Anda di halaman 1dari 2

[Enter Post Title Here]

well, siapa sih yang gak kenal Margo City?


Pusat perbelanjaan di jalan Margonda Raya (jalan yang notabene adalah
akses utama kota Depok), selain itu yang bikin Margo City beken adalah focal
point pada bagian roofnya..

anyway, sebelum kita ngebahas mengenai Margo City, lebih baik kita check
dulu profilenya 
(tak kenal maka tak sayang)

Margo City merupakan Pusat Belanja & Hiburan yang terletak di Jl. Margonda
Raya, dengan gedung berdesain dinamis dan modern. Margo City dibangun
dengan luas bangunan 67.000 M2  berdiri di atas tanah seluas 7.5 Ha. Margo
City yang mengedepankan pelayanan terbaik sebagai acuan dalam
mengelola manajemen gedung tersebut, juga didukung dengan desain
arsitektur yang khas dan unik, yaitu memiliki land mark sebuah crown
berbentuk rangkaian besi tersusun menjulang di atas atrium dan skylight,
setinggi 40 m. Bangunan 4 lantai yang terdiri dari Lower Ground, Ground
Floor, 1st Floor dan 2nd Floor ini dilengkapi dengan 4 void dan Escalator,
Travelator dan Elevator bagi pengunjung.
Leased Mall yang mengadopsi konsep Single Coridor ini, berawal dari konsep
comprehensive yang menerangkan arti kata “city” yaitu kota yang didalamnya
terdapat berbagai fasilitas. Fasilitas tersebut dikembangkan dalam bentuk
clustered dan terwujud dalam 3 zona yang meliputi: Margo Zone, City Zone
dan O-Zone dengan rincian:
1. Margo Zone adalah area Food & Beverage dengan rangkaian café,
restoran, patisserie and bakery serta Food Court dengan desain unik
ber kapasitas 500 tempat duduk.
2. City Zone merupakan area retail fashion dan life style yang
menampilkan beragam fasilitas dan brand dari dalam maupun luar
negri.
3. Melengkapi kedua zone tersebut, area depan Margo City di lengkapi
dengan O-Zone, sebuah area outdoor dengan kelengkapan fasilitas
olahraga dan out door seperti : futsal, basket, jogging track, cycling
track, skateboard area,  bungee trampoline serta beragam fasilitas
untuk mahasiswa (students center, DVD/ VCD rental, studio recording,
café, dll).
Mengusung konsep minimalis, mal ini tidak banyak menampilkan ornamen pada interiornya kecuali
lengkungan sisi berwarna putih penyangga atap yang hanya berada di satu sisi. Warna yang
digunakan pun tidak terlalu banyak, hanya menggunakan perpaduan warna jingga, biru dan putih.  Hal
ini menunjukkan bahwa hal yang ingin ditonjolkan oleh margo city adalah sculpture berupa
lengkungan besi berwarna putih. Konsep ini sangat berhasil karena sculpture ini kemudian menjadi
landmark jalan margonda raya, dan dapat dilihat dari jarak yang cukup jauh.
Margo City memiliki koridornya yang luas. Di lantai dasar lebarnya sekitar 9 meter dan di lantai atas
selebar 3 meter. Mal ini juga mengadaptasi koridor tunggal supaya pengunjung tidak bingung mencari
toko tujuan. 
Desain ini juga menguntungkan penyewa karena pengunjung bisa langsung melihat semua toko yang
ada di mal, tidak seperti Depok Town Square yang memberikan alur sirkulasi yang menyulitkan
pengunjung, karena adanya permainan arah eskalator.
Atrium terdapat di depan pintu utama seluas 400 meter persegi dengan langit-langit kaca tembus
pandang setinggi 40 meter, sehingga pengunjung dapat menikmati pencahayaan alami dan pengelola
dapat mengurangi penggunaan pasokan listrik di siang hari. Dari atrium tampak mahkota Margo City
berupa rangkaian besi berwarna putih. Mahkota ini dibuat dengan tujuan  menjadikan Margo sebagai
Landmark Depok.
Margo City sendiri sejak awal direncakan sebagai pusat perbelanjaan dan pusat hiburan
dengan area open space yang besar. Dapat terlihat dengan adanya area bermain bagi
anak – anak dan remaja. Tersedia fasilitas untuk bermain skateboard, dan juga flying
fox.
Ide memberi ruang terbuka di depan mal memang memberikan kesan lapang, tapi sayangnya ini
membuat Margo hanya ramah bagi pemilik kendaraan bermotor. Pengunjung harus berjalan kaki
sekitar empat menit untuk mencapai pintu utama. Untuk itu pengelola menyediakan sarana
transportasi berupa mini train untuk pengunjung yang berjalan kaki.
Kanopi yang melindungi jalur pejalan kaki pun tidak sepenuhnya memadai menaungi pejalan kaki
karena memiliki celah-celah yang bisa diterobos sinar atau air. Pemilik kendaraan juga mengalami
masalah yang sama karena kanopi yang disediakan tidak menjangkau lokasi parkir yang jauh dari
bangunan utama.
Dari sisi lingkungan, mal ini sebetulnya bisa menjadi bangunan yang lebih ramah lingkungan jika
ruang terbuka yang menjadi wilayah resapan air tidak sepenuhnya ditutupi paving block.
Alternatifnya, bisa disediakan area terbuka dengan pepohonan yang cukup banyak.
Hal yang patut dipelajari dari Margo City adalah letaknya yang berdekatan dengan Depok Town
Square, hal ini menjadikan area jalan di depan margo City menjadi simpul kemacetan jalan Margonda
Raya. Seharusnya pemerintah kota mempertimbangankan lokasi antar mall, karena dapat berdampak
buruk pada aksesibilitas jalan. Selain itu, perlu dipertimbangkan mengenai kecocokkan tata guna
lahan yang telah ditetapkan dengan penggunaan bangunan itu sendiri. Jangan sampai merubah tata
guna lahan sebagai daerah resapan air menjadi bangunan yang hanya mempertimbangkan nilai
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai