PENDAHULUAN
B. Tujuan.
Tujuan dari dilaksanakannya observasi ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana pembelajaran mata pelajaran sejarah di SMA N 7
Surakarta serta dapat mengetahui bagaimana menyusun rancangan pembelajaran.
selain itu mahasiswa juga mengamati secara langsung bagaimana penerapan
pembelajaran sejarah di Sekolah tersebut beserta metode-metode yang digunakan
serta antusiasme murid dalam mengikuti mata pelajran tersebut.
C. Sasaran.
Sasaran kegiatan observasy ini adalah pengalaman mahasiswa agar dapat
belajar secara langsung bagaimana menerapkan tehnik-tehnik dan metode
pembelajaran. hal ini dilakukan sebagai upaya persiapan bagi mahasiswa sebagai
calon pendidik sebelum pada akhirnya akan terjun langsung ke dalam dunia
pendidikan. Sehingga mahasiswa dapat mengerti bagaimana menerapkan RPP
pada kegiatan belajar mengajar.
1
D. Metode.
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode :
Observasi : pengamatan secara langsung ke lapangan, dalam hal ini
mengamati secara langsung pembelajaran sejarah di SMA N &
Surakarta.
Interview : Wawancara secara langsung guru mata pelajaran sejarah.
Dokumentasi : mencatat semua hasil wawancara dan observasi.
2
BAB II
PROFIL SEKOLAH
Pada tahun 1985 membangun Gedung Sekolah Baru di Jl. Mr. Muhammad
Yamin no. 79 Kalurahan Tipes Kecamatan Serengan Kota Surakarta bekas
Tempat Pemakaman Umum
Pada tanggal 21 Pebruari 1986 Pindah Tempat di Gedung Baru yang diberi
Nama “Boyong Mandiri” dari SMA Negeri 3 Surakarta Kerkop menuju
Gedung Baru SMA Negeri 7 Surakarta di jalan Mr. Muhammad Yamin No. 79
Surakarta
VISI :
Visi SMA Negeri 7 Surakarta adalah Unggul dalam meraih Pendidikan Tinggi
Unggul
Unggul mengandung pengertian lebih tinggi, lebih pandai, lebih cakap,dan lebih
terampil melebihi dari yang lain dalam segala hal termasuk sikap.
Dengan visi tersebut SMA Negeri 7 Surakarta akan membawa siswa dan warga
Sekolah yang lain untuk menjadi insan yang lebih dari yang lain baik dalam
prestasi akademik maupun dalam hal prestasi non akademik, terlebih dalam
menyiapkan siswa tamatan untuk dapat melanjutkan ke jenjang Pendidikan yang
lebih tinggi.
Demikian akan menjadi sosok yang patut diteladani oleh masyarakat sekitar.
Keunggulan ini akan dapat dicapai dengan dukungan sikap, disiplin dan sarana
yang cukup memadai
MISI :
3
Disiplin dan berbudi luhur menuju prestasi.
4
12. Drs. S. Saraswoto (NIP 130321680) : Berdasarkan Kep.
Mendikbud RI No.6564/I03.d.1/Ca.3 98 tanggal 18 Agustus 1998.
Mulai tanggal 7 April 1999 s.d 30 Juli 2002
13. Drs. Edy Pudiyanto (NIP 131624320) : Berdasarkan SK Walikota
Surakarta No.821.2/0206/2002 tanggal 2 Agustus 2002. Mulai
tanggal 4 Agustus 2002 s.d 30 Oktober 2007
14. Dra.Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd (NIP 130801936) :
Berdasarkan SK Walikota Surakarta No.821.2/1069/2007 tanggal
29 Oktober 2007. Mulai tanggal 30 Oktober sampai sekarang
5
Bus Sekolah
6
BAB III
OBSERVASI
7
dibuat sendiri oleh sekolah. Jika dilihat secara general kegiatan Belajar Mengajar
untuk anak IPA lebih terlihat antusias jika dibandingkan dengan anak IPS.
Dari pihak guru sendiri dalam mengajar sering menggunakan media
transparansi karena dengan begitu siswa lebih antusias dan aktif dikarenakan
menggunakan media audio visual,sehingga dalam hasil ujian sejarah siswa IPS
nilainya lebih bagus daripada siswa IPA.
Untuk pembuatan Silabus selain dibuat oleh pusat juga ada pula yang
dibuat sendiri, dibuat bersama-sama guru MGMP dan yang berasal dari penerbit.
GBBP dan RPP dibuat seperti silabus akan tetapi bukan berasal dari pusat.
Guru Mata pelajaran ini juga menerapkan strategi tertentu untuk menarik
perhatian siswa akan pelajaran sejarah, yakni dengan memberikan contoh-contoh
dan cerita-cerita. Dengan penerapan KTSP membuat kegiatan belajr mengajkar
lebih efektif karena mendorong siswa untuk lebih aktif sedangkan guru hanya
sebagai fasilitator saja.penilaian
Kendala dari pembelajaran sejarah di SMA N 7 Surakarta adalah waktu
yang kurang sedangkan beban materi yang diajarkan besar. Untuk
menanggulanginya diberikan tugas baik dari buku ataupun modul yang diberikan
pada siswa sebagai buku acuan materi.
Siswa yang masih tetap tidak respon dengan mata pelajaran sejarah
dipicu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mudah bukan dengan yang susah-
susah karena akan membuat siswa lebih tidak antusias. Untuk siswa yang tidak
lulus uji kompetensi diberikan remidiasi. Untuk KKM ( Kriteria Ketuntasan Mata
Pelajaran) tiap kelas tidaklah sama. Kelas XII 69, kelas XI 68, sedang untuk kelas
X mematok 67 dimana kriteria tersebut digunakan oleh guru maple tersebut.
8
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Demikian laporan observasi mengenai Rancangan Perencanaan
Pembelajaran di SMA 7 Surakarta. Dari sini dapat terlihat bahwa proses Belajar
Mengajar di Sekolah ini sudah maksimal dikarenakan kerjasama yang baik antara
Sekolah, guru, dan siswa. Ditunjang dengan fasilitas sekolah yang memadai yang
dapat menunjang guru dan siswa dalam beraktivitas dan memudahkan guru dalam
mengajar.
Dalam melakukan observasi ini penulis tidak mengalami kesulitan
tertentu, hanya saja sedikit sulit untuk menyamakan jadwal guru matapelajaran
tersebut dengan jadwal kuliah penulis itu sendiri. Namun dengan kerjasama yang
baik akhirnya laporan ini dapat tersusun dengan baik.
Saran
Saran yang dapat penulis berikan menurut hasil observasi ini adalah :
1) Seorang guru pada proses pembelajaran selain bertumpu pada silabus juga
perlu memperhatikan RPP.
2) Untuk memperlancar proses pembelajaran selain metode harus
menggunakan media yang menunjang pula.
3) Kerjasama antara guru dan siswa diperlukan untuk memperoleh hasil
pembelajaran yang efektif.
9
LAMPIRAN
10