Anda di halaman 1dari 9

05 November 2008

Tata cara penyembelihan korban

From: Yayat Ruhiat, yayat@ksi.co.id

Oleh
Shidiq Hasan Khan
------------------------------------------------------------

Kata Pengantar

Sehubungan dengan hadirnya bulan Dzul Hijjah, maka pada sajian kali ini kami angkat
permasalahan tentang Tata Cara Penyembelihan Kurban, yang diterjemahkan dari Kitab Ar-
Raudhatun Nadhiyyah Syarh Ad-Durar Al-Bahiyyah, karangan Abu-At-Thayyib Shidiq
Hasan bin Ali Al-Hushaini Al-Qanuji Al-Bukhari oleh Abu Abdirrahman Asykari bin
Jamaluddin Al-Bugisy, dan dimuat di Majalah As-Sunnah edisi 22/II/1417H-1997M.

1. Disyaria'tkan bagi setiap Keluarga

Berdasarkan hadits Abu Ayyub Al-Anshary, ia berkata : "Artinya : Di masa Rasulullah


shallallahu 'alaihi wa sallam, ada seorang berkurban dengan seekor kambing untuknya dan
keluarga-nya. 1) (Dikeluarkan Ibnu Majah dan At-Tirmidzi dan di shahihkannya dan
dikeluarkan Ibnu Majah semisal hadits Abu Sarihah 2) dengan sanad shahih).
Dan dikeluarkan juga oleh Imam Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa'i dari hadits Mikhna bin
Salim, bahwa dia mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Wahai
sekalian manusia atas setiap keluarga pada setiap tahun wajib ada sembelihan (udhiyah) 3).
(Di dalam sanadnya terdapat Abu Ramlah dan namanya adalah 'Amir. Al-Khaththabi
berkata : majhul) 4).

Jumhur berpendapat bahwa hukum berkurban adalah sunnah, bukan wajib. Demikianlah yang
dikatakan oleh Imam Malik. Dan (beliau) berkata : "Saya tidak menyukai seseorang yang
kuat (sanggup) untuk membelinya (binatang kurban) lalu dia meninggalkannya" 5) Dan
demikian juga Imam Syafi'i berpendapat.

Adapun Rabi'ah dan Al-Auza'i dan Abu Hanifah dan Al-Laits, dan sebagian pengikut
Malikiyah berpendapat bahwa hukumnya wajib terhadap yang mampu. Demikian pula yang
diceritakan dari Imam Malik dan An -Nakha'iy. 6).

Orang-orang yang berpendapat akan wajibnya (berkurban) berpegang pada hadits :


"Artinya :Tiap-tiap ahli bait (keluarga) harus ada sembelihan (udhiyah)". Yaitu hadits yang
terdahulu, dan juga hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah
serta di dishahihkan Al-Hakim. Ibnu Hajar dalam kitabnya Fath-Al-Bari
berkata :"Para perawinya tsiqah (terpercaya) namun diperselisihkan marfu' dan mauquf-nya.
Tetapi lebih benar (jika dikatakan ) mauquf.

Dikatakan Imam Thahawi dan lainnya, 7) berkata : "Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam ."Artinya : Barangsiapa yang mempunyai keleluasaan (untuk berkurban) lalu dia
tidak berkurban maka jangan sekali-kali mendekati tempat shalat kami." Diantara dalil yang
mewajibkan (berkurban) adalah firman Allah Subhanahu wa
Ta'ala. "Artinya : Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu dan berkurbanlah".8).

Dan perintah menunjukkan wajib. Dikatakan pula bahwa yang dimaksudkan adalah
mengkhususkan penyembelihan hanya untuk Rabb, bukan untuk patung-patung.9).

Diantaranya juga adalah hadits Jundub bin Sufyan Al-Bajaly dalam shahihain 10) dan
lainnya, berkata : Bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Siapa yang
menyembelih sebelum dia shalat maka hendaklah dia menyembelih sekali lagi sebagai
gantinya. Dan barang siapa yang belum menyembelih hingga kami selesai shalat, maka
hendaklah dia menyembelih dengan (menyebut) nama Allah". Dan disebutkan dari hadits
Jabir semisalnya. 11)

Berdasarkan dengan hadits : "Artinya : Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkurban
untuk orang tidak berkurban dari umatnya dengan seekor gibas" 12).

Sebagaimana terdapat pada hadits Jabir yang diriwayatkan Ahmad dan Abu Dawud dan At-
Tirmidzi, dan dikeluarkan semisalnya oleh Ahmad dan At-Thabrani dan Al-Bazzar dari
hadits Abu Rafi' dengan sanad yang hasan. Jumhur berpendapat untuk menjadikan hadits ini
sebagai qarinah (keterangan) yang memalin gkan dalil-dalil yang mewajibkan.

Tidak diragukan lagi bahwa (keduanya) mungkin untuk dijamak (gabung). Yaitu bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam berkurban untuk orang-orang yang tidak memiliki (tidak mampu
menyembelih) sembelihan dari umatnya, sebagaimana dijamaknya hadits : "Artinya : Orang
yang tidak menyembelih dari umatnya". Dengan hadits."Artinya : Atas setiap keluarga ada
kurban". Adapun hadits : "Artinya : Aku diperintahkan berkurban dan tidak diwajibkan atas
kalian". 13) Dan yang semisal hadits ini tidak bisa dijadikan hujjah, karena pada sanad-
sanadnya ada yang tertuduh berdusta dan ada yang dha'if sekali.

2. Kurban Dilakukan Paling Sedikit Seekor Kambing

Berdasarkan hadits yang terdahulu. Al-Mahally berkata :"onta dan sapi cukup untuk tujuh
orang. Sedangkan seekor kambing mencukupi untuk satu orang. Tapi apabila mempunyai
keluarga, maka (dengan seekor kambing itu) mencukupi untuk keseluruhan mereka.
Demikian pula dikatakan bagi setiap orang diantara tujuh orang yang ikut serta dalam
penyembelihan onta dan sapi. Jadi berkurban hukumnya sunnah kifayah (sudah mencukupi
keseluruhan dengan satu kurban) bagi setiap keluarga, dan sunnah 'ain (setiap orang) bagi
yang tidak memiliki rumah (keluarga).

Menurut (ulama) Hanafiah, seekor kambing tidak mencukupi melainkan untuk seorang saja.
Sedangkan sapi dan onta tidak mencukupi melainkan untuk tiap tujuh orang. Mereka tidak
membedakan antara yang berkeluarga dan tidak. Menurut mereka berdasarkan penakwilan
hadits itu maka berkurban tidaklah wajib kecuali atas orang-orang yang kaya. Dan tidaklah
orang tersebut dianggap kaya menurut keumuman di zaman itu kecuali orang yang memiliki
rumah. Dan dinisbatkannya kurban tersebut kepada keluarganya dengan maksud bahwa
mereka membantunya dalam berkurban dan mereka memakan dagingnya serta mengambil
manfa'atnya.14)
Dan dibenarkan mengikutsertakan tujuh orang pada satu onta atau sapi, meskipun mereka
adalah dari keluarga yang berbeda-beda. Ini merupakan pedapat para ulama. Dan mereka
mengqiyaskan kurban tersebut dengan al-hadyu. 15)

Dan tidak ada kurban untuk janin (belum lahir). Ini adalah perkataan ulama. 16).

3. Waktunya Setelah Melaksanakan Shalat Iedul Kurban

Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.


"Artinya : Barangsiapa menyembelih sebelum shalat hendaklah menyembelih sekali lagi
sebagai gantinya, dan siapa yang belum menyembelih hingga kami selesai shalat maka
menyembelihlah dengan bismillah". Terdapat dalam Shahihain 17)
Dan di dalam shahihain dari hadits Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Siapa yang menyembelih sebelum shalat maka hendaklah dia mengulangi". 18)

Berkata Ibnul Qayyim :"Dan tidak ada pendapat seseorang dengan adanya (perkataan)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, yang ditanya oleh Abu Burdah bin Niyar tentang
seekor kambing yang disembelihnya pada hari Ied, lalu
beliau berkata : "Artinya : Apakah (dilakukan) sebelum shalat ? Dia menjawab : Ya. Beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : Itu adalah kambing daging (yakni bukan kambing
kurban)". (Al-Hadits).

Ibnu Qayyim berkata : "Hadits ini shahih dan jelas menunjukkan bahwa sembelihan sebelum
shalat tidak dianggap (kurban), sama saja apakah telah masuk waktunya atau belum. Inilah
yang kita jadikan pegangan secara qath'i (pasti) dan tidak diperbolehkan (berpendapat) yang
lainnya. Dan pada riwayat tersebut terdapat penjelasan bahwa yang dijadikan patokan
(berkurban) adalah shalatnya Imam".

4. Akhir Waktunya Adalah Di Akhir Hari-hari Tasyriq

Berdasarkan hadits Jubair bin Mut'im dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda :
"Artinya : Pada setiap hari-hari tasyriq ada sembelihan". 20). (Dikeluarkan Imam Ahmad dan
Ibnu Hibban dalam shahihnya dan Al-Baihaqi. Dan terdapat jalan lain yang menguatkan
antara satu dengan riwayat yang lainnya. Dan juga diriwayatkan dari hadits Jabir dan lainnya.
Dan ini diriwayatkan segolongan dari shahabat. Dan perselisihan dalam perkara ini adalah
ma'ruf).

Di dalam Al-Muwatha' dari Ibnu Umar : "Artinya : Al-Adha (berkurban) dua hari setelah dari
Adha. 21).

Demikian pula dari Ali bin Abi Thalib. Dan ini pendapat Al-Hanafiah dan madzhab
Syafi'iyah bahwa akhir waktunya sampai terbenamnya matahari dari akhir hari-hari tasyriq
berdasarkan hadits Imam Al-Hakim yang menunjukan hal tersebut.22)

5. Sembelihan yang Terbaik adalah yang Paling Gemuk.

Berdasarkan hadits Abu Rafi': "Artinya : Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bila
berkurban, membeli dua gibas yang gemuk " 23) (Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan
lainnya dengan sanad Hasan).

Dan dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari hadits Abu Umamah bin Sahl berkata : "Artinya :
Adalah kami menggemukkan hewan kurban di Madinah dan kaum Muslimin menggemukkan
(hewan kurbannya)". 24) Saya katakan, bahwa kurban yang paling afdhal (utama) adalah
gibas (domba jantan) yang bertanduk.

Sebagaimana yang terdapat pada suatu hadits dari Ubadah bin Ash-Shamit dalam riwayat
Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim dan Al-Baihaqi secara marfu' dengan lafadzh: "Artinya :
Sebaik-baik hewan kurban adalah domba jantan yang bertanduk". 25)

(Dan juga dikeluarkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi dari hadits Abu
Umamah dan di dalam sanadnya terdapat 'Ufair bin Mi'dan dan dia Dha'if. 26). Al-Udhiyah
(sembelihan kurban) yang dimaksud bukanlah Al-Hadyu. Dan terdapat pula nash pada
riwayat Al-Udhiyah, maka nash wajib didahulukan dari qiyas mengqiyaskan udhiyah dengan
Al-Hadyu), dan had ts : "Domba jantan yang bertanduk". adalah nash diantara perselisihan
ini.

Apabila dikhususkan berkurban dengan domba berdasarkan zhahir hadits, dan bila meliputi
yang lainnya, maka termasuk yang dikebiri. Tetapi yang utama tidaklah dikhususkan dengan
hewan yang dikebiri. Adapun penyembelihan kurban Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam
berupa hewan yang dikebiri tidak menunjukkan lebih afdhal dari yang lainnya, namun yang
ditujuk pada riwayat tersebut bahwa berkurban dengan hewan yang dikebiri adalah boleh. 27)

6. Tidak Mencukupi Kurban Ada yang di bawah Al-Jadz'u 28) (kambing yang berumur
kurang dari satu tahun).

Berdasarkan hadits Jabir dalam riwayat Muslim dan selainnya berkata : Bersabda Rasulullah
shallalla hu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Janganlah engkau menyembelih melainkan
musinnah (kambing yang telah berumur dua tahun)
kecuali bila kalian kesulitan maka sembelihlah Jadz'u (kambing yang telah berumur satu
tahun) 29).

Dan dikeluarkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah berkata : Aku mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersbada. "Artinya : Sebaik-baik sembelihan adalah
kambing Jadz'u". 30)

Dikeluarkan pula oleh Ahmad dan Ibnu Majah, Al-Baihaqi dan At-Thabrani dari hadits
Ummu Bilal binti Hilal dari bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda. "Artinya : Boleh berkurban dengan kambing Jadz'u". 31)

Di dalam shahihain dari hadits 'Uqbah bin 'Amir berkata. "Artinya : Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam membagi-bagi hewan kurban pada para shahabatnya, dan 'Uqbah
mendapatlan Jadz'ah. Lalu saya bertanya : Wahai Rasulullah, saya mendapatkan Jadz'u. Lalu
beliau menjawab : Berkurbanlah dengannya". 32)

Jumhur berpendapat bahwa boleh berkurban dengan kambing Jadz'u. Dan barang siapa yang
beranggapan bahwa kambing tidak memenuhi kecuali untuk satu atau tiga orang saja, atau
beranggapan bahwa selainnya lebih utama maka hendaklah membawakan dalil. Dan tidaklah
cukup menggunakan hadits Al-Hadyu sebab itu adalah bab yang lain. 33).

7. Dan Tidak Mencukupi Selain Dari Ma'zun (Sejenis Kambing Yang Kurang Dua Tahun)

Berdasarkan hadits Abu Burdah dalam shahihain dan lainnya bahwa dia berkata : "Artinya :
Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai hewan ternak ma'zun jadz'u. Lalu beliau
berkata : Sembelihlah, dan tidak boleh untuk selainmu". 34)

Adapun yang diriwayatkan dalam Shahihain dan lainnya dari hadits 'Uqbah, bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wa allam membagikan kambing kepada para shahabatnya sebagai hewan
kurban, lalu yang tersisa adalah 'Atud (anak ma'az). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam diberitahu, lalu beliau menjawab : "Artinya : Berkurbanlah engkau dengan ini".

Al-'Atud adalah anak ma'az yang umurnya sampai setahun.

Dikeluarkan pula oleh Al-Baihaqi dengan sanad yang shahih bahwa 'Uqbah
berkata :"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membagikan kambing kepada para
shahabatnya sebagai hewan kurban, lalu tersisa 'atud. Maka beliau berkata :"Artinya :
Berkurbanlah engkau dengannya dan tidak ada rukhsah (keringanan) terhadap seseorang
setelah engkau". 35)

Sedangkan Al-Imam An-Nawawy menukil kesepakatan bahwa tidak mencukupi Jadz'u dari
ma'az. 36)

Saya (Shidiq Hasan Khan) katakan :"Mereka sepakat bahwa tidak boleh ada onta, sapi dan
ma'az kurang dari dua tahun. Dan kambing Jadz'u boleh menurut mereka dan tidak boleh
hewan yang terpotong telinganya. Namun Abu Hanifah berkata : "Apabila yang terpotong itu
kurang dari separuh, maka boleh". 37 )

8. Hewan Kurban Tidak Buta Sebelah, Sakit, Pincang dan Kurus, Hilang Setengah Tanduk
atau Telinganya.

Berdasarkan hadits Al-Barra 38) dalam riwayat Ahmad dan Ahlu Sunan serta dishahihkan
oleh At-Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim, berkata : Bersabda Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam. "Artinya : Empat yang tidak diperbolehkan dalam berkurban. (hewan
kurban) buta sebelah yang jelas butanya, sakit yang jelas sakitnya, pincang yang jelas
bengkoknya dan tidak sanggup berjalan, dan yang tidak mempunyai lemak (kurus)". (Dalam
riwayat lain dengan lafazh-lafazh Al-Ajfaa'/kurus pengganti Al-Kasiirah).

Dan dikeluarkan oleh Ahmad, Ahlu Sunan dan dishahihkan At-Tirmidzi dari hadist Ali,
berkata : "Artinya : Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang, seseorang berkurban
dengan hewan yang terpotong setengah dari telinganya". 39)

Qatadah berkata :"Al-'Adhab, adalah (yang terpotong) setengah dan lebih dari itu". Dan di
keluarkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim dan Bukhari dalam tarikhnya, berkata.
"Artinya : Hanyasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari Mushfarah, Al-
Musta'shalah, Al-Bakhqaa', Al-Musyaya'ah dan Al-Kasiirah. Al-ushafarah adalah yang
dihilangkan telinganya dari pangkalnya. Al-Musta'shalah adalah yang hilang tanduknya dari
pangkalnya, Al-Bukhqa' adalah yang hilang penglihatannya dan Al-Musyaya'ah adalah yang
tidak dapat mengikuti
kelompok kambing karena kurus dan lemahnya, dan Al-Kasiirah adalah yang tidak
berlemak". 40)

Penafsiran ini adalah asal riwayat, dan dalam bab ini terdapat beberapa hadits. Adapun hewan
kurban yang kehilangan pantat, sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Ahmad, Ibnu
Majah dan Al-Baihaqi dari hadits Abu Sa'id, berkata : "Artinya : Saya membeli seekor domba
untuk berkurban, lalu srigala menganiyayanya dan mengambil pantatnya. Lalu aku tanyakan
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda : Berku
rbanlah dengannya." 41) (Di dalam sanadnya terdapat Jabir Al-Ju'fy dan dia sangat
lemah).42)

9. Bersedekah dari Udhiyah, Memakan dan Menyimpan Dagingnya

Berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha.


"Artinya : Bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Makanlah, simpanlah dan
bersedekah
lah". (Diriwayatkan dalam shahihain 43) dan dalam bab ini terdapat beberapa hadits).

10. Menyembelih di Mushalla (tanah lapang yang digunakan untuk Shalat Ied) Lebih Utama.

Untuk menampakkan syi'ar agama, berdasarkan hadist Ibnu Umar dari Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam. "Artinya : Bahwa beliau menyembelih dan berkurban di Mushala". 44)
(Diriwayatkan oleh Bukhari).

11. Bagi yang Memiliki Kurban, jangan Memotong Rambut dan Kukunya setelah Masuknya
10 Dzul Hijjah hingga Dia Berkurban.

Berdasarkan hadits Ummu Salamah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Apabila engkau melihat bulan Dzul Hijjah dan salah seorang kalian hendak
berkurban, maka hendaklah dia menahan diri dari rambut dan kukunya".

Dan didalam lafazh Muslim dan lainnya.

"Artinya : Barangsiapa yang punya sembelihan untuk disembelih, maka apabila memasuki
bulan Dzul Hijjah, jangan sekali-kali mengambil (memotong) dari rambut dan kukunya
hingga dia berkurban". 46)

Dan para ulama berbeda pendapat dalam permasalahan ini. Sa'id bin Al-Musayyib, Rabi'ah,
Ahmad, Ishaq, Dawud dan sebagian pendukung Syafi'i berpendapat, bahwa diharamkan
mengambil (memangkas/memotong ) rambut dan kukunya sampai dia (menyembelih)
berkurban pada waktu udhiyah.
Imam Syafi'i dan murid-muridnya berkata : "Makruh tanzih".
Al-Mahdi menukil dalam kitab Al-Bahr dari Syafi'i dan selainnya , bahwa meninggalkan
mencukur dan memendekkan rambut bagi orang yang hendak berkurban adalah disukai.
Berkata Abu Hanifah : Tidak Makruh. 47)

------------------------------------------------------------
Fote Note.
1. Diriwayatkan oleh At-Tarmidzi, kitab Al-Adhahi V/8/1541 dalam Tuhfah-Al-Ahwadzi,
dan Ibnu Majah , kitab Al-Adhahi bab Orang yang menyembelih seekor kambing untuk
keluarganya II/3147. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih AT-
Tirmidzi II/1216, dan Shahih Ibnu Majah II/2546.
2. Di dalam kitab Ar-Raudhatun Nadiyah tertulis "syariihah" dengan hurup syin. Ini adalah
salah, yang benar adalah "Sariihah" dengan hurup siin, seperti yang terdapat pada kitab Sunan
Ibnu Majah. Hadits ini di shahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah II/2547 dengan
lafadz : Keluargaku membawaku kepada sikap meremehkan setelah aku tahu bahwa itu
termasuk sunnah. Ketika itu penghuni rumah menyembelih kurban dengan satu dan dua ekor
kambing, dan sekarang tetangga kami menuduh kami bakhil.
3. Berkata Al-Jauhary : Berkata Al-Ashmi'iy : Terdapat 4 bahasa dalam penyebutan Udhiyah
dan Idhiyah .... dst (-disingkat) (Lihat Syarah Shahih Muslim oleh An-Nawawi VIII/13, hal.
93 Cet. Daarul Kutub Al-Ilmiyah, Beirut-Lebanon.
4. Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani : Tidak dikenal .... (Lihat : Taqrib At-Tahdzib,
oleh Ibnu Hajar Al-'Asqalani, No. 3130 hl. 479, pentahqiq : Abul Asybaal Shaghir Ahmad
Syaqif Al-Baqistani, penerbit : Daarul 'Ashimah, Al-Mamlakah Al-'Arabiyah As-Su'udiyah).
5. Muwatha ' Imam Malik, Juz II, hal. 38, Syarh Muwatha' Tanwir Al-Hawaalik, pen. Daarul
Kutub Al-Ilmiyah.
6. Lihat perselisihan para ulama dan ahli dalil mereka dalam kitab : Bidayah Al-Mujtahid
oleh Ibnu Rasyd I/314 dan Al-Fiqh Al-Islami wa Adilatuhu oleh Dr. Wahbad Al-juhaili, Juz
III/595-597. cet. Darul fikr.
7. Fath Al-Bari, Ibnu Hajar, jilid X, halaman 5, cet. Daar Ar-Rayyan li at Turats. Dan beliau
juga berkata dalam Bulughul Maram : Namun para Imam mentarjihnya mauquf. (Bulughul
Maram, bab : Adhahiy, No. 1349, bersama Ta'liq Al- Mubarakfuri, cet. Jam'iyah Ihya At-
Turats Al-Islami). Namun hadits ini tidak menunjukkan wajib
menurut jumhur. Wallahu a'lam.
8. Al-Qur'an Surat Al-Kautsar : 2
9. Kedua tafsiran ini disyaratkan oleh Ibnu Katsir di dalam tafsirnya, namun Ibnu Katsir
merajihkan maknanya menyembelih hewan kurban, wallahu a'laam. (Tafsir Ibnu Katsir, jilid
IV, hal. 559-560 cet. Al-Maktabah At-tijariyah, Makkah)
10.Riwayat Bukhari kitab Al-Adhahiy, bab : Man Dzabaha qobla as-shalah a'aada, X/12 No.
5562, dan Muslim kitab Al-Adhahi, bab : Waqtuha : XIII/35 No. 1960, Syarh Nawawi. Dan
Lafazh ini adalah Lafzh Muslim.
11.Saya belum mendapatkan ada yang semakna dengan hadits tersebut. Diriwayatkan dari
Al-Barra' bin 'Azib seperti dalam Shahihain dan kitab-kitab Sunan. Wallahu a'lam.
12.Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi bab : maa jaa'a anna asy-syah al-wahidah tujzi'u'an ahlil
bait : V No. 1541 dalan At-Tuhfah dan Abu Dawud bab : Fisy-syaah Yuhadhahhi Biha 'An
Jama'ah, No. 2810, dan dishahihkan Al-Albani dalam shahih Abu-Dawud : II/2436, dan Irwa'
al-ghalil, IV/1138.
13.Dijelaskan oleh Ibnu Hajar Asqalani dalam Fath Al-Bari X/6, dan kitab beliau Al-Khasa-is
fi Takhrij Ahadits Ar-Rafi'. Dan demikian juga Asy-Syaukani di kitabnya Nailul Authar
V/126.
14.Lihat kitab Bidayah Al-Mujtahid I/317.
15.Al-Hadyu yang disembelih di tanah haram dari hewan ternak, dalam Al-Qur'an. (Lihat Al-
Mu'jam Al-Wasith : 978)
16.Adapun berkurban bagi anak kecil yang belum baligh, menurut Hanafiah dan Malikiyah :
Disukai berkurban dari harta walinya, dan tidak disukai menurut madzhab Syafi'iyah dan
Hanabilah. (Al-Fath Al-Islami, oleh Wahbah Al-Jihaili III/604)
17. Lihat No. 10
18. Riwayat Bukhari, kitab Al-Adhahi, bab : Man dzahaba qubla as-shalah a'aada X/12/5561
dengan Fath Al-Bari. Dan Muslim, kitab Al-Adhahi, bab : Waqtuha XIII/35/No. 1962,
dengan Syarh Nawawi, ini merupakan potongan hadits yang panjang.
19. Riwayat Muslim, bab : Waqt a-Adhahi XIII/35?no. 1961 dan lainnya.
20. Hadit ini dikeluarkan oleh Imam Ahmad IV/82 dan lainnya. Hadits ini dishahihkan oleh
Al-Arnauth dalam tahqih Zaadul Maad oleh Ibnul Qayyim, dan beliau menyebutkan beberapa
jalan dari riwayat ini. (Lihat Zaadul Maad II/318 cetakan Muasasah Risalah).
21 Riwayat Imam Malik di dalam Al-Muwatha', kitab Adh-Dhahaya, bab Adh-Dhahiyatu
'amma fil batnil mar'ah wa dzikir ayyamil adhaa II/38, At-Tanwir, dari Nafi' dari Abdullah
bin Umar.
22 Perselisihan ulama dalam hal ini ma'ruf, lihat Subulus Salam IV/92. cet. Daarul Fikr.
23 Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya VI hal 391,dari Abu 'Amir dari
Zuhair dari Abdullah bin Muhammad dari Ali bin Husain dari Abu Rafi', bahwa Rasulullah
bila hendak berkurban, membeli dua domba yang gemuk, ber-tanduk, dan sangat putih..." al-
hadits. Pada sanadnya terdapat perawi yang bernama Abdullah
bin Muhammad bin Uqail, perawi ini dibicarakan oleh para ulama (Lihat : Tahdzibu At-
Tahdzib VI/13). Berkata
Al-Hafidz : Shaduq, dalam haditsnya ada kelemahan dan dikatakan pula : berubah pada akhir
(hayat)nya. (Taqrib At-Tahd zib 3617).
24 Dikeluarkan oleh Bukhari dalam shahihnya secara ta'liq X/7 bab: Udhiyatun Nabi bi
kabsyaini aqranain. Dan atsar ini disambung sanadnya oleh Abu Nu'aim dalam Mustakhrij
dari jalan Ahmad bin Hanbal dari Ubbad
bin Al-'Awwam ber-kata : Mengabarkan kepadaku Yahya bin Sa'id Al-Anshari dari lafadznya
: Adalah kaum muslimin salah seorang mereka membeli kurban, lalu menggemukkan
(mengebiri)nya dan menyembelihnya pada
akhir Dzul Hijjah. (Fath al Bari).
25 Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bab : Karahiyatul Mughalah fil kafan III/3156, dari
Ubadah bin Ash-Shamit. Dan Diriwayatkan pula oleh yang lainnya. Hadits ini di dha'ifkan
Al-Abani dalam Dha'if al-Jami' ash-Shagir No. 2881.
26 Ibnu Hajar mengatakan : dha'if (Taqrib at-Tahdzib, No. 4660) tahqiq Abul Asybaal Al-
Baakistani.
27 Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar : Setelah menyebutkan beberapa riwayat :Padanya terdapat
dalil bolehnya mengebiri dalam berkurban, dan sebagian ahli ilmu membencinya karena
mengurangi anggota badan. Namun
ini bukanlah cacat karena mengebiri menjadikan dagingnya baik, dengan menghilangkan bau
busuk. (Fath al-Bari X/12).
28 Al-Jadz'u, berkata Al-Hafidz : Yaitu sifat bagi umur tertentu dari hewan ternak. Maka dari
kambing adalah yang ber-umur satu tahun menurut jumhur. Dan dikatakan pula, kurang dari
itu. Kemudian berbeda pendapat dalam penetuan-nya. Dikatakan : berumur 6 bulan dan ada
yang berkata 8 bulan dan dikatakan pula 10 bulan.
At-Tirmidzi menukilkan dari Waki' bahwa yang dimaksud adalah 6 atau 7 bulan (Fath al-Bari
X/7). Berkata An-Nawawi : Al-Jadzu' dari kambing adalah yang berumur setahun penuh. Ini
yang shahih menurut madzhab kami. Ini yang paling masyhur menurut ahli bahasa dan
lainnya (Syarh Muslim XIII/100). Dan Al-Hafidz berkata pula :Al-Jadz'u dari Ma'az adalah
berumur masuk pada tahun kedua, sapi (lembu) berumur 3 tahun penuh dan onta berumur
lima tahun (Fath al-Bari X/7). Adh-Dha'n, berkata Ibnul Atsir dalam An-Nihayah : Adh-
Dhawa'in : Jamak dari dha'inah, yaitu kambing yang berbeda dengan Ma'z (An-Nihayah fi
gharibil hadits, III/69, cet. Al-Maktabah Al-Islamiyah). Di sini saya menyebut Dha'n dengan
kambing sebagai pembeda dengan ma'z (di Jawa, maz itu disebut sebagai kambing jawa).
29 Riwayat Muslim, bab sinnul Udhiyah XIII/35/1963, Syarh Nawawi. Dan Ibnu Majah,
bab : maa Tafzi'u minal adhahi No. 3141. Namin hadits ini di dha'ifkan oleh syaikh Al-Albani
karena pada sanadnya terdapat perawi yang bernama Abu Zuhair dan ia mudallis, riwayatnya
tidak diterima kecuali bila menjelaskan bahwa dia mendengar dari syaikhnya Lihat
penjelasan panjang di Dha'if Ibnu Majah No. 676, hal 248, dan Irwa'ul Ghallil 1145, Silsilah
Hadits Dha'ifah juz I halaman 91. Al-Musinnah : adalah gigi seri dari tiap sesuatu, berupa
onta, lembu, kambing dan lainnya. (Syarh Nawawi XIII/99).
30 Hadits ini di Dha'ifkan oleh Al-Albani dalam Irwa'ul Ghalil IV/1143 dan silsilah hadits
dha'ifah I/64.
31 Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, bab :maa Tajzi'u minal adhahi II/7/No. 3139 dan lainnya.
Hadist ini di dha'ifkan oleh Al-Albani dalam dha'if Ibnu Majah No. 3139.
32 Bukhari, bab : Qismatul Imam Al-Adhahi bainan naas X/2/No. 5547, Al-Fath dan Muslim,
bab : Sinnul Udhiyah XIII/2/No. 1965, An-Nawawi.
33 Al-Hadyu adalah apa yang disembelih menuju tanah haram dari binatang ternak. Di dalam
Al-Qur'an Surat
Al-Baqarah : 196 (Mu'jam Al-Wasith 978).
34 Diriwayatkan oleh Bukhari X/8/No. 5556, Muslim XIII/35/1961, Syarh Nawawi
35 Dikeluarkan oleh Al-Baihaqi dalam As-Sunnan Al-Kubra IX/270 No. 19062 dan sanadnya
shahih. 'Atud adalah anak dari ma'z. Berkata Ibnu Baththa: Al-'Atul adalah Al-Jadz'u dari
ma'z berumur lima bulan (Fath al-Bari X/14)
36 Lihat Syarh Muslim An-Nawawi, juz XIII hal. 99
37 Lihat Al-Ifsah 'an ma'anish shihah, oleh Abul Mudzhfir, I/308 cet. Muassasah As-
Sa'idiyan di Riyadh
38 Diriwayatkan oleh seluruh kitab sunan dan lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani dalam
Irwa'ul Ghalil IV/1149
39 Sayikh Al-Alabni mengatakan bahwa hadits ini mungkar, lihat Irwa'ul Ghalil IV/1149
40 Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bab;maa yukrahi min adh-dhahaya V/No. 2800 dan ini
lafazhnya, dan riwayat ini didhaifkan oleh Al-Albani dalam dha'if Abu Dawud No. 599 hal.
274 41 Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, bab manisysyifaraa udhiyah shahihah faashabaha
'indahu syaiun, No. 3146 hadits ini di dhaifkan oleh Al-Albani No. 679 dalam dhaif Ibnu
Majah 42 Namanya Jabir bin Yazid bin Al-Harits Al-Ju'fy, Abu Abdillah Al-Kuufi, dha'if
rafidhi (Taqrib At-Tahdzib, No. 886)
43 Diriwayatkan oleh Imam Muslim, bab : An-Nahyu 'an luhum al-adhahy ba'da tsalats , juz
XII No. 197 dari 'Aisyah sedangkan dalam riwayat Bukhari, saya tidak menemukan hadits
dari 'Aisyah, yang ada adalah dari Salamah bin Al-Akwa X/No. 5569, dengan yang bebeda,
wallahu 'alam.
44 Bukhari, bab : Al-Adhaa wan nahr bil mushala . X/No. 5552. Al-Fath
45 HR Muslim, bab . Nahyu Murid At-Tadhiyah an ya'khudza min sya'rihi wa adzfaarihi
stai'an XIII/No. 1977 dari Ummu Salamah.
46 Riwayat Muslim, hadits berikutnya setelah hadits No. catatan kaki No. 45 pada shahih
muslim
47 Nailul Authar, Al-Imam ASy-Syaukani, jilid V. hal. 128 cet. Syarikah maktabah wa
matba'ah, Mustafa Al-Baby Al-Halaby.
at 5:08 PM

0 comments:

Post a Comment

Anda mungkin juga menyukai