Hal tersebut disampaikan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto usai mengikuti rapat
terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, akhir pekan lalu.
Dari jumlah tersebut, rinci Djoko, ratusan ribu lapangan pekerjaan baru akan disumbangkan
oleh Kementrian Pekerjaan Umum (PU). "Dari pertanian (akan banyak) menyumbang," ujar
dia seraya menegaskan, penambahan lapangan kerja baru pada 2009 nanti memang
sebuah keharusan.
"Ini untuk antisipasi terjadinya gelombang PHK besar-besaran sebagai dampak dari krisis
ekonomi global. "Selain PU, misalnya Perhubungan, Energi, PLN tenaga listrik juga akan
menciptakan lapangan kerja," kata dia.
Program-program tersebut antara lain, belanja modal lebih dari Rp 90 triliun untuk
pembangunan jalan dan jembatan, pelabuhan, irigasi pertanian, jaringan listrik, lintasan
kereta api dan telekomunikasi. Lalu, PNPM senilai Rp 10,3 triliun akan dialokasikan Rp 3
miliar per kecamatan per tahun untuk 5.720 kecamatan.
Untuk program perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan, ada misalnya bantuan
tunai bersyarat Rp 1,75 triliun serta BLT (Bantuan Langsung Tunai) untuk 2 bulan Rp 3,7
triliun.
Sri Mulyani mengatakan dengan program padat karya seperti PNPM dengan Rp 3 miliar per
kecamatan bisa menyerap sampai ratusan bahkan ribuan tenaga kerja. "Tapi, untuk sektor
industri yang sifatnya lebih padat modal ya beda. Ekonomi kita membutuhkan sub kegiatan
untuk menciptakan lapangan kerja sekaligus menjaga industri yang memang dibutuhkan
oleh perekonomian kita secara luas," ujar dia.
Jamsostek
Sementara, dari PT Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja (Jamsostek) didapat kepastian bahwa
telah ada alokasi dana hingga Rp 2 triliun untuk mengantisipasi PHK sebagai dampak dari
krisis keuangan.
"Setiap tahun kita siapkan dana sebesar Rp 3 triliun, khusus menyambut 2009 akan
ditambah sekitar Rp 2 triliun untuk antisipasi adanya PHK," ujar Dirut Jamsostek Hotbonar
Sinaga.
Diperkirakan, jumlah peserta Jamsostek yang akan mencairkan dananya tahun depan bisa
melonjak hingga di atas 800.000 orang.
Data hingga akhir November 2008, jumlah tenaga kerja yang terancam terkena PHK
mencapai angka 66.603 di seluruh Indonesia. DKI Jakarta tercatat sebagai provinsi yang
paling banyak terjadi PHK.
Tim Monitoring Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam rapat kerja dengan
Komisi IX DPR mengungkapkan, per 28 November jumlah tenaga kerja yang telah di-PHK
mencapai 16.988 orang, dan terbanyak terdapat di Jakarta, 14.268 orang.
Sementara itu, jumlah karyawan yang akan terkena PHK dan suratnya sudah masuk
mencapai 23.927 orang, belum termasuk 19.091 pekerja yang akan dirumahkan
Rojikin
Darren
8B