Anda di halaman 1dari 25

Petunjuk Operasional Aspek

Pengendalian Pemanfaatan Ruang 2


Evaluasi
 Upaya mencari sebab terjadinya penyimpangan atau ....
 Sebab-sebab yang memungkinkan tinggi-rendahnya tingkat
pencapaian dari tujuan RTR & adanya tindakan nyata yg bisa
mengatasi permasalahan pemanfaatan ruang wilayah tingkat
kabupaten/kota
 Bahan masukan evaluasi  hasil kesimpulan proses Pelaporan
& Pemanfaatan, yaitu :
a. Laporan Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai (terjadi penyimpangan)
b. Laporan Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTR

 Aktor pelaksana fungsi & tugas : Pemerintah Daerah/Tim


Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Kriteria Penyimpangan

1. Adanya penyimpangan dari rencana, tetapi diperkirakan masih dalam arah


menuju tujuan atau sasaran yang telah ditentukan.
2. Adanya penyimpangan dari rencana dan diperkirakan dalam masa mendatang
tidak sesuai lagi dengan kaidah-kaidah, kriteria-kriteria, standar-standar atau
tujuan, sasaran yang telah ditetapkan.

 Bagi elemen yang berstatus menyimpang, titik berat perlakuan dlm evaluasi
 memecahkan permasalahan penyimpangan & menindaklanjuti hasil
evaluasi dengan tindakan penertiban
 Bagi elemen yang berstatus tidak menyimpang,  lebih ditekankan pada
upaya meningkatkan kinerja pengembangannya di masa depan.
Evaluasi untuk Penilaian Tingkat Kemajuan
Pelaksanaan Tata Ruang

 Tujuan evaluasi :
mengidentifikasi tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana
peruntukkan serta mengenali faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan pada saat evaluasi.

 Masukan untuk kegiatan terdiri dari :


1. Data/informasi & kesimpulan hasil kegiatan pelaporan dan
pemantauan
2. Rencana Tata Ruang, Peraturan, & Kebijakan Daerah
3. Hasil survey primer di lapangan
Langkah-langkah Kegiatan Evaluasi (1)
1. Pengukuran indikator kemajuan
 Mempersiapkan & memeriksa hasil kegiatan pelaporan.
 Menentukan indikator untuk mengukur keberhasilan seperti : luas lahan yang terealisasi,
jenis kawasan yang terealisasi, & fungsi ruang yang terealisasi
2. Penilaian terhadap tingkat kemajuan pelaksanaan pemanfaatan ruang
 Menggunakan indikator yang telah ditentukan (luas & jenis yang sudah teridentifikasi
pada kegiatan pelaporan & pemantauan
3. Identifikasi faktor-faktor penyebab tinggi-rendahnya tingkat realisasi
rencana peruntukkan
a. Wawancara dengan instansi terkait
b. Melakukan pemeriksaan kesesuaian lahan
c. Melakukan penelitian terhadap kepemilikan lahan
d. Melakukan penelitian terhadap izin lokasi yang menyangkut wilayah studi tetapi belum
terealisasi
Menyusun kesimpulan dan analisa data/informasi di atas berupa  prediksi
kemungkinan penyebab tinggi rendahnya tingkat realisasi rencana
Langkah-langkah Kegiatan Evaluasi (2)

4. Perumusan alternatif tindakan untuk meningkatkan realisasi rencana


peruntukkan
 Antara lain aspek kelembagaan, aspek kepemilikan lahan, dan aspek manajemen
pengelolaan

5. Penyusunan kesimpulan hasil kegiatan evaluasi


 Berupa klasifikasi wilayah berdasarkan tingkat kemajuan pelaksanaan tata ruang
Evaluasi Indikasi Penyimpangan

 Tujuan evaluasi :
mengenali sebab terjadinya penyimpangan serta mengantisipasi langkah-
langkah pemecahannya.

 Masukan untuk kegiatan terdiri dari :


1. Peta indikasi hasil kegiatan pemantauan dan kesimpulan kegiatan
pelaporan yaitu elemen tata ruang yang berstatus menyimpang
2. Data mengenai izin lokasi (peta pada lokasi penyimpangan) dan data
lainnya yang menunjang.
3. Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi/Kabupaten/Kota
4. Peraturan perundangan dan prosedur pemberian lokasi dan izin
kegiatan.
Langkah-langkah Kegiatan Evaluasi (1)
1. Tahap penelusuran faktor-faktor penyebab penyimpangan, terdiri dari :
a. Memeriksa dan mengamati informasi, kesimpulan hasil pemantauan & pelaporan, peta
indikasi penyimpangan dan membuat risalah kesimpulan.
b. Berdasarkan peta indikasi penyimpangan ditentukan urutan prioritas wilayah yang
akan dievaluasi berdasarkan tingkat dan bobot penyimpangan yang tertera dalam
kesimpulan kegiatan pemantauan dan pelaporan.
2. Tahap penelaahan rencana dan komponen tata ruang yang menyimpang
serta penelitian kelengkapan materi rencana dan izin
lokasi/kegiatan/status kepemilikan lahan
a. Telaah RTR  meneliti rencana yang lebih detail (RDTR, RTRK)
Hasil kegiatan ini  klasifikasi materi rencana lengkap/tidak lengkap & komponen
menyimpang telah/belum diatur dalam rencana
b. Menyiapkan & mengumpulkan data/peta mengenai izin lokasi/kegiatan/status
kepemilikan lahan, dng klasifikasi :
 Izin lokasi lengkap/tidak lengkap
 Izin kegiatan lengkap/tidak lengkap
 Status lahan : hak milik/sewa/tidak jelas
Langkah-langkah Kegiatan Evaluasi (2)

c. Melakukan sinkronisasi tahap pertama


Sinkronisasi dilaksanakan thdp hasil kegiatan point 2a dengan point 2b

Kondisi Materi Rencana Perizinan

Lengkap Tidak Lengkap Lengkap Tidak Lengkap

I √ √

II √ √

III √ √

IV √ √
Langkah-langkah Kegiatan Evaluasi (3)
d. Melakukan sinkronisasi tahap kedua
Sinkronisasi dilaksanakan thdp hasil kegiatan point 2c dengan point 1b

Kondisi Materi Rencana Perizinan Tingkat Penyimpangan


Lengkap Tidak Lengkap Lengkap Tidak Lengkap Lengkap Tidak Lengkap

I √ √ √

II √ √ √

III √ √ √

IV √ √ √

V √ √ √

VI √ √ √

VII √ √ √

VIII √ √ √
Langkah-langkah Kegiatan Evaluasi (4)
e. Merumuskan klasifikasi alternatif tindakan terhadap penyimpangan yang terjadi
berdasarkan pertimbangan status yang terjadi & pertimbangan status yang dimiliki
Alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk status I sd VIII :

Kondisi STATUS

I II III IV V VI VII VIII


1. Koordinasi dengan instansi √ √ √ √ √ √ √ √
terkait terutama dengan
instansi pemberi izin untuk
mendapat konfirmasi

2. Lakukan penyesuaian √ √ √ √
perbaikan rencana
3. Lakukan √ √ √ √
penyesuaian/mengeluarkan
kebijaksanaan pemerintah
daerah setempat

4. Lakukan pemantauan berkala √ √ √

5. Lakukan penertiban √ √ √ √
Langkah-langkah Kegiatan Evaluasi (5)

f. Membuat kesimpulan hasil kegiatan evaluasi, yang dibagi atas 2 (dua)


kriteria, yaitu :
1. Teridentifikasikan komponen tata ruang yang perlu dilengkapi melalui
revisi rencana tata ruang
2. Teridentifikasikan wilayah yang membutuhkan kegiatan penertiban dan
penyesuaian
g. Berdasar point f2, dilakukan pengelompokkan jenis pelanggaran dan
penggolongan jenis sanksi.
h. Menyusun rekomendasi tindak lanjut/pelanggaran, untuk ditindaklanjuti
dengan proses penertiban.
Laporan rekomendasi ini dilaporkan kepada Gubernur/Bupati/Walikota
Here comes your footer  Page 14
Penertiban (1)
 Pengertian :
Penertiban adalah tindakan menertibkan
yang dilakukan melalui penertiban dan
penyelidikan atas semua pelanggaran atau
kesalahan yang dilakukan terhadap
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan RTR (UU No 24 Tahun 1992 Pasal
17 tentang Penataan Ruang).

 Tujuan :
Mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang
yang direncanakan dapat terwujud.
Penertiban (2)
Pelaksanaan, melalui :
1. Lembaga Peradilan (termasuk PTUN/Pengadilan Tata Usaha
Negara)
2. Mekanisme penegakan hukum (penertiban langsung), atau
3. Upaya lain di luar pengadilan (Perjanjian Penertiban
Pemanfaatan Ruang)
4. Penertiban tidak langsungpengenaan sanksi disinsentif
dan insentif

Bentuk sanksi :
 Sanksi administrasi
 Sanksi perdata
 Sanksi pidana
(UU No 24 /1992 pasal 18 ayat 2)
Bentuk Penertiban
Dalam pelaksanaan tindakan penertiban, sebelum pengenaan sanksi
diperlukan bukti pelanggaran thd pemanfaatan ruang antara lain
pemeriksaan keberadaan RTR dikaitkan dengan waktu terjadinya
pelanggaran.
Berdasarkan keberadaan RTR tsb, maka pelanggaran dibedakan
menjadi :
1. Pelanggaran terjadi setelah ada RTR
Kegiatan pembangunan dilaksanakan setelah RTR mempunyai dasar
hukum & diundangkan.
2. Pelanggaran terjadi sebelum ada RTR
Kegiatan pembangunan dilaksanakan sebelum RTR mempunyai dasar
hukum & diundangkan.
A. Kegiatan Pemanfaatan Ruang setelah RTRW diundangkan

Bentuk Pelanggaran Bentuk Penertiban


1. Pemanfaatan tidak sesuai  Kegiatan/pembangunan dihentikan
fungsi  Pencabutan izin
 Denda
 Kurungan
2. Pemanfaatan sesuai fungsi,  Kegiatan/pembangunan dihentikan
tetapi luasan menyimpang  Kegiatan dibatasi pada luasan yang ditetapkan
 Denda
 Kurungan
3. Pemanfaatan tidak sesuai  Kegiatan/pembangunan dihentikan
fungsi, tetapi persyaratan  Pemenuhan persyaratan teknis
teknis menyimpang.  Denda
 Kurungan
4. Pemanfaatan tidak sesuai  Kegiatan/pembangunan dihentikan
fungsi, tetapi bentuk  Penyesuaian bentuk pemanfaatan
pemanfaatan menyimpang.  Denda
 Kurungan
B. Kegiatan Pemanfaatan Ruang sebelum RTRW diundangkan
Bentuk Pelanggaran Bentuk Penertiban
1. Pemanfaatan tidak sesuai fungsi 1. Pemulihan fungsi secara bertahap :
 Pembatasan masa perizinan
 Pemindahan/relokasi/resettlement
 Penggantian yang layak
2. Pengendalian pemanfaatan melalui :
 Pembatasan luas areal pemanfaatan
 Pembatasan perluasan bangunan
 Pembatasan jenis dan skala kegiatan
 Penyesuaian persyaratan teknik
 Penyesuaian bentuk pemanfaatan
3. Pembinaan melalui penyuluhan
2. Pemanfaatan sesuai fungsi, tetapi luasan 1. Pengendalian pemanfaatan melalui :
menyimpang  Pembatasan luas areal pemanfaatan
 Pembatasan perluasan bangunan
 Pembatasan jenis dan skala kegiatan
2. Pembinaan melalui penyuluhan
3. Pemanfaatan tidak sesuai fungsi, tetapi 1. Pengendalian pemanfaatan melalui :
persyaratan teknis menyimpang.  Penyesuaian persyaratan teknis
 Pembatasan perluasan bangunan
 Pembatasan jenis dan skala kegiatan
2. Pembinaan melalui penyuluhan
4. Pemanfaatan tidak sesuai fungsi, tetapi 1. Pengendalian pemanfaatan melalui :
bentuk pemanfaatan menyimpang.  Pembatasan bentuk pemanfaatan
 Pembatasan perluasan bangunan
 Pembatasan jenis dan skala kegiatan
 Penyesuaian persyaratan teknis
2. Pembinaan melalui penyuluhan
Here comes your footer  Page 20
Hubungan Pengendalian Pemanfaatan Ruang dengan
Perencanaan Tata Ruang

 Penataan ruang sebagai proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang  kesatuan sistem yg
tidak terpisahkan  pengaturan ruang menuntut dikembangkannya
suatu sistem yang terpadu sbg ciri utamanya.

Pengendalian pemanfaatan ruang  bagian dari manajemen ruang


yang secara sistematis mengumpulkan/menganalisis data/informasi
sekunder/primer  untuk menilai kelayakan & pencapaian sasaran &
tujuan, baik pada tahap perencanaan, pemanfaatan
ruang/pelaksanaannya.
Pengendalian
 Pengendalian yang baik memiliki ciri dengan ketentuan-ketentuan sbb :
1. Telah dirancang dan dibuat suatu sistem informasi pelaporan dan pemantauan
yang handal (secara cepat dapat menginformasikan pelaksanaan program
pembangunan daerah).
2. Telah dilakukan mekanisme perizinan yang sesuai (berdasarkan RTRWK
Kabupaten dan Kota) dalam menentukan lokasi kegiatan.
3. Telah dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program-program
pembangunan, implementasi ruangnya, & perizinan pemanfaatan ruang.
4. Telah dievaluasi terhadap kenyataan di lapangan akibat terjadinya dinamika
peubahan faktor eksternal  perubahan kebijaksanaan pembangunan yg
memerlukan pembangunan skala besar, adanya bencana alam yang besar.
5. Diterapkannya instrumen  perangkat insentif-disinsentif terhadap suatu
arahan kegiatan agar senantiasa sesuai dengan arahan RTRW
Propinsi/Kabupaten/Kota
6. Diterapkannya denda dan sanksi terhadap pihak-pihak yang melanggar
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai RTRW Propinsi/Kabupaten/Kota

Here comes your footer  Page 22


Informasi hasil proses pengendalian merupakan umpan-balik atau
masukan untuk :
1. Masyarakat
 Menumbuhkan & mengembangkan kesadaran, memberdayakan &
meningkatkan tanggung jawab masyarakat dalam penataan ruang
 Informasi ini sebagai wujud bahwa Pemda telah memperhatikan
aspirasi masyarakat
2. Instansi Pemberi Izin/pertimbangan
 Informasi ini sebagai masukan  menyempurnakan mekanisme &
tata cara perizinan (kinerja instansi/lembaga perizinan)
3. Perencanaan tata ruang
 Informasi ini sebagai masukan  penyesuaian, penyempurnaan,
peninjauan kembali atau revisi tata ruang wilayah Propinsi/
Kabupaten/ Kota

Here comes your footer  Page 23


Input untuk perencanaan tata ruang adalah hasil/output/keluaran dari :
a. PELAPORAN
b. PEMANTAUAN
c. EVALUASI
Hasil kesimpulan evaluasi berupa laporan-laporan :
 Klasifikasi wilayah berdasarkan tingkat kemajuan pelaksanaan rencana tata
ruang
 Identifikasi wilayah yang membutuhkan penyesuaian dan penertiban
 Identifikasi komponen tata ruang yang perlu dilengkapi melalui revisi rencana
tata ruang

d. PENERTIBAN, yaitu ;
 Laporan hasil penertiban melalui perjanjian kesepakatan (penertiban di luar
pengadilan), terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan
kesepakatan/kesanggupan pelanggar untuk melakukan
perbaikan/penggantian/pemulihan
 Laporan hasil penertiban melalui pengadilan dan sanksi yang dijatuhkan

Here comes your footer  Page 24


Hubungan Pengendalian & Perencanaan

PENGENDALIAN PENATAAN RUANG


PENGAWASAN PENERTIBAN
PELAPORAN PEMANTAPAN EVALUASI
OUTPUT INPUT

PENYIMPANGAN PENYIMPANGAN SANKSI


INPUT

PENYIMPANGAN SANKSI
OUTPUT INPUT

SESUAI RENCANA SESUAI


OUTPUT RENCANA
SESUAI
RENCANA
OUTPUT

OUTPUT
OUTPUT OUTPUT IDENTIFIKASI
KOMPONEN
PENYIMPANGAN TATA RUANG
YANG PERLU
IDENTIFIKASI
KLASIFIKASI
WILAYAH
DILENGKAPI
WILAYAH/ MELALUI
YANG
TINGKAT REVISI
MEMBUTUHKAN :
KEMAJUAN
•PENYESUAIAN RENCANA
PELAKSANAAN
•PENERTIBAN TATA RUANG

PERENCANAAN TATA RUANG

Anda mungkin juga menyukai