Anda di halaman 1dari 29

BAHAN AJAR KELAS VII

MATA PELAJARAN PAI

Di susun oleh :
1. ASBEN JONI PUTRA, S.PdI
2. Drs. FAKHRUDDIN
3.
4. SYAFRIATNO

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KABUPATEN SOLOK

BAHAN AJAR
BAB I
Standar Kompetensi
1 Menerapkan Hukum Bacaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah
Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah
1.2 Membedakan hukum bacaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah
1.3 Menerapkan bacaan Al Syamsiyah dan Al Qamariyah dalam bacaan surat-surat alQuran dengan benar
Uraian Materi
Hukum bacaan Alif Lam Syamsiyah dan Qomariyah
1. Pengertian hukum bacaan Al Syamsiyah.
Apabila Al ( )atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf Syamsiyah (
) dan dibacanya lebur/idghom (bunyi al tidak dibaca).
2. Ciri-ciri hukum bacaan Al Syamsiyah:
Dibacanya lebur/idghom
Ada tanda tasydid/siddah ( ) di atas huruf alif lam mati

Contoh Bacaan Al Syamsiyah:
3. Pengertian hukum bacaan Al Qamariyah
Apabila Al ( )atau alif lam mati bertemu dengan salah satu huruf Qamariyah
) dan dibacanya jelas/izhar.
4. Ciri-ciri hukum bacaan Al Qomariyah:
Dibacanya jelas/izhar
Ada tanda sukun (

) di atas huruf alif lam mati

Contoh Bacaan Al Qomariyah:

5. Peta Konsep Hukum Bacaan Alif Lam:

H
A
U
llU
iK
fU
M
L
A
a
L
m
F
F

L
A
M

Penilaian
Soal
1. Jelaskan pengertian hukum bacaan Al Syamsiyah!
2. Berikut ini yang termasuk contoh bacaan Alif Lam Syamsiyah adalah.
3. Jelaskan pengertian hukum bacaan Al Qamariyah!
4. Berikut ini yang termasuk contoh bacaan Alif Lam Qamariyah adalah
5. Sebutkan ciri-ciri hukum bacaan Al Syamsiyah!
Jawaban:
1. Apabila Al ( )atau alif lam mati yang bertemu dengan salah satu huruf Syamsiyah (
) dan dibacanya lebur/idghom (bunyi al tidak dibaca).

2.
3. Apabila Al (
( ))atau alif lam mati bertemu dengan salah satu huruf Qamariyah (
) dan dibacanya jelas/izhar.
4.
5. Ciri-ciri hukum bacaan Al Syamsiyah:
Dibacanya lebur/idghom
Ada tanda tasydid/siddah ( ) di atas huruf alif lam mati
Pedoman Penskoran
Penilaian =

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

Kriteria Penskoran:
1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5

BAHAN AJAR
BAB II
Standar Kompetensi
2. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT melalui Pemahaman Sifat-sifat-Nya
Kompetensi Dasar
2.1 Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT
2.2 Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat- sifat Allah.
2.3 Menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah Swt.
2.4 Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah Swt.

Uraian Materi
Iman kepada Allah SWT
1. Pengertian iman kepada Allah
Iman menurut bahasa berarti: keyakinan, atau kepercayaan. Sedangkan secara istilah, iman
kepada Allah berarti: kepercayaan tentang adanya Allah sekaligus membenarkan apa saja
yang datang dari Allah dengan cara meyakini dalam hati, menyatakan dengan lisan, dan
membuktikannya dengan amal perbuatan.
2. Tanda-tanda adanya Allah melalui Dalil Aqli
Bukti atau tanda-tanda yang menunjukkan adanya Allah SWT adalah adanya alam semesta
dan segala isinya. Seandainya Allah tidak ada, tentu alam semesta ini tidak akan ada pula,
karena Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya, termasuk semua makhluk
hidup yang Ia ciptakan.
3. Tanda-tanda adanya Allah melalui Dalil Naqli
Firman Allah SWT:





Tuhan yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu
adalah orang yang meyakini. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang
menghidupkan dan yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang
terdahulu.
(QS. Ad-Dukhan [44]: 7-8).



Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imron [3]: 190).

Penilaian
Soal
1. Jelaskan pengertian iman kepada Allah!
2. Sebutkan tanda-tanda adanya (wujud) Allah melalui fenomena alam semesta!
3. Buatlah penelitian di alam (lingkungan sekitar sekolah)! Kemudian diskusikan (secara
kelompok) hasil penelitian tersebut kaitannya dengan Iman dan Wujud Allah SWT, serta
buatlah laporan/resumenya!
4. Buatlah penelitian terhadap setiap makhluk yang kau jumpai di lingkungan sekitar sekolah!
Kemudian diskusikan (secara kelompok) hasil penelitian tersebut kaitannya dengan Iman
dan Wujud Allah SWT, serta buatlah laporan/resumenya!
5. Sebutkan dalil naqli tentang tanda-tanda adanya Allah!
Jawaban:
1. Iman menurut bahasa berarti: keyakinan, atau kepercayaan. Sedangkan secara istilah, iman
kepada Allah berarti: kepercayaan tentang adanya Allah sekaligus membenarkan apa saja
yang datang dari Allah dengan cara meyakini dalam hati, menyatakan dengan lisan, dan
membuktikannya dengan amal perbuatan.
2. Bukti atau tanda-tanda yang menunjukkan adanya Allah SWT adalah adanya alam semesta
dan segala isinya. Seandainya Allah tidak ada, tentu alam semesta ini tidak akan ada pula,
karena Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya, termasuk semua makhluk
hidup yang Ia ciptakan.
3. Sesuai hasil unjuk kerja/observasi siswa berdasarkan Worksheet
4. Firman Allah SWT:



Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imron [3]: 190).
2. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT melalui Pemahaman Sifat-sifat-Nya
2.2 Menunjukkan tanda-tanda adanya Allah SWT
2.2 Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat- sifat Allah SWT
2.3 Menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.4 Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
Pedoman Penskoran
Penilaian =
Kriteria Penskoran:

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20


Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5

BAHAN AJAR

BAB II
Standar Kompetensi
2. Meningkatkan Keimanan kepada Allah SWT melalui Pemahaman Sifat-sifat-Nya
Kompetensi Dasar
2.2 Membaca ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat- sifat Allah SWT
2.3 Menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah SWT
2.4 Menampilkan perilaku sebagai cermin keyakinan akan sifat-sifat Allah SWT
Uraian Materi
Sifat-sifat Allah SWT
1.

Sifat Nafsiyah (dirinya)


Wujud. Artinya ada, dan mustahil Allah bersifat Adam (tidak ada). Adapun dalil mengenai
sifat-sifat Allah SWT cukup banyak, di antaranya adalah sbb: QS. Ad-Dukhan: 7-8. Allah
juga berfirman:



Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imron [3]: 190).
2. Sifat-sifat Salbiyah (berbeda dari yang lain)
Qidam. Artinya terdahulu tidak berawal, mustahil Allah bersifat huduts (tidak ada). Dalil
naqlinya: QS. Al-Hadid: 3.
Baqa, Artinya kekal, mustahil Allah bersifat fana (rusak/ada batas akhir). Dalil naqlinya:
QS. Ar-Rahman: 26-27.
Mukhalafatu lilhawadits. Artinya berbeda dengan makhluk-Nya, mustahil Allah bersifat
mumatsalatu lil hawaditsi (serupa dengan makhluk). Dalil naqlinya: QS. Asy-Syura: 11.




(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri
pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya
kamu berkembang biak dengan jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia,
dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat. (QS. Asy Syura [42]: 11)
Qiyamuhu binafsih. Artinya Allah berdiri sendiri atau tidak memerlukan bantuan pihak
lain, mustahil Allah bersifat qiyamuhu bighairihi (memerlukan bantuan pihak lain). Dalil
naqlinya: QS. Ali-Imran: 2.
Wahdaniyyah. Artinya Allah itu esa/tunggal, mustahil Allah bersifat taadud
(berbilang/lebih dari satu). Dalil naqlinya: QS. Al-Anbiya: 22.




Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah
Rusak binasa. Maka Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang mereka
sifatkan.
(QS. Al-Anbiya [21]: 22)
3. Sifat-sifat Maani (maknawi)
Qudrat. Artinya Allah berkuasa atas segala sesuatu, mustahil Allah bersifat ajzun (lemah).
Dalil naqlinya: QS. Al-Mulk: 1.
Iradat, Artinya terdahulu berkehendak, mustahil Allah bersifat karahah (terpaksa). Dalil
naqlinya: QS. Yasin: 82.
Ilmu. Artinya mengetahui atau pandai, mustahil Allah bersifat jahlun (bodoh). Dalil
naqlinya: QS. Al-Hujurat: 16.
Hayyat. Artinya hidup, mustahil Allah bersifat mautun (mati). Dalil naqlinya: QS. AlBaqarah: 255.
Sama. Artinya mendengar, mustahil Allah bersifat summun (tuli). Dalil naqlinya: QS.
Al-Maidah: 76.
Bashar. Artinya melihat, mustahil Allah bersifat umyun (buta). Dalil naqlinya: QS. AlHujurat: 18.


Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan bumi. dan Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Hujurot [49]: 18
Kalam. Artinya berfirman atau berkata, mustahil Allah bersifat bukmun (bisu). Dalil
naqlinya: QS. An-Nisa: 164.



Dan (kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka
kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. dan
Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. An-Nisa [4]: 164)

Penilaian
Soal
1. Sebutkan sifat-sifat Allah SSWT beserta artinya!
Ayat al-Quran yang berbunyi:





Adalah menunjukkan sifat Allah:
a. Wujud
c. Qudrah
b. Wahdaniyah
d. Iradah
2. Bacalah ayat al-Quran yang berkaitan dengan sifat Wujud!
3. Bacalah ayat Al-Quran yang berkaitan dengan sifat Qidam, Baqa, dan Mukhalafatu
lilhawadits!
4. Terjemahkan ayat Al-Quran yang berkaitan dengan sifat Wahdaniyah!
5. Terjemahkan ayat Al-Quran yang berkaitan dengan sifat Sama dan Bashar!
Jawaban:
1 & 2 Sesuai hasil unjuk kerja/membaca dalil naqli yang terdapat dalam Al-Quran/
buku paket
3. QS. Al-Ikhlas [112]: 1-4 ....
4. QS. Asy-Syuuro [42]: 11-12 ....
5. Pengamalan dari Iman kepada sifat Sama dan Bashar: Senantiasa menjaga ucapan dan
perbuatan, melaksanakan setiap perintah Allah SWT serta menjauhi larangan-Nya.
Pedoman Penskoran
Penilaian =

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

Kriteria Penskoran:
1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20

Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10


Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5

BAHAN AJAR
BAB III
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3.1 Menyebutkan arti ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna.
3.2 Mengamalkan isi kandungan 10 Asmaul Husna.
Uraian Materi
10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl,
Al-Qayyum, Al-Hadi, dan Al-Shabur)
Asmaul Husna berarti: Nama-nama Allah yang baik. Allah memiliki 99 Asmaul Husna yang
disebutkan dalam Al-Quran dan hadits.
Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT:






22. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
23. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, yang Maha Suci, yang Maha Sejahtera, yang
Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha perkasa, yang Maha Kuasa,
yang memiliki segala Keagungan, Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
24. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang
mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan Dialah
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Hasyr [59]: 22-24)


Hanya milik Allah asmaa-ul husna[585], Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam
(menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah
mereka kerjakan.
(QS. Al-Araaf [7] ayat 180)

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Al-Salam, artinya: Yang Maha Sejahtera. Dalil naqlinya: QS. Al-Hasyr: 23.
Al-Aziz, artinya: Yang Maha Perkasa. Dalil naqlinya: QS. Ali Imran: 62.
Al-Khaliq, artinya: Yang Maha Pencipta. Dalil naqlinya: QS. Al-Anaam: 102.
Al-Ghaffar, artinya: Yang Maha Pengampun. Dalil naqlinya: QS. Shaad: 66.
Al-Wahhab, artinya: Yang Maha Pemberi Karunia. Dalil naqlinya: QS. Ali Imran: 8.
Al-Fattah, artinya: Yang Maha Pemberi Keputusan atau Hakim yang Agung. Dalil naqlinya:
QS. Saba: 26.
7. Al-Adl, artinya: Yang Maha Adil. Dalil naqlinya:
8. Al-Qayyum, artinya: Yang Maha Tegak atau Maha Berdiri Sendiri. Dalil naqlinya: QS. AlBaqarah: 255.
9. Al-Hadi, artinya: Yang Maha Pemberi Petunjuk. Dalil naqlinya: QS. Al-Qashshas: 56.
10. Al-Shabur, artinya: Yang Maha Sabar. Dalil naqlinya:
Penilaian
Soal
1. Jelaskan pengertian Asmaul Husna!
2. Bacalah ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna (Al-Salam, Al-Aziz,
Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, Al-Shabur)!
3. Terjemahkan ayat-ayat al-Quran yang berkaitan dengan 10 Asmaul Husna (Al-Salam,
Al-Aziz, Al-Khaliq, Al-Ghaffar, Al-Wahhab, Al-Fattah, Al-Adl, Al-Qayyum, Al-Hadi, AlShabur)!
4. Jelaskan contoh pengamalan terhadap Asmaul Husna!
Jawaban:
1. Asmaul Husna berarti: Nama-nama Allah yang baik. Allah memiliki 99 Asmaul Husna yang
disebutkan dalam Al-Quran dan hadits.
2 & 3. Sesuai dengan hasil unjuk kerja siswa, yaitu membaca dan mengartikannya. Adapun
pilihan ayat yang ditugaskan kepada setiap kelompok adalah sbb:
Al-Salam QS. Al-Hasyr: 23.
Al-Aziz QS. Ali Imran: 62.
Al-Khaliq QS. Al-Anaam: 102.
Al-Ghaffar QS. Shaad: 66.

Al-Wahhab QS. Ali Imran: 8.


Al-Fattah QS. Saba: 26.
Al-Adl QS.
Al-Qayyum QS. Al-Baqarah: 255.
Al-Hadi QS. Al-Qashshas: 56.
Al-Shabur QS.

4. Contoh pengamalan Asmaul Husna:


Al-Salam Menjaga tangan dan lisannya, sehingga orang lain merasa aman
Al-Aziz Gigih dan tangguh dalam belajar, berdakwah, dan berusaha
Al-Khaliq
Al-Ghaffar Mempunyai sifat pemaaf terhadap orang lain
Al-Wahhab Memiliki sifat penyayang dan dermawan
Al-Fattah QS. Saba: 26.
Al-Adl Bersikap adil dalam memutuskan suatu perkara
Al-Qayyum Mandiri, tidak tergantung pada orang lain/manja
Al-Hadi Senang berbagi ilmu dan nasehat
Al-Shabur Bersikap sabar dalam ujian hidup

Pedoman Penskoran
Penilaian =

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

Kriteria Penskoran:
1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5

BAHAN AJAR
BAB IV
Standar Kompetensi
4. Membiasakan Perilaku Terpuji
Kompetensi Dasar
4.1 Menjelaskan pengertian tawadlu, taat, qanaah, dan sabar.
4.2 Menampilkan contoh-contoh perilaku tawadlu, taat, qanaah, dan sabar.
4.3 Membiasakan perilaku tawadlu, taat, qanaah, dan sabar.
Uraian Materi
Perilaku Terpuji (tawadlu, taat, qanaah, dan sabar)
1. Tawadlu, yaitu rendah hati, tidak sombong, dan menghargai orang lain. Sebagaimana firmanNya dalam QS. Luqman [31]: 18-19:




18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.
19. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Sabda Nabi Muhammad SAW :
: :
: .

Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya terdapat sifat sombong, walaupun hanya
sebesar atom. Ada seorang laki-laki berkata: Sesungguhnya seseorang itu suka berpakaian
yang bagus-bagus dan sandal yang bagus pula. Beliau bersabda: Sesungguhnya Allah itu
indah, suka pada keindahan. Sombong itu menolak kebenaran dan merendahkan sesama
manusia. )HR. Muslim(
2. Taat, yaitu melakukan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang.
Dalil naqlinya:





Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah
ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(QS. An-Nisaa [4]: 59).
3. Qanaah, yaitu kemampuan diri dalam menerima dan mensyukuri, serta merasa cukup
terhadap setiap anugerah dan nikmat Allah. Dalil naqlinya:




Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.
(QS. Al-Baqoroh [2]: 172)
Sabda Nabi Muhammad SAW :






()
Dari Fadlolah bin Ubaid bahwasanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sungguh
berbahagialah orang yang mendapatkan hidayah Islam dan penghidupannya sederhana serta mau
menerima apa adanya. (HR. Tirmidzi)
Agar dapat menumbuhkan sifat qonaah dan mensyukuri nikmat Allah SWT, maka
Rasulullah SAW pernah berwasiat kepada kita semua agar melihat dan belajar dari orangorang yang lebih susah di bandingkan kita:



Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda: "Lihatlah orang
yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih
patut agar engkau sekalian tiak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan
kepadamu.
)Muttafaq Alaih(
4. Sabar, yaitu menahan diri, tegar, serta kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada
ketetapan Allah dalam menghadapi segala cobaan dan ujian dalam kehidupan. Dalil naqlinya:



Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2]: 153).
Ada 3 macam sabar, yaitu: 1) Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT; 2)
Sabar dalam menjauhi kemaksiatan dan larangan-Nya; dan 3) Sabar dalam menghadapi
musibah/ujian hidup.
Penilaian
Soal
1. Jelaskan pengertian tawadlu!
2. Jelaskan pengertian taat!
3. Berikut ini yang termasuk dalil naqli taat adalah....
a. .......... b. .............. c. .............. d. ...........
4. Jelaskan pengertian qanaah!
5. Jelaskan pengertian sabar!

Jawaban:
1. Tawadlu, yaitu rendah hati, tidak sombong, dan menghargai orang lain.
2. Taat, yaitu melakukan segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang.
3. QS. An-Nisaa [4]: 59
4. Qanaah, yaitu kemampuan diri dalam menerima dan mensyukuri, serta merasa cukup
terhadap setiap anugerah dan nikmat Allah.
5. Sabar, yaitu menahan diri, tegar, serta kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada
ketetapan Allah dalam menghadapi segala cobaan dan ujian dalam kehidupan.
Pedoman Penskoran
Penilaian =

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

Kriteria Penskoran:
1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5

BAHAN AJAR
Bab V
Standar Kompetensi
Memahami Ketentuan-ketentuan Thaharah (Bersuci)
Kompetensi Dasar
5.1 Menjelaskan perbedaan hadats dan najis.
5.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan wudlu dan tayammum.
5.3 Menjelaskan ketentuan-ketentuan mandi wajib.
Uraian Materi
Thaharah (Bersuci)
.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri. (QS. Al-Baqoroh [2]: 222)
Secara bahasa, Thaharah berarti bersuci. Sedangkan menurut istilah, berarti membersihkan diri
dari hadats dan najis pada pakaian, badan, dan tempat.
1. Najis dan Hadats
a. Najis, adalah suatu benda kotor yang menyebabkan seseorang tidak suci.
Najis Mukhoffafah (ringan), seperti air kencing bayi laki-laki yang berusia kurang dari
2 tahun dan belum makan apa-apa selain ASI. Cara mensucikannya najisnya cukup
dengan memerciki air pada tempat yang terkena najis.
Najis Mutawasithoh (sedang), seperti: tinja/kotoran manusia/hewan, darah, nanah,
bangkai. Cara mensucikannya yaitu dibasuh/dicuci dengan air sampai hilang wujud,
bau, warna, maupun rasanya.
Najis Mugholazah (berat), seperti air liur, kotoran anjing dan babi yang mengenai
badan, pakaian, atau tempat. Cara mensucikannya yaitu dicuci sampai tujuh kali dengan
air dan salah satu di antaranya dicampur dengan tanah/debu yang suci.
b. Hadats, adalah suatu kondisi di mana seseorang dalam keadaan tidak suci menurut
ketentuan syara.

Hadats Kecil, yaitu keadaan tidak suci menurut ketentuan syara disebabkan keluarnya
sesuatu (selain sperma, darah haid, dan nifas) dari qubul (kemaluan) dan dubur (anus)
seperti: setelah buang angina, buang air kecil atau besar. Juga, apabila hilang akal, dan
tidur nyenyak. Cara mensucikannya dengan wudlu/tayammum.
Hadats Besar, yaitu keadaan tidak suci menurut ketentuan syara disebabkan keluarnya
sperma, darah haid, dan nifas. Cara mensucikannya yaitu dengan mandi
wajib/tayammum.


Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu
tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS.
Al-Maaidah [5]: 6)
2. Wudlu dan Tayammum
a. Wudlu, adalah membasuh anggota badan tertentu dengan menggunakan air disertai niat
untuk menghilangkan hadats kecil apabila hendak melaksanakan ibadah shalat.
Kaifiyyat/tata cara berwudlu: (1) Berniat lillahi taala; (2) Mencuci kedua telapak tangan
sambil membaca basmallah; (3) Kumur-kumur; (4) Istimsyaq dan istimtsar
(membersihkan rongga hidung); (5) Membasuh muka; (6) Membasuh kedua tangan
sampai siku; (7) Mengusap kepala; (8) Membasuh kedua telinga; (9) Membasuh kedua
kaki sampai mata kaki; (10) Berdoa.
b. Tayammum, adalah menyapukan/mengusapkan debu atau tanah ke wajah dan kedua
tangan sebagai pengganti wudlu atau mandi besar/wajib sebelum shalat.
Kaifiyyat/tata cara tayammum: (1) Berniat lillahi taala; (2) Meletakkan kedua tangan di
tempat yang berdebu sambil membaca basmallah; (3) Menyapu wajah dengan debu; (4)
Menyapu kedua tangan sampai siku; (5) Berdoa.
3. Mandi Wajib

Yaitu mandi yang dilakukan apabila seseorang dalam keadaan berhadats besar.
Kaifiyyat/tata caranya: (1) Berniat lillahi taala; (2) Mencuci kedua telapak tangan sambil
membaca basmallah; (3) Mencuci kemaluan dengan tangan kiri; (4) Berwudlu; (5) Menyelanyela jemari tangan dan menuangkan air ke atas kepala sebanyak 3 kali; (6) Meratakan air ke
seluruh tubuh/mandi; (7) Membasuh kedua kaki; (8) Berdoa.
Penilaian
Soal
1. Jelaskan pengertian najis!
2. Jelaskan pengertian hadats!
3. Sebutkan macam-macam najis dan cara mensucikannya!
4. Sebutkan macam-macam hadats dan cara mensucikannya!
5. Jelaskan pengertian wudlu!
Jawaban:
1. Najis, adalah suatu benda kotor yang menyebabkan seseorang tidak suci.
2. Hadats, adalah suatu kondisi di mana seseorang dalam keadaan tidak suci menurut
ketentuan syara.
3. Najis, adalah suatu benda kotor yang menyebabkan seseorang tidak suci.

Najis Mukhoffafah (ringan), seperti air kencing bayi laki-laki yang berusia kurang dari
2 tahun dan belum makan apa-apa selain ASI. Cara mensucikannya najisnya cukup
dengan memerciki air pada tempat yang terkena najis.

Najis Mutawasithoh (sedang), seperti: tinja/kotoran manusia/hewan, darah, nanah,


bangkai. Cara mensucikannya yaitu dibasuh/dicuci dengan air sampai hilang wujud, bau,
warna, maupun rasanya.

Najis Mugholazah (berat), seperti air liur, kotoran anjing dan babi yang mengenai
badan, pakaian, atau tempat. Cara mensucikannya yaitu dicuci sampai tujuh kali dengan
air dan salah satu di antaranya dicampur dengan tanah/debu yang suci.
4. Hadats, adalah suatu kondisi di mana seseorang dalam keadaan tidak suci menurut
ketentuan syara.

Hadats Kecil, yaitu keadaan tidak suci menurut ketentuan syara disebabkan keluarnya
sesuatu (selain sperma, darah haid, dan nifas) dari qubul (kemaluan) dan dubur (anus)
seperti: setelah buang angina, buang air kecil atau besar. Juga, apabila hilang akal, dan
tidur nyenyak. Cara mensucikannya dengan wudlu/tayammum.

Hadats Besar, yaitu keadaan tidak suci menurut ketentuan syara disebabkan keluarnya
sperma, darah haid, dan nifas. Cara mensucikannya yaitu dengan mandi
wajib/tayammum.
5. Wudlu, adalah membasuh anggota badan tertentu dengan menggunakan air disertai niat
untuk menghilangkan hadats kecil apabila hendak melaksanakan ibadah shalat.
Kaifiyyat/tata cara berwudlu: (1) Berniat lillahi taala; (2) Mencuci kedua telapak tangan
sambil membaca basmallah; (3) Kumur-kumur; (4) Istimsyaq dan istimtsar (membersihkan
rongga hidung); (5) Membasuh muka; (6) Membasuh kedua tangan sampai siku; (7)
Mengusap kepala; (8) Membasuh kedua telinga; (9) Membasuh kedua kaki sampai mata
kaki; (10) Berdoa.

Pedoman Penskoran
Penilaian =

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

Kriteria Penskoran:
1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
BAHAN AJAR
Bab VI
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Memahami Tatacara Shalat Wajib.
Menjelaskan ketentuan-ketentuan shalat wajib
Mempraktikkan shalat wajib
Uraian Materi
Shalat wajib
1. Pengertian shalat wajib dan dasar hukumnya
Kata shalat secara bahasa berarti doa. Adapun secara istilah, sholat adalah ibadah yang
terdiri dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan syarat tertentu, dimulai
dari takbir dan diakhiri dengan salam. Hukum melaksanakan shalat fardhlu bagi setiap
muslim yang akil baligh adalah fardhu ain. Sebagaimana firman Allah SWT:






Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan

Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabuut [29]: 45)
2. Syarat-syarat shalat
a. Syarat wajib shalat : Beragama Islam; baligh; suci dari haidh; dan telah sampai dakwah
Islam padanya.
b. Syarat syah shalat: Suci dari hadats besar dan kecil; suci badan, pakaian, dan tempat dari
najis; menutup aurat; telah masuk waktu shalat; menghadap kiblat; mengetahui cara-cara
melakukan shalat.
3. Rukun-rukun shalat, yaitu sesuatu yang harus dilakukan dalam shalat, jika tidak dilaksanakan
maka shalatnya tidak sah. Rukun shalat ada 13, yaitu: (1) Niat; (2) Berdiri jika mampu; (3)
Takbiratul ihram; (4) Membaca surat Al-Fatihah; (5) ruku dengan tumaninah; (6) itidal
dengan tumaninah; (7) sujud dengan tumaninah; (8) duduk antara dua sujud dengan
tumaninah; (9) Duduk akhir (tawarruk); (10) Membaca tasyahud akhir; (11) Membaca
shalawat atas Nabi Muhammad SAW; (12) Mengucapkan salam pertama; (13) Tertib.

Penilaian
Soal
1.
2.
3.
4.
5.

Jelaskan pengertian shalat wajib dan dasar hukumnya!


Sebutkan hukum sholat wajib
Sebutkan syarat-syarat shalat!
Sebutkan rukun-rukun shalat!
Sebutkan sunnah-sunnah shalat!

Jawaban:
1. Kata shalat secara bahasa berarti doa. Adapun secara istilah, sholat adalah ibadah yang
terdiri dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan syarat tertentu,
dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam.
2. Hukum melaksanakan shalat fardhlu bagi setiap muslim yang akil baligh adalah fardhu ain.
3. Syarat-syarat shalat
a. Syarat wajib shalat : Beragama Islam; baligh; suci dari haidh; dan telah sampai dakwah
Islam padanya.
b. Syarat syah shalat: Suci dari hadats besar dan kecil; suci badan, pakaian, dan tempat
dari najis; menutup aurat; telah masuk waktu shalat; menghadap kiblat; mengetahui
cara-cara melakukan shalat.

4. Rukun-rukun shalat, yaitu sesuatu yang harus dilakukan dalam shalat, jika tidak
dilaksanakan maka shalatnya tidak sah. Rukun shalat ada 13, yaitu: (1) Niat; (2) Berdiri jika
mampu; (3) Takbiratul ihram; (4) Membaca surat Al-Fatihah; (5) ruku dengan tumaninah;
(6) itidal dengan tumaninah; (7) sujud dengan tumaninah; (8) duduk antara dua sujud
dengan tumaninah; (9) Duduk akhir (tawarruk); (10) Membaca tasyahud akhir; (11)
Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW; (12) Mengucapkan salam pertama; (13)
Tertib.
5. Sunnah-sunnah shalat: .
Pedoman Penskoran
Penilaian =

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

Kriteria Penskoran:
1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5

BAHAN AJAR
Bab VII
Standar Kompetensi
7. Memahami Tatacara Shalat Jamaah dan Munfarid (Sendiri).
Kompetensi Dasar
7.1 Menjelaskan pengertian shalat jamaah dan munfarid (sendiri)
7.2 Mempraktikkan shalat jamaah dan shalat munfarid (sendiri)
Uraian Materi
Shalat Berjamaah
1. Pengertian shalat berjamaah dan dasar hukumnya
Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersamasama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum dengan syarat-syarat yang
ditentukan. Hukum shalat berjamaah adalah sunnah muakkad artinya dikuatkan atau sangat
dianjurkan, sebagaimana firman Allah SWT:



Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku.
(QS. Al-Baqoroh [2]: 43)

Sedangkan orang yang melaksanakan shalat sendirian disebut munfarid.


2. Keutamaan shalat berjamaah atas shalat munfarid




...
Hadis riwayat Ibnu Umar radhiyAllahu 'anhu: ia berkata: Bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari salat
sendiri.
(HR. Imam Muslim).
3. Kaifiyyat/tatacara shalat berjamaah
Imam memperhatikan dan membimbing kerapihan dan lurus-rapatnya saf/barisan makmum
sebelum shalat dimulai. Pengaturan saf/barisan makmum ketika shalat berjamaah
hendaknya lurus dan rapat. Dengan urutan saf sbb: Saf bapak-bapak pria dewasa berada di
baris paling depan; Saf anak-anak laki-laki pada saf berikutnya; Kemudian Saf anak-anak
perempuan; dan saf terakhir adalah saf/barisan ibu-ibu/wanita dewasa.
Sesudah saf teratur dan rapi, imam memulai shalat dengan niat dan bertakbiratul ihram
Makmum mengikuti segala gerakan shalat imam, tanpa mendahului segala gerakan dan
bacaan imam.
Pada shalat yang dijaharkan (dikeraskan) makmum mendengarkan bacaan surat Al-Fatihah
dan surat-surat lain yang dibaca oleh imam.
Makmum mengucapkan semua bacaan shalat dengan pelan, kecuali bacaan amiin setelah
imam selesai membaca surat Al-Fatihah.
Bagi makmum masbuq (yang terlambat), hendaklah mengikuti imam menurut yang
dilakukan imam hingga shalat ditutup salam. Sesudah imam mengucapkan salam, makmum
masbuq berdiri lagi untuk menyempurnakan shalatnya.
Penilaian
Soal
1.
2.
3.
4.
5.

Jelaskan pengertian shalat berjamaah!


Jelaskan pengertian shalat munfarid!
Sebutkan dalil naqli shalat berjamaah!
Jelaskan keutamaan shalat berjamaah!
Jelaskan syarat-syarat mendirikan shalat berjamaah!

Jawaban:
1. Shalat berjamaah adalah shalat yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara bersamasama, seorang menjadi imam dan yang lainnya menjadi makmum dengan syarat-syarat
yang ditentukan.
2. Shalat munfarid adalah shalat yang dilaksanakan seorang diri
3. QS. Al-Baqoroh [2]: 43
4. Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari salat sendiri.
5. Syarat-syarat mendirikan sholat berjamaah: .

Pedoman Penskoran
Penilaian =

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

Kriteria Penskoran:
1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
BAHAN AJAR
Bab VII
Standar Kompetensi
Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW
Kompetensi Dasar
8.1 Menjelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW.
Uraian Materi
Sejarah Nabi Muhammad SAW
Sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dahulu bangsa Arab tenggelam dalam kehidupan jahiliyyah, kemusyrikan dan kemaksiatan
merajalela, oleh karena itulah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyeru
umat manusia kepada tauhid dan kepada kebaikan, membawa umat manusia dari kegelapan
kepada cahaya keselamatan. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal
Tahun Gajah atau tanggal 20 April 571 M di kota Makkah.
Sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW. mulai kanak-kanak hingga diangkat menjadi
Rasulullah
Sejak kecil, Rasulullah SAW adalah seorang yatim-piatu. Saat dilahirkan oleh ibunya yang
bernama Aminah, Beliau dalam keadaan yatim dikarenakan ayah Beliau yang bernama
Abdullah telah meninggal dunia. Pada saat Rasulullah berusia 6 tahun, ibunyapun meninggal

dunia, sehingga Beliau dirawat oleh kakeknya yang bernama Abdul Mutholib. Namun,
kemudian tak lama kakeknyapun meninggal dunia, sehingga Beliau dirawat dan dibesarkan
oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Rasulullah sejak kecil sudah belajar mandiri dan berusaha
sendiri, mulai dari menggembalakan kambing sampai ikut membantu berdagang. Selain itu,
di kalangan kaum Quraisy, Rasulullah sejak kecil sudah terkenal dengan akhlak dan sikapnya
yang terpuji, sehingga beliau dijuluki Al-Amin (orang yang dapat dipercaya). Pada umur
25 tahun, Beliau menikah dengan Khadijah ra. Seorang janda kaya yang cantik dan
terpandang, yang menjadi pedamping Beliau dalam awal-awal perjuangan dakwahnya kelak.
Kemudian, pada usia + 40 tahun Beliau mendapatkan wahyu pertama melalui Malaikat Jibril
as. di Gua Hiro dan sejak saat itulah Beliau diangkat menjadi Rasul (utusan) oleh Allah SAW.
Sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Makkah.
Wahyu pertama diterima oleh Rasulullah pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41
dari kelahirannya, bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M. Kemudian setelah turun wahyu yang
kedua, yaitu QS. Al-Muddassir: 1-7, maka mulailah Nabi Muhammad SAW mendakwahkan
Islam kepada kerabat dan sahabat dekat dengan cara sembunyi-sembunyi. Dakwah dengan
cara ini dilakukan nabi selama tiga tahun dengan pusat kegiatan dakwah di rumah Arqam bin
Abil Arqam, dan pada masa itu masuk islamlah beberapa orang dari penduduk Makkah yang
digelari As-Sasbiuunal Awwaluun. Selanjutnya, dakwah secara terang-terangan di tengahtengah masyarakat Quraisy dilakukan setelah Allah menyuruh Nabi berdakwah secara
terbuka dan terang-terangan sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hijr: 94.
Namun, sebagian besar masyarakat Makkah menentang dan memerangi dakwah Rasulullah.
Bahkan Rasulullah dan para sahabatnya mengalami berbagai hinaan, gangguan, serta siksaan.
Untuk melindungi agama serta para pengikutnya, Nabi memerintahkan sebagian kaum
muslimin untuk berhijrah ke negeri lain. Hijrah pertama ke negeri Habsyi (Afrika), dan
kemudian hijrah yang kedua yaitu ke Yastrib (Madinah).
Sejarah Nabi Muhammad SAW dalam mendakwahkan Islam di Madinah.
Setelah berdakwah + 10 tahun lamanya di Makkah, kemudian Rasulullah dan kaum muslimin
hijrah ke kota Madinah. Di Madinahlah, Rasulullah mendakwahkan Islam yang kemudian
diterima oleh masyarakat Madinah. Islampun berkembang, kaum musliminpun menjadi kuat
dan bersatu atas dasar tauhid.

Penilaian
Soal
1. Jelaskan berbagai peristiwa yang melatarbelakangi kelahiran Nabi Muhammad SAW!
2. Jelaskan sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW!
3. Jelaskan sejarah pertumbuhan Nabi Muhammad SAW. mulai kanak-kanak hingga diangkat
menjadi Rasulullah!
4. Jelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Makkah!
5. Jelaskan sejarah Nabi Muhammad SAW. dalam mendakwahkan Islam di Madinah!
Jawaban:

1. Dahulu bangsa Arab tenggelam dalam kehidupan jahiliyyah, kemusyrikan dan kemaksiatan
merajalela, oleh karena itulah Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menyeru
umat manusia kepada tauhid dan kepada kebaikan, membawa umat manusia dari kegelapan
kepada cahaya keselamatan.
2. Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah atau tanggal 20
April 571 M di kota Makkah.
3. Sejak kecil, Rasulullah SAW adalah seorang yatim-piatu. Saat dilahirkan oleh ibunya yang
bernama Aminah, Beliau dalam keadaan yatim dikarenakan ayah Beliau yang bernama
Abdullah telah meninggal dunia. Pada saat Rasulullah berusia 6 tahun, ibunyapun meninggal
dunia, sehingga Beliau dirawat oleh kakeknya yang bernama Abdul Mutholib. Namun,
kemudian tak lama kakeknyapun meninggal dunia, sehingga Beliau dirawat dan dibesarkan
oleh pamannya yaitu Abu Thalib. Rasulullah sejak kecil sudah belajar mandiri dan berusaha
sendiri, mulai dari menggembalakan kambing sampai ikut membantu berdagang. Selain itu,
di kalangan kaum Quraisy, Rasulullah sejak kecil sudah terkenal dengan akhlak dan sikapnya
yang terpuji, sehingga beliau dijuluki Al-Amin (orang yang dapat dipercaya). Pada umur
25 tahun, Beliau menikah dengan Khadijah ra. Seorang janda kaya yang cantik dan
terpandang, yang menjadi pedamping Beliau dalam awal-awal perjuangan dakwahnya kelak.
Kemudian, pada usia + 40 tahun Beliau mendapatkan wahyu pertama melalui Malaikat Jibril
as. di Gua Hiro dan sejak saat itulah Beliau diangkat menjadi Rasul (utusan) oleh Allah SAW.
4. Wahyu pertama diterima oleh Rasulullah pada hari Senin tanggal 17 Ramadhan tahun ke-41
dari kelahirannya, bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M. Kemudian setelah turun wahyu yang
kedua, yaitu QS. Al-Muddassir: 1-7, maka mulailah Nabi Muhammad SAW mendakwahkan
Islam kepada kerabat dan sahabat dekat dengan cara sembunyi-sembunyi. Dakwah dengan
cara ini dilakukan nabi selama tiga tahun dengan pusat kegiatan dakwah di rumah Arqam bin
Abil Arqam, dan pada masa itu masuk islamlah beberapa orang dari penduduk Makkah yang
digelari As-Sasbiuunal Awwaluun. Selanjutnya, dakwah secara terang-terangan di tengahtengah masyarakat Quraisy dilakukan setelah Allah menyuruh Nabi berdakwah secara
terbuka dan terang-terangan sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Hijr: 94.
Namun, sebagian besar masyarakat Makkah menentang dan memerangi dakwah Rasulullah.
Bahkan Rasulullah dan para sahabatnya mengalami berbagai hinaan, gangguan, serta siksaan.
Untuk melindungi agama serta para pengikutnya, Nabi memerintahkan sebagian kaum
muslimin untuk berhijrah ke negeri lain. Hijrah pertama ke negeri Habsyi (Afrika), dan
kemudian hijrah yang kedua yaitu ke Yastrib (Madinah).
5. Setelah berdakwah + 10 tahun lamanya di Makkah, kemudian Rasulullah dan kaum muslimin
hijrah ke kota Madinah. Di Madinahlah, Rasulullah mendakwahkan Islam yang kemudian
diterima oleh masyarakat Madinah. Islampun berkembang, kaum musliminpun menjadi kuat
dan bersatu atas dasar tauhid
Pedoman Penskoran
Penilaian =

Skor yang dicapai


Skor maksimal

X 100 = Skor Akhir

Kriteria Penskoran:
1. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
2. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
3. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
4. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5
5. Apabila siswa menjawab dengan sempurna maka skornya adalah 20
Apabila siswa menjawab dengan kurang sempurna maka skornya adalah 10
Apabila siswa menjawab dengan tidak sempurna maka skornya adalah 5

Anda mungkin juga menyukai