Anda di halaman 1dari 23

ILUSI TAMPILAN LED DENGAN MENGGUNAKAN

TEKNOLOGI POV (PERSISTENCE OF VISION)


Asep Saefullah i
Indrianto ii
Pajar Saputra iii

ABSTRAKSI
Pertumbuhan teknologi pada dunia IT saat ini memiliki kontribusi yang sangat besar di
dalam kehidupan manusia modern. Sehingga dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang
mampu menjawab kebutuhan IT manusia modern saat ini.STMIK raharja merupakan salah satu
kampus yang berbasis IT yang memiliki kontribusi yang cukup pesat dalam upaya menerapkan
teknologi informasi berbasis creative and innovative. Hal ini merupakan suatu tantangan dari
Program Studi CCIT (Creative Communication And Innovative Technology) yang dibangun
STMIK Raharja, dalam menciptakan teknologi informasi yang tepat guna dalam menjawab
kebutuhan manusia. Oleh sebab itu STMIK Raharja mendorong mahasiswanya untuk berperan
aktif dalam mengembangkan teknologi yang creative and innovative. Media informasi
merupakan salah satu kebutuhan dari Program Studi CCIT (Creative Communication And
Innovative Technology). Untuk lebih mengenalkan CCIT yang merupakan salah satu program
studi unggulan pada jurusan Sistem Komputer (SK), berbagai macam alat atau media informasi
yang telah digunakan, seperti media jurnal CCIT dan mading. Permasalahannya adalah kedua
media tersebut kurang menarik perhatian, untuk itu dirancanglah suatu alternatif display yang
lebih menarik. Dugaan sementara, teknologi LED (Light Emitting Diode) POV (Persistence Of
Vision) mampu menjawab permasalahan tersebut, yakni dapat menjawab kebutuhan Program
Studi CCIT akan adanya media informasi yang mengusung konsep creative and innovative.
Dengan memanfaatkan port mikrokontroler AT89S52, LED (Light Emitting Diode) tersebut
dapat diatur kedipan LED atau LED Blinking sehingga ketika diberikan motion menggunakan
motor dc maka akan mengeluarkan sebuah display. Display dengan menggunakan teknologi
LED (Light Emitting Diode) POV (Persistence Of Vision) yang akan dirancang adalah
menampilkan kata “CCIT”. Dengan menggunakan teknologi ini maka diharapkan akan
mendapatkan suatu media informasi yang lebih menarik.

Kata kunci : Mikrokontroler AT89S52, Display, LED POV (Persistence Of Vision).

i Asep Saefullah , Dosen Sistem Komputer STMIK RAHARJA Tangerang


ii Indrianto, Dosen Sistem Komputer STMIK RAHARJA Tangerang
iii Pajar Saputra Mahasiswa STMIK RAHARJA

PENDAHULUAN

Dalam era informasi saat ini, kebutuhan akan informasi merupakan suatu kebutuhan yang
amat penting. Oleh sebab itu di butuhkan suatu media informasi yang menarik. Teknologi
mikrokontroler merupakan suatu alat yang dapat digunakan sebagai salah satu dasar pembuatan
alat media informasi yang menarik. Salah satu pengembangannya dengan membuat suatu media
informasi yang dinamakan dengan teknologi LED POV. Hal ini akan sangat menarik karena
hanya dengan sebaris LED yang mendapat motion atau gerakan, dapat mengeluarkan suatu
display yang menarik. Display yang akan dikeluarkan dalam perancangan kali ini adalah “CCIT”
yang merupakan salah satu konsentrasi unggulan dalam jurusan Sistem Komputer pada Stmik
Raharja. Hal ini juga salah satu upaya dalam ,engenalkan CCIT sebagai program studi unggulan
pada Stmik Raharja.
Sistem ini berkerja dengan memanfaatkan port-port yang terdapat di mikrokontroler
AT89S52 sebagai output. Program dikirim melalui kabel ISP dengan Software ISP_PROG v1.3
dengan bahasa pemrograman Assembly yang kemudian diterima mikrokontroler dan kemudian
lewat rangkaian mikrokontroler AT89S52 mampu mengontrol LED sehingga ketika diberikan
motion menggunakan motor dc maka akan mengeluarkan sebuah display.

PEMBAHASAN
Mikrokontroler AT89S2051
Keluarga mikrokontroler MCS-51 merupakan keluarga mikrokontroler yang banyak
digunakan untuk aplikasi pengontrolan saat ini, karena keluarga ini didukung oleh banyak
vendor hardware yang menyediakan banyak feature tambahan pada sistem mikrokontroler ini.
Sebagai salah satu vendor besar didunia ini, ATMEL mengeluarkan AT89S2051 yang
merupakan salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan. Mikrokontroler AT89S2051
memiliki kompatibilitas penuh dengan keluarga MCS-51 lain, terutama pada bagian
pemrogramannya dan mampu diprogram secara In System Programming (ISP).
Mikrokontroler AT89S2051 memiliki beberapa kriteria standard yaitu memiliki 2K bytes
Flash Programmable dan Erasable Read Only Memory (PEROM) yang dapat diprogram ulang
sekitar 1000 kali write atau erase cycle, 128 bytes RAM, 15 jalur I/O, dua buah 16 bit
timer/counter, dengan arsitektur lima vector, empat-level interrupt, full duplex serial port, on-
chip oscillator dan onchip timer/counter.
Mikrokontroler AT89S2051 beroperasi pada frekuensi clock sampai 24 Mhz. AT89S2051
memiliki dua Power Saving Mode yang dapat dikontrol melalui software, yaitu Idle Mode dan
Power Down Mode. Pada Idle Mode, CPU tidak aktif sedangkan isi RAM tetap dipertahankan
dengan timer/counter, serial port dan interrupt system tetap berfungsi. Pada Power Down Mode,
isi RAM akan disimpan tetapi osilatornya tidak akan berfungsi sehingga semua fungsi dari chip
akan berhenti sampai mendapat reset secara hardware.

Konfigurasi Pin
Mikrokontroler AT89S2051 memiliki 20 pin, 15 pin diantaranya adalah directional I/O yang
terbagi dalam 2 port. Konfigurasi dari pin-pin tersebut, yaitu :

Gambar 1. Konfigurasi Pin AT89S2051


( Sumber : www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc3390.pdf )

Gambar 2. Diagram Blok AT89S2051


( Sumber : www.atmel.com/dyn/resources/prod_documents/doc3390.pdf )
Adapun keterangan fungsi dari masing-masing pin adalah sebagai berikut :
- VCC (20)
Tegangan Catu Daya +5V
- GND (10)
Ground
- Port 1
Port 1 adalah 8 Bit port I/O bidirectional (dua arah). Port P1.2 sampai P1.7 sudah
mempunyai pullup internal, sedangkan P1.0 dan P1.1 dapat menerima input tegangan
positif (AIN0) dan input tegangan negatif (AIN1) untuk menggerakkan on-chip
analog comparator. Port 1 sebagai output dapat menghasilkan arus sampai 20 mA dan
dapat menyalakan LED secara langsung.
Ketika pin P1.2 sampai P1.7 digunakan sebagai input dan terhubung ke ground oleh
peralatan input, maka chip akan mengeluarkan arus, karena secara internal sudah
terdapat resistor pullup di dalam chip.
- Port 3
Port 3 hanya memiliki 7 bidirectional I/O pin, karena pin P1.6 merupakan port
internal sebagai output dari On Chip Analog Comparator (Komparator analog di
dalam IC), setiap port memiliki pullup internal.
Port 3 sebagai output dapat menghasilkan arus sampai 20mA. Ketika data “1” (high)
dikirimkan ke Port 3, maka Port tersebut masih dapat digunakan sebagai input. Ketika
Port 3 digunakan sebagai input dan terhubung ke ground oleh peralatan input, maka
chip akan mengeluarkan arus, karena secara internal sudah terdapat resistor pullup di
dalam chip. Port 3 juga berfungsi sebagai jalur input interupsi bagi AT89S2051,
seperti tampak pada tabel 2.1.
Port Pin Fungsi Alternatif

P3.0 RXD (Serial Input Port)


P3.1
TXD (Serial Output Port)
P3.2
/INT0 (External Interrupt 0)
P3.3
/INT1 (External Interrupt 1)
P3.4
T0 (Timer 0 External Input)
P3.5 T1 (Timer 1 External Input)
Tabel 3. Fasilitas Alternatif Port 3 AT89S2051
( Sumber : Berkarya Dengan Mikrokontroler AT89C2051, hal.5 )
- RST (1)
Reset. Semua I/O pin akan tereset menjadi “1”, segera setelah RST diberi input
“high”.
- XTAL1 dan XTAL2
Tempat pemasangan kristal untuk osilator eksternal.

Gambar 4. Pemasangan Kristal pada AT89S2051


( Sumber : Berkarya Dengan Mikrokontroler AT89C2051, hal.5 )
Untuk nilai C1 dan C2 adalah 30 pF + 10 pF dengan menggunakan kristal,
sedangkan untuk resonator keramik, maka nilai C1 dan C2 adalah 40 pF + 10 pF.
Untuk penggunaan dengan ekternal clock, XTAL2 harus dibiarkan tidak terhubung.

Timer dan Interrupt


Mikrokontroler AT89S2051 memiliki dua register timer, yaitu timer 0 dan timer 1,
masing-masing sepanjang 16 bit (terdiri dari 8 bit TH0/TH1 dan 8 bit TL0/TL1 yang bisa diberi
nilai awal). Pada waktu berfungsi sebagai timer, maka register akan bertambah setiap siklus
mesin (1/12 dari frekuensi oscilator). Kedua timer ini memiliki alamat, yaitu 0BH untuk timer 0
dan 1BH untuk timer 1. Ada beberapa register fungsi khusus, yaitu Spesial Function Register
(SFR) yang harus ditentukan sebelum menggunakan timer. Register tersebut adalah TCON.

Perangkat Lunak (Software) Mikrokontroler AT89S2051


Perangkat lunak (software) ini berguna untuk mendukung perangkat keras (hardware)
agar dapat bekerja dengan normal. Di dalamnya terdapat perintah atau instruksi penyusun
program yang nantinya akan dijalankan oleh hardware.
Dalam mikrokontroler terdapat banyak deretan bit “1“ dan “0“ yang memiliki arti sangat
penting, karena merupakan sumber informasi yang tersimpan dalam memori dan diproses dalam
mikrokontroler tersebut.

Bahasa Assembly
Bahasa Assembly adalah bahasa pemrograman tingkat rendah karena ia berinteraksi
langsung dengan hardware komputer.1 Dalam mikrokontroler terdapat banyak deretan bit “1“
dan “0“ yang memiliki arti sangat penting, karena merupakan sumber informasi yang tersimpan
dalam memori dan diproses dalam mikrokontroler tersebut.
Dalam pelaksanaannya bit-bit tersebut susah dihafalkan, maka dibuatlah bahasa rakitan
(assembly), dan merupakan bahasa yang dipakai dalam menulis program sumber pada
mikrokontroler. Program sumber assembly ini berupa kumpulan baris-baris perintah yang ditulis
pada perangkat lunak teks editor semisal Notepad ataupun Editor DOS.2 Biasanya disimpan
dalam extension *.ASM. Contoh bentuk program sumber assembly secara umum adalah sebagai
berikut:3
4700 7430 Mov A, #35H ; Copy data Operand1 ke Operand2

Label Mnemonic Operand 1 Operand 2 Komentar


(Isi Memori) (Opcode)
Gambar 5. Bentuk Program Sumber Assembly
( Sumber : Teknik Antarmuka Dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51, hal.55 )

Persistence Of Vision (POV)


Pada dasarnya ilmu Persistence Of Vision diambil dari teknologi kamera film atau
motion picture camera dipakai untuk memotret gambar satu persatu dengan kecepatan
yang teratur. Pemotretan yang dimaksud mempunyai prosedural sama dengan cara yang
dilakukan oleh kamera still foto. Perbedaannya adalah pada hasil di mana foto dilihat
sebagai barang cetakan tetapi dalam bentuk proyeksi ke layar.4
Pada akhirnya pengertian terhadap Persistence Of Vision dibangun oleh sifat
motion picture. Maksudnya, seperti menonton film, adapun gambar yang sampai di mata
adalah gambar yang sudah tergulung di rel karena sudah tinggal kesan akibat diilusikan
oleh proyeksi. Fenomena ini terjadi karena cepatnya frame berganti (1/50 detik)
mengakibatnya memori lama yang tersimpan di otak belum hilang lalu muncul memori
baru menggantikannya, sehingga persambungan frame tidak lagi dapat dilihat mata.
1
Budiarto, Widodo, S,Si,.M.Kom dan Firmansyah, Sigit. Elektronika Digital Dan Mikroprosesor. Yogyakarta:
ANDI. Hal: 157
2
Paulus Andi Nalwan. Teknik Antarmuka Dan Pemrograman Mikrokontroler AT89C51. (Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2003), hal. 55.
3
Budiharto, op.cit., hal. 44.
4
http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=230&fname=3.htm
Rumus fisika sesungguhnya adalah "persistence of vision with regard no moving object"
atau sering disebut ilusi. Tak heran bila sering disebut istilah "tipuan mata" atau trick
dalam pembuatan film yang pada dasarnya menciptakan kesan sesungguhnya padahal
sudah berlalu.

Gambar 6. Prinsip Kerja Kamera Film


( Sumber : www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=230&fname=index.htm )

LED POV (Persistence Of Vision)


Tampilan digital yang dikeluarkan oleh LED POV sama halnya dengan prinsip
kerja kamera film, namun dalam LED POV tampilan yang muncul berasal dari motion
LED (Light Emitting Diode) yang terjadi akibat perputaran motor DC.
Dengan kecepatan LED Blinking 1/50 detik dan pergerakan LED yang
diakibatkan motor DC, maka mengakibatnya memori lama yang tersimpan di otak belum
hilang muncul memori baru menggantikannya, sehingga kedipan LED tidak terlihat lagi
oleh mata, yang terlihat hanyalah tampilan digital atau image yang telah diprogram sesuai
kedipan LED (LED Blingking).

Array LED
Array LED adalah sejumlah LED yang salah satu kaki dari setiap LED (baik
anoda atau katodanya) terhubung ke suatu titik yang sama secara seragam. Dari sini dapat
diketahui dua macam array LED, yaitu array LED Common Anode (CA) dan Array LED
Common Cathode (CC). Pada LED Common Anode akan menyala jika diberikan logika 0
(nol) hal ini juga disebut Active Low, sedangkan pada pada LED Common Cathode (CC)
akan menyala jika di berikan logika 1 (satu) hal ini juga disebut Active High. Berikut ini
adalah ilustrasi 8 buah LED yang dikemas sebagai array LED CA maupun array LED
CC.
Gambar 7. Array LED

Motor DC
Sebuah motor DC terdiri dari gulungan kawat (coil) yang berputar pada medan Magnet.
Arus pada coil disalurkan melalui brush (sikat) yang kontak (berhubungan) langsung
dengan split ring. Coil berada pada medan magnet tetap, dan gaya yang dikeluarkan oleh
arus pada kawat menghasilkan torsi pada coil.

Gambar 8. MotorDC
(Sumber: http://img.alibaba.com/photo/50164827/DC_Motor.jpg)

Persistence Of Vision (POV)


Pada dasarnya ilmu Persistence Of Vision diambil dari teknologi kamera film atau
motion picture camera dipakai untuk memotret gambar satu persatu dengan kecepatan
yang teratur. Pemotretan yang dimaksud mempunyai prosedural sama dengan cara yang
dilakukan oleh kamera still foto. Perbedaannya adalah pada hasil di mana foto dilihat
sebagai barang cetakan tetapi dalam bentuk proyeksi ke layar.5
Pada akhirnya pengertian terhadap Persistence Of Vision dibangun oleh sifat
motion picture. Maksudnya, seperti menonton film, adapun gambar yang sampai di mata
adalah gambar yang sudah tergulung di rel karena sudah tinggal kesan akibat diilusikan
oleh proyeksi. Fenomena ini terjadi karena cepatnya frame berganti (1/50 detik)
mengakibatnya memori lama yang tersimpan di otak belum hilang lalu muncul memori
baru menggantikannya, sehingga persambungan frame tidak lagi dapat dilihat mata.
Rumus fisika sesungguhnya adalah "persistence of vision with regard no moving object"
atau sering disebut ilusi. Tak heran bila sering disebut istilah "tipuan mata" atau trick
dalam pembuatan film yang pada dasarnya menciptakan kesan sesungguhnya padahal
sudah berlalu.

5
http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=230&fname=3.htm
Gambar 9. Prinsip Kerja Kamera Film
( Sumber : www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=230&fname=index.htm )

LED POV (Persistence Of Vision)


Tampilan digital yang dikeluarkan oleh LED POV sama halnya dengan prinsip
kerja kamera film, namun dalam LED POV tampilan yang muncul berasal dari motion
LED (Light Emitting Diode) yang terjadi akibat perputaran motor DC.
Dengan kecepatan LED Blinking 1/50 detik dan pergerakan LED yang
diakibatkan motor DC, maka mengakibatnya memori lama yang tersimpan di otak belum
hilang muncul memori baru menggantikannya, sehingga kedipan LED tidak terlihat lagi
oleh mata, yang terlihat hanyalah tampilan digital atau image yang telah diprogram sesuai
kedipan LED (LED Blingking).

PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN


Pada perancangan di sini meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software). Perangkat keras yang dibuat meliputi rangkaian catu daya, rangkaian
Mikrokontroler, rangkaian array LED Commen Anode (CA), dan baling-baling motor DC.
Perancangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan program Reads51 dan ISP_PROG
v1.3.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam perancangan sistem aplikasi mikrokontroler AT89S52 dalam
sistem membuka dan menutup pintu secara otomatis ini meliputi :
- Personal Computer (PC) untuk memprogram.
- Downloader AT89S2052.
- Kabel ISP (In System Programming) untuk download program dari PC.
- Solder
- Toolset
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam sistem ini adalah :
- LED
- Motor DC
- Resistor
- Blackhousing
- Kabel
- Papan PCB
- Akrilik / mika
- Battery 9v

Perancangan Perangkat Keras ( Hardware )


Agar mempermudah penulis dalam melakukan pembahasan dan pembaca dalam memahami
kinerja rancangan alat, maka dapat dilihat pada diagram blok rangkaian berikut :

Rangkaian Rangkaian
Mikrokontroler Array LED
AT 89S52 Commen Anode
Motor DC

Catu Daya Battery


9v

Gambar 10. Diagram Blok Rangkaian

Rangkaian Catu Daya


Agar alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan
sumber tegangan listrik sebagai catu daya. Alat ini menggunakan catu daya yang
merubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Rangkaian catu daya
yang digunakan mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220 VAC. Tegangan
tersebut kemudian diturunkan menjadi 12 VAC melalui trafo penurun tegangan (Step
Down).
Tegangan 12 VAC tersebut kemudian disearahkan menjadi tegangan DC oleh dioda
bridge. Keluaran dari diode bridge ini kemudian masuk ke kapasitor yang bertujuan
untuk mengurangi noise pada tegangan DC.

Gambar 11. Rangkaian Catu Daya


Pada rangkaian catu daya ini akan digunakan untuk memberikan tegangan kerja pada
motor DC sebesar +12 Volt. Sedangkan catu daya pada mikrokontroler dan LED
bersumber dari battery 9v.

Pengujian Rangkaian LED


Rangkaian LED yang akan diuji menggunakan Array LED Common Anode.
Array LED Common Anode dapat menyala apabila kaki katoda diberi bit atau tegangan 0
(Ground). Sehingga pada gambar 4.2 kaki katoda disambungkan dengan rangkaian pin
mikrokontroler AT89S52, sedangkan kaki anoda disambungkan pada 5 Vcc.

Gambar 12. Pin Pada Common Anode

Rangkaian Mikrokontroler AT89S52


Gambar 13. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Mendesain Karakter Pada LED POV


Sebelum menulis coding program LED POV, maka ditentukan terlebih dahulu data yang
akan keluar dari Port 0, sehingga karakter yang akan muncul sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Untuk itu dibuatlah desain karakter yang akan muncul pada LED POV, desain tersebut
mengimplementasikan bilangan biner dalam pembuatannya.
Dalam pembuatan desain agar lebih mudah, penulis menggunakan software Microsoft
Office Excel 2007, software tersebut dapat digantikan dengan software-software sejenis, karena
yang dibutuhkan adalah table yang akan digunakan sebagai desain sekaligus menentukan data
yang akan keluar dari Port 0. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Buka software Microsoft Office Excel 2007.
Gambar 14. Microsoft Office Excel 2007

2. Ubah semua Row Height dan Column Widht menjadi10 dan 1. Hal ini dilakukan
agar mempermudah dalam pembuatan desain.

Gambar 15. Row Height dan Column Width

3. Tentukan pixels yang akan digunakan. Untuk memunculkan kata “CCIT” diperlukan
8 x 60 pxl. 8 di dalam pixels merupakan 8 buah LED yang akan menyusun data yang
dikeluarkan oleh mikrokontroler menjadi sebuah kata “CCIT” ketika LED tersebut
diberikan perpindahan dengan kecepatan yang sesuai, sedangkan 60 di dalam pixels
menunjukkan lebar dari seluruh putaran LED.
4. Buat desain dengan memberikan Fill Color abu-abu pada A1 sampai BH8yang
menunjukkan 8 x 60 pxl

Gambar 16. Menentukan Pixels Pada Table


5. Langkah selanjutnya adalah mendesain karakter yang akan muncul dengan
memberikan warna merah pada pixels yang telah ditentukan. Lalu beri angka 1 pada
warna merah dan angka 0 pada warna abu-abu. Angka 0 merupakan angka yang akan
menyalakan LED, sedangkan angka 1 merupakan angka yang akan memadamkan
LED.

Gambar 17. Menentukan Pixels Pada Table


6. Langkah selanjutnya adalah mengkonversi angka pada setiap kolom ke dalam biner.
Biner disini akan mengeluarkan data ke dalam LED.
Gambar 18. Konversi Desain Ke Dalam Biner
7. Setelah mengetahui data yang akan dikeluarkan, langkah selanjutnya yaitu membuat
coding menggunakan bahasa Assembly.

Penulisan Listing Program Assembly


Pada perancangan perangkat lunak yaitu menggunakan program Reads51 yang digunakan
untuk menuliskan listing program Assembly dan mengkompilasi menjadi file heksa. File heksa
yang dihasilkan setelah proses kompilasi tersebut akan dimasukkan ke dalam mikrokontroler,
sehingga mikrokontroler akan bekerja sesuai dengan perintah yang ada pada memori flash.
Sehingga dapat mengendalikan kedipan LED yang digunakan sebagai output dari mikrokontroler
AT89S52 untuk menampilkan kata “CCIT”. Adapun tampilan yang layar program
Reads51adalah sebagai berikut :

Gambar 19. Tampilan Layar Program Reads51


Setelah form utama program Reads51ditampilkan, maka langkah selanjutnya adalah
menuliskan listing program Assembly, Penulisan listing program Assembly dilakukan sama
seperti melakukan penulisan dengan menggunakan program standar teks editor yang sudah ada
pada Microsoft Windows, seperti : Notepad, Microsoft Word, dan program teks editor lainnya.
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penulisan listing program Assembly
adalah mengetahui mnemonic dan susunan dari struktur perintah bahasa Assembly untuk
mikrokontroler keluarga 8051. Mikrokontroler AT89S52 merupakan mikrokontroler yang
mempunyai kesamaan dari mnemonic yang digunakan oleh mikroprosessor MCS-51.
Cara penulisan listing program Assembly dapat dilihat pada gambar 3.10 yang menunjukan
bagaimana format penulisan bahasa Assembly menggunakan Program aplikasi Reads51.

Gambar 20. Penulisan Listing Program Assembly


Langkah selanjutnya adalah menyimpan listing program yang sudah dibuat dengan nama file
*.ASM, dalam penelitian ini akan diberikan nama LedPOV.ASM. Penyimpanan listing program
Assembly yang telah dibuat kemudian disimpan pada folder yang sudah ditentukan, dengan
memberikan ekstensi pada file yang kita buat dengan “.ASM” agar file yang sudah tersimpan
tidak lagi terbaca oleh komputer sebagai teks biasa, melainkan sebagai file Assembly.

Gambar 21. Penyimpanan File Assembly


Setelah melakukan penyimpanan file, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kompilasi
file Assembly menjadi file heksa. Sehingga setelah melakukan proses ini, akan ada tiga buah file
yang ada pada folder yang sebelumnya untuk menyimpan file Assembly. Tampilan dari proses
kompilasi ini dapat dilihat pada gambar 3.12 berikut :
Gambar 22. Proses Kompilasi file Assembly
Dari hasil proses diatas akan menghasilkan tiga buah file yaitu : LedPOV.ASM,
LedPOV.OBJ, dan LedPOV.hex. File heksa inilah yang akan dimasukkan ke dalam
mikrokontroler AT89S51 menggunakan ISP_PROG v1.3.

Pengisian Program IC AT89S51


Mikrokontroler bisa bekerja jika didalamnya sudah dimasukkan listing program yang sudah
dibuat dengan menggunakan program aplikasi Reads51. Untuk melakukan proses pengisian
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, untuk rangkaian perangkat keras yang
digunakan untuk memasukkan program heksa ke dalam mikrokontroler dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 23. Rangkaian Kabel ISP Flash Programmer


Dengan menggunakan kabel ISP Flash Programmer, maka file heksa yang sudah dibuat
sudah dapat langsung dimasukkan ke dalam mikrokontroler AT89S51 Langkah – langkah yang
terpenting dalam memasukkan listing program heksa ke dalam mikrokontroler AT89S51 adalah
sebagai berikut :
1. Langkah pertama, adalah menjalankan program aplikasi ISP_PROG v1.3, untuk tampilan
layar utama perangkat lunak ISP_PROG v1.3 adalah seperti gambar berikut.
Gambar 24. Tampilan Utama ISP_PROG v1.3

Pada tampilan gambar diatas, ditunjukan langkah selanjutnya untuk menentukan jenis
mikrokontroler yang akan di masukkan listing program, agar mikrokontroler dapat terbaca
oleh komputer maka ditentukan Com Port terlebih dahulu pada Option -> Setting.

Gambar 25. Setting Com Port

pada bagian ini akan dipilih dengan jenis mikrokontroler AT89S52. Adapun tampilan layar
dari form dialog pemilihan mikrokontroler yang dipilih dapat dilihat pada 3.15.
Gambar 26. Pemilihan Jenis Mikrokontroler
2. Langkah kedua, melakukan pengambilan file LedPOV.hex yang sudah tersimpan pada
folder yang sudah ditentukan adalah dengan membuka menu File Load FLASH File
kemudian akan ditampilkan form dialog pencarian file, pilihlah file LedPOV.hex yang
sudah tersimpan tersebut kemudian klik tombol Open.

Gambar 27. Tampilan Load Flash File


3. Langkah ketiga, pada langkah ini dilakukan penghapusan memory lama yang tersimpan di
dalam chip, pilih CHIP ERASE lalu RUN.
Gambar 28. Menghapus Memory Lama
4. Langkah keempat, pada langkah ini dilakukan penulisan file LedPOV.hex ke dalam chip
mikrokontroler. Pilih WRITE FLASH lalu RUN, maka STATUS akan membaca Loading
dari penulisan, jika STATUS sudah menunjukkan 100% maka penulisan LedPOV.hex
telah selesai.

Gambar 29. Proses pemrograman Otomatis


Jika telah selesai melakukan penulisan, maka langkah selanjutnya adalah memastikan
apakah file LedPOV.hex sudah terdownload ke dalam chip mikrokontroler. Pilih VERIFY
FLASH lalu RUN. Selanjutnya pilih LOCK DEVICE lalu Run, hal ini dilakukan untuk
memproteksi data di dalam chip mikrokontroler agar data tidak dapat dibaca kembali.
Program dapat ditulis kembali dengan menghapus chip (CHIP ERASE).

2.1.1. Flowchart system

Gambar 30. Flowchart Sistem LED POV


Listong program berikut akan diberi nama LedPOV.asm

#include <sfr51.inc> acall delay


org 0h mov p0,#00111110b
mulai: acall delay
;----------- MULAI CCIT mov p0,#00000010b
;----------- Cetak karakter C acall delay
mov p0,#10000110b mov p0,#00111110b
acall delay acall delay
mov p0,#00000010b mov p0,#00111110b
acall delay acall delay
mov p0,#00110010b ;------------------------------20pxl
;----------- Selesai cetak karakter
acall delay CCIT
mov p0,#00110010b ;----------- SPASI
acall delay mov p0,#11111110b
mov p0,#00110010b acall delay
acall delay mov p0,#11111110b
;----------- SPASI acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
;----------- Cetak karakter C mov p0,#11111110b
mov p0,#10000110b acall delay
acall delay mov p0,#11111110b
mov p0,#00000010b acall delay
acall delay mov p0,#11111110b
mov p0,#00110010b acall delay
acall delay mov p0,#11111110b
mov p0,#00110010b acall delay
acall delay mov p0,#11111110b
;------------------------------10pxl acall delay
mov p0,#00110010b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
;----------- SPASI mov p0,#11111110b
mov p0,#11111110b acall delay
acall delay mov p0,#11111110b
;----------- I acall delay
mov p0,#00000010b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#00000010b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
;----------- SPASI mov p0,#11111110b
mov p0,#11111110b acall delay
acall delay mov p0,#11111110b
;----------- T acall delay
mov p0,#00111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay acall delay
mov p0,#11111110b mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
mov p0,#11111110b
acall delay
ljmp mulai
;
delay: mov r1,#252
del1:mov r2,#2
del2:djnz r2,del1
djnz r1,del2
ret
end
Kesimpulan
Berdasarkan permasalan yang disebutkan pada BAB I, maka dibuatlah kesimpulan sebagai
berikut, yaitu :
1. Sistem kerja teknologi POV berdasarkan pada sifat motion. Seperti menonton sebuah film
kartun, gambar bergerak pada film kartun pada dasarnya hanyalah terdiri dari banyak frame
yang begerak dengan kecepatan 1/50 detik. Hal ini mengakibatkan memori lama yang
tersimpan di otak belum hilang lalu muncul memori baru menggantikannya, sehingga
persambungan frame tidak lagi dapat dilihat mata.
2. Display “CCIT” yang dikeluarkan oleh LED POV berdasarkan 8 buah LED yang diatur
sejajar sehingga diartikan sebagai 8 buah bit oleh mikrokontroler. Lalu 8 buah bit tersebut
dikontrol oleh mikrokontroler agar dapat menghidupkan dan memadamkan LED. Hidup dan
padamnya LED dapat dilihat pada gambar 5.1. pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa A1-
A8 adalah 8 buah bit, sedangkan angka 1 adalah perintah untuk memadamkan LED tersebut
dan angka 0 adalah perintah untuk menyalakan LED tersebut. 8 buah bit tersebut diatur
nyala padamnya oleh mikrokontroler sehingga menjadi kumpulan frame yang akan diberi
putaran sehingga menimbulkan motion atau terlihat kata “CCIT”.

8 buah bit

Gambar 5.1. Frame-Frame Karakter

3. Teknologi LED POV merupakan teknologi yang bersifat creative and innovative karena
hanya dengan sebaris LED dapat memunculkan sebuah Display.
4. Teknologi LED POV dapat menjadi media informasi yang menarik bagi Stmik Raharja
dalam mengenalkan CCIT yang merupakan salah satu program studi unggulan pada jurusan
Sistem Komputer (SK).

Anda mungkin juga menyukai