Anda di halaman 1dari 3

Buletin Dakwah Jum’at 9 Agustus 2002 Peningkatan iman seorang muslim kepada Allah SWT berbanding lurus dengan

Edisi 01/Tahun 01/2002. bertambahnya amal-amalnya, oleh karena itu segala aktivitas seorang muslim harus berdasarkan
Menimbang Amal Kita pada kemanfaatan atau nilai guna dari apa yang dilakukan. Dalam beraktivitas sehari-hari, apakah
W.I. Hakim itu berbicara, berpikir dan bertindak, atau apa saja yang kita lakukan, hendaklah kita bertanya
dulu pada diri sendiri apakah yang kita lakukan itu bermanfaat atau tidak, merupakan amal
Setiap individu muslim harus menghargai dirinya sendiri, tidak boleh menganiyaya orang kebaikan atau bukan, merugikan orang lain atau tidak ? Oleh sebab itu, disinilah pentingnya kita
lain dan jangan mau dianiyaya oleh orang lain. Tidak boleh menghambakan diri pada manusia, menjaga diri kita, menjaga dan memelihara keimaman kita yang sudah tertananm dalam hati dan
tapi harus menjadi seorang pribadi yang merdeka tidak terbelenggu, baik pemikiran maupun sanubari kita.
aktivitas dan tindakannya sehari-hari. Ini bukan berarti bahwa dia bebas tanpa terikat oleh aturan Menurut ajaran Islam, kekuatan pengetahuan moral secara otomatis bertanggungjawab
atau semena-mena. Merdeka dihadapan manusia, tapi taat dan tunduk pada aturan Allah untuk kepada manusia . Dalam moral Islam hidup dan mati kita adalah ikhtiar atau berusaha untuk
keselarasan, keserasian, kedamaian, dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Seorang mengumpulkan amal kebaikan sebagai bekal untuk mencapai keridhoan Allah. Ajaran Islam,
muslim mempunyai tanggungjawab untuk semua kejadian di sekitarnya dan berusaha untuk adalah rahmatan li’alamin oleh sebab itu, dalam kehidupan bermasyarakat dimanapun kita berada,
menegakan yang hak dan menghancurkan yang bathil pada setiap saat dan kesempatan waktu. sebagai seorang muslim minimal harus memiliki empat kemuliaan. Keempat kemuliaan ini
Imbalan dari perbuatan ini di terangkan dalam Al Qur’an: merupakan sebuah keharusan yang perlu ditanamkan dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga
kita dapat merasakan keindahan, kedamaian, kebahagiaan dan manfaatnya. Keempat kemuliaan
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh pada yang tersebut meliputi;
ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli Pertama jika kita berbuat baik atau berbuat kebaikan kepada orang lain, jangan
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman diingingat-ingat kebaikan tersebut, lupakan bahwa kita pernah berbuat baik pada orang lain, agar
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS 3:10). kita terus selalu berbuat baik kepada siapapun, tanpa harus dihitung-hitung kebaikan tersebut.
Kedua jika kita berbuat jahat atau berbuat kejelekan pada orang lain, ingat-ingatlah
Tidaklah cukup bagi kita sebagai seorang muslim hanya sekedar mengagung-agungkan kejelekan atau kesalahan tersebut agar kita selalu meminta maaf dan bertaubat kepada Allah SWT
nilai-nilai Islam dengan kata-kata, slogan-slogan, atau atribut-atribut lainnya yang menunjukan sehingga tidak mengulangi lagi kejelekan atau kesalahan yang pernah kita buat tersebut.
hanya sebuah kemasan identitas saja, tanpa menunjukan esensi Islam itu sendiri, seharusnya kita Ketiga jika orang lain berbuat baik pada kita ingat-ingatlah kebaikan tersebut, jangan
membekali dengan sesuatu yang membuat kita (seorang muslim) sanggup menghadapi semangat lupakan kebaikan tersebut sehingga kita selalu mengenang amal kebaikan tersebut, agar terjalin
zaman yaitu dengan kedisiplinan, keikhlasan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi hubungan silaturahmi yang semakin erat, tali silaturahmi tersebut tidak putus tapi diperluas
(IPTEK) dan taqwa kepada Allah SWT. ditempat lain serta kita terpacu untuk selalu berbuat amal kebaikan.
Seorang yang punya keyakinan baik kepada Allah SWT, ia akan semakin berlindung Keempat jika orang lain pernah berbuat kesalahan atau kejelekan kepada kita lupakan saja
kepada Allah, tidak akan menggoyahkan keyakinannya, apapun yang dihadapinya dalam hidup kesalahan atau kejelekan tersebut sehingga kita tidak pernah dendam, tidak dengki dan hati kita
ini, malah akan semakin teguh pendiriannya dan semakin dekat kepada Allah. Masalah apapun selalu bersih, yang ada dalam diri kita hanyalah berbuat amal kebaikan, segala sesuatu kita
yang dihadapi baik yang menyenangkan maupun yang dianggap tidak menyenangkan akan tanggapi dengan penuh prasangka baik.
diterima dengan penuh keikhlasan, dan selalu dikembalikan kepada Allah SWT. Masalah pada Nilai-nilai inilah yang harus selalu ditanamkan pada setiap insan,sehingga akan terjalin
hakikatnya adalah bagian karunia dari Allah, dengan masalah berarti kita sedang mengalami kedamaian, rasa aman dan tercipta persaudaraan yang hakiki diantara sesama manusia. Kita tidak
pendidikan (dididik) oleh Allah untuk semakin mengerti hidup, semakin menambah pengalaman, akan menemukan lagi permusuhan, perkelahian dan pertumpahan darah antar sesama manusia.
semakin dewasa, tambah ilmu dan semakin luas wawasannya. Allah berjani dalam Al Qur’an Kita juga mungkin tidak akan menyaksikan pembantaian umat manusia, saling melenyapkan anatr
bahwa; suku bangsa tidak akan kita saksikan lagi. Yang menjadi pertanyaan secara sederhana adalah
Sanggupkah kita menanamkan dan melakukan dalam kehidupan kita sehari-hari, ? ini pertanyaan
“…..dan barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan jalan yang mudah dikatakan tetapi susah dijawab dengan realisasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
keluar baginya” ( QS At Thalaq: 3). Kita harus memulainya dari diri kita sendiri, membangun pribadi yang Qur’ani, tanpa setiap
muslim memulainya ini hanya akan menjadi sebuah angan-angan belaka yang tidak ada artinya
apa-apa. Sekarang saatnyalah kita membangun kembali peradaban yang Islami yang berdasarkan mempercayai adanya Allah SWT. Amal saleh merupakan realisasi buah keimanan terhadap Allah,
pada Al qur’an dan Hadits. tanpa amal saleh keimanan tak dapat terukur.
Peradaban manusia yang sudah meninggalkan kejahiliyahan, menuju ke alam yang terang Kedua, agama mengajarkan niat dalam bekerja, yaitu suatu komitmen ketuhanan untuk
benderang dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan sumbangan Islam bekerja dengan penuh dedikasi (penghambaan) kepadanya. Akibat dari ikatan itu maka dapat
yang paling berarti bagi dunia, peradaban ini berfungsi membimbing manusia dalam menjalankan medatangkan rasa damai, sejahtera, bahagia tanpa disertai konplik bathin.
kehidupan di atas dasar ajaran agama yang kemudian menajamkan kepada kehidupan manusia Ketiga, agama mengajarka taqwa, yang memberi semangat untuk menunda kesenangan
serta menaikan derajatnya. Peradaban yang konstruktif itu membantu menjinakan sementara, karena yakin di kemudian hari dalam jangka panjang akan meraih kebahagiaan yang
kekerasan/keliaran manusia. abadi dan hakiki.
Menurut pandangan Ibnu Khaldun, jahat adalah sifat yang paling dekat dengan manusia Keempat, agama mengajarkan rasa keikhlasan dalam bekerja. Ikhlas memiliki makna
apabila dia gagal dalam meningkatkan kualitas adat istiadatnya. Tidak mudah memang bagi kita bekerja yang giat yang disertai perasaan tulus.
untuk selalu berada pada jalur yang benar, hanya orang-orang yang sabar dan taqwa yang mampu Kelima, bekerja bukan hanya memenuhi hasrat lahiriah atau Id semata, tetapi juga
menahan diri, untuk tidak terjerumus kedalam kejahatan atau keliaran nafsu manusia, yang dapat memenuhi hasrat bathiniah. Keyakinan, sikap dan prilaku sosial terhadap diri sendiri, terhadap
bertahan pada jalan yang benar. orang lain dan terhadap objek selain manusia terkandung dalam struktur dan sistem nilai yang ada
pada sosio kultur manusia, dimana manusia itu berada.
“Sesungguhnya allah itu lembut dan menyukai kelembutan. Dan ia memberikan sesuatu Dalam hubungan antar sesama manusia, agama Islam memberikan bimbingan yang
pada kelembutan yang tidak diberikan pada kekerasan dan sesuatu yang tidak diberikan sangat rasional dan manusiawi, sebagi contoh; amal zariah, sodaqoh, dan infaq, Islam
kepada selainnya.” (HR; Muslim). memberikan bimbingan kepada orang-orang yang mampu supaya memberi infaq kepada mereka
yang membutuhkan, dibimbingnya mereka (yang akan memberikan infaq) dengan perasaan yang
Mampu menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah terhadap tekanan dalam menyatakan baik dan alami yang telah dididik dan disucikan. Sasarannya dicapai dengan tenang dan lemah
suatu kebenaran. Bekerja dalam bidang apa saja harus di sertai dengan jiwa yang penuh lembut, diantaranya meliputi:
keikhlasan, dimulai dari permulaan sampai titik akhir tanpa terpotong-potong. Seperti halnya 1. Sasaran yang hendak dicapai ialah mensucikan jiwa orang-orang yang berinfaq.
membaca sebuah buku yang bermanfaat, untuk menambah wawasan keilmuan bagi seorang Mereka berinfaq dengan jiwa yang ikhlas, merelakan yang diberikannya, dengan
muslim merupakan sebuah kehrusan. Membaca sebuah buku tidak boleh loncat-loncat tapi harus mengharapkan tujuan kepada Allah.
konsisten dari awal sampai akhir sehingga tahu isi buku tersebut. Inilah salah satu contoh 2. Memeberikan jaminan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan itu.
keikhlasan, kesabaran dan kesederhanaan dalam bentuk yang simpel. 3. Memobilisasi seluruh jiwasupaya bertenggang rasa dan saling membantu, dengan
Kesabaran tidak berarti aktivitas lambat, tetapi penuh dengan kecermatan dan teliti, tekun, tidak merasa keberaatan dan tdak merasa bosan.
sistematis, tanpa tergesa-gesa. Kesabaran berarti pula melakukan aktivitas dengan giat dan sekuat- Ini adalah bimbingan yang halus, menyenangkan dan mengenai sasaran, dengan
kuatnya, berusaha semaksimal mungkin untuk mendapat yang terbaik, tanpa menjurus ke arah mewujudkan semua kebaikan. Hal ini seperti dikatakan dalam Al Qur’an:
aktivitas yang tergesa-gesa. Sedangkan kesederhanaan, merupakan sikap yang harus ditumbuhkan
sehingga mencerminkan sikap yang santun, kesederhanaan meliputi kesederhanaan dalam cara “Dan Dia yang memperkenalkan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan
berpikir, berpendapat, dan dalam berprilaku atau aktivitas sehari-hari. Sehingga nampak akhlak amal sholeh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya.” (As-Syura:26).
seorang muslim dalam tindak-tanduknya adalah akhlakul karimah. Salah satu sifat yang harus
dijauhkan dari sikap diri manusia adalah ingin populer (popularitas murahan), sifat seperti ini Hal ini merupakan sebuah bukti keimanan seorang hamba kepada Tuhannya, tidak dalam
tidak menunjukan kesederhanaan, keikhlasan dan kesabaran. Disinilah nilai-nilai agama bentuk kata-kata semata tetapi dibuktikan dalam aktivitas nyata dalam kehidupan.
diperlukan untuk membentuk pribadi-pribadi yang Rabbani dan Qur’ani. Menurut Yusuf
Mudzakir, Agama diyakini seseorang merupakan sumber determinan dalam mendorong semangat “Iman bukanlah angan-angan, tetapi apa yang bersemayam dalam hati dan mewujudkan
dan gairah kerja, adalah sebagai berikut; dalam bentuk amal perbuatan (HR: Ad-Dailami)
Pertama, agama mengajarkan amal saleh, yaitu suatu ajaran yang beraktivitas positif,
ghuna menumbuhkan produktivias dan kreativitas seseorang setelah di meyakini dan
Pada era industri ini, kita tidak cukup hanya dengan berkata jujur untuk berlindung dari
kekurangan dan kelemahan kita dalam bersaing dengan orang lain, tetapi bagaimanakah refleksi
dari keimanan itu, digunakan untuk mewujudkan kesuksesan dan mengejar ketertinggalan.
Wallahu’alam.

Anda mungkin juga menyukai