Anda di halaman 1dari 3

MENGGAGAS MINAPOLITAN BUDIDAYA

DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

OLEH :

COCON. S, S.Pi

Bicara Kepulauan Karimunjawa mungkin tidak asing


sebagai wilayah kepulauan yang mempu menyedot
perhatian turis domestik maupun manca karena
keunggulan sektor parawisata yakni keindahan
pantai beserta gugusan pulau yang mengililinginya
terutama wisata bahari yang menjadi daya tarik
utama. Namun menurut pandangan penulis sektor
parawisata belumlah cukup untuk menjadi
penggerak ekonomi lokal dan belum mampu
menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat. Ada
potensi lain yang sangat besar dan mempunyai peluang untuk
dimanfaatkan secara optimal, yakni sektor kelautan dan perikanan
khususnya pengembangan sub sektor perikanan budidaya, yang sampai
saat ini nampaknya terkesan dikesampingkan padahal sektor ini
sebenarnya yang bersentuhan langsung dengan pergerakan ekonomi
masyarakat pesisir. Penulis bukan sengaja ingin mengesampingkan sektor
parawisata, namun tentunya jika ke dua potensi ini dikembangkan secara
berimbang tentunya mempunyai kekuatan besar untuk meninngkatkan
pertumbuhan ekonomi lokal dan regional. Adalah “Raksasa Tidur”
merupakan kalimat yang tepat sebagai kiasan bahwa potensi SD Kelautan
dan Perikanan yang ada belum dikelola secara optimal

Melihat isue pembangunan saat ini, dimana pemerataan dan


pertumbuhan ekonomi merupakan dua target yang secara umum belum
mampu dicapai secara sinergi karena terjebak dalam persoalan
penentuan pilihan mana dulu yang akan dilakukan terlebih dahulu. Dalam
pengembangan wilayah, bahwa pertumbuhan akan sulit terjadi apabila
sumberdaya pembangunan disebar pada seluruh wilayah, tetapi akan
lebih efektif dan efisien jika ada skala prioritas yaitu dikonsentrasikan
pada kawasan – kawasan strategis tertentu yang mempunyai potensi
unggulan. Dalam arah kebijakan pembangunan kelautan perikanan jangka
panjang tentunya pemerintah daerah (Kabupaten/Kota dan Provinsi) perlu
melaksanakan kedua program yakni “pemerataan” dan “pertumbuhan”
yang berorientasi pada 3 (tiga) pilar pembangunan yakni Pro Job, Pro
Poor, dan Pro-Growth. Mempertimbangkan hal di atas, maka pemerintah
daerah perlu segera melakukan kebijakan sebagai upaya percepatan
pertumbuhan wilayah. Dari analisa penulis, maka kawasan strategis yang
harus segera menjadi perhatian serius adalah Kepulauan karimunjawa
yang mempunyai nilai strategis di sektor kelautan dan perikanan, dalam
hal ini sub sektor perikanan budidaya yaitu melalui optimalisasi potensi
dengan konsep yang disebut “Minapolitan Budidaya”.

Minapolitan secara terminologi berasal dari kata Mina yang berarti ikan
dan Politan yang berarti kota, sehingga Minapolitan adalah kota
perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan
usaha perikanan. Kota perikanan ini dapat berupa kota kecamatan atau
kota pedesaan yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang
mendorong pertumbuhan pembangunan perdesaan dan desa-desa
hinterland atau wilayah sekitar. Namun demikian batasan suatu kawasan
minapolitan tidak ditentukan oleh batasan administratif tetapi lebih
ditentukan dengan memperhatikan economic of scale dan economic of
scope yang berkembang pada kawasan tersebut dalam hal ini potensi
perikanan. Dengan berkembangnya sistem dan usaha minabisnis maka di
kawasan minapolitan tersebut tidak saja dibangun usaha budidaya (on
farm) namun juga off farm yaitu usaha minabisnis hulu yang meliputi
sarana dan jasa penunjang sehingga akan timbul pemerataan
kesejahteraan dan pendapatan antar masyarakat, mencegah terjadinya
urbanisasi serta tentunya akan menopang pendapatan asli daerah (PAD).

Lalu mengapa penulis memilih Karimunjawa,.. ? seperti yang disampaikan


diatas bahwa Kepulauan Karimunjawa mempunyai potensi strategis untuk
dikembangkan sebagai kawasan minapolitan budidaya, ini tidak terlepas
karena Kepulauan Karimunjawa telah memenuhi beberapa pra-syarat
untuk dikembangkan menjadi sebuah kawasan minabisnis, walaupun
pada kenyataannya perlu ada interaksi secara sinergi dengan pusat kota
di Jepara. Lihat saja secara umum masyarakat pesisir karimunjawa
tergantung pada usaha-usaha pada sektor perikanan khususnya sebagai
pembudidaya baik rumput laut maupun budidaya fin fish yang
mempunyai potensi besar untuk dikembangkan dan terbukti telah mampu
menopang ekonomi masyarakat, hanya saja perputaran siklus bisnis
belum berjalan secara baik dan sinergi sehingga masih terjadi
kesenjangan. Potensi ini tentunya perlu digarap secara optimal melalui
konsep yang jelas sehingga sektor perikanan terutama budidaya mampu
menggerakan ekonomi lokal secara menyeluruh.

Upaya apa yang perlu dilakukan pemerintah daerah Jepara dalam


memuluskan konsep minapolitan budidaya di Kepulauan Karimunjawa,
adalah dengan menentukan arah pengembangan meliputi : (1)
pemberdayaan masyarakat pelaku minabisnis; (2) Minabisnis komoditas
unggulan lokal yang saling mendukung termasuk industri kecil
pengolahan perikanan, jasa pemasaran, dan minawisata dll; (3) Menjamin
tersedianya sarana produksi dan permodalan; (4) Pengembangan
kelembagaan pembudidaya ikan dan penumbuhan pola kemitraan usaha
secara berkelanjutan; (5) Pengembangan kelembagaan keuangan mikro;
(6) pengembangan kelembagaan penyuluhan perikanan termasuk
peningkatan jumlah dan kualitas sdm penyuluh; (7) pengembangan pusat
pertumbuhan minabisnis dan industri perikanan lokal (skala rumah
tangga); (8) peningkatan sistem pemasaran; (9) pengembangan
pendidikan perikanan dan (10) pengembangan penerapan teknologi tepat
guna. Terkait Sepuluh point arah pengembangan di atas, kabupaten
Jepara sebenarnya telah mempunyai perangkat yang mempunyai potensi
besar untuk merealisasikannya. Hanya tinggal pemberdayaan terhadap
perangkat tersebut, permasalahannya bagaimana membangun sinergi,
komitmen dan tanggungjawab bersama sehingga ego-sektoral tidak
terjadi lagi,..? Ini tentunya menjadi pekerjaan rumah bagi semua elemen
untuk menyatukan visi, misi dan grand strategi yang sama sebagai upaya
untuk mencapai target pemerataan dan pertumbuhan ekonomi wilayah.

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Keputusan


Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP. 41/MEN/2009 tentang
Penetapan Lokasi Minapolitan. Pada tahun ini KKP menetapkan kawasan
minapolitan di 197 Kabupaten/Kota di Indonesia, sayangnya Kabupaten
Jepara tidak termasuk bagian di dalamnya, ini terjadi karena Pemda
Kabupaten Jepara belum mempunyai arah pembangunan perikanan yang
jelas. Untuk itu melalui tulisan ini penulis mengajak kepada semua elemen
khususnya Pemda Kabupaten untuk menentukan langkah strategis
dengan segera menyusun rencana/program jangka panjang
pengembangan kawasan minapolitan khususnya di Kepulauan
Karimunjawa tentunya melalui kerjasama sinergi secara berjenjang
dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Mengingat Kepulauan
Karimunjawa merupakan wilayah yang masih terlibat kepentingan lintas
sektoral, maka dalam upaya penyusunan program perlu melibatkan
sektor lain dalam rangka sinkronisasi sehingga rencana program ini
tercantum dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) yang disepakati
bersama. Dalam jangka pendek, maka seharusnya DKP Kabupaten Jepara
sudah mulai menyusun road map / master plan agar arah pembangunan
perikanan terpogram dengan baik sehingga ada skala prioritas dalam
melakukan kebijakan serta dalam rangka memberikan gambaran peluang
investasi pada Kawasan-kawasan strategis. Memang upaya
pengembangan wilayah membutuhkan anggaran besar, namun demikian
hal itu tidak perlu menjadi permasalahan utama hal ini tentu demi
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan ekonomi daerah

Penulis adalah pemerhati perikanan budidaya


Domisili di Jakarta

Anda mungkin juga menyukai