Anda di halaman 1dari 4

TIU.

4 Memahami dan Menjelaskan Undang-undang kesehatan

a. Menjelaskan tentang poin-poin undang-undang kesehatan no. 36 tahun 2009


1. Kesehatan alah investasi
Meningkatkan kesadaran kesehatan bagi semua orang
2. Hak dan Kewajiban
semua orang, mempuyai hak dan kewajiban yang sama dalam memperoleh,
mempertahankan, mewujudkan, dan meningkatkan derajat kesehatan.
3. Tanggung jawab pemerintah
Merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi
penyelenggaraan upaya kesehatan.
4. Dilarang menolak pasien dan meminta uang muka dalam keadaan darurat
5. Harga obat ditanggung oleh pemerintah
6. Perlindungan pasien
- Pasien berhak menerima dan menolak setelah diberi penjelasan tentang
tindakan.
- Rahasia pasien harus dijaga
7. Pelayanan kesehatan tradisiona diawasi pemerintah
8. Pencegahan penyakit
9. Kesehatan reproduksi
Dilarang aborsi kecuali ada indikasi medis
10. Pelayanan darah
11. Pengamanan zat adiktif
12. Kesehatan ibu, bayi, dan anak
- Bayi berhak menerima asi ekslusif minimal 6 bulan. Dan diberikan penyedian
fasilitas khusus yaitu pada tempat kerja dan sarana umum.
- Imunisasi
- Terhindar dari diskriminasi dan kekerasan
13. Pemberantasan penyakit menular menjadi tanggungan semua masyarakat
14. Pengendalian penyakit tidak menular dengan surveilance
15. Pembiayaan kesehatan oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan
masyarakat.
16. Badan pertimbangan kesehatan nasional dan daerah
17. Pidana

Pasal 190
(1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang
melakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang dengan
sengaja tidak memberikan pertolongan pertama terhadap pasien yang dalam
keadaan gawat darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal
85 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda
paling banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
kecacatan atau kematian, pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga
kesehatan tersebut dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun
dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 191
Setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan alat dan teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 ayat
(1) sehingga mengakibatkan kerugian harta benda, luka berat atau kematian
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda paling
banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 192
Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh
dengan dalih apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 ayat (3) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 193
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan bedah plastik dan rekonstruksi
untuk tujuan mengubah identitas seseorang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
69 diancam dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

Pasal 194
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Pasal 195
Setiap orang yang dengan sengaja memperjualbelikan darah dengan dalih apapun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 Ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah).

Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau
persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
Pasal 197
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama
15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar
lima ratus juta rupiah).

Pasal 198
Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan
praktik kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108 dipidana dengan
pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 199
(1) Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau memasukkan rokok ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan tidak mencantumkan
peringatan kesehatan berbentuk gambar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114
dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan dendan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah);
(2) Setiap orang yang dengan sengaja melanggar kawasan tanpa rokok
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 dipidana denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 200
Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu
eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
rupiah)

TIU. 5 Memahami dan Menjelaskan KODEKI terhadap Pasien

Kewajiban Dokter terhadap pasien

a. Pasal 10
dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan penderita. Dalam hal ia tidak mampu
melakukan suatu permeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien,
ia wajib merujuk penderita kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam
penyakit
b. Pasal 11
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar senantiasa
dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau
dalam masalah lainnya
c. Pasal 12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang
seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.
d. Pasal 13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.

BUKU ETIK KEDOKTERAN (LUPA HEHEHE)


Satrio bhuwono prakoso 1102007256

Anda mungkin juga menyukai

  • Faal
    Faal
    Dokumen10 halaman
    Faal
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Anemia Penyakit Kronik
    Anemia Penyakit Kronik
    Dokumen4 halaman
    Anemia Penyakit Kronik
    Anggi Prasetyo
    100% (1)
  • Study Case Aldy
    Study Case Aldy
    Dokumen16 halaman
    Study Case Aldy
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Word PPOK
    Word PPOK
    Dokumen8 halaman
    Word PPOK
    Nila Indah Gayatri
    Belum ada peringkat
  • Tingkat Kesadaran
    Tingkat Kesadaran
    Dokumen1 halaman
    Tingkat Kesadaran
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Tingkat Kesadaran
    Tingkat Kesadaran
    Dokumen1 halaman
    Tingkat Kesadaran
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Jenis Kanker Tulang
    Jenis Kanker Tulang
    Dokumen8 halaman
    Jenis Kanker Tulang
    Heru Arifardi
    Belum ada peringkat
  • Faal Mata
    Faal Mata
    Dokumen4 halaman
    Faal Mata
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Faal Mata
    Faal Mata
    Dokumen4 halaman
    Faal Mata
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat