Kelas:XII IA3
No:34
Reaktor nuklir digunakan untuk banyak tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak
digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor penelitian digunakan untuk
pembuatan radioisotop (isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor
nuklir pertama digunakan untuk memproduksi plutonium sebagai bahan senjata
nuklir.
Saat ini, semua reaktor nuklir komersial berbasis pada reaksi fissi nuklir, dan sering
dipertimbangkan masalah risiko keselamatannya. Sebaliknya, beberapa kalangan
menyatakan PLTN merupakan cara yang aman dan bebas polusi untuk
membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan teknologi ekperimental yang berbasi
pada reaksi fusi nuklir. Ada beberapa piranti lain untuk mengendalikan reaksi nuklir,
termasuk di dalamnya pembangkit thermoelektrik radioisotop dan baterai atom, yang
membangkitkan panas dan daya dengan cara memanfaatkan peluruhan radioaktif
pasif, seperti halnya Farnsworth-Hirsch fusor, dimana reaksi fusi nuklir terkendali
digunakan untuk menghasilkan radiasi neutron.
Kawasan Nuklir
Reaktor Kartini memiliki daya 100 kW dan terletak di kawasan nuklir Yogyakarta
dengan luas lahan sekitar 8,5 ha. Di samping Reaktor Kartini, kawasan ini juga
memiliki fasilitas perangkat subkritik, laboratorium penelitian bahan murni,
akselerator, laboratorium penelitian D2O, laboratorium fisika dan kimia nuklir,
fasilitas keselamatan kerja dan kesehatan, perpustakaan, fasilitas laboratorium untuk
pendidikan, Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, serta Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir (STTN).
Kawasan Nuklir Pasar Jumat Jakarta dibangun pada 1966 di atas lahan sekitar 20 ha.
Di kawasan ini terdapat beberapa fasilitas, yaitu tiga unit Iradiator Gamma (y) kobalt-
60, 2 mesin berkas elektron, laboratorium pengolahan uranium, perangkat alat ukur
radiasi, laboratorium kimia, biologi, proses dan hidrologi, fasilitas pendidikan dan
latihan, serta Gedung Peragaan Sains dan Teknologi Nuklir (Perasten).
Di kawasan ini terdapat beberapa unit organisasi Batan, seperti: Pusat Aplikasi
Teknologi Isotop dan Radiasi, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi,
Pusat Pengembangan Geologi Nuklir, Pusat Pendidikan dan Pelatihan serta Pusat
Diseminasi Iptek Nuklir. Berbagai kegiatan penelitian dilakukan di kawasan ini, yang
meliputi litbang radioisotop dan radiasi serta aplikasinya di berbagai bidang, litbang
eksplorasi dan pengolahan bahan nuklir, geologi dan geofisika, litbang keselamatan
radiasi dan biomedika nuklir, pendidikan dan pelatihan serta kegiatan sosialisasi dan
diseminasi hasil Litbangyasa Iptek Nuklir kepada masyarakat yang dilakukan Batan.
1. Kedokteran nuklir
Ilmu kedokteran nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber
radiasi terbuka berasal dari desintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajiri
perubahan fisiologis, anatomi, dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan
diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada kedokteran nuklir, radioisotop
dimasukkan ke dalam tubuh pasien (in-vivo) maupun hanya direaksikan saja dengan
bahan biologis antara lain darah, cairan lambung, urine dan sebagainya, yang diambl
dari tubuh pasien yang dikenal dengan studi in-vitro.
a. Renograph
Catatan Penting
Sejak berfungsinya empat kawasan nuklir dengan berbagai fasilitas termasuk
tiga reaktor nuklir melalui berbagai kegiatan penelitian, pengembangan dan
pemanfaatan iptek nuklir termasuk pembangunan SDM yang menguasai iptek nuklir,
maka beberapa catatan penting dan mendasar perlu dikemukakan.
Kedua, pemanfaatan teknologi nuklir dari reaktor nuklir dan fasilitas perangkat nuklir
lainnya telah dirasakan masyarakat secara luas, meliputi bidang pertanian, peternakan,
industri, kesehatan dan kedokteran, hidrologi, rekayasa dan konstruksi, dan lainnya.
Ketiga, para operator reaktor nuklir telah menunjukkan prestasi gemilang dalam
mengoperasikan reaktor nuklir karena sejak reaktor nuklir pertama, Triga Mark II,
berfungsi disusul Reaktor Kartini dan Reaktor Siwabessy tidak pernah terjadi kejadian
(evident) atau kecelakaan (accident) sesuai standar INES (International Nuclear
Evident Scale) yang mengancam keselamatan manusia dan lingkungan. Ini
membuktikan bahwa para operator reaktor nuklir Indonesia memiliki budaya disiplin
kerja yang tinggi.
Keempat, melihat kualitas SDM Indonesia yang menguasai iptek nuklir cukup
menonjol, pada 1962 seorang tenaga BATAN, Ir Soebekti, direkrut menjadi staf
IAEA dan setelah itu para ahli nuklir Indonesia secara bergantian tanpa putus direkrut
dan bekerja di-IAEA sampai sekarang.
Keenam, manajemen pengolahan limbah telah ditangani dengan baik karena sampai
saat ini belum pernah terjadi kebocoran atau kecelakaan yang menghebohkan. Di sisi
lain, manajemen terbuka untuk diawasi oleh lembaga berwenang baik di dalam negeri
(Bapeten) maupun luar negeri (IAEA), sehingga meraih kepercayaan dunia
internasional.