Anda di halaman 1dari 3

Metabolisme merupakan total reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh makhluk hidup

untuk kelangsungan kehidupannya. Secara keseluruhan reaksi-reaksi tersebut bertanggungjawab


untuk menjaga availabilitas organisme. Reaksi-reaksi tersebut secara sendiri-sendiri mungkin
tidak penting, tetapi secara keseluruhan dalan jejaring akan membentuk puzzle yang sangat
dibutuhkan untuk keseimbangan fungsi biokimia. Adanya gangguan pada salah satu reaksi akan
menyebabkan abnormalitas metabolisme. Reaksi-reaksi metabolisme dapat dibagi menjadi dua
sesuai dengan tujuan reaksinya, yaitu katabolisme dan anabolisme. Katabolisme merupakan
reaksi peluruhan (degradasi) yang menghasilkan energi, sedang anabolisme merupakan reaksi
sintesis yang memerlukan energi. Keduanya berjalan secara seimbang sesuai dengan fungsi dan
kebutuhan hidup organisme.
Glukosa merupada senyawa golongan karbohidrat yang merupakan sumber energy utama
bagi makhluk hidup karena glukosa berasal dari proses fotosintesis yang mengkonversi energi
matahari menjadi energi kimia. Energi yang terkandung dalam senyawa glukosa selanjutnya
akan ditransformasi melalui serangkaian reaksi katabolisme yang dinamakan glikolisis.
Glikolisis terjadi di dalam sitosol di dalam sel yang menghasilkan senyawa luruhan dan energi
konversi dalam bentuk senyawa kimia yang lain (ATP).
Gula sukrosa termasuk ke dalam golongan disakarida yang terdiri atas dua unit
monosakarida, yaitu α-glukosa dan fruktosa yang terhubung melalui ikatan glikosida. Sukrosa
berfungsi sebagai substrat sumber energi. Sebagai substrat sumber energi, sukrosa akan
dimetabolisir melalui jalur glikolisis atau dilanjutkan dengan reaksi asam trikarboksilat (siklus
Krebs). Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon
hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas karena karbon
anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis
menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Energi yang dihasilkan dari proses perombakan ukrosa dapat
dimanfaatkan untuk proses sintesa biomolekul, diantaranya sintesa protein dalam upaya
mempertahankan organel-organel sel supaya tetap aktif menjalankan fungsinya
Reaksi anaerob terdiri atas serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi asam
laktat. Proses ini disebut glikolisis. Tiap reksi dalam proses glikolisis ini menggunakan enzim
tertentu. Tahap pertama glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-fosfat dengan
reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi sebagai berikut :
Reaksi-reaksi yang berlangsung pada proses glikolisis dapat dibagi dalam dua fase.
1. Glikolisis diawali dengan reaksi pembentukan senyawa glukosa 6-fosfat dari glukosa. Reaksi
tersebut merupakan reaksi yang membutuhkan energi yang diambil dari pemutusan ikatan fosfat
dari ATP. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim heksokina.
2. Isomerisasi glukosa 6-fosfat. Reaksi yang kedua adalah pembentukan isomer fruktosa 6-fosfat
dari glukosa 6-fosfat. Reaksi ini dikatalisis oleh fosfoglukoisomerase.
glucose-6-P (aldose) fructose-6-P (ketose)
3. Fosforilasi kedua. Reaksi fosforilasi fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1,6-bisfosfat oleh
enzim fosfofruktokinase. Reaksi ini berjalan spontan dan merupakan rate limiting step pada
proses glikolisis. Pada reaksi ini dibutuhkan 1 mol ATP dan diregulasi secara ketat.
Fosfofruktokinase dapat dihambat oleh ATP.
fructose-6-P + ATP fructose-1,6-bisP + ADP
4. Reaksi pemutusan menjadi 2 triosafosfat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aldolase dan terjadi
pemutusan aldol yang merupakan kebalikan dari reaksi kondensasi aldol membentuk membentuk
2 molekul gliseraldehid 3-fosfat yang selanjutnya mengalami isomerisasi membentuk
dihidroksiasetonfosfat. Reaksi isomerisasi ini dikatalisis oleh enzim triosefosfat isomerase.
5. Isomerisasi triosafosfat
Hanya gliseraldehid-3-fosfat yang akan diteruskan dalam proses glikolisis sehingga dengan
adanya reaksi isoerisasi ini memungkinkan proses glikolisis berjalan sempurna.
Pada akhir tahap I glikolisis ini menghasilkan 2 molekul gliseraldehid-3-fosfat dan
membutuhkan 2 molekul ATP untuk setiap 1 molekul glukosa.
6. Oksidasi gliseraldehid-3-fosfat
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim gliseraldehid-3-fosfat dehidrogenase dengan NAD+ sebagai
koenzimnya.
glyceraldehyde-3-P + NAD+ + Pi 1,3-bisphosphoglycerate + NADH + H+
Reaksi oksidasi ini terjadi addisi gugus fosfat dan menghasilkan NADH. Pada tahap ini terbentuk
pertama kali senyawa yang mengandung energi tinggi.
NAD+: Nukotinamid Adenin dinuklotida, bentuk teroksidasi
NADH: Nukotinamid Adenin dinuklotida, bentuk tereduksi
7. Transfer fosfat untuk membentuk ATP
Senyawa 1,3 bisfosfogliserat merupakan senyawa berenergi tinggi yang selanjutnya gugus fosfat
tersebut ditransfer untuk membentuk ATP yang dikatalisis oleh enzim fosfogliserat kinase
dengan ko-faktor Mg2+. Enzi mini mirip dengan heksokinase yang mengalami prubahan
konformasi yang diinduksi oleh substrat. Reaksi ini bersifat reversible.
1,3-bisphosphoglycerate + ADP 3-phosphoglycerate + ATP
8. Perpindahan posisi gugus fosfat
Pada tahap ini terjadi reaksi perpindahan gugus fosfat pada 3-fosfogliserat yang berada pada
posisi C-3 berpindah ke OH posisi C-2 yang dikatalisis oleh enzim fosfogliserat mutase. Reaksi
ini menghasilkan 2-fosfogliserat.
3-phosphoglycerate 2-phosphoglycerate
Pada katalisis ini residu histidin berperan penting pada transfer fosfat ion dengan memberikan
dan menerima gugus fosfta.
9. Pembentukan senyawa berenergi tinggi kedua.
Pembentukan senyawa ini dilakukan dengan dehidrasi yang dikatalisis oleh enzim enolase yang
memiliki ko-faktor Mg2+. Reaksi ini dapat dihambat oleh fluorida.
3-phosphoglycerate 2-phosphoglycerate
10. Pembentukan ATP akhir
Reaksi ini berjalan spontan dan terjadi transfer gugus fosfat dari fosfoenolpirufat ke ADP
membentuk ATP. Pelepasan fosfat ion menyebabkan terjadinya ikatan enol yang tidak stabil
sehingga akan terkonversi ke bentuk keto dan menjadi piruvat. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim
piruvat kinase. Ensim ini memerlukan Mg+ sebagai ko-faktor. Piruvat merupakan hasil akhir
glikolisis.
phosphoenolpyruvate + ADP pyruvate + ATP
Resume glikolisis tahap I dan tahap II (kali dua)
Kalkulasi net ATP untuk setiap mol glukosa:
Reaksi tahap I dibutuhkan 2 mol ATP
Reaksi tahap II masing-masing dihasilkan 2 ATP; jadi totalnya ada 4 ATP
Net produksi ATP = 4 – 2 = 2 mol
Reaksi total glikolisis (dengan mengabaikan H+):
glucose + 2 NAD+ + 2 ADP + 2 Pi 2 pyruvate + 2 NADH + 2 ATP

Anda mungkin juga menyukai