Anda di halaman 1dari 3

No.

Pengertian BKP Mewah

1. bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan


pokok; atau
2. barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu; atau
3. pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi; atau
4. barang tersebut dikonsumsi untuk menunjukkan status; atau
5. apabila dikonsumsi dapat merusak kesehatan dan moral
masyarakat, serta mengganggu ketertiban masyarakat, seperti
minuman beralkohol.
No.5

Karakteristik PPnBM adalah :


1. Hanya dipungut sekali
2. PPnBM tidak dapat dikreditkan sehingga dapat dibiayakan
3. PPN tidak menghendaki terjadi pungutan ganda
Dengan demikian penghitungannya adalah :
Contoh :
Importir A mengimpor barang mewah B, Nilai impor (harga CIF + Bea Masuk) = 1.000.000
Jadi DPP = 1.000.000
PPN = 10% X 1.000.000 = 100.000
PPnBM = 20% X 1.000.000 = 200.000 (mis. Tarif PPnBM = 20%)

Harga beli (harga perolehan) = 1.000.000 + 200.000 = 1.200.000

Barang mewah B dijual ke distributor dgn harga jual :


Harga beli = 1.200.000
Margin laba = 250.000
Harga jual = 1.200.000 + 250.000 = 1.450.000
DPP = Harga jual – PPnBM = 1.450.000 – 200.000 = 1.250.000
PPN = 10% X 1.250.000 = 125.000

Yang harus dibayar oleh distributor :


Harga jual = 1.450.000
PPN = 125.000
Jumlah = 1.450.000 + 125.000 = 1.575.000

No.3

Tujuan lain
Bentuk-bentuk Instruksi dari Kantor Wilayah kepada KPP / Karikpa antara lain:
Pemeriksaan Rutin (Semua jenis pajak, Beberapa jenis, dan satu jenis pajak)
Pemeriksaan Khusus (Beberapa atau satu jenis pajak)
Pemeriksaan Kriteria Seleksi (Seluruh jenis pajak)
Bukti Permulaan (Semua jenis pajak, Beberapa jenis, dan satu jenis pajak)
Tujuan lain
Dasar hukum pemeriksaan pajak20:
Pasal 29 dan 44 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
Peraturan Pemerintah Nomor 43 TAHUN 1994 Tanggal 23 Desember 1994 Tentang
Pencabutan atas Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1983 tentang Pendaftaran,
Pemberian NPWP, Penyampaian SPT dan Persyaratan Pengajuan Keberatan dan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1986 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang
Perpajakan

No.1

Dasar Pertimbangan Pengenaan PPnBM

1. perlu keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang berpenghasilan


rendah dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi;
2. perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas Barang Kena Pajak Yang Tergolong
Mewah;
3. perlu adanya perlindungan terhadap produsen kecil atau tradisional;
4. perlu untuk mengamankan penerimaan negara;

soal 2
no1 Indonesia menganut sistem tarif tunggal untuk PPN, yaitu sebesar 10 persen. Dasar
hukum utama yang digunakan untuk penerapan PPN di Indonesia adalah Undang-Undang No.
8/1983 berikut revisinya, yaitu Undang-Undang No. 11/1994 dan Undang-Undang No.
18/2000.

No.2

Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena
penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau oleh Ditjen Bea dan
Cukai karena impor BKP.

No.3

Jenis-jenis Dokumen Tertentu

Jenis-jenis dokumen tertentu yang dipersamakan kedudukannya dengan faktur pajak adalah adalah :

1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat yang berwenang
dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dan dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dengan PEB tersebut,
2. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh Bulog/DOLOG untuk penyaluran
tepung terigu,
3. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuatkan/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk penyerahan
Bahan Bakar Minyak dan/atau bukan Bahan Bakar Minyak,
4. Tanda pembayaran atau kuitansi untuk penyerahan jasa telekomunikasi,
5. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill, yang dibuat/dikeluarkan untuk
penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri,
6. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa kepelabuhanan,
7.
8. Tanda pembayaran atau kuitansi listrik,
9. Pemberitahuan Ekspor Jasa Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang dilampiri dengan invoice yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Pemberitahuan Ekspor Jasa Kena Pajak/Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud, untuk ekspor Jasa Kena Pajak/Barang Kena Pajak Tidak Berwujud,
10. Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dan dilampiri dengan Surat Setoran Pajak, Surat Setoran Pabean, Cukai
dan Pajak (SSPCP), dan/atau bukti pungutan pajak oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor Barang Kena Pajak, dan
11. Surat Setoran Pajak (SSP) untuk pembayaran Pajak Pertambahan Nilai atas pemanfaatan Barang Kena
Pajak tidak berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar daerah Pabean.
No.7

Apa yang dimaksud dengan faktur pajak sederhana, bagaimana bentuk danketentuan apa saja yang berkaitan dengannya ?

1.
Faktur Pajak Sederhana adalah dokumen yang disamakan fungsinya denganFaktur Pajak, yang diterbitkan oleh PKP yang melakukan penyerahan
BKPdan/atau JKP kepada pembeli BKP dan/atau JKP yang tidak diketahuiidentitasnya secara lengkap atau penyerahan BKP/JKP secara
langsung kepadakonsumen akhir.

No.12 (a)

Pajak Masukan adalah PPN yang seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena
perolehan BKP dan atau penerimaan JKP dan atau pemanfaatan BKP tidak berwujud
dari luar Daerah Pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean dan
atau impor BKP.

No 10

Pada umumnya, mekanisme pemungutan PPN dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak yang bertindak
sebagai penjual (PKP Penjual). PKP Pembeli akan membayar kepada PKP Penjual tambahan PPN sebesar
10% dari harga jual/beli.

Anda mungkin juga menyukai