
2 Strategi Pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
3 Metode Pembelajaran. Metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4 Teknik Pembelajaran. Teknik pembelajaran dapat
diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
5 Model Pembelajaran. Model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Berdasarkan istilah di atas, maka pada penelitian ini penulis

menggunakan sebuah ”Strategi Pembelajaran Aktif”. Suatu Model

pembelajaran dikembangkan melaluai beberapa tahap seperti yang

diungkapkan Sudrajat (2008) yaitu:

1 Penyusunan desain
Tahap desain ini adalah membuat rancangan. Proses ini dilakukan
untuk menrumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Kemudian dapat ditentukan strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
2 Kajian konsep
Tahap ini adalah membuat kajian konsep yang sesuai dengan
rancangan sebelumnya. Proses ini dilakukan untuk menrumuskan
25

tujuan pembelajaran yang cocok untuk kebutuhan lapangan.


3 Penyusunan uji coba model
Setelah didesain yang dilakukan pada tahap pertama. Maka ditahap ke
tiga ini diwujudkan dengan proses pengembangan yang ada pada tahap
ke dua. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji
coba sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba merupakan bagian
dari salah satu langkah untuk mendapatkan sistem pembelajaran yang
cocok dikembangkan.
4 Kajian kebutuhan lapangan
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem
pembelajaran yang sedang kita buat. Setelah dilakukan uji coba, maka
pada tahap ini dapat diterapkan pada peserta didik yang ada.
5 Analisis model
proses analisis merupakan suatu proses untuk menganalisis apa saja
yang menjadi kebutuhan peserta didik
6 Penyempurnaan model
Setelah di terapkan pada peserta didik maka diperlukan adanya suatu
proses evalusi. Evaluasi adalah proses untuk melihat apakah sistem
pembelajaran yang sedang dibangun berhasil atau tidak, apakah sesuai
dengan tujuan yang direncanakan sebelumnya atau tidak. Proses
evalusi digunakan untuk melakukan proses perbaikan pada proses-
proses sebelumnya, untuk mengetahui apa kekuranagan dari masing-
masing proses, dan memperbaikinya untuk memaksimalkan
tercapainya tujuan yang telah ditetapkan

Jadi dapat disimpulkan untuk membuat suatu model, maka terlebih

dahulu harus diperhatikan tujuh tahapan tersebut.

5. Strategi Pembelajaran aktif

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan

suatu kegiatan. Biasanya cara tersebut telah direncanakan sebelum

pelaksanaan kegiatan. Bila belum mencapai hasil yang optimal, dia

berusaha mencari cara lain yang dapat mencapai tujuannya. Proses


26

tersebut menunjukkan bahwa orang selalu berusaha mencari cara (strategi)

terbaik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Setiap orang yang

menerapkan cara tertentu dalam suatu kegiatan menunjukkan bahwa orang

tersebut telah melakukan strategi, dan strategi tersebut dipakai sesuai

dengan kondisi waktu dan tempat saat dilaksanakannya kegiatan.

Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara.

Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering

digunakan secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita

( 1995 ) istilah strategi secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan

strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang

digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk

mencapai tujuan belajarnya. Setiap orang yang menerapkan cara tertentu

dalam suatu kegiatan menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan

strategi. Dan strategi tersebut dipakai sesuai dengan kondisi waktu dan

tempat saat dilaksanakannya kegiatan.

Strategi pembelajaran terdiri atas dua kata, yaitu strategi dan

pembelajaran. Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata

kerja dalam bahasa Yunani, sebagai kata benda, strategos, merupakan

gabungan kata “stratos” (militer) dan “ago” (memimpin), sebagai kata

kerja, stratego, berarti merencanakan to plan.. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana yang cermat mengenai kegiatan

untuk mencapai sasaran khusus. Sedangkan secara umum strategi


27

mengandung pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak

dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Sedangkan penulis memahami kata strategi sebagai suatu cara yang

dianggap mampu untuk mencapai suatu tujuan yang telah terprogram

secara sistematis. Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi

dua arah, di mana mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik,

sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Konsep

pembelajaran dalam Corey (2002) adalah suatu proses di mana

lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pembelajaran menurut

Dimyati dan Mudjiono (2002) adalah kegiatan guru secara terprogram

dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang

menekankan penyediaan sumber belajar. Jadi, menurut penulis,

pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya yang

dilakukan oleh pendidik (guru) untuk membantu peserta didik (siswa) aktif

dalam kegiatan belajar yang telah dirancang oleh guru.

Strategi yang diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar disebut

strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran menurut Slameto (2001) ialah

suatu rencana tentang pendayagunaan dan sarana yang ada untuk

meningkatkan efektifitas dan efisien pengajaran. Menurut Nana Sudjana,

(2006) strategi pembelajaran adalah tindakan guru melaksanakan variabel


28

pengajaran (yaitu tujuan, materi, metode, dan alat serta evaluasi) agar

dapat memengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dari berbagai pendapat mengenai strategi pembelajaran di atas,

penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana yang

dilaksanakan pendidik (guru) untuk mengoptimalkan potensi peserta didik

agar siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mencapai hasil

yang diharapkan.

Strategi pembelajaran mencakup tujuan kegiatan pembelajaran,

siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan dan sarana

penunjang kegiatan. Tujuan strategi pembelajaran adalah terwujudnya

efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pembelajaran adalah pendidik serta

peserta didik yang berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya.

Isi kegiatan adalah materi belajar yang bersumber dari kurikulum suatu

program pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan

yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. Sumber

pendukung kegiatan pembelajaran mencakup fasilitas dan alat-alat bantu

pembelajaran.

Sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal, ini yang dinamakan dengan metode. Ini berarti,

metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan


29

beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa

digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan

diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk media

pembelajaran. Oleh karenanya, strategi berbeda dengan metode. Strategi

menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan

metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi.

Strategi Pembelajaran aktif adalah strategi yang mengajak peserta

didik untuk belajar secara aktif. Dengan strategi ini peserta didik dapat

menggunakan kemampuan otak mereka tanpa harus dipaksa. Peserta didik

terlibat secara aktif saat guru menyampaikan materi pendidikan. Dengan

pembelajaran aktif ini, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua

proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga fisik.

Strategi merupakan istilah lain dari pendekatan, metode atau cara.

Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-istilah tersebut di atas sering

digunakan secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita

( 1995 ) istilah strategi secara harfiah adalah akal atau siasat. Sedangkan

strategi pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau prosedur yang

digunakan guru untuk membawa siswa dalam suasana tertentu untuk

mencapai tujuan belajarnya.

Sedangkan pembelajaran aktif menurut Hisyam Zaini, Bermawy

Munthe & Sekar Ayu Aryani ( 2007) adalah suatu pembelajaran yang

mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik

belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas


30

pembelajaran. Di sisi lain, Silberman ( 2006 ) menyatakan lingkungan

fisik dalam kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan belajar

aktif. Sehingga dari pernyataan tersebut perlengkapan kelas perlu disusun

ulang untuk menciptakan formasi tertentu yang sesuai dengan kondisi

belajar siswa. Namun begitu di tidak ada satu susunan atau tata letak yang

mutlak ideal, namun ada banyak pilihan yang tersedia. Sepuluh

kemungkinan susunan tata letak meja dan kursi yang disarankan sebagai

berikut: bentuk U, gaya tim, meja konferensi, lingkaran, kelompok pada

kelompok, ruang kerja, pengelompokan berpencar, formasi tanda pangkat,

ruang kelas tradisional, auditorium. Sejalan dengan pendapat tersebut,

Syamsu Mappa dan Anisa Basleman ( 1994 ) menyatakan penggunaan

meja, kursi dan papan tulis berroda lebih memungkinkan berlangsungnya

proses interaksi belajar dan membelajarkan yang bergairah.Aktifitas siswa

belajar di kelas terwujud bila terjadi interaksi antar warga kelas.

Boakes dalam Mar’at ( 1984 ) menyatakan bahwa di dalam

interaksi ada aktifitas yang bersifat resiprokal(timbal balik) dan

berdasarkan atas kebutuhan bersama, ada aktifitas daripada pengungkapan

perasaan, dan ada hubungan untuk tukar-menukar pengetahuan yang

didasarkan take and give, yang semuanya dinyatakan dalam bentuk

tingkah laku dan perbuatan. Lebih lanjut, Syamsu Mappa dan Anisa

Basleman (1994) menyatakan hubungan timbal balik antar warga kelas

yang harmonis dapat merangsang terwujudnya masyarakat kelas yang

gemar belajar. Dengan demikian, upaya mengaktifkan siswa belajar dapat


31

dilakukan dengan mengupayakan timbulnya interaksi yang harmonis antar

warga di dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi bila setiap warga kelas

melihat dan merasakan bahwa kegiatan belajar tersebut sebagai sarana

memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran,

berdasarkan teori kebutuhan Maslow, Silberman (2006:30) menyatakan

kebutuhan akan rasa aman harus dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya

kebutuhan untuk mencapai sesuatu, mengambil resiko, dan menggali hal-

hal baru.

Dari pembahasan di atas, adapun cara –cara dibawah ini dapat

digunakan guru untuk mengarah pada strategi pembelajaran yang dapat

mengaktifkan siswa dalam belajar:

1) Selalu berpenampilan menarik dan penuh wibawa. Kesan pertama

siswa saat bertemu gurunya adalah fisik dari guru tersebut. dengan

penampilan yang menarik dan penuh wibawa akan membuat kesan

yang positif dari siswa, sehingga dengan mudah guru akan dapat

membawa siswa kedalam suasana belajar yang guru inginkan.

2) Manfaatkan pertemuan pertama dengan siswa untuk perkenalan

antar warga kelas, tunjukkan cara-cara belajar matematika yang baik,

buatlah kesepakatan (kontrak) terkait norma-norma yang harus

dipatuhi oleh warga kelas.

3) Buatlah formasi tata letak meja, kursi, pajangan dinding, dan

perabot kelas yang lain sesuai dengan kesepakatan warga kelas dan

kebutuhan.
32

4) Siapkan semua peralatan yang akan digunakan di dalam ruang

kelas sebelum memulai pembelajaran.

5) Mulailah proses belajar mengajar dengan materi yang ringan tetapi

menantang yang dapat merangsang siswa turut aktif berfikir.

Kemudian masuk pada materi yang akan kita ajarkan dengan

senantiasa melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Misalkan

senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang kita

ajarkan agar siswa lebih mudah memahami materi yang kita berikan.

6) Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu serta

dengan salam yang menghangatkan, yaitu salam penuh kasih dan

hormat.

7) Gunakan bahasa yang santun, hormat, dan dengan nada bicara

yang lembut.

8) Memahami dan menghormati berbagai perbedaan yang ada.

9) Menghormati kerahasiaan setiap siswa

10) Tidak merendahkan dan mencemooh siswa

11) Memberi kesempatan yang sama kepada semua siswa untuk bicara

dan jangan mengintrupsi pembicaraan siswa

12) Bila seorang siswa mengemukakan pendapat, jadilah pendengar

yang baik dan selanjutnya berikan kesempatan kepada siswa lain

untuk memahaminya dan memberikan komentarnya.


33

13) Memahami dan menghormati pendapat setiap siswa, bila perlu

melancarkan kritik: gunakan bahasa yang mengayomi, dan bila kritik

bersifat pribadi seyogyanya dilakukan di ruang khusus.

14) Sekali waktu, berilah kesempatan kepada siswa untuk memberikan

saran atau kritik guna perbaikan proses pembelajaran.

15) Sediakan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa di luar kelas.

Proses pembelajaran di kelas dapat dipandang sebagai tiga bagian

kegiatan yang terurut, yaitu: kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti,

dan kegiatan akhir (penutup). Dengan demikian, strategi pembelajaran

aktif dapat dirumuskan sebagai prosedur kegiatan yang mengaktifkan

siswa pada setiap bagian kegiatan secara terurut. Prosedur tersebut dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Kesiapan mental untuk terlibat dalam pembelajaran mutlak dicapai

dalam mengaktifkan siswa belajar, oleh karenanya kegiatan

membangunkan sikap dan persepsi positif siswa harus dilakukan sejak

awal dimulainya pembelajaran. Hal yang harus dilakukan guru pada awal

pembelajaran adalah membangunkan minat, membangunkan rasa ingin

tahu, dan merangsang siswa untuk berfikir. Bila minat siswa, rasa ingin

tahu siswa telah bangkit, serta siswa telah terangsang untuk berfikir ini

berarti siswa telah siap secara mental untuk terlibat secara aktif dalam

pembelajaran matematika, dan bila terjadi sebaliknya berarti secara

mental siswa belum siap terlibat dalam pembelajaran.


34

Dengan memodifikasi strategi berbagi pengetahuan secara aktif,

Silberman (2006), mengawali kegiatan pembelajaran aktif dengan

prosedur sebagai berikut:

a) Tentukan rentang waktu yang pasti untuk kegiatan awal


pembelajaran. Ucapkan salam pembuka yang menghangatkan
siswa.Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi
pelajaran yang akan diajarkan. Misalnya: kata-kata untuk,
didefinisikan, soal-soal sederhana, pertanyaan tentang aplikasi
pelajaan dalam kehidupan sehari-hari.
b) Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu
sebaik yang mereka bisa dan dalam waktu yang telah ditentukan.
c) Perintahkan siswa untuk menyebar di kelas, menanyakan kepada
temannya jawaban pertanyaan yang dia sendiri tidak tahu
jawabannya, Doronglah siswa untuk saling membantu.
d) Perintahkan untuk kembali ke tempat semula dan gunakan teknik
tanya jawab untuk membahas jawaban yang mereka dapatkan.
e) Gunakan pertanyaan-pertanyaan arahan sebagai upaya
merangsang berfikir siswa menjawab pertanyaan yang tak satupun
siswa bisa menjawab.
f) Gunakan informasi-informasi yang diperoleh dalam kegiatan ini
sebagai sarana untuk memperkenalkan topik-topik penting materi
pelajaran dalam kegiatan inti.

Secara umum, manusia tidak menyukai suatu kegiatan yang kurang

bervariasi. Oleh karenanya perlu dipilih kegiatan lain sebagai variasi kegiatan

di atas. Berikut ini dapat menjadi alternatif pilihan.

(a) Daftar pertanyaan dapat diganti dengan menyediakan kartu indeks dan (b)

Perintahkan siswa untuk menuliskan satu informasi yang menurut

(c) Siswa akurat tentang materi yang akan diajarkan.

(d) Kegiatan menyebar dapat diganti dengan merotasi pertukaran pendapat

antar kelompok belajar di kelas.

4. Prediction Guide
35

Prediction guide terdiri dari dua kata yaitu Prediction dan Guide.

Dalam Echol (2003) Prediction berarti ramalan, perkiraan atau prediksi.

Sedangkan guide dalam Echol (2003) berarti buku pedoman, pandu,

memandu, menuntun, atau mempedomani. Jadi, Prediction Guide berarti

panduan atau penuntun prediksi. Zaini (2007) mengartikan prediction

guide sebagai tebak pelajaran.

Strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ini digunakan

untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, mulai dari awal

sampai akhir pembelajaran. Dalam strategi ini, siswa diminta untuk

mengungkapkan pandangan mereka tentang topik pelajaran semenjak awal

dan kemudian menilai kembali pandangan ini pada akhir pelajaran.

Dengan strategi ini, siswa diharapkan dapat mempertahankan perhatiannya

selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dituntut untuk

mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan materi yang disampaikan

oleh guru maupun yang mereka peroleh dari sumber belajar.

Langkah-langkah Prediction Guide, diuraikan oleh Zaini (2007)

sebagai berikut:

a. Tentukan topik yang akan Anda sampaikan,

b. Bagi siswa/mahasiswa ke dalam kelompok-kelompok

kecil,

c. Guru/Dosen meminta siswa/mahasiswa untuk menebak

apa saja yang kira-kira akan mereka dapatkan dalam

perkuliahan ini,
36

d. Siswa/mahasiswa diminta untuk membuat perkiraan-

perkiraan itu dalam kelompok kecil,

e. Sampaikan materi kuliah secara interaktif,

f. Selama proses pembelajaran, siswa/mahasiswa diminta

untuk mengidentifikasi prediksi mereka yang sesuai dengan

materi Anda,

g. Di akhir perkuliahan, tanyakan berapa prediksi mereka

yang mengena.

Dalam strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide

ini digunakan Prediction Guide Sheet dengan contoh format pada

tabel berikut:

Tabel 2.1
Format Prediction Guide Sheet

Nama:_________________________Tanggal:___________
Kelompok: _______________________________________

PREDICTION GUIDE :_________FUNGI_(JAMUR)


_________

Petunjuk:
• Bacalah masing-masing pernyataan berikut!
• Bubuhi tanda cek pada kolom berlabel “SAYA” pada setiap
pernyataan yang benar menurut prediksimu dan bubuhi tanda
minus pada kolom yang sama pada pernyataan yang tidak benar
menurut prediksimu!
• Selidiki kebenaran prediksimu dengan menggali informasi dari
37

sumber belajar yang tersedia!


• Bubuhi tanda cek pada kolom berlabel “SUMBEL” pada setiap
pernyataan yang sesuai dengan sumber belajar dan bubuhi tanda
minus pada pernyataan yang tidak sesuai dengan informasi dari
sumber belajar!
• Bandingkan prediksimu dengan informasi dari sumber belajar!

SAYA SUMBEL PERNYATAAN


_____ _____ 1. Jamur tidak membuat makanannya
sendiri.
_____ _____ 2. Jamur dapat hidup pada benda mati.
_____ _____ 3. Jamur harus membentuk spora untuk
bereproduksi.
_____ _____ 4. Penyakit kurap dan kutu air disebabkan
oleh jamur.
_____ _____ 5. Semua cendawan aman dikonsumsi.
_____ _____ 6. Jamur selalu merugikan makhluk hidup
tempat ia memperoleh makanan.
_____ _____ 7. Manfaat jamur belum ditemukan.
_____ _____ 8. Ragi merupakan salah satu bentuk jamur.
_____ _____ 9. Penisilin dibuat oleh jamur.
_____ _____ 10. Jamur bisa hidup pada pakaian.

_____ _____
Sumber: www.somers.k12.ny.us dengan perubahan seperlunya.

Sedangkan contoh format Prediction Guide Sheet dalam pelajaran

fisika pada tabel dibawah ini:

Nama : Tanggal:

PREDICTION GUIDE: Kalor


38

Petunjuk: Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan


topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan #1: Kalor adalah salah satu bentuk energi yang menyatakan
jumlah/kuantitas panas.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan # 2 : Kalor adalah banyaknya kalor yang dioerlukan untuk
menaikkan suhu 1 gr air setiap 10 C
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan # 3: Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu suatu benda 10C disebut kapasits kalor.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan # 4 : Banyaknya energi kalor yang diperlukan untuk
39

menaikkan suhu 10C 1 Kg zat disebut kalor jenis .


Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

5. Hasil belajar

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan

kegiatan belajar dan menjadi indikator keberhasilan seorang siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Hasil belajar ditandai adanya suatu perubahan

dalam diri siswa. Sebagaimana yang diungkapkan Geoch dalam Sardiman

(2001) “Learning is a change in performance as a result of practice”.

Belajar adalah perubahan dalam performa sebagai hasil kerja atau prektek.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang menjadi

landasan pengembangan KTSP, diatur tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP). SNP merupakan kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI). Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa KTSP

adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan standar

kompetensi lulusan (SKL), dan standar isi. SKL adalah kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Sedangkan standar isi adalah ruang lingkup materi dan

tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi


40

tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus

yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu. Dengan demikian hasil belajar berdasarkan KTSP adalah

perubahan dalam diri peserta didik berkaitan dengan SKL dan standar isi

yang telah ditetapkan.

Bloom dalam Sudjana (2002) mengemukakan hasil belajar dalam

tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotoris yang bersesuaian

dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diungkapkan dalam

SKL, Namun yang akan diteliti terfokus pada ranah kognitif. Adapun

ranah kognitif tersebut diuraikan sebagai berikut:

Ranah kognitif terdiri dari:

a. Pengetahuan, yang mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah

dipelajari dan disimpan dalam ingatan.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan

arti dari bahan yang dipelajari yang terbagi atas tiga kategori, yaitu

pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran, dan pemahaman

ekstrapolasi.

c. Aplikasi, mencakup kemampuan untuk menerapkan abstraksi

(kaidah) berupa ide, teori, atau petunjuk teknis pada situasi kongkrit.

Untuk menilai hasil belajar aspek kognitif, dilakukan tes akhir

menggunakan 45 soal objektif dengan 4 pilihan jawaban.

G. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang telah


41

dikemukakan sebelumnya bahwa pada hakekatnya manusia adalah mahluk

yang mulia dan telah di pilih Allah sebagai pemimpin di muka bumi ini

karena pada penciptaan manusia Allah telah merancang dengan sebaik-

baiknya dan melengkapinya dengan akal, maka melalui akal ini manusia

akan mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Pendidikan juga

merupakan sebuah sistem yang memperdayagunakan semua potensi yang

dimiliki manusia sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan untuk

menciptakan manusia yang mulia itu akan terwujud. Di dalam pendidikan

itu sendiri akan terjadi sebuah proses yang saling berkaitan antara pendidik

dan peserta didik, karena pada proses pembelajaran mereka adalah sebuah

tim yang saling berhubungan satu sama lain, seorang pendidik dituntut

mampu menyelanggarakan pebelajaran dalam suasana pandidikan yang

menyenangkan dan mampu membangkitkan keaktifan anak, oleh karena

itu seorang guru juga dituntut mampu mencari cara yang dapat

menciptakan kondisi pembelajaran tersebut cara ini yang dinamakan

dengan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide yang berbeda

dengan pembelajaran konvensiona, sehingga kedua pembelajaran ini akan

dibedakan dalam hasil belajarnya. Hal ini terlihat di dalam diagram

dibawah ini.
42

Hakekat Manusia

Tujuan Pendidikan

Proses Pendidikan

Pendidik Peserta Pendidikan

Kelas Kelas
Eksperimen kontrol

Strategi pembelajaran aktif Pembelajaran


tipe Prediction Guide Konvensional

1. Guru membagi siswa kelompokkecil. Pembelajaran


2. Guru membagikan lembar Prediction konvensional
Guide kepada siswa.
3. perwakilam setiap kelompok diminta
menyalin jawaban kelompok.
4. Guru memaparkan materi prediction
Guide. Langkah Awal
5. Salah satu kelompok diminta
mempresentasekan hasil prediksinya.

Tes Akhir
Tes Akhir

Hasil Belajar
43

C. Penelitian Terkait

Strategi pembelajaran aktif memiliki banyak tipe, diantaranya

Contract Learning, Index Card Match (ICM) dan Listener Team (tim

pendengar). Penerapan strategi pembelajaran aktif dalam pembelajaran dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tentang hal ini pernah diteliti oleh

Helsa (2007) yang menyimpulkan bahwa strategi belajar aktif tipe Contract

Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maiyena (2008) telah

meneliti penerapan strategi pembelajaran aktif dan menyimpulkan bahwa hasil

belajar fisika siswa pada kelas yang mendapat penerapan strategi belajar aktif

tipe Index Card Match (ICM) lebih baik dibandingkan kelas yang tidak

mendapat penerapan strategi belajar aktif tipe ICM. Awalia (2008) telah

menaliti penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide secara

kelompok dan individual di kelas X SMA Pembangunan KORPRI UNP.

Awalia menyimpulkan bahwa hasil belajar aspek kognitif siswa yang belajar

dengan strategi Prediction Guide secara kelompok lebih baik dibandingkan

secara individual. Setelah dilakukan uji statistik dengan uji t pada taraf nyata

0,05 diperoleh thitung = 2,34 dan ttabel = 1,993 berarti thitung lebih besar daripada

ttabel. Dengan demikian disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima. Hipotesis

penelitian berbunyi “Terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang berarti

antara strategi pembelajaran aktif tipe prediction guide secara individual dan

berkelompok di kelas X SMA Pembangunan KORPRI UNP” diterima pada

taraf nyata 0,05. Kenyataan ini membuktikan bahwa penerapan strategi


44

pembelajaran aktif tipe prediction guide secara individual dan berkelompok

menimbulkan perbedaan terhadap hasil belajar fisika pada aspek kognitif.

Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian

menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ditingkat

SMP dan terfokus untuk kelompok saja.

D. Hipotesis

Tiap pernyataan tentang sesuatu hal yang bersifat sementara yang

belum dibuktikan kebenarannya secara empiris maka itulah yang disebut

dengan hipotesa (Nasution: 1991). Sebuah hipotesa dapat dirumuskan apabila:

1 Bertalian dengan teori tertentu

2 Dapat di uji berdasarkan data empiris (nyata)

3 Harus bersifat spesifik (dapat diolah secara statistik)

4 Dikaitkan dengan teknik penelitian

Oleh karena itu, sesuai dengan kajian teori, data-data yang diperoleh,

dan teknik penelitiannya maka hipotesa dari masalah di atas yaitu :“Terdapat

peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa dengan

penggunaan Strategi pembelajaran aktif Tipe Prediction Guide( Suatu Studi

Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8 Padang)?". Hipotesa ini dimaksudkan

untuk melihat peningkatan yang berarti terhadap pemberian perlakuan

terhadap satu kelas, yaitu kelas eksperimen yang perlakuannya berbeda

dengan kelas lain yaitu kelas konvensional.


45

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat pra-eksperimental dengan rancangan penelitian

The Static group Comparison: Randomized Control-Group Only Design.

Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel

Tabel 3.1
Rancangan Penelitian Randomized Control Group Only Design
Kelas Treatment Postest
Eksperimen X T

Kontrol T
(Sumber: Suryabrata, 2002)
Keterangan:

X : Perlakuan yang akan dilakukan pada kelas eksperimen melalui


penerapan Strategi Pembelajaran Aktif tipe Prediction Guide
T: Tes akhir yang akan diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
Kontrol

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 8

Padang, yang terdaftar pada tahun ajaran 2008/2009. Lebih lengkapnya

distribusi siswa setiap kelas dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

44
46

Distribusi Siswa Kelas VIII SMP N 8 Padang


Tahun Ajaran 2008/2009
No Kelas Jumlah Siswa
1 VIIIA 24
2 VIIIB 22
3 VIIIC 22
4 VIII D 36
5 VIIIE 40
6 VIII F 40
7 VIII G 40
(Sumber : Tata Usaha SMP N 8 Padang)
2. Sampel
Dari populasi yang ada diambil dua kelompok sampel yang normal

dan homogen sebagai kelas kontrol dan eksperimen. Untuk mendapatkan

kelas yang normal dan homogen dalam penelitian ini digunakan teknik

Random Sampling. Sebelum dilakukan teknik Random Sampling ini,

terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan kelas sampel yang nilai rata-ratanya mendekati nilai rata-rata

populasi, nilai rata-rata yang diambil adalah nilai UH 1 sehingga diperoleh

dua kelas yaitu kelas VIIIG dan kelas VIIIF, kemudian dilakukan analisis

terhadap uji normalitas dan uji homogenitas.

b. Setelah dilakukan uji normalitas diperoleh hasil pengujian kedua kelas

sampel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Harga Lo dan Lt Hasil Uji Normalitas Kelas Sampel

Distribus S2 Fh Ft Ket
Kelas N Lo Lt
i
0.140 96.77 Homo
Sampel I 40 0.1208 Normal
1 1. gen
0.66
0.140 146.65 7
Sampel II 40 0.3353 Normal
1
47

c. Setelah dilakukan uji normalitas (Lampiran II) dan uji homogenitas

(Lampiran III) dilakukan uji kesamaan dua rata-rata (Lampiran IV) dan

didapatkan thitung – 0.202 sedangkan ttabel dengan taraf nyata 0.05 adalah

1.667, karena thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tidak

memiliki perbedaan.

d. Setelah diperoleh dua kelas yang normal dan homogen diambil secara

random untuk menentukan kelas kontrol dan kelas eksperimen, didapat

kelas VIIIG sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIF sebagai kelas kontrol.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel dan Data

a. Variabel

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1) Variabel bebas yaitu variabel yang diperkirakan berpengaruh

terhadap variabel lain atau perlakuan yang diberikan kepada siswa

kelompok eksperimen. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebas adalah Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

Prediction Guide.

2) Variabel terikat yaitu gejala yang muncul dari adanya perlakuan.

Variabel terikat di dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika

siswa setelah perlakuan diberikan.

3) Variabel kontrol yaitu guru, mata pelajaran, materi atau RPP

(Rancangan Rencana Pembelajaran) pelajaran yang akan


48

digunakan yang dikondisikan sama serta waktu atau lama

pembelajaran juga sama.

b. Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang diperlukan adalah data primer

yaitu data yang diperoleh langsung oleh peneliti dari responden berupa

penguasaan konsep Fisika siswa.

2. Prosedur Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan disusun

prosedur yang sistematis. Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi

menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang

berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, antara lain:

1) Menetapkan tempat dan jadwal penelitian

2) Menyusun materi pelajaran penelitian

3) Menentukan populasi dan sampel

4) Mempersiapkan silabus dan rencana pembelajaran (Lampiran V)

5) Mempersipkan instrumen penelitian

6) Membagi siswa ke dalam kelompok kecil dengan banyak anggota 4-5

orang (Lampiran VI).

b. Tahap Pelaksanaan

Pembelajaran yang diberikan kepada dua kelas sampel berdasarkan

pada KTSP. Perlakuan yang diberikan pada dua kelas sampel dapat
49

dilihat pada tabel 3.3

Tabel 3.3

Perlakuan Pada Kedua Kelas Sampel

KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL


Pendahuluan: (10 menit) Pendahuluan:(10 menit)
a. Guru mengecek kehadiran siswa a. Guru mengecek kehadiran
b. Guru menayakan kesiapan anak siswa
belajar. b. Guru menyampaikan judul materi
c. Guru menyampaikan judul materi pembelajaran.
pembelajaran. c. Guru memberikan apersepsi dan
motivasi agar siswa lebih aktif
dalam belajar.

Kegiatan inti:(60 menit) Kegiatan inti:(60 menit)


a. Guru meminta siswa bergabung
dengan anggota kelompok masing- a. Guru menyajikan materi pelajaran
masing dengan strategi pembelajaran
b. Guru membagikan prediction guide langsung.
sheet kepada setiap siswa. b. Guru memberikan contoh soal yang
c. Siswa mengisi prediction guide berkaitan dengan materi pelajaran.
sheet secara individual dalam waktu c. Guru memberi sejumlah soal dan
yang ditentukan. meminta siswa mengerjakan soal-
d. Guru meminta perwakilan kelompok soal tersebut.
untuk menyalin isian prediction
guide mereka sesuai prediksi
dominan pada kelompok.
e. Siswa mendiskusikan alasan atau
landasan mereka membubuhi tanda
cek atau tanda minus dalam
prediction guide sheet bersama
50

anggota kelompok masing-masing


dan mempertimbangkan kembali
prediksi mereka berdasarkan sumber
belajar yang tersedia.
f. Guru mengawasi kegiatan diskusi
siswa dalam kelompok sambil
mengidentifikasi prediksi siswa.
g. Guru menunjuk satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka tentang satu
pernyataan dalam prediction guide
sheet
h. Hal ini dilanjutkan dengan
pernyataan lainnya dalam prediction
guide sheet
i. Guru menyampaikan pelajaran
tentang materi prediction guide.
j. Di akhir pembelajaran guru
menanyakan berapa prediksi siswa
yang mengena.
k. Guru memberi penghargaan kepada
kelompok yang prediksinya paling
banyak mengena.
Penutup:(20 menit) Penutup: (20 menit)
a. Siswa di bawah bimbingan guru
menyimpulkan materi pelajaran. a. Siswa di bawah bimbingan guru
b. Guru memberikan evaluasi pada menyimpulkan materi pelajaran.
siswa mengenai materi pelajaran b. Guru memberikan evaluasi pada
yang telah dibicarakan. siswa mengenai materi pelajaran
c. Guru memberikan tugas kepada yang telah dibahas
siswa mengenai materi pelajaran c. Guru memberikan tugas kepada
51

yang telah dibicarakan. siswa mengenai materi pelajaran


yang telah dibahas

c. Tahap Penyelesaian

Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah:

1) Mengadakan tes hasil belajar pada kedua kelas sampel

setelah penelitian berakhir guna mengetahui hasil perlakuan yang

diberikan.

2) Mengolah data dari kedua kelas sample, baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol.

3) Menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan

teknis analisis yang digunakan

3. Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes tertulis untuk

melihat hasil belajar aspek kognitif. Tes yang diberikan sesuai dengan

materi pelajaran yang diberikan selama perlakuan berlangsung dan

dilakukan setelah penelitian berakhir. Supaya data dapat dikumpulkan,

dibutuhkan instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan adalah soal

objektif (pilihan ganda).

Instrumen penelitian aspek kognitif adalah berupa tes objektif dengan

4 opsi yang dilaksanakan diakhir penelitian. Agar instrumen menjadi alat

ukur yang baik, maka perlu dilakukanlangkah-langkah berikut:

1) Membuat kisi-kisi soal tes akhir sesuai dengan indikator yang akan

dicapai (Lampiran VII)


52

2) Menyusun soal tes akhir sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat

(Lampiran VIII ).

3) Mengujicobakan soal-soal tes akhir di sekolah lain yang sederajat

(Lampiran IX).

Dari hasil ujicoba dilakukan analisis soal. Seperti yang diungkapkan

(Arikunto, 2008) yaitu “Analisis soal antara lain bertujuan untuk mengadakan

identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan jelek. Dengan analisis soal

dapat diperoleh kejelekan sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan

perbaikan”.

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes yang diberikan kepada

kedua kelas sampel. Tes yang diberikan berbentuk soal objektif. Untuk

menyatakan apakah sebuah tes sudah layak, maka perlu diujicobakan Uji coba

soal dilaksanakan di kelas VIII SMP N 2 Padang, dengan alasan sekolah SMP

N 8 Padang dari semua segi bisa dikatakan sama dengan SMP N 2, mulai dari

sarana prasarana, dan kemampuan siswa (Lampiran X).

Hasil ujicoba tersebut perlu dianalisis dengan cara:

1) Validitas Tes

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalitan suatu tes.

Tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak

diukur. Validitas yang diukur adalah validitas item. Suatu tes yang valid akan

mempunyai validitas yang tinggi sedangkan tes yang kurang valid memiliki

validitas yang rendah.

Suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa yang
53

hendak diukur. Soal yang disusun berpedoman pada KTSP untuk mata

pelajaran fisika SMPN. Validitas tes penelitian ini diberikan kepada beberapa

ahli dalam hal ini adalah dosen fisika dan guru fisika. Berdasarkan hasil

tersebut maka soal layak untuk diujikan

2) Reliabilitas tes

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu tes cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena tes tersebut sudah baik.

Menurut Arikunto (2008: 100) reliabilitas dapat dicari dengan rumus Kuder

Richardson 20 (KR-20).

 n  S − Σpq 
2

r11=   
 n −1 S2 
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi objek yang menjawab tes dengan benar.
q = proporsi objek yang menjawab tes dengan salah
(q=1- p)
Σpq jumlah hasil perkalian p.q
=
n = banyaknya item
S = standar deviasi tes

Kriteria: Untuk mengetahui tingkat reliabilitas dapat


menggunakan interval dibawah ini:
reliabilitas sangat tinggi, jika 0,90<r11 ≤1,00
reliabilitas tinggi, jika 0,70<r11 ≤0,90
reliabilitas sedang, jika 0,40<r11 ≤0,70
reliabilitas rendah jika, 0,20<r11 ≤0,40
reliabilitas sangat rendah, jika 0,00<r11 ≤0,20

3) Daya Pembeda
54

Kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang

mempunyai kemampuan rendah dengan siswa yang mempunyai

kemampuan tinggai dapat diukur dengan daya beda (D). Besarnya

daya pembeda (indeks didkriminasi) dapat dihitung dengan rumus

(Arikunto, 2008)

BA BB
D= −
J A JB
Dimana:
D = indeks diskriminasi (besarnya daya beda)
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria: Untuk mengetahui daya pembeda dapat


menggunakan interval berikut:
baik sekali jika, 0,70 ≤ D < 1,00
baik jika, 0,40 ≤ D < 0,70
cukup jika, 0,20 ≤ D < 0,40
Jelek jika, 0,00 ≤ D < 0,20
4) Indeks Kesukaran

Arikunto (2008) menyatakan bahwa indeks kesukaran soal

dihitung dengan rumus :

B
P=
Js

Keterangan:
55

P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
Js = jumlah siswa yang mengikuti tes
Kriteria: indeks kesukaran sebagai berikut
soal mudah jika, P = 0,70-1,00
soal sedang jika, P = 0,30-0,70 :
soal sukar jika, P = 0,00-0,30 :

D. Teknik Analisis Data

Analisis terhadap data penelitian bertujuan untuk menguji kebenaran

hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah analisis Deskriptif dan analisis Induktif. Analisis

Deskriptif dilakukan untuk menentukan rata-rata dan simpangan baku kedua

kelas sampel. Sedangkan analisis Induktif dilakukan untuk melihat apakah

perbedaan dua rata-rata kelas sampel berarti, maka dilakukan uji t. untuk

melakukan uji t harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal

2. Kedua kelas memiliki dan mempunyai varians homogen

Oleh sebab itu terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas yang diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari

populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini menggunakan uji

lilieford dengan mengikuti langkah-langkah berikut:


56

2. Data (x1, x2 ,…,xn) yang diperoleh diurutkan dari data paling kecil hingga

data terbesar

3. Data (x1, x2 ,…,xn) dijadikan bilangan baku (z1, …, zn), dengan rumus

(Sugiyono, 2007):

xi − x
zi =
S
Keterangan: xi = Skor yang diperoleh siswa ke-i
x = Skor rata-rata
S = Simpangan baku
4. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung

peluang F (Zi) atau nilai F dari daftar distribusi normal = P(Z<Zi) nilai

Poisson dari tabel.

5. Dengan menggunakan proporsi z1, z2, z3, …, zn yang lebih kecil atau sama

dengan Z, jika proporsi ini sama dengan S(zi) maka:

banyaknyaz 1 , z 2 , z 3 ,..., z n yang ≤ z i


S ( zi ) =
n
6. Menghitung selisih F(zi)-S(zi) yang kemudian ditentukan harga mutlaknya

Keterangan: F(zi) = Nilai F yang diperoleh melalui daftar disteribusi

normal

S(zi) = Nilai S yang diperoleh sesuai rumus di atas


banyaknyaz , z 2 , z 3 ,..., z n yang ≤ z i
S ( zi ) = 1

n
7. Mengambil harga mutlak selisih yang paling besar yang disebut sebagai L0

8. Membandingkan nilai L0 dengan nilai kritis A yang terdapat pada α = 0.05

dimana α adalah daerah interval dan biasanya digunakan pada α =0.05


atau 5 %
57

Kriteria adalah hipotesis tersebut normal jika L0 ( nilai mutlak yang

paling besar) lebih kecil dari A.

9. Uji Homogenitas

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah kedua sampel mempunyai

varians yang homogen atau tidak, dengan langkah-langkah:

a. Mencari varians maing-masing data kemudian dihitung dengan uji

2
S1
F= 2
S2
Keterangan: variansi sebagai berikut
F = varians kelompok data
S1 = varians hasil belajar yang tinggi
S2 = varians hasil belajar yang rendah
b. Jika harga F sudah diperoleh, bandingkan harga F tersebut dengan

harga Ft. jika F hitung) < F table) maka kedua kelompok data

mempunyai varians yang homogen dan demikian sebaliknya.

10. Uji Kesamaan Dua Rata

Hasil normalitas dan homogenitas menimbulkan beberapa

kemungkinan, yaitu:

a. Jika data terdistriobusi normal dan dua kelompok data homogen, maka

digunakan persamaan:

x1 − x 2 2
( n − 1) S1 + (n 2 − 1) S 2
2
t=
; S = 1
2
1 1 n1 + n2 − 2
S +
n1 n2

Keterangan: x1 = nilai rata-rata kelas eksperimen


58

x 2 = nilai rata-rata kelas kontrol

S1 = standar deviasi kelas eksperimen

S2 = standar deviasi kelas kontrol

S = standar deviasi gabungan

n1 = jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = jumlah siswa kelas kontrol

Kriteria pengujian adalah terima Ho jika:

-t1-1/2 α < t < t1-1/2 α pada taraf signifikan 0.05

b. Jika data terdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak mempunyi
varians yang homogen, digunakan persamaan:
X1 − X 2
t=
2 2
S S
S 1 + 2
n1 n2

Kriteria pengujian menurut Sudjana (2002:241) adalah terima H0 jika:


W1t1 + W2 t 2 W t + W2 t 2
- <t < 1 1
W1 + W2 W1 + W2
2 2
S1 S2
Dimana: W1 = ; W2 =
n1 n2

t1 = t(1-1/2 α ),(n1-1) ; t2 = t(1-1/2 α ),(n2-1)

c. Jika data tidak terdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak
mempunyai varians yang homogen, maka digunakan uji MannWhitney
atau uji U.
H0 : µ1 = µ 2
Hi : µ1 ≠ µ 2
Uji yang digunakan seperti yang dirumuskan oleh Djarwanto
(2002:38).

U untuk sampel yang pertama:


59

n1 (n1 + 1)
U 1 = n1 n 2 + − ∑ R1
2
U untuk sampel kedua:
n2 (n2 + 1)
U 2 = n1 n 2 + − ∑ R2
2
Dari kedua nilai U tersebut yang digunakan adlah nili U yang

lebih kecil. Karena sampel lebih dari 20, maka digunakan pendekatan

kurva normal, dengan mean:

n1 n 2
E (U ) =
2
Standar deviasi diberikan dalam bentuk:
n1 n 2 (n1 + n 2 + 1)
σU =
12
Nilai standar dihitung dengan:
U − E (U )
Z =
σU
Kriteria pengambilan keputusan adalah:

− Zα Z
Ho diterima jika kriteria ≤ Z ≤ α terpenuhi, jika kriteria
2 2

tersebut tidak terpenuhi maka H0 ditolak.

11. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas apabila data

terdistribusi normal dan homogen maka untuk uji hipotesasis di

gunakana uji t atau uji kesamaan dua tara-rata dengan th yang akan

dibandingkan dengan t pada tabel distribusi t (tt). Kemudian dilakukan

uji hipotesis untuk membuktikan hipotesis penelitian (Hi) yang

berbunyi ” Terdapat peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar

fisika siswa dengan penggunaan Strategi pembelajaran aktif Tipe


60

prediction guide( Suatu Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8

Padang)". Jika nilai th>tt maka Hi diterima. Berdasarkan analisis data

untuk aspek kognitif, diperoleh bahwa th = 4.1 sedangkan ttabel = 1,667.

Jadi th>tt maka Hi diterima.

Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi ” Terdapat

peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar fisika siswa dengan

penggunaan Strategi pembelajaran aktif Tipe prediction guide( Suatu

Studi Eksperimen di Kelas VIII SMP N 8 Padang)" diterima.


61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data hasil belajar dalam penelitian adalah aspek kognitif. Data hasil

belajar aspek kognitif diperoleh di akhir pembelajaran melalui tes tertulis

berupa tes pilihan ganda dengan 4 obsen dengan banyak soal 45 buah

(Lampiran XI).

1. Hasil Belajar Aspek Kognitif

Dari tes akhir yang telah dilaksanakan, data hasil belajar berupa

nilai untuk masing-masing siswa pada kelas eksperimen yang berjumlah 40

orang dan kelas kontrol 40 orang. Nilai siswa kelas eksperimen pada saat

tes akhir berkisar pada 70-90, sedangkan pada kelas kontrol berkisar 70-83

(Lampiran XII). Data hasil belajar aspek kognitif yang diperoleh melalui tes

tertulis di akhir pembelajaran dianalisis sehingga nilai rata-rata ( x ),

simpangan baku (s), dan varians (s2) kelas eksperimen dan kontrol dapat

diketahui. Nilai rata-rata ( x ), simpangan baku (s), dan varians (s2) kelas

eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 . Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku dan Varians Kelas

Sampel pada aspek kognitif

Kelas x N s s2
Eksperimen 78.42 40 4.48 20.04
Kontrol 75.05 40 2.67 7,12

60
62

Jika kita perhatikan data pada Tabel 4.1, diketahui bahwa terdapat

peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa dengan penerapan

Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide untuk kelas eksperimen,

dimana hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar kelas

kontrol.

Analisis statistik dilakukan terhadap data yang diperoleh untuk

melihat apakah terdapat peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika

siswa dengan penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide

untuk kelas eksperimen . Nilai hasil belajar yang diperoleh siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada tes akhir dapat dilihat pada Tabel sebagai

berikut:. .

Tabel 4.2. Hasil Belajar Aspek Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas kontrol

No. Kelas Eksperimen Kelas control


Nilai Frekuensi Nilai Frekuensi
1. 70 1 70 3
2. 75 19 71 1
3. 78 2 72 4
4. 80 9 75 22
5. 83 5 76 2
6. 85 1 77 2
7. 88 2 78 3
8. 90 1 80 2
9. 83 1
∑ 40 40

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kelas eksperimen rentangan

nilainya mendominasi (39 orang) di atas 75 yang sesuai dengan nilai KKM

yang ditetapkan SMPN 8 Padang dan hanya satu siswa yang bernilai 70,
63

sedangkan kelas kontrol rentangan nilainya mendominasi (22 orang) pada nilai

75 dan nilai yang besarnya dari 75 diperoleh 10 orang, sehingga dapat

disimpulkan bahwa terlihat perbedaan antara nilai kelas eksperimen dengan

kelas kontrol, kelas eksperimen memperoleh nilai yang KKM yang diharapkan

sedangkan kelas kontrol banyak yang berada dibawah nilai KKM yang

diinginkan dengan demikian, peningkatan yang berarti dengan penerapan

strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guige ( suatu study eksperimen di

kelas VIII SMPN 8 Padang ) berhasil dilakukan.

2. Analisis Data

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan dengan

menganalisis data hasil penelitian melalui uji hipotesis secara statistik.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan uji hipotesis yaitu

melakukan uji normalitas,


64

uji homogenitas dan uji kesamaan dua rata-rata. Uji-t dilakukan

apabila data terdistribusi normal dan kedua kelompok data mempunyai varians

yang homogen. Sedangkan uji U dilakukan jika data tidak terdistribusi normal

dan tidak homogen.

a. Uji normalitas

Dalam uji normalitas ini, penulis menggunakan uji Lilliefors.

Hasil uji normalitas tes akhir kedua kelas sampel dapat dilihat pada

Tabel dibawah ini.

Tabe 4.3. Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan kontrol

Kelas α N Lo Lt Distribusi
Eksperimen 0,05 40 0.1301 0.1401 Normal
kontrol 0,05 40 0.1131 0.1401 Normal

Dari Tabel dapat dilihat bahwa nilai Lo lebih kecil dari nilai Lt,

ini artinya data dari kedua kelas sampel terdistribusi normal. Untuk data

lengkapnya dapat dilihat pada (Lampiran dan)

Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji homogenitas diperoleh Fhitung = dan Ftabel

pada dk pembilang, dk penyebut adalah . Hasil yang diperoleh Fhitung<

Ftabel. Hal ini menunjukkan kedua kelas memiliki varians yang homogen.

Hasil perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada Lampiran .

Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, diperoleh

bahwa data pada kedua kelas terdistribusi normal dan kedua kelas
65

memiliki varians yang homogen, maka untuk menguji kesamaan dua

rata-rata digunakan uji t seperti Lampiran . Dari analisis data didapatkan

x1 − x2
=
t = dan pada taraf nyata 0,05 diperoleh 1 1 . Kriteria
S +
n1 n2

pengujian adalah terima Ho jika − t1− 1 2α < t < t1− 12α dimana t1− 1 2α

didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+n2-2) dan peluang

( ) . Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t>


x1 − x 2
1− 1 α 1 1 ,
2 S +
n1 n 2

artinya harga t tidak berada di daerah penerimaan Ho sehingga Ho

ditolak pada taraf nyata 0,05 dan Hi yang berbunyi “Terdapat

peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa dengan

penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide untuk

kelas eksperimen” diterima dengan taraf kepercayaan 95 %.

3. Pembahasan

Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada aspek kognitif terhadap

kedua kelas sampel dapat diketahui hasil belajar fisika untuk aspek kognitif

mengalami peningkatan pada kelas eksperimen. Peningkatan hasil belajar

yang diperoleh masing-masing kelas sampel menunjukkan adanya pengaruh


66

berbedanya perlakuan yang diterima kedua kelas, ini membenarkan bahwa

penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Preiction Guide memberi

peningkatan yang berarti terhadap peningkatan hasil belajar Fisika siswa.

1. Hasil Belajar Aspek Kognitif

Berdasarkan hasil analisis data tes akhir yang telah dilakukan,

diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik daripada

kelas Kontrol. Nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 90 sedangkan nilai

tertinggi kelas kontrol adalah 83. Nilai rata-rata kelas eksperimen adalah

78.42 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 75.05. Setelah

dilakukan uji statistik dengan uji t pada taraf nyata 0,05 diperoleh thitung =

dan ttabel = berarti thitung lebih besar daripada ttabel. Dengan demikian

disimpulkan bahwa hipotesis kerja diterima. Hipotesis penelitian berbunyi

“Terdapat peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa

dengan penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Prediction Guide ”

diterima pada taraf nyata 0,05. Kenyataan ini membuktikan bahwa

penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide memberikan

peningkatan yang berarti terhadap hasil belajar Fisika siswa pada aspek

kognitif.

Hasil belajar siswa kelas eksperimen pada aspek kognitif lebih baik

dibandingkan kelas kontrol disebabkan karena pada kelas eksperimen ,

siswa mengisi lembaran prediction guide secara individual kemudian

didiskusikan dalam kelompok untuk mendapatkan prediksi yang mewakili

jawaban setiap individu. Dalam memprediksi kebenaran dari setiap


67

pernyataan pada lembaran Prediction Guide, siswa diminta untuk

mengandalkan kemampuan, pengetahuan, atau pengalaman pribadinya

sendiri, sehingga terjadi dialog antara siswa dengan dirinya sendiri dan

mendiskusikannya dengan teman mereka yang memiliki pengetahuan,

pengalaman yang bermacam-macam. Pada penerapan Prediction Guide

secara individual, siswa dapat membandingkan antara pengetahuan yang

mereka miliki sebelum mengikuti pembelajaran dengan saat setelah siswa

mengikuti pembelajaran. Ia dapat mengetahui sendiri perkembangan

kemampuannya dan meningkatkam kemampuannya secara optimal,

sebagaimana yang dikemukakan yang dikemukakan Umar (2004: 187),

bahwa belajar individual “memberi peluang kepada siswa untuk maju

secara optimal dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya”.

Sedangkan pada siswa di kelas kontol, siswa menerima pemaparan dari

guru yang menerangkan di depan.

Jadi, penerapan strategi pembelajaran aktif tipe prediction guide

meningkatkan hasil belajar Fisika untuk aspek kognitif dan KKM untuk

mata pelajaran IPA yang di tetapkan SMP N 8 Padang tercapai.


68

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa dari aspek kognitif,

x1 − x2
=
berdasarkan uji t diperoleh t = sedangkan 1 1 pada taraf nyata 0,05,
S +
n1 n2

x1 − x 2
sehingga t > 1 1 dan Hi diterima. Berdasarkan analisis aspek kognitif
S +
n1 n2

dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe

Prediction Guide, dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa di kelas pada

aspek kognitif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa hal

yang dapat disarankan, yaitu:

1. Strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide mengakibatkan hasil

belajar Fisika siswa lebih baik, sehingga akan lebih baik jika guru

menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide dalam

pembelajaran.

2. Dalam penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide

sebaiknya siswa diklasifikasikan pada tingkat IQ yang bervariasi.


69

3. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide dalam

penelitian ini masih terbatas pada materi Cahaya, diharapkan ada penelitian

lebih lanjut mengenai materi pembelajaran Fisika lainnya.

DAFTAR66PUSTAKA

Anderson, Lorin W. (1989). The Effective Teacher. Newyork: Random House

Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara

Arikunto, Suharsimi. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.rev. ed. Jakarta:


Bumi Aksara

Depdikbud. (1982). Metodologi Penelitian. Jakarta: Dirjen Dikti

Djaafar, Tengku, Zahara. (2001).Kontribusi Srategi Pembelajaran Terhadap


Hasil Belajar.Jakarta:Universitas Negeri Padang

Echols, John M. Dan Hassan Sadily. (2003). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta:


PT. Gramedia Pustaka Utama

Fink, L. Dee. (1999). Active Learning. http://honolulu.hawaii.edu

http://honolulu.hawaii.edu

Koes, Supriyono. (2003). Strategi Pembelajaran Fisika. Malang: Jurusan Fisika


UNM

Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Natalia, Widya. (2008). “Pengaruh Penggunaan Lembaran Kerja Berorientasi Life


Skill terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas VIII SMPN 7 Padang”.
Skripsi. Universitas Negeri Padang

Nolker, Helmut, dan Schoenfeldt. (1983).Pendidikan Kejuruan


Pengajaran,Kurikulum,Perencanaan.Jakarta:PT Gramedia

Sanjaya, Wina. (2006). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta:


Kencana Prenada Group

Sardiman, A. M. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.


70

Raja Grafindo Persada

Silbermen, Melvin L. (2006). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif
(Raisul Muttaqien. terjemahan). rev.ed. Bandung: Nusamedia dan
Nuansa. Buku asli diterbitkan tahun 1996

Slameto. (2001) . Evaluasi Pendidikan . Jakarta : Bumi Aksara

Sudjana, Nana. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suroso, A. Y., Anna P., Kadiawarman. (2002). Ensiklopedi Sains dan Kehidupan.
Jakarta: Tarity Samudera Berlian

Zaini, Hisyam, Bermawi Munthe, dan Sekar Ayu Aryani. (2007). Strategi
pembelajaran Aktif . Yogyakarta:CTSD
71

Lampiran I

Uji Normalitas
Nilai Ujian Mid Semester 2 Kelas VIII
Kelas Sampel I

N xi fi fk fi.xi (xi-x) 2 F(xi-x) zi Fzi Szi |Fzi- Szi|


2
o.
1. 60 3 3 180 260 780 -1.64 0,0505 0,075 0.0245
2. 65 7 4 455 123.76 866.32 -1.13 0.1292 0,25 0.1208
3. 70 5 6 350 37.51 187.55 -0.62 0,2676 0,375 0.1074
4. 75 8 5 600 1.266 10.128 -0.11 0,4562 0,575 0.1188
5. 80 4 7 320 15.016 60.064 0.39 0,6517 0,675 0.0233
6. 85 7 8 595 78.76 551.32 0.9 0,8159 0,85 0.0341
7. 90 5 5 450 192.51 962.55 1.41 0,9207 0,975 0.0543
8. 95 1 2 95 356.26 356.26 1.92 0,9726 1 0.0274
9.

x =
∑f i xi
zi =
xi − x
Sz i =
fk
n S n

n∑ f i xi − ( ∑ f i xi )
2 2

S =
2
S = S2
n( n − 1)

Harga Fzi dapat dilihat pada tabel F


n = 40
x = 76.125
S 2
= 96.77
= 9.84
S
Lo1 = 0.1208
0,886 0,886
Lt untuk n > 30 dengan taraf nyata 0,05 = = = 0,1401
n 42
Karena Lo < Lt, maka sampel penelitian ini terdistribusi normal.
72

Lampiran II

Uji Normalitas
Nilai Ujian Mid Semester 2 Kelas VIII
Kelas Sampel II

No. xi fi fk fi.xi (X i -X) F (X i -X) Zi F(zi) Szi |Fzi- Szi|


2 2

1. 50 3 3 150 708.89 2126.67 -2.199 0.0136 0.075 0.0614


2. 60 4 7 240 276.39 1105.56 -1.373 0.0808 0.175 0.0942
3. 70 6 13 420 43.89 263.34 -0.547 0.2912 0.325 0.0338
4. 75 5 18 375 2.64 13.2 -0.134 0.4483 0.45 0.0017
5. 80 7 25 560 11.39 79.73 -0.279 0.2897 0.625 0.3353
6. 85 8 33 680 70.14 561.12 -0.692 0.7549 0.825 0.0701
7. 90 5 38 450 178.89 894.45 1.104 0.8643 0.95 0.0857
8. 95 2 40 190 337.64 675.28 1.517 0.9357 1 0.0643
∑ 78903

x =
∑f i xi
zi =
xi − x
Sz i =
fk
n S n

n∑ f i xi − ( ∑ f i xi )
2 2

S =
2
S = S2
n( n − 1)

Harga Fzi dapat dilihat pada tabel F


n = 40
x = 76.625
S 2 = 146.65
S = 12.109
Lo = 0.3353
0,886 0,886
Lt untuk n > 30 dengan taraf nyata 0,05 = = = 0,1401
n 42
Karena Lo < Lt, maka sampel penelitian ini terdistribusi normal.
73

Lampiran III

Uji Homogenitas Kelas Sampel

Kelas sampel 1 Kelas sampel 2


x = 76.125 x = 76.625
2 2
S1 = 96.77 S 2 = 146.65
n = 40 n = 40

var iansi terbesar S2


2
146 .65
Fh = = 2
= =1.51
var iansi terkecil S1 96 .77

Pada taraf nyata α = 0,05

dk pembilang = n -1 = 39

dk penyebut = n -1 = 39

Ft = F ( 0, 05 ) ( 39 ,39 ) = 1,7.

Sehingga Fh<Ft, ini berarti kelas sample mempunyai varians yang


homogen.
74

Lampiran IV

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kelas Sampel

2
S1 = 96.77 x1 = 76.125 n1 =
40

2
S2 = 146.65 x 2 = 76.625
n 2 = 40

( n1 − 1) S12 + ( n2 − 1) S 2 2
S =2

n1 + n2 − 2

=
( 40 −1)96 .77 + ( 40 −1)146 .65
40 + 40 − 2
=121 .71

S = 121 .71 =11 .03

x1 − x 2
t hitung =
1 1
S +
n1 n2
ttabel = t(1− 1 α ) ( n + n − 2 ) = t( 0,975)( 78) = 1.667
2 1 2

76 .125 − 76 .625
=
1 1
11 .03 +
40 40

− 0.202
=
12 .47

t hitung = −0.202

Jadi, thitung < ttabel artinya tidak terdapat perbedaan hasil belajar pada kedua kelas

sampel.
75

Lampiran V
ANALISIS ITEM UJICOBA TES AKHIR

No
Bb Ba P Kriteria D Kriteria Ket No Soal
Soal

1 12 11 0.8 Mudah 0..8 Baik sekali Pakai 1

2 13 10 0.85 Mudah 0..3 Jelek Buang -

3 12 13 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 2

4 12 12 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 3

5 13 12 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 4

6 12 11 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 5

7 13 13 0.1 sukar 0.1 Jelek Buang -

8 12 11 0.9 Mudah 0.8 Baik sekali Pakai 6

9 12 12 0.9 Mudah 0.7 Baik Pakai 7

10 8 12 0.8 Mudah 0.7 Baik Pakai 8

11 4 10 0.5 Sedang 0.6 Baik Pakai 9

12 4 13 0.6 Sedang 0.6 Baiak Pakai 10

13 5 12 0.6 Sedang 0.5 Baik Pakai 11

14 5 11 0.6 Sedang 0.6 Baik Pakai 12

15 9 11 0.7 Sedang 0.5 Baik Pakai 13

16 10 12 0.7 Sedang 0.5 Baik Pakai 14

17 10 11 0.7 Sedang 0.8 Sangat baik Pakai 15

18 10 11 0.7 Sedang 0.8 Sangat baiak Pakai 16

19 8 11 0.6 Sedang 0.7 Baik Pakai 17

20 12 11 0.8 Sedang 0..8 Sangat baik Pakai 18

21 8 12 0.2 Sukar 0.31 Jelek Buang -

22 9 11 0.6 Sedang 0..5 Baik Pakai 19

23 8 10 0.6 Sedang 0.5 Baik Pakai 20

24 5 12 0.6 Sedang 0..5 Baik Pakai 21

25 7 12 0.7 Sedang 0.6 Baik Pakai 22

26 6 12 0.6 Sedang 0.6 Baik Pakai 23

27 3 13 0.8 Mudah 0.7 Baik Pakai 24

28 8 13 0.9 Mudah 0..8 Sangat baik Pakai 25

29 9 13 0.8 Mudah 0.7 Baik Pakai 26


76

30 9 12 0.7 Sedang 0..5 Baik Pakai 27

31 7 11 0.2 Sukar 0..3 Jelek Buang -

32 9 10 0.7 Sedang 0..7 Baik Pakai 28

33 8 11 0.1 Sukar 0..3 Jelek Buang -

34 5 10 0.6 Sedang 0..6 Baik Pakai 29

35 6 10 0.6 Sedang 0.7 Baik Pakai 30

36 8 12 0.7 Sedang 0.6 Baik Pakai 31

37 11 12 0.8 Mudah 0.8 Sangat baik Pakai 32

38 10 13 0.8 Mudah 0.8 Sangat baik Pakai 33

39 9 13 0.8 Mudah 0.8 Sangat baik Pakai 34

40 1 1 0.8 Mudah 0.8 Sangat baik Pakai 35

41 10 11 0.7 Sedang 0.5 Baik Pakai 36

42 10 12 0.7 Sedang 0.7 Baik Pakai 37

43 6 11 0.6 Sedang 0.5 Baik Pakai 38

44 5 10 0.6 Sedang 0..5 Baik Pakai 39

45 3 11 0.6 Sedang 0.6 Baik Pakai 40


77

Lampiran VI

RELIABILITAS UJI COBA TES AKHIR

No xi fi xi2 fixi fixi2


1 43 2 1849 86 3698
2 42 2 1764 84 3528
3 41 2 1681 82 3362
4 40 3 1600 120 4800
5 39 1 1521 39 1521
6 37 1 1369 37 1369
7 36 2 1296 72 2592
8 35 3 1225 75 3675
9 34 1 1156 34 1156
10 33 1 1089 33 1089
11 32 4 1024 128 4096
12 31 5 961 155 4805
13 30 7 900 210 6300

14 29 5 841 145 4205


∑ 39 1300 46196
78

M =
∑f x i i
=
1300
= 33 .3
N 39

N ∑ f i xi − ( ∑ f i x i ) 39( 46196) − (1300)


2 2 2
S =
2
= = 75.33
N ( N − 1) 39(39 − 1)

 n   M ( n − M )   45   75.7( 45 − 75.7 ) 
r11 =   1 −  =  45 − 1 1 − 45( 75.33)  = 0,75
 n − 1  nS 2    

Jadi hasil uji reliabilitas uji coba soal didapat 0,75 dengan kriteria tinggi
79

Lampiran XIII
Tabel Nilai Rata-Rata MID semester 2 SMP N 8 Padang
No Kelas Nilai
1 VIIIA 64.67
2 VIIIB 65.11
3 VIIIC 71.92
4 VIIID 63.99
5 VIIIE 58.97
6 VIIIF 62.98
7 VIIIG 60.00
( Sumber: Guru Bidang Studi Fisika SMP N 8 Padang)
80

Lampiran IX

KUNCI JAWABAN TES AKHIR

1.D 11.D 21.A 31.A


2.A 12.C 22.D 32.C
3.C 13.C 23.A 33.A
4.A 14.C 24.D 34.B
5.D 15.B 25.C 35.B
6.B 16.B 26.D 36.B
7.C 17.B 27.A 37.A
8.A 18.A 28.C 38.C
9.D 19.B 29.B 39.D
10.A 20.A 30.C 40.D
81

Lampiran X
Kisi-Kisi Soal Uji Coba
Sekolah : SMP N 8
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi waktu : 12 x 45
Bentuk soal : Pilihan Ganda

Jumla Instrument Penelitian


No Indikator No Soal
h soal Tingkat
1 2 3 4 C1 C2 C3
1. 1. Menjelaskan
cahaya.
a. Menjelaskan
hakikat dan sifat- 1 6   
sifat perambatan 2 
cahaya
3
,4,32,33 8   

5,6,20,4
3,35,36,
37,40
b. Menjelaskan 4  
hukum
pemantulan
cahaya. 7,8,9,10
2. c. Mendeskripsikan
proses
pembentukan dan
sifat-sifat
bayangan dan
perhitungan pada
4   
cermin datar
1. Menjelaskan
12,18,19
cermin cekung
a. Mendeskripsikan
proses
82

pembentukan dan 1 
sifat-sifat
bayangan pada
cermin cekung 11
b. Menggambarkan
pembentukan
bayangan pada
3. cermin cekung
dan
membandingkan
nya dengan hasil
perhitungan
1. Menjelaskan 2  
cermin cembung
13,21
a. Mendeskripsikan
proses
pembentukan dan
sifat-sifat
bayangan pada
cermin cembung
b. Menggambarkan
pembentukan 10   
bayangan pada
cermin cembung
dan 14,17,22
membandingkan ,23,24,2
nya dengan hasil 5,31,38,
perhitungan
c. Menjelaskan 39,42
hukum
pembiasan
cahaya
2 
1. Menjelaskan
lensa cekung
4. 15,41
a
.
4 
a. Mendeskripsikan
proses 26,27,28
pembentukan dan ,30
sifat-sifat
bayangan pada
lensa cekung
83

b. Menggambarkan
pembentukan
bayangan pada
lensa cekung dan 2  
membandingkan
dengan
16,29
perhitungan
3  
1. Menjelaskan
lensa cembung
a. Mendeskripsikan 43,44,45
proses
pembentukan dan
sifat-sifat
bayangan pada
lensa cembung
b. Menggambarkan
pembentukan
bayangan pada
lensa cembung
dan
membandingkan
dengan
perhitungan
84

Lampiran XI

PREDIKRION GUIDE: cahaya


Petunjuk: Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan 1:
Benda ini terlihat Benda tidak terlihat

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 2: Pada pembahasan tentang cahaya sering ditemukan angka
ini…? Angka tersebut adalah 4 x 10 8 m/s.
Katanya ini adalah besarnya cepat rambat cahaya dalam ruang hampa.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
85

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 3: Matahari adalah sebuah benda yang dapat memancarkan
cahayanya sendiri.
Menurut saya cih.., Matahari adalah sumber cahaya.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 4 :
Ini adalah benda putih

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 5: Benarkah air itu benda bening….?
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
86

Setelah Membaca
Pernyataan 6: Katanya kertas yang sangat tipi situ adalah benda
baur…?

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 7 : Cermin adalah benda tak tembus cahaya
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 8: Ketika kamu menyalakan senter di kamar gelap kamu
akan melihat cahaya senter yang berbelok-belok…,
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 9: Disiang hari yang panas ketika kamu bermain dengan
sebuah cermin, kamu akan menemukan bayangan putih di tembok
semen rumahmu…, itu adalah hasil dari pemantulan cahaya.

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
87

Tidak setuju Tidak


Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 10 : Kalau cahaya di pantulkan pada permukaan datar
cahaya yang dihasilkan kabur sedangkan kalau permukaanya tidak
datar cahaya yang dihasilkan menyilaukan
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
Pernyataan 11:

Apabila kamu bercermin kamu akan melihat bayanganmu akan sama


dengan benda, jarak bayangan kecermin sama dengan jarak benda
kecermin, bayangan yang dibentuk semu dan tegak dan sama besar.
Lihatlah ilustrasi di bawah ini.

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
88

Pernyatan 12:

ket;
(1)Garis Normal
(2)Sinar Datang
(3) Sinar Pantul

Mari kita buat kesimpulan :


1. Sinar…… ( sd ) , garis normal ( n ) , dan sinar
…….. (r) Terletak pada satu bidang datar.
2. Sudut datang ( I ) tidak sama dengan sudut pantul ( r )
Rasanya ini hukum pemantulan??????????

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca
Setelah Membaca
89

PREDICTION GUIDE: cahaya


Petunjuk: Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan 1: kalau kita lihat sebuah sendok yang mengkilapnya bagian
depan dan melengkung ke depan, maka kita lihat bayangannya maya,
tegak di perbesar.
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 2 : Dalam gambar cermin cekung ada 3 gambar ruang
• Ruang I
• Ruang II
• Ruang III
• Ruang IV

Coba dimana letaknya???

Gimana menurutmu????
90

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 3 :
Kalau benda di ruang I bayangan di ruang IV
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 4 :

Apa benar bayangan pada cermin cekung terbalik di perkecil…..?dan


kalau rumus mencari besarnya bayangannya adalah
R h'  s ' 
f = (I) M = =   (III)
2 h s
1 1 1
= + (II) Untuk mencari bayangan no II dan
f s s'
untuk mencari pembesaran no I
91

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 5:

Ket;
sinar datang
sinar pantul
Klunya;sudut pantul sama dengan sudut datang
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
92
93

PREDICTION GUIDE: CAHAYA


Petunjuk :Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan 1:

Pada gambar di atas dapat ditarik kesimpulan


Benda, garis dengan tanda panah ke atas berukuran besar sedangkan
bayangan yang berukuran kecil menghasilkan
• Bayangan NYATA
• Diperkecil
• Tegak
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
Setelah Membaca
Pernyataan 2 : Kalau aku ketemu soal yang mencari letak bayangan pada
cermin cembung maka rumus yang akan ku gunakan adalah
R h  s' 
f = M = = 
2 h s

Yang mana ya…rumusnya


Ah…ini aja
94

1 1 1
= +
f s s

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 3 :
Melalaui gambar terlihat bahwa cermin cembung jangkauannya luas

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
Setelah Membaca
Pernyataan 4 :
Apa benar
a. sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu
bidang dan berpotongan pada satu titik (hukum I snellius).
b. sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium
lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknza sinar
datang dari medium lebih rapat menuju kemedium kurang rapat
dibiaskan menjauhi garis normal (hukum II snellius).
95

Ini hukum PEMENTULAN…..?


Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca

Setelah Membaca
Pernyataan 5:
Ketika aku memasukkan pensil kedalam segelas air aku melihat pensil
di dalam air.
Lurus atau benggkok ya.. ??
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
96

PREDIKRION GUIDE : cahaya


Petunjuk :Perhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan
topic yang akan kamu pelajari. Bubuhi tanda cek (√) jika kamu setuju
atau tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan jelaskan alasan
pemikiranmu. Setelah kamu membaca dan memperoleh informasi dari
sumber belajar, evaluasi kembali pertanyaan yang ada dan nyatakan
pemikiranmu yang baru, terutama yang berbeda dengan pemikiranmu
sebelumnya.
Pernyataan 1:

mata kita adalah lensa terdekat yang dapat kita lihat.


Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 2 :
aku ada rumus jitu mencari
Ruang bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung
Ruang benda + ruang bayangan = 7, sama dengan cermin

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju
97

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 3 : lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih
tipis daripada bagian ujungnya

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
Pernyataan 4 :

Gunakan Perhitungan ini pada lensa


cekung
kalau aku mau mencari kekuatan
lensa rumusnya

Sebelum membaca Setelah


membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :
98

1 1 1 h' s'
Pernyataan 5: f = s + s ' M = =
h s

1
P=
f

Klunya; sama-sama rumus lensa


Apa lensa cembung ya…………..?
Sebelum membaca Setelah
membaca
Setuju Setuju
Tidak setuju Tidak setuju

Alasan Pemikiranmu
Sebelum membaca :

Setelah Membaca
99

Lampiran XII
SOAL UJI COBA TES

1. Pernyataan berikut ini adalah sifat-sifat cahaya, kecuali…….


A. cahaya termasuk gelombang transversal
B. cahaya merambat lurus
C. cahaya dapat memindahkan energi
D. untuk merambat cahaya memerlukan medium

2. Gelombang cahaya memiliki sifat……


A. Memerlukan zat perantara
B. Tidak merambat melalui ruang hampa
C. Bisa merambat di ruang hampa
D. Sama dengan sifat gelombang bunyi.

3. Bayang- bayang dibelakang benda gelap terjadi karena…..


A. cahaya merambat lurus
B. cahaya dapat menembus benda
C. cahaya diserap oleh benda
D. cahaya merupakan gelombang transversal

4. Perhatikan gambar berikut!

Daerah yang disebut Umbra ditunjukkan oleh nomor…..


A. 1 C. 3
B. 2 D. 4

5. Perhatikan gambar di bawah!


100

(1) (3)

(2) (4)

Tunjukkan sinar yang merambat dari optik renggang ke optik rapat!


A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)

6. Di bawah ini adalah sifat bayangan dari cermin datar, kecuali…


A. Jarak benda sama dengan jarak bayangan
B. Benda dan bayangan simetris
C. Maya
D. Terbalik

7. Perhatikan gambar pemantulan cermin datar berikut………


Titik A pada gambar di atas disebut….
A. Benda nyata
B. Benda maya
C. Bayangan nyata
D. Bayangan maya

8. Lensa-lensa cembung di bawah ini dilalui sinar istimewa,


kecuali…..

A C

B D
101

9. Pembentukan bayangan pada cermin cembung yang benar yaitu


gambar nomor…..
(1)

(3)

(2)
(4)

A. (1) C. (3)
B. (2) D. (4)

10. Diagram menunjukkan sebuah sinar cahaya tunggal yang diarahkan ke


sebuah cermin datar. Berapakah sudut datang dan sudut pantulnya?

Sudut datang Sudut pantul


A. 400 400
B 400 500
C 500 400
D 500 500

11. Dua buah cermin datar disusun dengan sudut α .benda diletakkan diantara
dua cermin tersebut sehingga dihasilkan 5 bayangan. Berapakan besar
sudut α ?
A. 400
B. 450
C. 500
D. 600

12. Sebuah benda terletak 40 cm di depan cermin cekung yang berjari-jari 20


cm.jika diketahui tinggi benda 12 cm, berapakah jarak bayangannya;
A. 13.33 cm C. 13,11cm
B. 12.33 cm D. 12,12 cm
102

13. Cermin cekung banyak digunakan pada alat berikut, kecuali;


A. Reflector lampu mobil
B. Reflector lampu sepeda
C. Reflector lampu sepeda
D. Reflector dan sendok

14. Lukisan sinar utama cermin cekung di bawah ini benar, kecuali……

A C

B D

15. Dimanakah benda harus diletakkan pada cermin cekung agar didapat
bayangan maya dan diperbesar?

A. F dan M C. anatara F dan O


B. Di titik F D. di titik M

16. Pada gambar di bawah yang termasuk sudut bias adalah….

A. 1 C. 3
B. 2 D. 4
103

17. Sebuah benda di depan cermin cekung akan mempunyai bayangan nyata
lebih besar, jika jarak bayangannya...
A. S 0 =2f
B. S 0 >2f
C. F<S 0 <2f
D. S 0 = f
E. S 0 > f

18. Bayangan yang dibentuk cermin cekung dari benda di ruang I adalah……
A. Maya,tegak dan diperkecil
B. Maya, tegak dan diperbesar
C. Nyata,terbalik dan diperkecil
D. Nyata,terbalik dan diperbesar

19. Bayangan pada cermin cembung adalah


A. Maya,tegak dan diperbesar
B. Maya,tegak dan diperkecil
C. Nyata,terbalik dan diperbesar
D. Nyata, terbalik dan diperkecil

20. Suatu sinar datang dari medium yang indeks biasnya p dengan sudut
datang = a dan membias dalam medium dengan indeks biasnya q sudut
bias = b. Suatu sinar datang dari medium yang indeks biasnya p dengan
sudut datang = a dan membias dalam medium dengan indeks biasnya q
sudut bias = b. Peristiwa ini dapat dirumuskan sebagai...
A. a sin p = b sin q
B. a sin b = p sin q
C. p sin b = q sin b
D. a sin b + p sin q = 0
104

21. Kecepatan cahaya diruang hampa udara 3 x 10 8 m/s,indeks bias kaca


3/2,maka kecepatan cahaya dalam kaca adalah……..
A. 1.5 x 10 8 m/s
B. 2.0 x 10 8 m/s
C. 4.5 x 10 8 m/s
D. 6.0 x 10 8 m/s

22. Permukaan jalan aspal saat terik matahari seakan-akan berair,karena


A. lapisan udara di bawah permukaan tinggi,sehingga kecepatannya
rapat
B. lapisan udara diatas permukaan memuai,sehingga kerapatannya
renggang
C. aspal mencair jika dikenai suhu tinggi
D. aspal meleleh akibat suhu tinggi yang ditimbulkan matahari

23. Sebuah pensil diletakkan tegak lurus dimuka lensa pada jarak 20 cm,
ternyata membentuk bayangan nyata pada jarak 60 cm dari lensa. Jarak
titik api lensa tersebut adalah……
A. -15 cm
B. +15 cm
C. -30 cm
D. +30 cm

24. Sebuah benda diletakkan 20 cm di depan sebuah lensa cekung yang jarak
fokusnya 10 cm.besarnya bayangan yang terbentuk adalah….
2 7
A. − 6 C. − 6
3 3
5 4
B. −6 D. − 6
3 3
105

25. Untuk mendapatkan bayangan yang terletak pada jarak 15 cm di belakang


lensa positif yang jarak titik apinya 7,5 cm, maka benda harus diletakan di
depan lensa tersebut pada jarak...
A. 30 cm
B. 7.5 cm
C. 2.5

26. Di antara 2 buah lensa positif yang mempunyai jarak titik api 6 cm dan 8
cm diimpitkan sebuah lensa negatif dengan jarak titik api -12 cm sehingga
merupakan sebuah lensa sentris. Jarak titik api gabungan lensa-lensa
tersebut
A. 8 cm
B. 4.8 cm
C. 2.67 cm
D. 0,38 cm
E. 0.21 cm

27. Benda diletakkan di titik api utama lensa cembung,maka bayangannya


A. Maya,tegak dan diperkecil
B. Maya,tegak dan diperkecil
C. Tidak terbentuk bayangan
D. Nyata,terbalik dan diperbesar

28. Sebuah lensa cekung mmempunyai titik api maya 20 cm. kekuatan lensa
tersebut adalah….
A. -2,5 dioptri
B. +2,5 dioptri
C. -5 dioptri
D. +5 dioptri
106

29. Peristiwa terurainya cahaya putih menjadi komponen – komponen


warnanya disebut….
A. Deviasi
B. Dispersi
C. Refraksi
D. Refleksi

30. Sebuah benda gelap diletakkan di antara sumber cahaya dan layar.
Tersebut pada layar hanya terbentuk satu bayang – bayang gelap dan
tajam. Ini berarti sumber cahaya tersebut….
A. Merupakan sumber titik
B. Lebih dari sebuah
C. Sama besar dengan benda gelap
D. Lebih besar dari benda gelap

31. Apabila sebuah benda gelap tak tembus cahaya disinari oleh sebuah
sumber cahaya, akan terbentuk….
A. Bayang-bayang yang lebih kecil dari bendanya
B. Baying-bayang yang sam besar dengan bendanya
C. Baying-bayang yang lebih besar dari bendanya
D. Baying yang tidak serupa dengan bendanya

32. Pemantulan teratur terjadi karena bidang pemantul memiliki permukaan


yang….
A. Datar dan halus
B. Datar dan kasar
C. Bergelombang
D. Tidak rata

33. Pernyataan yang tidak benar tentang pemantulan cahaya adalah…..


A. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul berpotongan disatu
titik padabidang pantul
107

B. Sudut datang sama dengan sudut pantul


C. Pemantulan difus atau baur terjadi jika permukaan bidang pantul
datar dan halus
D. Pemantulan teratur terjadi jika berkas sinar-sinar sejajar
dipantulkan pada arah yang sejajar pula

34. Benda yang termasuk sumber cahaya adalah….


A. Bulan
B. Bintang
C. Venus
D. Benda mengkilat

35. Dasar kolam yang airnya jernih akan tampak lebih dangkal dibandingkan
dasar kolam sebenarnya.Hal ini terjadi akibat………..
A. Pemantulan cahaya
B. Pemantulan baur
C. Pembiasan cahaya
D. Dipersi cahaya

36. Cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal apabila cahaya tersebut
merambat dari
A. Udara ke kaca
B. Kaca ke air
C. Air ke udara
D. Kaca ke udara

37. Syarat terjadinya pemantulan sempurna adalah


A. Sinar masuk dari medium rapat ke medium renggang
B. Sinar masuk dari medium renggang ke medium rapat
C. Sudut datang dari sudut batas
D. Sudut datang lebih kecil dari sudut batas
108

38. Lukisan spektrum warna yang urutannya benar adalah…

39. Bayangan yang terbentuk pada lensa cekung selalu bersifat……


A. Maya, tegak diperbesar
B. Maya, tegak,diperkecil
C. Nyata,tegak diperbesar
D. Nyata,terbalik ,diperkecil

40. Sudut yang dibentuk oleh bidang-bidang pembias prima disebut……….


A. Sudut devisasi
B. Sudut dipersi
C. Sudut refleksi
D. Sudut pembias
109

41. Titik api lensa cembung merupakan tempat mengumpulnya sinar-sinar


bias dari berkas sinar-sinar yang sejajar
Sumbu utama.Ini menunjukkan bahwa lensa cembung bersifat
A. Divergen
B. Konvergen
C. Homogen
D. Heterogen

42. Sebuah benda diletakkan di muka lensa cembung yang jarak titik apinya
12 cm.Jika diperoleh bayangan tegak diperbesar 3 kali, benda terletak di
muka lensa pada jarak
A. 6 cm C. 12 cm
B. 8 cm D. 16 cm

43. Lensa yang memiliki bagian tengah lebih tipis daripada bagian
ujungnya adalah……
A. Lensa cembung
B. Cermin cekung
C. Lensa cekung
D. Cermin cembung

44. Bila benda berada pada ruang I dari suatu lensa cenbung, maka
sifat-sifat bayangan adalah……
A. Nyat, tegak, diperkecil
B. Semu, terbalik, diperkecil
C. Nyata, terbalik, diperbesar
D. Maya, tegak, diperbesar

45. Kemampuan lensa untuk menfokuskan sinar-sinar disebut……


A. Pembiasan lensa
B. Jari-jari lensa
110

C. Indeks bias lensa


D. Kekuatan lensa
111

Uji Normalitas Nilai Tes Akhir

Kelas Eksperimen

No. xi fi xi2 fi.xi fi.xi2 zi Fzi fk Szi |Fzi- Szi|


1. 70 1 1369 37 1369 -2,08 0,0188 1 0,0238 0,0050
2. 75 1 1600 40 1600 -1,78 0,0375 2 0,0476 0,0101
3. 78 2 1849 86 3698 -1,49 0,0681 4 0,0952 0,0271
4. 80 3 2500 150 7500 -0,80 0,2119 12 0,2857 0,0738
5. 83 4 2809 212 11236 -0,51 0,3050 16 0,3809 0,0759
6. 85 5 3249 285 16245 -0,11 0,4522 21 0,5000 0,0478
7. 88 3 3600 180 10800 0,18 0,5714 24 0,5714 0,0000
8. 90 7 3969 441 27783 0,48 0,6844 31 0,7380 0,0536
∑ 42 2442 146226

x =
∑f i xi
zi =
xi − x
Sz i =
fk
n S n

n∑ f i xi − ( ∑ f i xi )
2 2

S =
2
S = S2
n( n − 1)

Harga Fzi dapat dilihat pada tabel F


n = 42
x = 58,14
S 2 = 103,44
S = 10,17
Lo = 0,0786
0,886 0,886
Lt untuk n > 30 dengan taraf nyata 0,05 = = = 0,1367
n 42
Karena Lo < Lt, maka sampel terdistribusi normal.
112

Lampiran XI

Uji Normalitas Nilai Tes Akhir

Kelas Kontrol

N xi fi xi2 fi.xi fi.xi2 zi Fzi fk Szi |Fzi- Szi|


o.
1. 37 2 1369 74 2738 -1,89 0,0294 2 0,0476 8 0,0182
2. 40 1 1600 40 1600 -1,55 0,0606 3 0,0714 0,0108
3. 43 5 1849 215 9245 -1,19 0,1170 8 0,1905 0,0735
4. 47 6 2209 282 13254 -0,73 0,2327 14 0,3333 0,1006
5. 50 5 2500 250 12500 -0,39 0,3520 19 0,4524 01004
6. 53 4 2809 212 11236 -0,04 0,4840 23 0,5476 0,0636
7. 57 5 3249 285 16245 0,43 0,6664 28 0,6666 0,0002
8. 60 5 3600 300 18000 0,77 0,7794 33 0,7857 0,0006
9. 63 6 3969 378 23814 1,12 0,8686 39 0,9286 0,0600
10 67 2 4489 134 8978 1,59 0,9441 41 0,9762 0,0321
11 70 1 4900 70 4900 1,93 0,9732 42 1,0000 0,02568
∑ 42 2240 122510

x =
∑f i xi
zi =
xi − x
Sz i =
fk
n S n

n∑ f i xi − ( ∑ f i xi )
2 2

S = 2
S = S2
n( n − 1)

Harga Fzi dapat dilihat pada tabel F

n = 42
x = 53,33
S 2
= 74,23
S = 8,62
113

Lo = 0,1006

0,886 0,886
Lt = = = 0,1367
n 42

Karena Lo < Lt, maka sampel terdistribusi normal.

Anda mungkin juga menyukai