PENDAHULUAN
Kerapu bebek atau kerapu tikus (Cromileptes altivelis) merupakan salah satu
jenis ikan laut yang berprospek cukup cerah. Tak heran kalau ikan yang lebih
populer dengan sebutan seperti nama bintang film terkenal, Grace Kelly, ini
diincar banyak pengusaha untuk dibudidayakan.
Kerapu bebek adalah jenis ikan karang yang hanya hidup dan tumbuh cepat
di daerah tropis. Ikan kerapu jenis ini mempunyai bentuk agak pipih yang bila
diperhatikan warna dasarnya abu-abu dengan bintik hitam pada badannya. Ikan
yang muda merupakan ikan hias laut yang mempunyai bintik lebih besar serta
lebih sedikit dibanding ikan yang lebih tua. Ciri khasnya terletak pada bentuk
moncong yang menyerupai bebek sehingga disebut ikan kerapu bebek. Rasa
dagingnya lezat sehingga banyak orang menyukainya. Ikan kerapu jenis ini
merupakan jenis kerapu yang saat ini paling mahal. Ikan ini berpotensi besar
untuk dikembangkan dan telah terbukti dapat dibudidayakan dengan baik di
karamba jaring apung maupun petakan kolam laut atau bak (Buckle, dkk. 1990).
Peluang pembudidayaannya masih terbuka luas karena potensi lahan untuk
karamba jaring apung maupun tambak masih cukup tersedia. Di samping itu,
teknologi budidaya kerapu bebek sudah dikuasai, mulai dari pembenihan,
pendederan, pengglondongan, hingga pembesaran.
Dari informasi pasar diketahui permintaan kerapu bebek, baik ukuran kecil
sebagai ikan hias maupun ukuran konsumsi, terus meningkat. Kerapu bebek
ukuran kecil (4-5 cm) laku dijual dengan harga Rp.7000,00/ekor, sedangkan
ukuran konsumsi dengan berat 400-600 g/ekor laku dijual di pasar lokal dengan
harga tahun 2000 sekitar Rp.250.000,00 sampai Rp.300.000,00 per kilogram.
Bahkan untuk pasar ekspor seperti Hongkong, Taiwan, dan Cina Daratan, harga
kerapu bebek ukuran konsumsi sekitar US$ 55 per kilogram.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Agar para pembudidaya ikan kerapu bebek dapat menghasilkan produk
hasil budidaya yang bermutu dan berkualitas serta mampu memmenuhi
permintaan pasar juga mampu menghadapi persaingan di pasaran.
2. Agar para pembudidaya ikan kerapu bebek dapat memproduksi ikan
kerapu bebek dalam jumlah yang lebih banyak dan terjamin mutu dan
kualitasnya.
3. Agar para pembudidaya dapat lebih mengembangkan dan memajukan
usaha budidaya yang telah dijalani.
TINJAUAN PUSTAKA
Kerapu bebek memiliki sirip dorsal (punggung), sirip anal (perut), sirip
pektoral (dada), sirip garis lateral (gurat sisi), dan sirip caudal (ekor). Selain sirip,
di bagian tubuhnya terdapat sisik yang berbentuk sikloid.
Dalam siklus hidupnya kerapu bebek muda hidup di perairan karang pantai
dengan kedalaman 0,5 sampai 3,0 m. Kerapu bebek muda dan larva banyak
terdapat di perairan pantai dekat muara sungai dengan dasar perairan berupa pasir
berkarang yang banyak ditumbuhi padang lamun. Menginjak masa dewasa, ikan
Pembentukan sirip punggung mulai terjadi pada hari pertama. Pada hari
kedua, sirip dada mulai terbentuk dan jaringan usus berkembang sampai ke anus.
Hari ketiga mulai terjadi pigmentasi saluran pencernaan bagian atas dan mulut
mulai membuka. Hari keempat kuning telur sudah mulai terabsorpsi.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Teknik Budidaya
Pelampung
Pelampung untuk Karamba Jaring Apung (KJA) menggunakan
bahan styrofoam yang di dalamnya diisi gabus. Dimana pelampung
ditempatkan di setiap sisi.
Jangkar
Setiap sudut Karamba Jaring Apung (KJA) diikatkan batu yang
berjumlah 2 buah seberat 100 kilogram untuk setiap sudut.
Jaring
Jaring untuk KJA menggunakan bahan PE (Polyethelen) dengan
mata jarring 1 inci, tinggi jaring 2 meter dengan kedalamannya 2
meter.
Tata Letak
Lokasi agak tersembunyi (terlindung dari hempasan arus dan
ombak yang kuat), di daerah teluk, merupakan daerah mangrove,
tidak tercemar.
Perlengkapan lainnya
Berupa rumah jaga, perahu, dan sero.
Benih
- Penyediaan benih komoditas laut bawal bintang, dan kerapu
macan berasal dari Situbondo (Jawa Timur). Selain dari
Situbondo, ada juga yang berasal dari alam.
Pembenihan
Untuk masing-masing bak telur yang terdapat di hatchery indoor
diisi sebanyak 10 ribu ekor telur yang membutuhkan waktu untuk
menetas selama 20 – 30 hari. Setelah itu akan dipindahkan ke bak
larva.
Penyediaan Pakan
Pemberian pakan pada larva terbagi atas dua, yaitu pakan alami
dan pakan buatan. Pemberian pakan disesuaikan dengan bukaan
mulut. Untuk hari pertama larva diberikan pakan alami berupa
minyak cumi. Setelah berumur 8 hari sampai larva berukuran 4 cm,
diberi pakan NRD.
Panen
Untuk cara memanen dilakukan dengan cara mempersempit ruang
gerak ikan didalam kantong jarring. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara salah satu sisi kantong jarring dengan sisi lainnya dirapatkan.
Tentu saja tali ris pada kedua sudut jarring bagian atas yang akan
dirapatkan harus dibuka dulu. Ikan-ikan yang sudah terkumpul
kemudian dipanen dengan serok yang bertangkai panjang.
Kemudian ikan-ikan yang tertangkap secepatnya harus kita
tempatkan ke dalam wadah penampungan sementara. Untuk wadah
penampungan dapat diisi dengan ikan sejumlah 40 kg/m³. Asalkan
ikan itu ditampung tidak lebih dari 4 hari.
Faktor Teknis
Faktor Non-teknis
Faktor non-teknis merupakan pelengkap dan pendukung faktor-faktor
teknis dalam memilih lokasi pembenihan kerapu bebek. Dalam menentukan calon
lokasi pembenihan, pertama kali perlu diketahui peruntukannya yang biasanya
sudah terpetakan dalam RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) dan tata guna lahan.
Faktor non-teknis lainnya berupa ketersediaan sarana transportasi,
komunikasi, instalasi listrik (PLN), tenaga kerja, pasar, sekolah, tempat ibadah,
dan pelayanan kesehatan. Adanya faktor non-teknis tersebut dapat memberikan
ketenangan dan kenyamanan bekerja. Hal lain yang dapat mendukung
kelansungan usaha adalah dukungan Pemda (Pemerintah Daerah) setempat dan
terutama masyarakat sekitar lokasi.
4.2.4 Pembesaran
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembesaran kerapu
bebek antara lain penyiapan benih, pemberian pakan, pemilihan ukuran, serta
pengelolaan waring dan jaring.
4.2.5 Penyiapan dan Penebaran Benih
Benih yang digunakan untuk pembesaran bisa berasal dari tangkapan
maupun pembenihan. Umumnya jumlah benih dari tangkapan terbatas, ukurannya
tidak seragam, serta sering mudah terserang penyakit akibat luka saat
penangkapan dan pengangkutan. Oleh karena itu, akan lebih baik kalau benih
yang digunakan berasal dari hasil pembenihan. Selain jumlahnya banyak, ukuran
benihnya pun lebih seragam serta kualitas, dan kontinuitasnya terjamin. Benih
yang sehat tampak dari warnanya yang cerah, geraknya lincah dan aktif, nafsu
makannya tinggi, serta tidak ada cacat di tubuhnya.
Kepadatan tebar sangat menentukan pemacuan pertumbuhan dan kehidupan
ikan. Bila terlalu padat, kecepatan pertumbuhannya berkurang akibat adanya
persaingan ruang, oksigen, dan pakan. Kepadatan optimum untuk pembesaran
dalam karamba jaring apung adalah 300 ekor per kantong waring dengan rata-rata
panjang benih 3-4 cm dan berat 1,2 g. Setelah dibesarkan selama 1,5-2 bulan,
kepadatannya dikurangi menjadi 150 ekor per kantong waring.kepadatan ini harus
dipertahankan hingga massa pembesaran 3-4 bulan. Selanjutnya kepadatan bisa
dikurangihingga menjadi 75 ekor per kantong waring hingga berumur 5-7 bulan.
Umur di atas 7 bulan, ikan sudah mencapai ukuran konsumsi.
4.2.6 Pemberian Pakan
Oleh karena kerapu bebek termasuk ikan buas walaupun tidak sebuas ikan
kerapu lainnya, maka kegiatan pemilihan atau penyeragaman ukuran harus secara
rutin dilakukan selama masa pembesaran. Hal ini dilakukan agar setiap waring
dan jaring hanya dipelihara ikan yang berukuran sama. Penyeragaman ukuran
biasanya dilakukan mulai dari awal pembesaran dan selanjutnya dilakukan
minimal setiap dua minggu sekali, terutama kalau terdapat variasi ukuran.
Jenis-jenis parasit yang sering menyerang kerapu bebek antara lain kutu
ikan Monogenia, cacing Trematoda, dan protozoa seperti Cryptocaryon sp. dan
Tricodina sp.
Monogenia
Serangan parasit ini dapat menimbulkan luka pada tubuh ikan. Selain itu,
ikan akan berenang lambat, cenderung memisahkan diri dari kelompoknya, nafsu
makan menurun, sisik mudah lepas, insang berwarna merah pucat, dan tubuhnya
sering digesek-gesekkan ke jaring atau berenang miring seolah-olah merasa gatal.
Trematoda
Cryptocaryon
Maksud panen benih di sini adalah panen untuk ikan yang sudah siap
digunakan pada pembesaran. Agar panen bisa berhasil, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan antara lain persiapan alat panen, waktu panen, dan cara panen.
Persiapan alat panen harus dilakukan untuk mendapatkan hasil panen yang
maksimal. Adapun alat yang perlu dipersiapkan pada pemanenan benih adalah
skop-net, wadah penampung seperti ember, dan waring. Waktu terbaik untuk
memanen benih adalah pagi dan sore hari. Pemanen benih diawali dengan
Ikan Konsumsi
Untuk menjaga agar ikan tetap sehat dan segar, pemanenannya sebaiknya
dilakukan pada sore hari karena suhu relatif rendah. Dengan suhu rendah maka
diharapkan dapat mengurangi stres selama pemanenan. Di samping itu, panen
pada sore hari dapat menunjang transportasi yang biasanya dilakukan pada malam
hari.
Untuk panen ikan konsumsi ini, ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu
panen selektif dan panen total. Panen selektif merupakan pemanenan terhadap
ikan yang sudah mencapai ukuran tertentu sesuai keinginan pasar. Panen selektif
ini pun sering dilakukan untuk memenuhi permintaan dalam skala kecil.
Sementara panen total merupakan pemanenan secara keseluruhan yang biasanya
dilakukan bila permintaan sangat besar atau ukuran ikan seluruhnya sudah
memenuhi kriteria jual. Panen total ini lebih mudah dilakukan dibanding panen
selektif. Penggunaan alat panen yang benar sangat menentukan mutu hasil panen.
Alat panenyang digunakan berupa skop-net yang terbuat dari kain kasa. Skop-net
4.4.2 Pengangkutan
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Anonimus, 2008. http://www.mustang89.com/literatur/petunjuk-teknis-budidaya-
ikan-laut-di-jaring-apung. 25 Juni 2010.