Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL

(Pertemuan 1&2)

Disusun oleh : Kelompok B-6 Satrio Bhuwono Prakoso(1102007256) Wisnu Surya Pamungkas(1102007294) Ririn Puji Setiawati(1102007236) Rini Andriantika Lestari(1102007235) Tengku Arsyfia Rumansyah(1102007276) Nonny Khamaira N.P(1102007195) Yuni Harsianti(1102007301)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA

III. SISTEM KARDIOVASKULER


III.1 PENGUKURAN SECARA TIDAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

TUJUAN
1. Mengukur tekanan darah arteri brachialis dengan cara auskultasi dengan penilaian menurut metode lama dan metode baru The American Heart Association (AHA) 2. Mengukur tekanan darah aerteri brachialis dengan cara palpasi 3. Menerangkan perbedaan hasil pengukuran cara auskultasi dengan palpasi 4. Memabndingkan hasil pengukuran tekanan darah A.brachialis pada sikap berbaring, duduk, dan berdiri 5. Menguraikan pelabagai factor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darah pada ketiga sikap tersebut diatas 6. Membandingkan hasil pengukuran darah a.brachialis sebelum dan sesudah kerja otot 7. Menjelaskan pelbagai faktor penyebab perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot

ALAT yang diperlukan :


1. Sfigmomanometer 2. Stetoskop

TATA KERJA
I. Pengukuran tekanan darah a.brachialis pada sikap berbaring, dudUk, dan berdiri Berbaring Terlentang : 1. Suruhlah o.p berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit 2. Selama menunggu, pasanglah manset sfifmomanometer pada lengan o.p P.III.1.1. Apa yang harus diperhatikan pada waktu memasang manset? 3. Carilah dengan cara palpasi denyut a.brachilais pada fossa cubiti dan denyut a.radialis pada pergelangan tangan kanan o.p P.III.1.2. Mengapa kita harus meraba letak denyut a.barchialis dan a.radialis o.p? 4. Setelah o.p berbaring 10 menit, tetapkanlah keliam fase Korotkoff dalam pengukuran tekanan darah o.p tersebut P.III.1.3. Tindakan apa yang saudara lakukan secara berturut-turut untuk mengukur tekanan darah darah ini? P.III.1.4. Sebutkan kelima fase Korotkoff. Bagaimana menggunakan fase Korotkoff tersebut dalam pengukuran tekanan darah dengan penilaian menurut metode lama dan baru?

5. Ulangi pengukuran Sub 4 sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya. P.III.1.5. Apa yang harus anda perhatikan bila ingin mengulangi pengukuran tekanan darah?Apa sebabnya? Duduk : 6. Tanpa melepaskan manset o.p disuruh duduk.setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya. P.III.1.6. Sebutkan 5 faktor yang menentukan besar tekanan darah arteri? Berdiri : 7. Tanpa melepaskan manset o.p disuruh berdiri. Setelah ditunggu 3 menit ukurlah lagi tekanan darah a.brachialisnya dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catatlah hasilnya. P.III.1.7 Mengapa pengukuran dilakukan beberapa saat setelah berdiri? 8. Bandingkanlah hasil pengukuran tekanan darah o.p pada ketiga sikap yang berbeda diatas. II. Pengukuran Tekanan darah sesudah kerja otot 1. Ukurlah tekanan darah a.brachialis o.p dengan penilaian menurut metode baru pada sikap duduk (o.p tidak perlu yang sama seperti pada Sub I) 2. Tanpa melepaskan manset suruhlah o.p berlari ditempat dengan frekuensi 120 loncatan/menit selama 2 menit. Segera setelah selesai, o.p disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya. 3. Ulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya kembali seperti semula. Catatlah hasil pengukuran tersebut. P.III.1.8. Bagaimana tekanan darah seseorang segera setelah melakukan kerja otot?

III. Pengukuran Tekanan darah a..brachialis dengan cara palpasi 1. Ukurlah tekanan darah a.brachialis o.p pada sikap duduk dengan cara auskultasi (Sub I) 2. Ukurlah tekanan darah a.brachialis o.p pada sikap yang sama dengan cara palpasi P.III.1.9 Bagaimana anda melakukan pengukuran tekanan darah cara palpasi?

III.2 KESANGGUPAN KARDIOVASKULER


TUJUAN

1. 2. 3. 4. 5.

Mengukur tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit Mengukur tekanan darah a.brachialis selama perangasangan pada sub 2 Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a.brachialis Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hipereaktor atau hiporeaktor 6. Melakukan percobaan naik turun tangga 7. Menetapkan indeks kesanggupan badan manusia dengan cara lambat dan cara cepat 8. Menilai indek kesanggupan badan manusia berdasarkan hasil sub 7

ALAT yang diperlukan :


1. 2. 3. 4. 5. Sfigmomanometer dan stetoskop Ember kecil berisi air es dan thermometer kimia Pengukur waktu (arloji dan stopwatch) Bangku setinggi 19 inchi Metronom (frekwensi 120x/menit)

TATA KERJA
III.2.1 Tes Peninggian Tekanan Darah dengan Pendinginan (Cold Pressure test) 1. Suruh o.p berbaring terlentang dengan tenang selama 20 menit P.III.2.1. Mengapa o.p harus berbaring selama 20 menit? 2. Selama menunggu pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas o.p 3. Setelah o.p berbaring 20 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5 menit sampai teradpat hasil yang sama 3 kali berturut-turut (tekanan basal). P.III.2.2. Apa Kontraindikasi untuk melakukan Cold Pressure Test? 4. Tanpa membuka manset suruhlah o.p memasukan tangan kirinya ke dalam air es (4oc) sampai pergelangan tangan. 5. Pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya. P.III.2.3. Bagaimana caranya supaya saudara dapat menguykur tekanan darah dengan cepat? P.III.2.4 Apa yang diharapkan terjadi pada tekana darh o.p selama pendinginan, terangkan mekanismenya. 6. Catatlah hasil pengukuran tekaanan darah o.p selama pendinginan. Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar sari 20 mmhg dan tekanan sistolik lebih dari 15 mmhg dari tekanan basal, maka o.p termasuk golongan hiperreaktor.

Bila kenaikan tekanan darh o.p masih dibawah angka-angka tersebut diatas, maka o.p termasuk golongan hiporeaktor. (Proc. Staff Meet. Mayo Clinic 7:332,1932) P.III.2.5. Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan hiperreaktor atau hiporeaktor? 7. Suruhlah o.p segera mengeluarkan tangan kirinya dari air es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan diastoliknya dari setiap 2 menit sampai kembali ke tekanan darah basal 8. Bila terdapat kesukaran pada waktu mengukur tekanan sistolik dan diastolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan, percobaan dapat dilakukan dua kali. Pada percobaan pertama hanya dilakukan penetapan tekanan sistolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan. Suruhlah o.p segera mengeluarkan tangan kirinya dari air es dan tetapkanla tekanan sistolik dan diastoliknya setiap 2 menit samapai kembali ke tekanan darah basal. Setelah tekanan darah kembali ke tekanan basal, lakukan percobaan yang kedua untuk menetapakan tekanan diastolik pada detik ke 30 dan detik ke 60 pendinginan.

III.2.2. Percobaan Naik Turun Bangku (Harvard Step Test) 1. Suruhlah o.p berdiri menghadap bangku setinggi 19 inchi sambil mendengarkan detakan sebuah metronome dengan frekwensi 120 x/menit. 2. Suruhlah o.p menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada suatu detakan metronome. 3. Pada detakan berikutnya (dianggap sebagai detakan kedua) kaki lainnya dinaikkan pada bangku sehingga o.p berdiri tegak diatas bangku 4. Pada detakan ketiga, kaki yang pertama kali naik diturunkan 5. Pada detakan keempat, kaki yang masih diatas bangku diturinkan sehingga o.p berdiri tegak lagi didepan bangku 6. Siklus tersebut diulang terus menerus sampai o.p tidak kua lagi tetapi tidak lebih dari 5 menit. Catat berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan menggunakan stopwatch 7. Segera setelah itu, o.p disuruh dudk. Hitunglah dan catatlah frekuensi denyut nadinya selama 30 detik, sebanyak 3 kali masing-masing dari 1-130, dari 2-230 dan dari 3-330 8. Hitunglah indeks kesanggupan o.p seta berikan peniliannya menurut 2 cara berikut ini : a. Cara lambat Indeks Kesanggupan badan = Lama naik turun bangku (dalam detik) x 100 2 x jumlah ketiga denyut nadi tiap 30 Penilaian : Kurang dari 55 55.64 65.79 80.89 Lebih dari 90 = Kesanggupan kurang = Kesanggupan sedang = Kesanggupan cukup = Kesanggupan baik = Kesanggupan amat baik

b. Cara Cepat Indeks Kesanggupan badan = Lama naik turun bangku (dlm detik) x 100 5,5 denyut nadi selama 30 pertama Dengan daftar Lamanya Percobaan 0-29 030-059 10-129 130-159 20-229 230-259 30-329 330-359 40-429 430-459 50 4044 5 20 30 45 60 70 85 10 0 11 0 12 5 13 0 Pemulihan denyut nadi dari 1 menit hingga 11 menit 45- 50- 55- 60- 65- 70- 75- 80- 8549 54 59 64 69 74 79 84 89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 15 15 15 10 10 10 10 10 30 25 25 20 20 20 15 15 15 40 40 35 30 30 25 25 25 20 50 45 45 40 35 35 30 30 30 64 60 55 50 45 40 40 35 35 75 70 60 55 55 50 45 45 40 85 80 70 65 60 55 55 50 45 100 110 115 90 100 105 80 90 95 75 85 90 70 75 80 65 70 76 60 65 70 55 60 65 55 60 65 905 10 15 20 25 35 40 45 50 55 60

Petunjuk Petunjuk : Carilah baris yang berhubungan denagn lamanya percobaan Carilah lajur yang berhubungan dengan banyaknya denyut nadi selama 30 pertama Indeks kesanggupan badan teradpat di persilangan baris dan lajur Penilaian : Kurang dari 50 50 80 Lebih dari 80 = Kurang = Sedang = Baik

P.III.2.6. Hitung Indeks kesanggupan badan seseorang dengan cara lambat dan cepat dengan data sebagai berikut : Lama naik turun bangku : 4 Denyut nadi pada 1-130 = 75 2-230 = 60 3-330 = 40

Jawaban : P.III.1.1 manset terpasang dengan benar p.III.1.2 untuk menentukan lokasi terabanya detak jantung p.III.1.3 a. Memasang manset b. Meraba dan menentukan letak arteri brachialis dan arteri radialis c. Memompa spigmomanometer d. Mengukur sitol dan diastol e. Melaporkan hasil pemeriksaan P.III.1.4 Lima fase korotkof ; 1. Tekanan manset melebihi tekanan darah di seluruh siklus jantung. Tidak terdengar bunyi. 2. Bunyi terdengar pada sistolik puncak. 3. Bunyi intermiten terdengar sewaktu tekanan darah secara siklis melebihi tekanan manset. 4. Bunyi terakhir terdengar pada tekanan diastolik minimum. 5. Tekanan darah melebihi tekanan manset di seluruh siklus jantung. Tidak terdengar bunyi. P.III.1.5. P.III.1.6 P.III.1.7 karena tubuh mengalami fase kompensasi dari posisi duduk ke posisi berdiri sehingga diperlukan beberapa waktu. P.III.1.8 tekanan darah meningkat, karena saat tubuh berolahraga maka suhu badan meningkat sehingga terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah. P.III.1.9 dengan cara meraba arteri radialis sambil memompa spigmomanometer lalu bengukur tekanan sistolik dan diastoliknya. P.III.2.1 karena perubahan posisi dari berdiri ke barbaring terjadi perubahan tekanan terhadap gravitasi sebagai akibat kompensasi tubuh sehingga memerlukan beberapa waktu. P.III.2.2 P.III.2.3 segera mengukur tekanan darah sebelum suhu tubuh kembali ke awal.

P.III.2.4 yang diharapkan tekanan darahnya meningkat , karena suhu yang dingin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah. P.III.2.5 karena dengan mengetahui orang tersebut hipereaktor atau hiporeaktor maka kita dapat mengetahui kemampuan vasodilatasi pembuluh darah. Apabila orang tersebut termasuk orang yang hipereaktor maka kemampuan vasodilatasi menurun sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

TEORI PENUNJANG
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu: a. Curah jantung Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung. b. Tahanan perifer terhadap aliran darah Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Thanan perifer memiliki beberapa faktor penentu : 1. Viskositas darah Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas. 2. Panjang pembuluh Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. 3. Radius pembuluh a. Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada vasodilatasi, maka aliran darah akan meningkat enam belas kali lipat. Tekanan darah akan turun. b. Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokonstriksi, maka tahanan terhadap aliran akan meningkat enam belas kali lipat dan tekanan darah akan naik. 4. Karen panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahanradius pembuluh darah.

HASIL PERCOBAAN
1. Tekanan darah pada saat berdiri : 110/80 mmHg, 110/80 mmHg, 120/80 mmHg. 2. Tekanan darah pada saat duduk : 110/70 mmHg, 110/70 mmHg, 110/80 mmHg. 3. Tekanan darah pada saat berbaring : 100/70 mmHg, 100/80 mmHg, 100/80 mmHg. 4. Tekanan darah setelah memasukkan tangan ke dalam air es : 100/60 mmHg. 5. Harvard test : Denyut nadi pada 1-130 : 60 kali Denyut nadi pada 2-230 : 50 kali Denyut nadi pada 3-330 : 43 kali Dari hasil penghitungan cara lambat, didapatkan bahwa Indeks Kesanggupan Badan CUKUP (68,1).

KESIMPULAN
Tekanan darah pada saat berbaring lebih rendah daripada duduk dan berdiri. Hal ini dikarenakan pada saat berbaring, tekanan terakumulasi (tidak terdistribusi secara baik) tetapi karena kompensasi dari tubuh, sehingga perbedaanya tidak terlalu signifikan. Pada saat berdiri, tekanan darah lebih tinggi karena pengaruh gravitasi, pengaruh katup pada vena, dan kontraksi otot rangka, darah yang diekstremitas inferior dapat naik ke atas. Pada percobaan Cold Pressure Test, air es dapat menaikkan dan menurunkan tekanan darah. Apabila tekanan darah naik, maka disebut hiperreaktif. Dan apabila tekanan darah turun, maka disebut hiporeaktif. Setelah melakukan Harvard Test tekanan darah meningkat. Tetapi tubuh melakukan kompensasi melalui saraf simpatis (mempercepat dan vasodilatasi) sehingga setelah beberapa saat, tekanan darah normal kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC. Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Word PPOK
    Word PPOK
    Dokumen8 halaman
    Word PPOK
    Nila Indah Gayatri
    Belum ada peringkat
  • Anemia Penyakit Kronik
    Anemia Penyakit Kronik
    Dokumen4 halaman
    Anemia Penyakit Kronik
    Anggi Prasetyo
    100% (1)
  • Study Case Aldy
    Study Case Aldy
    Dokumen16 halaman
    Study Case Aldy
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Tingkat Kesadaran
    Tingkat Kesadaran
    Dokumen1 halaman
    Tingkat Kesadaran
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Tingkat Kesadaran
    Tingkat Kesadaran
    Dokumen1 halaman
    Tingkat Kesadaran
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Kodeki Dan Uud
    Kodeki Dan Uud
    Dokumen4 halaman
    Kodeki Dan Uud
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Jenis Kanker Tulang
    Jenis Kanker Tulang
    Dokumen8 halaman
    Jenis Kanker Tulang
    Heru Arifardi
    Belum ada peringkat
  • Faal Mata
    Faal Mata
    Dokumen4 halaman
    Faal Mata
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat
  • Faal Mata
    Faal Mata
    Dokumen4 halaman
    Faal Mata
    Satrio Bhuwono Prakoso
    Belum ada peringkat