Anda di halaman 1dari 29

PELATIHAN BAGI DOSEN

PEMBIMBING SKRIPSI
APLIKASI TEKNIS PENELITIAN KUANTITATIF

Oleh : Eben Sahlan

di

IAIN SYEKH NURDJATI


CIREBON, 23 DESEMBER 2010
12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon
DARI MANA KITA MULAI

1. LANGKAH PERTAMA memulai kegiatan Penelitian


dari → MINAT
2. DILANJUTKAN dengan merumuskan → IDE /
GAGASAN
3. SETELAH ITU membatasi (lebih mempertajam)
dengan menentukan → TEMA atau RUANG LINGKUP
4. DILANJUTKAN dengan langkah → IDENTIFIKASI
VARIABEL Penelitian.
5. Merumuskan KERANGKA FIKIR setelah membuat
kerangka TEORI dari rujukan kajian PUSTAKA
/membaca reprensi
12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon
APIKASI TEKNIS

1. MINAT→ dalam Pendidikan-Keagamaan.


2. IDE / GAGASAN → tentang Pendidikan dan
Pergaulan Remaja.
3. TEMA atau RUANG LINGKUP → Peran
Guru dan Orang Tua serta Prilaku Remaja.
4. IDENTIFIKASI VARIABEL Penelitian→ Peran
Guru Agama dan Komunikasi Agama dengan
Prilaku Seksual Remaja

12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon


IDENTIFIKASI VARIBEL

1. Peran Guru Agama, dengan 3 (tiga) kategori :


1. Rendah
2. Sedang
3. Baik
2. Komunikasi Agama dengan 3 (tiga) kategori :
1. Rendah
2. Sedang
3. Baik
3. Jenis Kelamin dengan 2 (dua) kategori :
1. Laki-laki
2. Perempuan
4. Tempat Tinggal dengan 2 (dua) kategori :
1. Kota
2. Desa
5. Prilaku Seksual dengan 3 (tiga) kategori :
1. Rendah
2. Sedang
3. Baik
12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon
SKEMA KERANGKA PIKIR

Peran Guru Agama ( X1 )


Prilaku Seksual ( Y )

Komunikasi Agama ( X2 )

Jenis Kelamin ( X3)

Status Tempat Tinggal ( X4)

12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon


RUMUSAN MASALAH PENELITIAN
1. Apakah Peran Guru Agama dalam memberikan pelajaran di
sekolah dapat mempengaruhi Prilaku Seksual Remaja.
2. Apakah Komunikasi Agama yang dilakukan orang tua terhadap
anak dapat mempengaruhi Prilaku Seksual Remaja.
3. Bagaimana hubungan antara Peran Guru Agama dalam
memberikan pelajaran di sekolah dengan Prilaku Seksual Remaja.,
dengan melihat (mengontrol) variabel Jenis Kelamin.
4. Bagaimana hubungan antara Peran Guru Agama dalam
memberikan pelajaran di sekolah dengan Prilaku Seksual Remaja.,
dengan melihat (mengontrol) variabel Status Tempat Tinggal
5. Bagaimana hubungan antara Komunikasi Agama yang dilakukan
orang tua terhadap anak dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan
melihat (mengontrol) variabel Jenis Kelamin.
6. Bagaimana hubungan antara Komunikasi Agama yang dilakukan
orang tua terhadap anak dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan
melihat (mengontrol) variabel Status Tempat Tinggal.
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah
12/23/2010 Cirebon
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui / menganalisis :
1. Pengaruh antara Peran Guru Agama dalam memberikan pelajaran di sekolah
dengan Prilaku Seksual Remaja.
2. Pengaruh antara Komunikasi Agama yang dilakukan orang tua terhadap anak
dengan Prilaku Seksual Remaja.
3. Pengaruh antara Peran Guru Agama dalam memberikan pelajaran di sekolah
dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan melihat (mengontrol) variabel Jenis
Kelamin.
4. Pengaruh antara Peran Guru Agama dalam memberikan pelajaran di sekolah
dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan melihat (mengontrol) variabel Status
Tempat Tinggal.
5. Pengaruh antara Komunikasi Agama yang dilakukan orang tua terhadap anak
dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan melihat (mengontrol) variabel Jenis
Kelamin.
6. Pengaruh antara Komunikasi Agama yang dilakukan orang tua terhadap anak
dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan melihat (mengontrol) variabel Status
Tempat Tinggal. Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah
12/23/2010 Cirebon
HIPOTESIS
Peneliti menduga terdapat Pengaruh yang signifikan antara :
1. Peran Guru Agama dalam mengajar dengan Prilaku Seksual
Remaja. Makin baik peran guru dalam mengajar, maka akan
makin baik pula prilaku seksual remaja
2. Komunikasi Agama yang dilakukan orang tua terhadap anak
dengan Prilaku Seksual Remaja. Makin baik komunikasi
Agama, maka akan makin baik pula prilaku seksual remaja
3. Peran Guru Agama dalam memberikan pelajaran di sekolah
dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan melihat
(mengontrol) variabel Jenis Kelamin. guru yang mengajar
pada anak wanita akan lebih baik prilaku seksual
dibandingkan dengan anak laki-laki
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah
12/23/2010 Cirebon
4. Peran Guru Agama dalam memberikan pelajaran di sekolah
dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan melihat
(mengontrol) variabel Status Tempat Tinggal. Guru yang
mengajar pada anak yang bertempat tinggal di desa akan
lebih baik prilaku seksual dibandingkan dengan anak yang
tinggal di kota.
5. Komunikasi Agama yang dilakukan orang tua terhadap anak
dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan melihat
(mengontrol) variabel Jenis Kelamin. Jika Komunikasi Agama
dilakukan pada anak wanita akan lebih baik prilaku seksual
dibandingkan dengan anak laki-laki
6. Komunikasi Agama yang dilakukan orang tua terhadap anak
dengan Prilaku Seksual Remaja., dengan melihat
(mengontrol) variabel Status Tempat Tinggal. Jika
Komunikasi Agama dilakukan orang tua pada anak yang
tingga di desa akan lebih baik prilaku seksual dibandingkan
dengan anak yang tinggal di kota
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah
12/23/2010 Cirebon
BAGAIMANA LANGKAH BERIKUTNYA

1. Menentukan alat ukur → Operasionalisasi Konsep / Variabel


2. DILANJUTKAN dengan membuat → Instrumen Penelitian
3. Uji – Instrumen → Uji Validitas dan Reabilitas
4. SETELAH ITU menentukan → METODOLOGI
PENELITIAN yang terdiri antara lain :
a. Menentukan Unit Analisis
b. Populasi & Sampel
c. Prosedur pengambilan sampel
d. Definisi operasional
e. Model Analisis
f. Metode Pengujian Hiotesis
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon 12/23/2010
OPERASIONALISASI KONSEP/VARIABEL

1. Variabel yang dipertanyakan dalam Rumusan Masalah dan


dinyatakan dalam Hipotesis dioperasionalkan menjadi dimensi-
dimenasi dan indikator-indikator yang ditampilkan dalam
Matrik/Tabel Operasionalisasi Variabel
2. Mengoperasionalkan variabel menjadi dimensi-dimensi
didasarkan pada konsep teoritis yang dikemukakan dalam
Kerangka Pemikiran
3. Merinci dimensi menjadi indikator bisa didasarkan pada konsep
teoritis yang relevan dan pada informasi empirik
4. Setiap indikator harus kongkrit dan terukur  bukan berupa
pernyataan yang bersifat deskriptif atau bersifat relatif
5. Fungsi utama Opersionalisasi Variabel untuk menjadi dasar
penyusunan instrumen penelitian (Daftar Pertanyaan)  Jumlah
pertanyaan yang disusun berdasarkan jumlah indikator yang
dirinci dalam Operasionalisasi Variabel
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon 12/23/2010
Matrik/Tabel Operasionalisasi Variabel
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
1 . Kompetensi 1. Pendidikan
Peran Guru 2. Kepribadian
Agama (X1) 3. Penguasaan Materi
4. Stabilitas Emosi
5. Penampilan
2. Metode 6. Bahan ajar
7. Ketepatan.
8. Variasi
9. Alat Peraga
5. Kesesuaian Media Pengajaran
3. Konten. 10. Manfaat materi
11. Etika pergaulan
12. Moral pacaran
13. Larangan Zina
14. Kontek Perkembangan teknologi
15. Pemahaman situasi remaja
16. Agama sebagai benteng pergaulan
17. Ketaatan
18. Peran agama.
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah
12/23/2010 Cirebon
1. Teknik komunikasi 1. Informative
Komunikasi Agama 2. persuasif
3. instruktif
(X2)
4. human relation
2. Pesan komunikasi 4. agama penting bagi individu
5. agama dapat menyelesaikan masalah kehidupan
6. agama memberi kebahagiaan bagi kehidupan
manusia
7. agama dapat menjadi pegangan agar manusia
berjalan di jalan yang benar
8. mengikuti kegiatan pengajian
9. mengikuti ibadah
10. melakukan amal sholeh
11. berdoa
12. mengajarkan baik buruk
13. mengajarkan tentang hokum-hukum agama
14. mengajarkan kepercayaan pada Allah
15. mengajarkan kepercayaan pada malaikat
16. mengajarkan kepercayaan pada rosul
17. mengajarkan kepercayaan ada mukjizat
15. mengajarkan kepercayaan adanya hari akherat.
3. Konteks komunikasi 18. waktu
19. intensitas
20. tempat
21. kondisi psikologis.

12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon


VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Prilaku Seksual 1. Pacaran 1. Ngobrol berdua


Remaja (Y) 2. Jalan berdua
3. Pegangan tangan
4. Berpelukan
2. Hubungan intim 4. Fantasi seksual
5. Bercumbu
6. Berhubungan
mesra
7. Melakukan
hubungan intim.

12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon


PENYUSUNAN INSTRUMEN PENELITIAN
1. Dalam penelitian Kuantitatif Instrumen penelitian → Kuetioner.
2. Penyesunan Pertanyaan dalam Kuestioner penting diperhatikan hal
sebagai berikut :
a. Materi yang akan ditanyakan  menyangkut masalah yang akan
diteliti dan penyesuaian dengan operasionalisasi variabel serta
indikator-indikator yang ditentukan
b. Kalimat yang simpel dengan kata-kata yang dikenal responden
c. Kejelasan maksud / makna setiap pertanyaan
d. Tidak ada dua tujuan dalam satu pertanyaan
e. Tidak menggiring responden pada satu jawaban tertentu (leading
question)
f. Kehati-hatian dalam menggunakan istilah yang mungkin tidak sesuai
dengan norma atau nilai sosial masyarakat setempat.
3. Guna menjaring jawaban yang relatif objektif  buat kombinasi antara
pernyataan positif dan negatif (hrs diperhatikan saat koding pada data entri )
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah
12/23/2010 Cirebon
UJI INSTRUMEN PENELITIAN
1. Uji intrumen penelitian menggunakan → uji Validitas
dan Reabiliitas
2. Maksud test itu → untuk menguji keabsahan alat ukur
( setiap pertanyaan)
3. Dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan → Sangat
tidak dibenarkan dilakukan pada data hasil penelitian.
4. Hasil uji Validitas dan Reabilitas tidak perlu dimasukan
dalam bahasan (laporan) hasil Penelitian, cukup
dicantumkan dalam lampiran.

Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah


12/23/2010 Cirebon
PENGUMPULAN DATA (PENELITIAN)
Pada saat pengumpulan data dari responden → Sangat Penting
Diperhatikan :
1. Daftar pertanyaan (kuestioner) sangat tidak dianjurkan
untuk dibagikan kepada responden
2. Jika peneliti menggunakan asisten lapangan → Pastikan
bahwa para asisten lapangan itu memahami ruang lingkup
dan maksud serta tujuan penelitian (hrs dilatih)
3. Hal teknis yang harus diperhatikan :
a. Hrs tercipta hubungan baik antara respoden dg pewawancara
b. Pastikan bahwa stiap pertanyaan akan terjawab dg baik
c. Usahakan dg penjelasan yg netral jika ada responden yg tdk
memahami maskud pertanyaan, namun jawaban hrs tetap
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah
diperoleh.
12/23/2010 Cirebon
METODOLOGI
1. Wilayah (objek) Penelitian.
2. Kerangka Pikir dan Variabel yg digunakan:
3. Unit analisis .
4. Populasi dan Sampel.
5. Prosedur penentuan sampel.
6. Definisi operasional.
7. Model Analisis.
8. Metode Pengujian Hipotesis.
12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon
OBJEK PENELITIAN
1. Dideskifsikan dimana penelitian
dilakukan
2. Kemukakan alasan metodologis
kenapa wilayah itu dipilih.
3. Jika ada, kemukakan pula kendala dan
faktor yang kondusif dalam
pelaksanaan penelitian .
12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon
UNIT ANALISIS
a. Kelompok  lembaga: Rumah Tangga, Sekolah,
Jurusan, atau unit kerja lainnya:  Semua unit
kerja yang ada di Lembaga  yang jadi
respondennya pimpinan dari unit kerja yang
bersangkutan
b. Individu  personal atau anggota dalam
populasi dan sampel terpilih:  semua Guru,
pegawai atau Siswa dari lembaga (Sekolah)
adalah unit analisis.
b. Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis
 semua Siswa.
12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon
POPULASI DAN SAMPEL
a. Populasi dalam Penelitian ini adalah semua
siswa SLTA yang bersekolah di wilayah Kab.
Cirebon
b. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa
SLTA yang bersekolah di wilayah kab. Cirebon
yang dipilih dengan prosedur tertentu
(Random)
c. Penentuan sampel harus representatif terhadap
populasinya (ditentukan dalam prosedur
penentuan sampel)

12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon


PROSEDUR PENENTUAN
SAMPEL
1. Membuat Keranka Sampling dengan prosedur
sbb :
a. Mengelompokan sekolah SLTA di wilayah kab.
Cirebon menjadi 2 kelompok kota dan desa.
b. Dari dua kelompok sekolah diambil sampel
secara proporsional dengan cara random
2. Daftar siswa dari dua kelompok sekolah itu yang
terpilih secara random itu merupakan kerangka
sampling
3. Responden sebagai sampel diperoleh dari daftar
kerangka sampling yang terpilih secara random.
12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon
DEFINISI OPERASIONAL
1. Depinisi Operesional menjelaskan semua istilah
(kata / variabel) yang dipakai dalam penelitian,
dengan merujuk kepada operasionalisasi variabel
dan alat ukur (instrumen), meliputi antara lain :
a. Prilaku Seksual Remaja
b. Peranan guru agama.
c. Komunikasi Agama
d. Status tempat tingggal desa - kota
2. Menjelaskan secara definitif semua istilah yang
digunakan agar terdapat kesamaan presepsi dalam
membaca hasil penelitian

12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon


MODEL ANALISIS
Analisis data dalam penelitian kuantitatif
terdapat dua :
1. Analisis Deskriptif  membuat tabulasi
(tabel distribusi) untuk mencari hubungan
antara variabel yang diteliti.
2. Analisis Inferensial  Untuk melakukan
pengujian HIPOTESIS yang disusun dalam
penelitian

12/23/2010 Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon


METODE PENGUJIAN
HIPOTESIS
1. Untuk pengujian Hipotesis digunakan  Analisis Jarul (Path
Analisys).
2. Dalam Analisis Jalur akan diketahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
3. Selain itu, analisis jalur juga dapat dipakai untuk menguji
Hipotesis yang dirancang dalam penelitian.
4. Model-model yang dipakai sebagai berikut :
1. Ỷ = β0 + β1(X1) + ε.
2. Ỷ = β0 + β1(X2) + ε.
3. Ỷ = β0 + β1(X1) + β2(X3) + ε.
4. Ỷ = β0 + β1(X1) + β2(X4) + ε.
5. Ỷ = β0 + β1(X2) + β1(X3) + ε.
6.
12/23/2010 Ỷ = β0 + β1(X2) + β2(X4)
Oleh+ ε. Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon
: Eben
PROSEDUR PENGUJIAN
HIPOTESIS
1. Membuat Rumusan Hipotesis Kerja :
a. H0 = Tidak terdapat Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y
b. H1 = Terdapat Pengaruh Varibel X terhadap Variabel Y
2. Menentukan taraf kepercayaan (level of signifcan) 5 % atau α =
0,05
3. Membandingkan nilai α (alfa) dengan p-value, dengan ketentuan :
a. Jika α ≥ p – value, maka → H0 diterima
b. Jika α < p – value, maka → H0 ditolak.
4. Membuat kesimpulan :
a. Jika H0 diterima berarti hipotesis yang diduga tidak berhasil
dibuktikan
b.
12/23/2010 Jika H0 ditolak berarti hipotesis
Oleh : Eben Sahlan, yang diduga berhasil
STEI Al-Ishlah Cirebon
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

DIMULAI
DIMULAI DARI
DARI MINAT
MINAT
MENEMUKAN KAJIAN
KAJIAN PUSTAKA
PUSTAKA INDENTIFIKASI
INDENTIFIKASI
MENEMUKAN
GAGASAN/IDE MENEMUKAN
MENEMUKAN TEORI
TEORI VARIABEL
VARIABEL PENELITIAN
GAGASAN/IDE &
& RUANG
RUANG PENELITIAN
LINGKUP
LINGKUP DAN
DAN KERANGKA
KERANGKA FIKIR
FIKIR

UJI VALIDITAS DAN PEMBUATAN


PEMBUATAN KISI-KISI
KISI-KISI PERUMUSAN
PERUMUSAN MASALAH
MASALAH
& & HIPOTESIS
& HIPOTESIS
REABILITAS & INSTRUMEN
INSTRUMEN
PENELITIAN PENELITIAN
PENELITIAN
PENELITIAN

DATA
DATA MENTAH
MENTAH HASIL
HASIL PENYEBARAN
PENYEBARAN
INSTRUMEN BAKU INSTRUMEN
INSTRUMEN
UJI
UJI COBA
COBA

LAPORAN
LAPORAN HASIL
HASIL ANALISIS
ANALISIS DATA
DATA OLAH
OLAH DATA
DATA
PENELITIAN
PENELITIAN

Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon 12/23/2010


KEKELIRUAN DALAM PENELITIAN
KUANTITATIF
1. Dalam menentukan rencana penelitian/penulisan skripsi yang
ditanyakan “judul” →Minat, Gagasan (ide) Ruang-lingkup / tema
yang menjadi perhatian, rumusan masalah dan identifikasi Variabel.
2. Membedakan bobot skripsi. Thesis dan disertasi berdasar jumlah
variabel yg dianalisis → penentuan jumlah variabel hrs merujuk
kepada rumusan masalah berdasarkan rujukan teori
3. Konsistensi antara rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan model
analisis.
4. Penentuan responden tdk berdasar kan pada analisis mutivariat dan
kadang ada menganaisis data cross section
5. Analisis (uji) Validitas dan reabilitas di masukan dalam uraian
pembahasan
6. Analisis kuantitatif hrs menggunakan sampel bukan populasi (kasus
dalam penelitian di lembaga yg jumlah respondennya kecil).

Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon 12/23/2010


7. Pengambilan sampel tdk menggunakan prosedur yang benar
dengan membuat kerangka sampling (probability sampling).
8. Hasil (temuan) dalam penelitian disajikan begitu saja → hrs
dianalisis berdasar pendapat peneliti, disandingkan dengan kajian
pustaka, dan dikomparasikan dengan penelitian yang terdahulu.
9. Hipotesis H1 harus selalu diterima → seharusnya yg
dipermasalahkan adalah prosedur metodologis dalam
pengumpulan, pengolahan dan analisis data.
10. Pemahaman olah data dapat diorderkan kepada konsulttan
statistik → memang benar, tapi si penelitian paling tidak harus
memahami, prosedur pengumpulan, struktur dan modifikasi data.
11. Alat statistik yang digunakan cenderung seragam (itu – itu saja)
→ Alat Statistik yang digunnakan tergantung dari tujuan analisis
dan jenis data serta latar belakang teori (landasan teori dala
kerangka fikir).
Oleh : Eben Sahlan, STEI Al-Ishlah Cirebon 12/23/2010

Anda mungkin juga menyukai