SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata I
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : HENIK ISMAWATI
NIM : 4201403028
Jurusan : Pendidikan Fisika
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 14 Agustus 2007
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Pembimbing I Penguji I
Pembimbing II Penguji II
Penguji III
Henik Ismawati
NIM. 4201403028
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesunguhnya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya” (QS : 2 :286)
“Jadilah orang dengan cukup semangat untuk melakukan sesuatu, cukup keberanian untuk mewujudkan impian dan
cukup tekad untuk menggapai impian itu serta iringi dengan doa”
“Friendship is my life”
PERSEMBAHAN
3. My love “An&” to give your spirit. Thanks for all with you
KATA PENGANTAR
sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pendidikan di Universitas
Negeri Semarang.
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun tidak lupa menyampaikan
Semarang.
2. Drs. Kasmadi Imam S, M.S selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
Semarang..
8. Bapak Ibu Guru serta semua karyawan dan siswa-siswi Kelas VIII A SMP
baik.
sempurna, untuk itu penyusun mohon pada semua pihak untuk memberikan saran
skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Penulis
ABSTRAK
PERNYATAAN.............................................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN
4.2 Pembahasan................................................................................... 56
5.2 Saran............................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 69
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 10. Lembar jawaban soal uji coba instrumen .................................. 100
Lampiran 20. Kunci jawaban soal pretest dan postest ..................................... 125
Lampiran 41. Hasil belajar kognitif (pretest) siswa siklus I ............................ 160
Lampiran 42. Hasil belajar kognitif (postest) siswa siklus I............................ 162
Lampiran 43. Hasil belajar kognitif (pretest) siswa siklus II ........................... 164
Lampiran 44. Hasil belajar kognitif (postest) siswa siklus II........................... 166
PENDAHULUAN
peserta didik agar dapat menanggapi: i) isu lokal, nasional, kawasan, dunia,
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Carl Sagan dalam
produk atau hasilnya saja. Padahal dalam pembelajaran fisika, proses dan
produk sama pentingnya serta tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu,
kepentingan ini salah satu metode pembelajaran yang sesuai adalah inkuiri.
diperlukan bimbingan yang cukup luas dari guru. Hal inilah yang disebut
keaktifan yang rendah. Hasil ini dapat dilihat dari setiap kali guru
45%. Sedangkan siswa yang lainnya hanya diam sebagai pendengar dan
mencatat. Melalui hasil belajar ulangan harian siswa tentang gelombang dan
bunyi diperoleh nilai hasil belajar untuk pelajaran fisika kelas VIII A SMP
2006/2007”.
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.3 Bagi siswa dapat meningkatkan minat belajar Sains melalui aktivitas
pembelajaran berlangsung.
istilah. Batasan pengertian dari judul penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5.3 Sains-Fisika
1.5.4 Pembelajaran
metode mengajar.
salah satu sifat cahaya apabila sinar cahaya jatuh pada permukaan
oleh cermin datar, sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin cekung
dan cembung.
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan
daftar lampiran.
BAB III. Metodologi penelitian, bab ini berisi tentang setting dan
surat penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
dan penafsiran itu berbeda satu sama lain. Adapun beberapa perumusan
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar disini
berpartisipasi langsung.
c. Sejalan dengan perumusan diatas, ada pula tafsiran lain tentang belajar
lingkungan.
Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses
adalah :
4. Aktivitas diri.
sebagai berikut.
(Under going).
6. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh
kematangan murid.
kemajuan.
10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat
13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada
baik.
mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah
teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar makin efektif pula
pembelajaran mencakup tiga hal yaitu pretest, proses belajar mengajar, dan
postest.
aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi
sebagai pencipta“. Dalam ajaran agama pun diakui bahwa manusia adalah
sebagai pencipta yang kedua (setelah Tuhan). Secara alami peserta didik
juga dalam belajar sudah tentu tidak mungkin meninggalkan dua kegiatan
fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Oleh
sebab itu, orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas, maka
pelajaran, tetapi yang mengolah dan menentukan adalah siswa sesuai dengan
berbuat dan sekaligus merupakan proses yang membuat anak didik aktif dan
mendominasi aktivitas adalah siswa. Agar anak didik berpikir sendiri, maka
anak itu berpikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak
sehingga terjadi interaksi yang efektif antara guru dan siswa. Dalam
jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Aktivitas siswa
tidak cukup hanya mendengar dan mencatat seperti yang lazim terdapat
membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara
interupsi.
menyalin.
diagram.
dan tangungjawab.
secara integral.
demokratis.
verbalitis.
kehidupan di masyarakat.
2005:31). Hasil belajar bukan hanya suatu penguasaan hasil latihan saja,
melainkan mengubah perilaku. Bukti yang nyata jika seseorang telah belajar
adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek.
Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut.
1) Pengetahuan
2) Pengertian
3) Kebiasaan
4) Keterampilan
5) Apresiasi
6) Emosional
7) Hubungan sosial
8) Jasmani
10) Sikap
Jika seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka akan
terlihat terjadinya salah satu atau beberapa aspek tingkah laku diatas.
a. Informasi verbal
b. Keterampilan intelektual
c. Strategi kognitif
d. Sikap
e. Keterampilan motoris.
tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Sains adalah ilmu pengetahuan yang sangat dinamis dan selalu mengalami
tentang alam yang terdiri dari ilmu fisika, kimia, dan biologi.
untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk
pemahaman produk Sains dalam bentuk pengalaman langsung. Hal ini juga
sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa SMP yang masih berada
pada fase transisi dari konkrit ke formal, akan sangat memudahkan siswa
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Sains. Sagan dalam Koes
sebagai berikut.
mempelajari alam.
2. Sains adalah bagian dari kemajuan dan kreativitas manusia (Sains itu
berkembang).
sebuah proses).
maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan
ialah
(Koes, 2003:12-13).
prinsip tertentu.
kesimpulan.
gairah berpikir.
di dalam kelas.
kelas.
1. Merumuskan masalah.
2. Membuat hipotesa.
3. Merencanakan kegiatan.
4. Melaksanakan kegiatan.
5. Mengumpulkan data.
6. Mengambil kesimpulan.
siswa.
kadang-kadang kegagalan.
dengan kemampuan.
penemuan.
untuk belajar.
diketahui.
belajar ini.
kata-kata tertentu.
pemantulan teratur.
menyatakan bahwa :
Garis normal
i r
Cermin datar
Gambar 2. hukum Pemantulan
¾ Garis normal ialah garis yang dibuat tegak lurus pada permukaan
benda.
¾ Sudut datang ialah sudut antara sinar datang dengan garis normal.
¾ Sudut pantul ialah sudut antara sinar pantul dengan garis normal.
cermin datar.
tegaknya benda.
Benda Bayangan
•
F (sinar 1)
(Sinar 2).
M F O F’
maya, tegak, dan diperbesar.
(Sinar 2).
kelengkungan M akan
- F M
• Tegak
• Diperkecil
Benda
Bayangan
F M
METODE PENELITIAN
Semarang 50236. Dengan jumlah siswa adalah 45 orang yang terdiri dari 24
siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Peneliti memilih kelas VIII A karena
dari enam kelas yang ada, melalui observasi awal didapatkan nilai hasil belajar
belajar siswa pada mata pelajaran fisika melalui pembelajaran Sains untuk
terbimbing.
dengan tujuan yang telah ditetapkan dan aktivitas guru selama proses
pembelajaran .
3.3 Rencana Tindakan penelitian
Action Research). Ada dua siklus yang direncanakan dalam penelitian ini.
1. Perencanaan ( Planning )
observasi siswa dan guru, Soal-soal evaluasi (Pretest dan postest), alat atau
2. Pelaksanaan ( Action )
3. Pengamatan ( Observation )
berdasarkan lembar observasi, LKS, dan angket yang telah diisi oleh
siswa.
4. Refleksi ( reflection )
3.4.1 Persiapan
dalam pembelajaran).
nilai =
∑ skor yang dicapai siswa × 100%
skor maksimal
berikut.
Keterangan :
Skor batas bawah kategori sangat minat adalah 0,8x16=12,8 dan
batas atasnya 16.
Skor batas bawah kategori minat adalah 0,6x16=9,6 dan skor batas
atasnya 12,8
Skor batas bawah kategori kurang berminat adalah 0,4x16=6,4 dan
batas atasnya 9,7
Skor batas bawah kategori tidak minat adalah kurang dari 6,4
(Tim Peneliti Program Pascasarjana UNY, 2004:22).
sebagai berikut.
Soal tes yang disusun dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda.
kesukaran dan daya pembeda yang baik. Tes yang diujicobakan berupa
tes pilihan ganda yang berjumlah 50 butir.Tes ini diuji cobakan pada
2007.
h. Menganalisis hasil uji coba instrumen
M p − Mt p
rpbus = (Suherman, 1990:163 )
St q
Keterangan :
dimaksud.
dimaksud (q=1-p)
Kriteria : apabila rpbis > rtabel maka butir soal tersebut valid.
2). Reliabilitas soal
Arikunto, 2001:21 )
⎛ K ⎞⎛ K − M ⎞
r11 = ⎜ ⎟⎜⎜1 − ⎟⎟ (Suherman, 1990:189 )
⎝ K − 1 ⎠⎝ KVt ⎠
Keterangan :
Vt = Varian total
Kriteria : apabila r11 > rtabel maka butir soal tersebut reliabel.
JB A − JBB
DP = (Suherman, 1990:201 )
JS A
Keterangan :
Interval DP Kriteria
DP ≤ 0 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
(Suherman, 1990: 202 )
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau
JB A + JBB
IK = (Suherman, 1990:112)
2 JS A
Interval IK Kriteria
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
(Suherman,1990:113)
3.4.2 Langkah-langkah Penelitian
Perencanaan Tindakan :
Semarang.
Pelaksanaan tindakan :
siswa.
orang siswa.
berikutnya.
g. Memberikan tes diakhir tahap (postest).
Pengamatan :
kelompok.
postest.
Refleksi :
2. Siklus II
Perencanaan Tindakan :
siswa.
orang siswa.
Pengamatan :
kelompok.
Refleksi :
sebagai berikut.
PRE PENELITIAN :
• Menentukan permasalahan
• Mengumpulkan data awal tentang hasil
belajar kognitif dan psikomotorik siswa
sebagai studi awal
PERENCANAAN
TINDAKAN PELAKSANAAN
SIKLUS I
(Materi : Cermin datar
dan hukum pemantulan)
REFLEKSI
PENGAMATAN
PERENCANAAN
TINDAKAN PELAKSANAAN
SIKLUS II
(Materi : Cermin cekung
dan cembung)
REFLEKSI
PENGAMATAN
Indikator Indikator
tercapai belum tercapai
Dilanjutkan ke siklus
Selesai berikutnya dengan
memperbaiki skenario
pembelajaran
1. Sumber data
2. Jenis data
hasil wawancara dengan guru kelas, nilai laporan ulangan harian siswa
X =
∑X (Sudjana, 1989:109)
N
Keterangan ;
X = rata-rata kelas
(Mulyasa, 2003:102)
3.7 Indikator Keberhasilan
2003:101).
observasi, yaitu :
Nilai Psikomotorik
No Keterangan
Siklus I Siklus II
1. Nilai tertinggi 81 81
2. Nilai terendah 56 63
3. Nilai Rata-rata 66 71
4. Ketuntasan (%) 56 % 78%
ketuntasan 56%, karena kurang dari 75% maka belum dikatakan tuntas
jumlah siswa yang minat sebesar 82% , persentase jumlah siswa yang
kurang minat sebesar 16%, dan persentase jumlah siswa yang tidak
siswa yang minat sebesar 93% dan pertemuan ke-3, persentase jumlah
siswa yang sangat minat sebesar 16%, persentase jumlah siswa yang
minat sebesar 73%, dan persentase jumlah siswa yang kurang minat
sebesar 11%, maka hasil belajar afektif (minat) siswa pada siklus II
berikut.
terbimbing sebesar 66 dengan nilai 72%. Pada siklus II, pertemuan ke-
nilai 82% dan pertemuan ke-3 jumlah skor kemampuan guru dalam
diperoleh nilai rata-rata pretest dan postest serta jumlah siswa yang tuntas
tabel 4.4 dan 4.5, dapat dilihat bahwa pada siklus I nilai rata-rata
4.2 Pembahasan
1. Siklus I
memenuhi harapan. Hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata ulangan
harian siswa 6,25 dengan ketuntasan 56%. Bertolak dari kondisi awal
yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas agar siswa siap
kelompok lainnya.
terhadap hasilnya.
kehidupan nyata.
menyamakan konsep antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dan
antara guru dengan siswa. Guru pada saat membimbing siswa untuk
karena, (1) masih ada siswa yang kurang terbiasa untuk melakukan kerja
aktivitas afektif siswa, untuk siswa yang sangat minat belum ada, siswa
yang minat 82%, kurang minat 16%, dan tidak minat 2%. Karena rata-rata
kelas yang minat terhadap pembelajaran ini yang besar, maka hasil belajar
bahwa 4 siswa yang hanya memperoleh nilai 65 atau lebih. Dari nilai rata-
siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih . Sehingga pada siklus I untuk
hasil belajar kognitif siswa dapat dikatakan tuntas karena lebih dari 85%
keaktifan siswa yang kurang optimal, selain itu guru kurang menguasai
kegiatan guru. Sehingga siswa masih enggan untuk bertanya pada guru
belum mempelajari isi lembar kerja siswa/LKS yang akan dilakukan, saat
diskusi jika ada siswa yang berpendapat kurang sesuai siswa yang lain
akan berkomentar yang tidak baik. Sesuai dengan pendapat John Dewey
apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, guru sekedar
pendapat. Selain itu guru harus membimbing siswa dalam pengamatan dan
diskusi sehingga siswa bisa terarah dengan baik. Guru juga harus berusaha
2. Siklus II
ini bahwa hasil belajar psikomotorik, afektif, dan hasil belajar kognitif
ada 35 siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih dapat dikatakan tuntas
dan 10 siswa yang tidak tuntas. Sebagai tolak ukur keberhasilan yang telah
telah tuntas 75% dari jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes. Hal ini bila
Dari hasil aktivitas afektif pada pertemuan ke-2 diperoleh siswa yang
sangat minat sebesar 7%, minat sebesar 93%. Pada pertemuan ke-3 terjadi
peningkatan pada siswa yang sangat minat menjadi 16%, sedangkan yang
minat terjadi penurunan dari 93% menjadi 73%, dan kurang minat dari 0%
minat tetapi masih diatas rata-rata ideal, maka dapat dikatakan tuntas.
bahwa 25 siswa yang memperoleh nilai 65 atau lebih. Dari nilai rata-rata
yang memperoleh nilai 65 atau lebih . Sehingga pada siklus I untuk hasil
belajar kognitif siswa dapat dikatakan tuntas karena lebih dari 85% siswa
mengajar agar dapat dipelajari sebelumnya. Cara ini bertujuan agar siswa
mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan tujuan yang sudah
tersebut telah memenuhi target yang telah ditetapkan untuk indikator jika
Selain itu guru juga berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk
bingung. Dari segi kepribadian pun guru lebih percaya diri dengan
sudah melakukan pengamatan dengan tertib dan baik dengan tepat waktu.
tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran. Karena guru
dan motivasi yang tinggi untuk belajar sehingga dengan mudah dapat
pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini dapat kita lihat pada lampiran 34
sebesar 51%.
BAB V
5.1 Simpulan
• Nilai afektif (minat) siswa diakhir siklus I tidak ada siswa yang
terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal ini dapat kita lihat pada
dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa diakhir siklus I sebesar 73 menjadi
5.2 Saran
kontrol yang baik oleh guru pada saat siswa melakukan pengamatan dan
Kanginan, Marthen. 2004. Sains Fisika SMP untuk kelas VIII semester 2.
Jakarta:Erlangga.