serta penatalaksanaannya
oleh
Asrining S
1. Bercak Mongol
2. Hemangioma/ nevi vakkuler
- Nevi flameus/ bercak anggur
- Nevi Vaskulosis/ strawbery nevi
3. Ikterus
4. Muntah dan gumoh
5. Oral trush
6.Diaper rash/ ruam popok
7. Seborrhoea
8. Miliriasis
Bercak Mongol
Penyebab
Kelebihan jumlah billirubin dalam jaringan, karena reduksi
normal sel-sel darah merah ( bill. adalah pigmen haemoglobin
dan empedu )
Ikterus fisiologi
Terlihat mulai hari ke 2-3 setelah lahir
Menghilang hari ke 7 maksimal hari ke 14 setelah lahir
Bayi tampak sehat/ aktif, menyusu kuat
Ikterus maksimal Kramer II
Kadar bill. direk bayi aterm < 12,5 mg% , Premat < 10 mg
%
Penanganan bayi dengan ikterus fisiologis :
Penyebab :
• Kelainan kongenital saluran pencernaan misalnya
atresia oesofagus, Hirschprung, peningkatan tekanan
intra kranial,cara pemberian minum yang salah
• Penyakit infeksi hepatitis, peritonitis dll
• Invaginasi, intoksikasi
Untuk menentukan penyebab diperlukan
pengkajian tentang :
Komplikasi
• Dehidrasi dan alkaliosis
• Syok
• Ketegangan otot dinding perut, perdarahan
conyungtiva, ruptura oesofagus, aspirasi muntahan
Penatalaksanaan
• Waspadai bahaya aspirasi yang dapat menimbulkan
sumbatan jalan nafas
Penyebab :
• Candida albicans, penularan melalui vagina yang
terinfeksi saat persalinan atau tangan yang tidak
dicuci bersih setelah memegang perineum, melalui
alat – alat yang tercemar dot, pengisap lendir dll.
Candida albicans terdapat dalam sekresi oral dan
feses.
Penatalaksanaan
• Rawat puting dengan nistatin topikal
Penyebab
• Kebersihan kulit kepala yang tidak baik
• Pemakaian/pemberian obat – obat tradisional / tapel
Penatalaksanaan
• Olesi kulit kepala yang terkena dengan minyak kelapa
• Biarkan selama 10 - 15 menit
• Lepaskan kotoran dengan sisir yang bergigi halus atau
karton tipis/ kartu pos, jangan membersihkan dengan
paksaan.
• Bila masih ada ulangi pada hari berikutnya dengan cara
yang sama.
• Setelah bersih keramas dengan shampo yang lembut
Milliariasis
• Bintik keputihan terlihat pada hidung,
dahi dan pipi bayi baru lahir.
Oleh
Asrining S.
1. Caput Suksedenium
2. Cephal hematoom
3. Moulage/ Penyisipan/Moulding
5. Fraktur clavicula
Caput Suksedenium
Penyebab :
• Tekanan yang kuat dan lama pada kepala bayi
( partus lama, Vaccum ekstraksi )
• Caput terjadi bila saat persalinan berlangsung, ketuban
sudah pecah, his kuat, anak hidup, presentasi kep.
Penatalaksanaan :
Penyebab :
• Tekanan jalan lahir yang lama dan kuat
• Moulage/ penyisipan / overiding yang terlalu
berlebihan
• Partus dengan tindakan ( forsep, Vakum ekstraksi )
Penatalaksanaan :
Tanda – tanda :
• Palpasi pada kepala tidak teraba sutura, teraba tulang
tengkorak yang satu berada di atas tulang tengkorak yang lain
Perawatan :
• Bayi jangan diangkat bila tidak perlu
• Catat lokasinya, amati area moulage , adanya tanda – tanda
cephal hematom, dan peningkatan tekanan intra kranial
4.Trauma pada fleksus Brachialis
Penyebab :
• Persalinan dengan penyulit, dimana dilakukan
tarikan lateral pada kepala dan leher untuk
melahirkan bahu (letak kepala, bahu sukar lahir ),
tarikan yang berlebihan pada bahu untuk melahirkan
kepala pada letak sungsang
• Cedera terjadi ketika bahu ditarik menjauhi kepala
selama proses persalinan
Tanda dan gejala :
• Ada riwayat kesulitan dalam persalinan
• Lengan atas yang terkena dalam keadaan
ekstensi dan abduksi ( mengarah ke dalam )
• Jika anak di angkat lengan akan lemas tergantung
• Reflek Moro pada lengan yang terkena negative
( tidak ada/ menurun )
• Reflek meraih dengan tangan tidak ada
• Paralisis lengan atas dan lengan bawah
Tindakan perawatan yang dilakukan bertujuan mencegah
terjadinya kontraktur dan mempertahankan letak yang benar
dari caput humeri dalam scapula
Gejala :
Bayi tidak dapat menggerakan lengan secara bebas
pada sisi yang terganggu
Saat dilakukan palpasi pada clavicula bayi
menangis
Saat palpasi teraba krepitasi atau benjolan
Reflek moro negative
Perubahan warna jaringan yang terkena
Pada hasil foto roentgen terlihat tulang yang fraktur
Penatalaksanaan :
Oleh
Asrining S
Labio skizis dan labio palatoskizis/
Bibir sumbing dan langit- langit sumbing
Penyebab :
Hereditas dan teratogen, kelainan ini sering ditemukan
diantara anak – anak dengan abnormalitas kromosom
Tanda dan gejala
Insidens
• Terdapat pada 1 dari 1500 sampai 5000 kelahiran
hidup
• 20 % - 75 % bayi dengan atresia ani juga menderita
anomali lain
• Terdapat sama banyak pada bayi laki – laki maupun
perempuan
Tanda dan gejala
Pada neonatal :
Fibrosis Malnutrisi
• Kegagalan pembentukan
sebagian diafragma ada lubang hernia
Gangguan fusi ketiga unsur
derah dada
Tindakan
Gambaran klinis
Nampak benjolan pada daerah
Penyebab
Neural tube tidak menutup pada ujung kranial
terbanyak di daerah occipital, kadang –kadang
menon jol dalam rongga hidung atau orbita
Gejala klinik
Bergantung pada besar dan lokalisasi enephalocel
Penyebab :
Penyebab :
a. Imaturitas paru/ hyalin membran disease/
HMD
b. Aspirasi mekonium
Tanda/ gejala :
Penyebab
a. Bayi rewel
b. Bayi tiba–tiba tidak mau menetek/ trismus
(kesukaran membuka mulut karena spasme
otot maseter) mulut mencucu ( capermood )
c. Kejang – kejang terutama bila ada rangsang
( suara, sinar, sentuhan )
d. Kaku kuduk sampai opistotonus
e. kesukaran menelan akibat spasme otot laring
f. sianosis akibat spasme otot pernafasan
g. bayi sadar dan gelisah
Pencegahan
a. Lakukan pertolongan persalinan secara steril
terutama saat pemotongan tali pusat ( 3
bersih ,alat, tangan, alas )
b. Perawatan tali pusat secara bersih sampai tali
pusat puput dan kering
c. Berikan immunisasi TT pada calon pengantin dan
ibu hamil.
d. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan /cuci
tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
Penatalaksanaan
a. bila terjadi di klinik segera lakukan upaya rujukan
b. beri tahu keluarga tentang kondisi bayi
c. bila di RS. laporkan segera pada dokter
d. pemberian anti tetanus serum ( ATS ) 10.000 unit.
e. pemberian anti konvulsan diazepam, phenobarbital
f. pemberian antibiotika sampai 3 hari bebas panas
g. bila ada sianosis diberikan terapi oksigen
Prognosis
a. masa inkubasi
Makin pendek masa inkubasi, semakin buruk prognosenya
pada umumnya masa inkubasi < dari 7 hari
prognosisnya buruk
b. Usia
Semakin muda usia semakin buruk prognosisnya
c. periode awitan
semakin pendek waktu terjadinya trismus dengan kejang
prognose makin buruk.
d. kenaikan suhu tubuh/ panas
bila timbul demam akan memperburuk prognose
e. pengobatan
pengobatan yang terlambat memperburuk prognosis
f. perawatan penunjang
mutu perawatan berpengaruh terhadap prognosis penyakit
Ikterus dan hyperbilirubinemia
Pengertian :
a. Ikterus :
Warna kuning yang terlihat pada sklera mata, mukosa dan kulit,
ini menunjukan adanya peningkatan kadar bilirubin dalam darah
fisiologis
Ikterus merupakan Gejala
Patologis kern ikterus
c. Kern ikterus
kerusakan otak karena perlengketan billirubin direk
pada otak ( > 20 mg% )
Pengeluaran billirubin
Sel darah merah
Haemoglobin
Heme globin
Asam glucorinic
Conjunggated billirubin
glukoronil