Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Al-Qur'an adalah kitab terakhir yang Allah turunkan bagi semua manusia. Setiap orang yang hidup di
bumi wajib mempelajari Al-Qur'an dan melaksanakan perintah-perintahnya. Akan tetapi, kebanyakan
manusia tidak mempelajari ataupun melaksanakan apa yang Allah perintahkan dalam Al-Qur'an
kendatipun mereka menerimanya sebagai sebuah kitab yang diwahyukan. Ini adalah akibat dari belum
memikirkan tentang Al-Qur'an tetapi sekedar mengetahui dari informasi yang didapat dari sana sini.
Sebaliknya, bagi orang yang berpikir, Al-Qur'an memiliki kedudukan dan peranan yang sangat besar
dalam kehidupannya.

Di antara ukuran yang perlu kita rujuk kembali dalam menjelaskan apa yang paling benar untuk kita
perhatikan dan dahulukan ialah perhatian terhadap isu-isu yang diperhatikan oleh al-Qur'an. Kita
selayaknya mengetahui apa yang sangat dipedulikan oleh al-Qur'an dan sering diulang-ulang di dalam
surat dan ayat-ayatnya, dan apa pula yang ditegaskan dalam perintah dan larangannya, janji dan
ancamannya. Itulah yang harus diprioritaskan, didahulukan, dan diberi perhatian oleh pemikiran,
tingkah laku, penilaian, dan penghargaan kita. Yaitu seperti keimanan kepada Allah SWT, kepada para
nabi-Nya, hari akhirat, pahala dan siksaan, surga dan neraka.
Contoh lainnya yaitu pokok-pokok ibadah dan syiar-syiarnya, mendirikan shalat dan membayar zakat,
puasa, haji, zikir kepada Allah, bertasbih, tahmid, istighfar, tobat, tawakkal kepada-Nya, mengharapkan
rahmat dan takut terhadap azab-Nya, syukur kepada nikmat-nikmat-Nya, bersabar terhadap cobaan-
Nya, dan ibadah-ibadah batiniah, serta maqam-maqam ketuhanan yang tinggi.
Dan juga pokok-pokok keutamaan, akhlak yang mulia, sifat-sifat yang baik, kejujuran, kebenaran,
kesederhanaan, ketulusan, kelembutan, rasa malu, rendah hati, pemurah, rendah hati terhadap orang-
orang yang beriman dan berbesar hati menghadapi orang kafir, mengasihi orang yang lemah, berbuat
baik terhadap kedua orangtua, silaturahim, menghormati tetangga, memelihara orang miskin, anak
yatim dan orang yang sedang dalam perjalanan.
Kita juga perlu mengetahui isu-isu yang tidak begitu diberi perhatian oleh Islam kecuali sangat sedikit,
misalnya masalah Isra' Nabi saw. Al-Qur'an hanya membicarakannya dalam satu ayat saja, berbeda
dengan peperangan yang dibicarakan oleh al-Qur'an di dalam satu surat penuh.
Itulah sebenarnya ukuran yang benar, karena sesungguhnya al-Qur'an merupakan tiang agama,
landasan dan sumber Islam; dengan sunnah Nabi saw yang berfungsi sebagai pemberi penjelasan dan
keterangannya.
Allah SWT berfirman:

‫ت أَنَّ لَ ُه ْم أَجْ رً ا َك ِبيرً ا‬ َ ُ‫ِين َيعْ َمل‬


ِ ‫ون الصَّال َِحا‬ َ ‫ِي أَ ْق َو ُم َو ُي َب ِّش ُر ْالم ُْؤ ِمن‬
َ ‫ِين الَّذ‬ َ ْ‫إِنَّ َه َذا ْالقُر‬.
َ ‫آن َي ْهدِي لِلَّتِي ه‬
Artinya: "Sesungguhnya al-Qu'ran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi
kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal salih bahwa bagi mereka ada
pahala yang besar." (al-Isra,:9)

َ ‫اب ِت ْب َيا ًنا لِ ُك ِّل َشيْ ٍء َو ُه ًدى َو َرحْ َم ًة َو ُب ْش َرى ل ِْلمُسْ لِم‬
‫ِين‬ َ ‫ْك ْال ِك َت‬
َ ‫َو َن َّز ْل َنا َعلَي‬
Artinya: "... Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan
petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri." (an-Nahl: 89)

Pemahamannya yaitu, Sesungguhnya al-Qur'an memberikan penjelasan mengenai pokok ajaran agama
yang kokoh. Tidak ada satu pokok ajaran agama yang sifatnya sangat umum dan diperlukan oleh
kehidupan Islam kecuali pokok ajaran ini telah ditanamkan kuat oleh al-Qur'an, baik secara langsung
maupun tidak. Khalifah kita yang pertama pernah berkata, "Kalau aku kehilangan 'kendali unta' maka
aku dapat menemukannya di dalam kitab Allah."
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TUJUAN DAN FUNGSI GERAKAN SHALAT


Mungkin anda menganggap fungsi shalat hanya untuk beribadah terhadap Allah SWT saja,dan hanya
untuk menunaikan kewajiban sebagai orang yang beragama islam.

Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling
proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang obat dari
berbagai jenis penyakit.

Allah, Sang Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaanNya, khususnya
manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar
bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui
manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk
kesehatan diri dan pasien mereka.

Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan
tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing.

2.2 Pengertian Shalat

Shalat secara etimologi berarti memohon (do’a) dengan baik, yaitu memohon keselamatan,
kesejahteraan, dan kedamaian hidup didunia dan akhirat kepada Allah Swt. permohonan dalam shalat
tidak sama dengan permohonan di luar shalat, sebab di dalam shalat telah diatur dengan tata cara yang
baku, tidak boleh dikurangi ataupun ditambah. Sedangkan menurut istilah shalat adalah perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Seorang yang melaksanakan shalat seharusnya dapat
melaksanakannya dengan baik, konsaisten, tertib dan khusyu’. Sehingga ia mendapatkan hikmah dari
apa yang dikerjakan, pengertian ini didasarkan pada asumsi bahwa orng yang tekun melaksanakan
shalat memilki kepribadian yang lebih shhaleh dan sehat, ketimbang orang yang tidak mengerjakan
shalat.

Tujuan sholat adalah pengakuan hati bahwa Allah SWT sebagai pencipta adalah Maha Agung, dan
pernyataan patuh terhadap-Nya serta tunduk atas kebesaran dan kemuliaan-Nya, yang kekal dan abadi.
Karena itu bagi orang yang melaksanakan sholat dengan khusuk dan ikhlas, maka hubungannya dengan
Allah SWT akan kokoh, kuat, dan istiqamah dalam beribadah, dan menjalankan ketentuan yang
digariskan-Nya.

Kewajiban melakukan shalat lima kali sehari juga dapat diapandang sebagai bentuk praktis dari olah
raga. Keseluruhan gerakan dalam shalat bersifat tenang, berulang-ulang dan melibatkan senua otot dan
persendian, sehingga dapat menjaga keseimbangan energi hal ini disebabkan oleh pembakaran kalori
dengan teratur.

2.3Adapun manfaat-manfaat gerakan pada saat kita shalat, yaitu :

A . Takbiratul ikhrom: Berdiri tegak lurus

Berdiri berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada
bagian bawah. Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening dan kekuatan otot lengan Posisi
jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua
tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan
didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan
persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ketika mulai berdiri tubuh terasa ringan karena berat tubuh tertumpu pada dua kaki. Otot-otot
punggung sebelah atas dan bawah dalam keadaan kendur. Punggung dalam keadaan lurus, dengan
pandangan terpusat pada tempat sujud. Pikiran berada dalam keadaan terkendali. Pusat otak, atas dan
bawah menyatu membentuk kesatuan tujuan. Hal ini juga merupakan cerminan diri dan hati di hadapan
Allah. Walau dalam kondisi berdiri tegak namun kepala ditundukkan ke tempat sujud, hal ini
mengisyaratkan bahwa kita diwajibkan untuk bertawadhu’ (rendah hati) dan menghindari
kesombongan, ini juga merupakan suasan yang sangat dahsyat dimana kita berdiri dihadapan Allah
seperti suasana saat nanti manusia di hadapan Allah pada hari pengadilan (yaum al-dîn). Saat kita
berhadapan dengan Allah Yang Maha Mengetahui diri kita, dan kita berhadapan dengan dzat yang
sangat kita cintai, maka saat itu pula pikiran kita akan menjadi tenang, anggota badan tertunduk dan
semua eksistensi diri kita menjadi tenteram.

B . Ruku’

Ruku’ adalah membengkokan tulang belakang, dan meluruskannya meregangkan antara tulang dan otot
punggung, ruku’ yang sempurna adalah ditandai tulang belakang yang luruh sehingga bila diletakkan
segelas air diatas punggung tersebut tidak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Meletakkan tangan pada lutut seraya meluruskan tulang belakang dan menahannya akan mempelancar
perdarahan dan gerah bening. Karena itu, makanan bagi tulang belakang beserta ligament dan otot
pendukungnya akan terjamin. Lebih jauh Aliah BP. Hasan dalam bukunya Pengantar Psikologi Kesehatan
Islami mengatakan bahwa ruku’ merupakan salah satu metode untuk menguatkan otot-otot pada
persendian kaki yang dapat meringankan tegangan pada lutut , ketika ruku’ seseorang meregangkan
otot punggung sebelah bawah, otot paha, dan otot betis secara penuh. Tekanan akan terjadi pada otot
lambung, perut dan ginjal, sehingga darah akan terpompa ke atas tubuh. Dan ketika melakukanqauna
atau berdiri setelah ruku’,

Secara spiritual ruku’ dapat membentuk seseorang dalam kehidupannya tidak sombong, memulai
merendahkan dan menundukkan diri, dan senantiasa berusaha dalam memperhalus hati dan
memperbaharui kekhusyu’an shalat, merasakan bahwa dirinya hina dan merasakan pula kemuliaan
Allah, kemudian ia memuji dan mengakui keagungan Allah. hal ini tercermin dalam ucapan dalam ruku’
“Subhâna Rabbî al-‘adhîmi wa bihamdihi” ( Maha suci Tuhanku Yang Maha Agung dan dengan segala
puji bagi-Nya ).
C . I'tidal

Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga. i'tidal
adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan
latihan pencernaan yang baik. Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan
pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar. postur tubuh kembali tegak,
sehingga memberikan tekanan pada aliran darah untuk bergerak keatas. Hal ini dapat membuat tubuh
mengalami relaksasi dan melepaskan ketegangan, hal serupa juga terjadi ketika berdiri setelah sujud.

D . Sujud

Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.sujud bermanfaat
memompa aliran getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan
darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.
Karena itu, lakukan sujud dengan tuma'ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya
di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud
memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Gerakan dalam sujud juga mempunyai metode yang dapat membawa kedamaian, keselarasan,
kesesuaian, ketenangan dan kebahagiaan. Dalam sujud badan dari belakang rata ke depan, kedua
telapak tangan ditempelkan pada lantai/tanah, dan kaki ditekuk. Sujud adalah pijatan usus yang sudah
dimulai sejak ruku’. Dilakukan dengan meluruskan tulang belakang dan meregang otot hingga rongga
perut mengecil. Otot yang bertambah kuat akan mencegah berbagai penyakit seperti heria dan
membantu persalinan, sedangkan usus yang dipijat akan melancarkan peristalsis dan memudahkan
buang air besar; aliran darah bebas hambatan akan mencegah ambeien. Muka yang menempel pada
lantai Rasulullah Saw. Pernah bersabda, “jangan kau usap kerikil yang menempel di muka (wajah) mu itu
akan menjadi mutiar kelak di surga”. Jika ditinjau dari kesehatan bahwa wajah / muka yang terkena
kerikil dalam keadaan sujud adalah merupakan pijatan refleksi yang berfungsi melancarkan peredaran
darah dan mengendorkan syaraf-syaraf yang ada di muka, sehingga jika syaraf-syaraf muka kendur dan
peredaran darahnya lancar niscaya terhindar dari penyakit kepala, seperti pusing-pusing, migrant, dll.

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak
pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah
mengalir maksimal ke otak. Itu artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu
kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan.

Sujud jika ditinjau dari perspektif spiritual bahwa sujud menggambarkan tentang derajat ketundukan
yang paling tinggi, karena anggota badan yang paling berharga, yaitu wajah di tempelkan pada sesuatu
yang paling rendah, yaitu tanah. Jika memungkinkan, sujudlah langsung ke tanah tanpa alas, karena ini
bisa membuat lebih khusyu’ dalam shalat dan dalam berdo’a, dan bukti yang paling baik atas
kerendahan. Sujud juga merupakan posisi terbaik berdialog dengan Allah, dan juga posisi terbaik untuk
bertemu dengan Allah (misalnya kematian) adalah ketika sujud. Cara terbaik untuk berterima kasih
kepada Allah dan memuji-Nya juga ketika sujud. Melalui proses sujud, seseorang akan terserap ke dalam
ketakterbatasan, dengan keabadian dan dengan dunia luar. Ketika seseorang mencapai keadaan
kesatuan penuh dengan Allah Yang Maha Kuasa, seluruh tubuh bergetar dan menangis, dan doanya
sampai kepada Allah ( Aliah BP. Hasan 2005)

E . Duduk Tasyahud

Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk (tahiyyat akhir). Perbedaan terletak
pada posisi telapak kaki. Manfaatnya,saat iftirosy, bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan
syaraf.

Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu
berjalan. Duduk tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra),
kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi
mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iffirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot
tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga.
kelenturan dan kekuatan organ-organ. “Nabi duduk dengan tuma’ninah sehingga ruas tulang
belakangnya mapan” . Duduk dalam tasyahud dengan menekukan jari – jari yang berada pada kaki yang
kanan, ini berfungsi untuk me-refleksi (berfungsi pijat refleksi) syaraf-yaraf kaki dan memperlancar
peredaran darah hingga ke syaraf kepala, posisi duduk tasyahud juga dapat membantu pencernaan
dengan menggerakkan isi perut ke arah bawah. Tubuh akan mengalami relaksasi, dan merangsang otot-
otot pangkal paha, sehingga dapat mengurangi rasa nyeri dan sakit pada pangkal paha.

F . Salam

Gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Manfaatnya untuk relaksasi otot sekitar
leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan
menjaga kekencangan kulit wajah.

G . Thuma’ninah

Sudah seharusnya shalat kita dilaksanakan dengan thuma’ninah yaitu dengan tenang, rileks, dan santai
setelah melakukan aktivitas dalam mengarungi semua dimensi kehidupan. Hamper semua rukun-rukun
shalat untuk melakukan thuma’ninah. Thuma’ninah merupakan bentuk relaksasi dalam shalat, dimana
seseorang berdiam sejenak untuk merasakan istirahat atau bersantai-santai setelah mengalami
kontraksi atau peregangan otot dan syaraf. Melalui thuma’ninah diharapkan seseorang mengalami
kedamaian dan ketenangan, sehingga dapat mengurangi rasa kecemasan, dll.
Ajaran islam dalam hal ini berpedoman pada prinsip pencegahan lebih diutamakan daripada
penyembuhan. Dalam bahasa Arab berbunyi : al-waqiyah khir min al-‘ilaj. Berkenaan dengan konteks
kesehatan ini ditemukan sekian banyak petunjuk kitab suci dan Sunnah Nabi Saw. Yang pada dasarnya
mengarah pada upaya pencegahan.
Untuk menuju pada usaha pencegahan tersebut, islam menekankan segi kebersihan lahir dan batin.
Kebersihan lahir dapat mengambil bentuk kebersihan tempat tinggal ,lingkungan sekitar, dan
sebagainya, pernyataan ini juga sudah terdapat dalam firman Allah Swt :

َ ‫إِنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ال َّت َّو ِاب‬.


َ ‫ين َو ُيحِبُّ ْال ُم َت َطه ِِّر‬
‫ين‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri. (QS. Al-baqarah: 222)

Sebagaimana dalam pernyataan firman Allah tersebut bahwa; Bertaubat akan menghasilkan kesehatan
mental, sedangkan kebersihan lahiriyah menghasilkan kesehatan fisik. Dalam firman Allah juga
menyatakan :

ْ‫ َوالرُّ جْ َز َفاهْ جُر‬. ْ‫ك َف َطهِّر‬


َ ‫ َو ِث َيا َب‬.
Artinya: “dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah”, (QS.
Al-mudatsir: 4-5)

Anjuran dan perintah tersebut berdampingan dengan perintah menyampaikan ajaran agama dan
membesarkan nama Allah Swt.
Kesimpulan

Ketenangan, ketenteraman dan kesehatan orang yang diperoleh melalui shalat memiliki nilai spiritual
yang cukup tinggi, dan gerakan yang sangat banyak. Hal ini disebabkan oleh karena dalam shalat
terdapat dimensi dzikrullah dan juga dimensi gerak / olah raga, karena gerakan dalam shalat dilakukan
dengan continue/istiqamah. Dimensi ini merupakan inti yang menyebabkan orang yang melaksanakan
shalat senantiasa mengingat Allah sehingga hatinya menjadi tenang, dan gerakan dalam shalat
merupakan olah raga yang dapat memberikan kekebalan pada tubuh, dan juga merupakan terapi dari
beberapa penyakit yang ada pada tubuh kita. Hal ini dapat kita ibaratkan jika seseorang melakukan
shalat sehari semalam 17 rakaat, dengan asumsi bahwa setiap rakaat shalat ia akan melakukan + 7
gerakan dan ditambah 2 gerakan salam, maka sehari semalam orang yang melasanakan sahalat dia akan
menggerakan anggota tubuh sebanyak 7 X 17 = 119, dan 10 gerakan salam, maka total menjadi = 129
gerakan, hal ini 1 hari, dan hanya jika ia melaksanakan shalat fardlu,. jika seseorang melaksanakan shalat
fardlu dalam satu bulan berarti ia telah melakukan : 125 X 30 = 3.870 gerakan.
DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin.H. 2009. “Metodologi Studi Islam”. Jakarta: Rajawali Pers.


http://tetembak.blogspot.com/2010/02/Metodologi “Studi Islam” .html, diakses pada 26 Mei 2010

B.P Hasan, Aliah, 2005 Pengantar Psikologi Islami, Proses Cetak

Sa’id Hawwa, 2004, Intisari Ahya ‘ulumuddin Al-Ghazali, Mensucikan Jiwa, Rabbani Press, Jakarta

An-Najar, Amir, 2004, Psikoterapi Sufistik, dalam Kehidupan Modern, Hikmah, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai