Anda di halaman 1dari 14

SISTEM

PERSEPSI SENSORI

Disusun Oleh:

SIGMA WARISTAMA (60)


IKP REG 3B
09110808

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
tepat waktu dengan judul “RETINOPATI DIABETIK ” guna pemenuhan tugas mata
kuliah Sistem Persepsi Sensori.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu
terselesainya penulisan makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan :
• Joko Sutrisno, S.Kep.Ns.M. Kes
• Nuryeni,S.Kep.Ns
• Teman-teman IKP Reguler IIIB yang tanpa henti memberi semangat
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis
memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan penulisan baik disengaja maupun tidak.
Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
makalah ini.

Kediri, 09 Januari 2011

Tim Penulis

Scenario Kasus 10 (RETINOPATI DIABETIK)

“Seorang pasien perempuan berusia 52 Tahun datang ke RS,pasien


mengeluh mata kanannya sejak 3 bulan lalu pandangan kabur makin lama
makin buram seperti ada kabut hitam keluhan mata merah,melihat
silau,nyeri pada mata,sakit kepala dsangkal tidak pernah terjatuh dari hasil
pemeriksaan lensa od/os :keruh grade 1,vitreus od sulit dinilai ,pupil bulat
aa/vv 2/3,CD 0,3 – 0,5 reflex macula (+),perdarahandot (+).eksudat hard (+)

PEMBAHASAN KASUS 10

BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG MASALAH

-Retinopati diabetik merupakan kelainan retina akibat dari komplikasi diabetes yang
menyebabkan kebutaan. Retinopati ini dapat dibagi dalam dua kelompok berdasarkan klinis
yaitu retinopati diabetik non proliferatif dan retinopati diabetik proliferatif, dimana retinopati
diabetik non proliferatif merupakan gejala klinik yang paling dini didapatkan pada penyakit
retinopati diabetik.

—-Manifestasi penyakit ini dapat terjadi pada 80% dari semua penderita diabetes yang sudah
menderita selama lebih dari 10 tahun atau 15 tahun. Retinopati diabetik pada diabetes tipe I
paling sedikit terlihat 3-5 tahun sesudah onset, sedangkan diabetes tipe II retinopati sudah
dapat terjadi sebelum diagnosis ditegakkan.

Di Inggris retinopati diabetes merupakan penyebab kebutaan nomor 4 dari seluruh


penyebab kebutaan yang terdapat pada kelompok usia 30-65 tahun, sedangkan di Amerika
Serikat terdapat kebutaan 5.000 orang per tahun akibat retinopati diabetes.

Kebutaan yang disebabkan oleh retinopati diabetik dapat dicegah setiap tahunnya jika
dideteksi secara dini. Oleh karena itu, perlu waktu yang optimal untuk terapi sebelum pasien
mengeluhkan gejala penglihatan. Referat ini membahas lebih dalam tentang retinopati diabetik
non proliferatif agar kelainan retina yang disebabkan oleh penyakit diabetes dapat dideteksi
lebih dini.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari retinopati diabetik?

2. Apakah etiologi dari retinopati diabetik?

3. Bagaimana prognosis dari Retinopati diabetik?

4. Apakah klasifikasi dari retinopati diabetik?

5. Apakah manifestasi klinis retinopati diabetik?

6. Apakah patofisiologi retinopati diabetik?

7. Bagaimana penatalaksanaan retinopati diabetik?

8. Apakah pemeriksaan menunjang?


III. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui definisi retinopati diabetik

2. Mengetahui etiologi retinopati diabetik

3. mengatahui prognosis retinopati diabetik

4. Mengetahui klasifikasi retinopati diabetik

5. Mengetahui manifestasi klinis retinopati diabetik

6. Mengetahui patofisiologi retinopati diabetik

7. Mengetahui penatalaksanaan dari retinopati diabetik

8. mengetahui pemeriksaan menunjang dari retinopati diabetik

BAB II
ISI

1.1. Definisi

Retinopati diabetik merupakan salah satu komplikasi serius diabetes, berupa kerusakan pembuluh darah
kapiler pada jaringan yang berfungsi sebagai sensor cahaya (retina).

Retinopati diabetic merupakan penyakit vaskuler retina yang paling sering terjadi.

Penyakit ini adalah penyebab utama kebutaan pada penderita diabetes di seluruh dunia, disusul
katarak. Bila kerusakan retina sangat berat, seorang penderita diabetes dapat menjadi buta
permanen sekalipun dilakukan usaha pengobatan.

Retino diabetik biasanya banyak diderita pada orang dewasa sekitar umur 30 hingga 60 tahun.
1.2. ETIOLOGI RETINOPATI DIABETIK

Retinopati diabetika terjadi karena diabetes mellitus yang tak terkontrol dan

diderita lama. Pada makula terjadi hipoksia yang menyebabkan timbulnya angiopati dan

degenerasi retina. Angiopati dapat menyebabkan mikroaneurisma dan eksudat lunak.

Sedangkan mikroaneurisma dapat menimbulkan perdarahan.

Faktor-faktor yang mendorong terjadinya retinopati adalah :

 Terjadi karena adanya perubahan dinding arteri.

 Adanya komposisi darah abnormal.

 Meningkatnya agregasi platelet dari plasma menyebabkan terbentuknya mikrothrombi

 Gangguan endothelium kapiler menyebabkan terjadinya kebocoran kapiler, selanjutnya


terjadi insudasi dinding kapiler dan penebalan membran dasar dan diikuti dengan eksudasi
dinding haemorhagic dengan udem perikapiler

 Perdarahan kapiler dapat terjadi di retina dalam sybhyaloid dimana letaknya di depan
jaringan retina. Hemoraghi tidak terjadi intravitreal tetapi terdapat dalam ruang
vitreoretinal yang tersisa karena vitreus mengalami retraksi

 Aliran darah yang kurang lancar dalam kapiler-kapiler, sehingga terjadi hipoksia
relatif di retina yang merangsang pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah yang baru.

 Perubahan arteriosklerotik dan insufisiensi koroidal.

 Hipertensi yang kadang-kadang mengiringi diabetes.


1.3. PROGNOSI RETINOPATI DIABETIK

Manifestasi fisiologis dari penjelasan gejala diatas merupakan prinsip dari terapi. Pertama,
pengendalian metabolik sistemik primer harus dioptimalkan. Diabetes Control and Complication
Trial (DCCT) telah mengkonfirmasi manfaat dari pengendalian gula darah intensif dalam mengurangi
perkembangan dan progresi retinopati diabetik pada seseorang dengan DM tipe 1. Hasil serupa telah
dibuktikan pada pasien dengan DM tipe 2. Kedua, faktor resiko kardiovaskuler lainnya (hipertensi,
overload cairan, hyperlipidemia, dan anemia ) harus dapat diatasi. Ketiga, proses okuler lokal akibat
kebocoran vaskuler dapat diatasi dengan laser fotokoagulasi. Pada mata dengan CSME, Early
Treatment Diabteic Retinopathy Study (Penelitian Penanganan Dini Retinopati Diabetik)
menunjukkan bahwa laser fotokoagulasi makula mengurangi resiko kehilangan penglihatan moderat
dengan persentasi lebih 50%. Fotokoagulasi makula untuk CSME melibatkan penanganan laser fokal
untuk mikroaneurisma yang bocor dan laser fotokagulasi berpola garis pada edema makula difus.

1.4. KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETIK

Retinopati diabetik terdiri dari 2 bentuk, yaitu :

• Retinopati nonproliferatif.

Merupakan stadium awal dari proses penyakit ini. Selama menderita diabetes, keadaan ini
menyebabkan dinding pembuluh darah kecil pada mata melemah. Timbul tonjolan kecil pada
pembuluh darah tersebut (mikroaneurisma) yang dapat pecah sehingga membocorkan cairan
dan protein ke dalam retina. Menurunnya aliran darah ke retina menyebabkan pembentukan
bercak berbentuk “cotton wool” berwarna abu-abu atau putih. Endapan lemak protein yang
berwarna putih kuning (eksudat yang keras) juga terbentuk pada retina. Perubahan ini
mungkin tidak mempengaruhi penglihatan kecuali cairan dan protein dari pembuluh darah
yang rusak menyebabkan pembengkakan pada pusat retina (makula). Keadaan ini yang
disebut makula edema, yang dapat memperparah pusat penglihatan seseorang.
• Retinopati proliferatif.

Retinopati nonproliferatif dapat berkembang menjadi retinopati proliferatif yaitu stadium


yang lebih berat pada penyakit retinopati diabetik. Bentuk utama dari retinopati proliferatif
adalah pertumbuhan (proliferasi) dari pembuluh darah yang rapuh pada permukaan retina.
Pembuluh darah yang abnormal ini mudah pecah, terjadi perdarahan pada pertengahan bola
mata sehingga menghalangi penglihatan. Juga akan terbentuk jaringan parut yang dapat
menarik retina sehingga retina terlepas dari tempatnya. Jika tidak diobati, retinopati
proliferatif dapat merusak retina secara permanen serta bahagian-bahagian lain dari mata
sehingga mengakibatkan kehilangan penglihatan yang berat atau kebutaan.

1.5. MANIFESTASI KLINIS

Pada tahap awal, retinopati diabetik umumnya tidak menimbulkan gejala berarti.
Kalaupun ada, biasanya hanya gejala ringan.

Tetapi, jika gula darah terus menerus tidak terkontrol dan tindakan pencegahan tidak dilakukan,
maka pada akhirnya akan timbul berbagai gejala seperti :

• Bintik mengambang (floater) pada lapangan pandang.


• Titik gelap pada bagian tengah lapangan pandang.
• Kesulitan melihat di malam hari.
• Penglihatan kabur, atau bahkan kebutaan.
• Kesulitan membaca
• Penglihatan tiba-tiba menurun pada satu mata
• Melihat lingkaran-lingkaran cahaya (Melihat bintik gelap dan cahaya kelap-kelip)
• Mikroaneurisma
• Perdarahan retina
• Dilatasi pembuluh darah dengan lumennya ireguler dan berkelok-kelok
• Soft exudate merupakan iskemia retina
• Hard exudate merupakan infiltrasi lipid ke dalam retina
• Neovaskularisasi pada retina
• Edema retina
1.6. PATOFISIOLOGIS RETINOPATI DIABETIK

Pada penderita diabetes, terjadi peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal. Jika
keadaan ini berlangsung lama, maka akan timbul berbagai komplikasi. Salah satunya adalah
gangguan pembuluh darah kapiler pada retina mata.

Gangguan tersebut berupa melemahnya dinding pembuluh kapiler. Selanjutnya, dinding


pembuluh akan menggembung membentuk suatu struktur yang disebut mikroaneurisma. Lama
kelamaan, pembentukan mikroaneurisma akan diiringi dengan penyumbatan pada pembuluh
kapiler.

Penyumbatan kapiler akan merangsang tubuh untuk membuat pembuluh darah baru, tujuannya
agar kebutuhan nutrisi retina tetap dapat terpenuhi. Sayangnya, pembuluh baru ini sangat rapuh.
Saat pembuluh pecah, maka akan terjadi perdarahan yang dapat menimbulkan kekaburan
penglihatan, bahkan kebutaan.

Retinopati Diabetik

Iskemik Retina Edema


Retina

Membentuk Pembuluh Halus Menekan


N.Optikus
Korpus Vitreum Berkontraksi Nyeri Otot
Mata

Perdarahan Massif

Penurunan Penglihatan Mendadak

1.7. PENATALAKSANAAN

Retinopati yang ditemukan pada stadium awal seringkali tidak memerlukan terapi,
tetapi cukup dengan pengawasan secara berkala. Pengobatan dianjurkan untuk
menghentikan proses kerusakan retina dan bila mungkin memperbaiki tajam
penglihatan.

. SINAR LASER FOTOKOAGULASI

Sinar laser bermanfaat untuk mengobati retinopati diabetika, pengobatan ini


sangat efektif untuk menutup pembuluh darah yang bocor. Dalam prosedur ini
sinar laser yang berkekuatan energi tinggi difokuskan ke bagian retina yang
rusak.

.
INJEKSI ANTI-VEGF INTRAVITREAL

Dengan menyuntikkan zat anti perdarahan kedalam bola mata, diharapkan


pembuluh darah baru yang terbentuk akan mengalami penyusutan.

.
VITREKTOMI

Vitrektomi merupakan tindakan bedah yang dilakukan dengan bius umum di


kamar operasi. Dalam hal ini vitreus yang penuh darah akan dikeluarkan dan
diganti dengan cairan jernih. Sekitar 70 % pasien yang menjalani operasi
bedah vitrektomi mengalami perbaikan yang signif ikan pada penglihatannya.
Penentuan waktu operasi pada masing-masing pasien tergantung derajat
kerusakan pada mata dan pada kondisi mata yang satu lagi

Hal pertama dan penting untuk pengobatan adalah mengontrol kadar gula darah

sehingga tetap berada dalam rentang nilai normal. Dengan demikian, keparahan penyakit
dapat dihindari. Pada retinopati yang mengalami perdarahan dapat dilakukan focal laser
treatment untuk menghentikannya.
Selain itu terapi lazer laen seperti scatter laser treatment dapat membantu mengecilkan
pembuluh darah yang baru terbentuk. Jika perdarahan banyak, dapat dilakukan operasi untuk
membuang darah tersebut.tindakan ini disebut vitrektomi.

1.8. GAMBAR
(MATA DENGAN RETINOPATI IDIOPATIK)

(Retinopati diabetik)
Cotton wool spot pada tahap praproliferatif Membentuk lingkaran pada retina

DAFTAR PUSTAKA

http://www.f-buzz.com/2008/09/09/penyakit-mata-retinopati-diabetes/

http://www.wartamedika.com/2009/04/retinopati-diabetik-gangguan.html

http://rumahdiabetes.com/2008/08/retinopati-diabetik-penyebab-kebutaan-utama-penderita-
diabetes/

http://community.um.ac.id/showthread.php?80396-Retinopati-diabetik

http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=344

http://cetrione.blogspot.com/2008/09/retinopati-diabetik-nonproliferatif.html

http://www.news-medical.net/health/Diabetic-Retinopathy-Treatments.aspx

Anda mungkin juga menyukai