Anda di halaman 1dari 38

PYELONEPHRITIS

– BOF DAN USG


Pembimbing :
Dr. Lisna Astuti, Sp.Rad

Oleh :
I Putu Gde Hamsa (0502005209)
Aendra Virgo (05020052090)
Viktorinus Alfred (0402005090)
C Diana Ratu Taga (0502005002)
La Reina Sangaran (0502005239)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Ginjal - filter penyaring darah.

 Pyelonefritis akut (PNA) - radang akut dari ginjal.

 Pielonefritis akut - lebih sering ditemukan pada


wanita dan anak-anak.

 Kemampuan melakukan diagnosis dan modalitas


terapi pasien pyelonefritis akut tidak sama
karena perbedaan fasilitas dan sumber daya
manusia di tiap-tiap daerah .
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

Bagaimana Untuk mengetahui


karakteristik karakteristik distribusi
distribusi sampel sampel dengan
dengan pielonefritis pielonefritis akut
akut? berdasarkan

Bagaimana pola Untuk mengetahui pola


ketepatan diagnosis ketepatan diagnosis
pielonefritis akut? pielonefritis akut
Manfaat Penelitian

Menambah ilmu pengetahuan


tentang gambaran BOF dan USG
pada penderita pielonefritis akut

Memperdalam pengetahuan di
bidang penelitian deskriptif
retrospektif.

Sebagai acuan sumber data dasar


untuk melakukan evaluasi kinerja
pelayanan

Pedoman bagi penelitian-penelitian


lain yang terkait selanjutnya.
TINJAUAN
PUSTAKA
KLASIFIKASI
Pielonefritis akut Pielonefritis kronik

Invasi bakteri (late and immediate Invasi bakteri (rekuren atau berulang)
effects)
Vaskuler: Diabetes mellitus, Usia lanjut,
Penyakit sickle cell
Penyakit Legionaire
Imunologik: Reaksi penolakan,
Reaksi sensitif terhadap obat: Fenidion, Sarkoidosis, Sindrom Sjogren, Lepra
Metisilin< rifampisin, Tiazid, NSAIDs
Fesikal: Radiasi sinar X, Deposit kalsium
Infiltrasi sel-sel leukemia dan asam urat

Idiopatik Metabolisme: Hipokalemi kronik

Kimia: Lithium, Cadmium

Kongenital: Sindrom Alport, Kista medula

Nefropati balkan

Idiopatik
ETIOLOGI
Patogenesis

• penyebaran hematogen
• Ascending melalui saluran kemih
• Sering pada pasien dengan
obstruksi saluran kemih
• Pemasangan kateter daur
• Gangguan katup vesiko-ureter-
dibuktikan secara radiologik
dengan pemeriksaan MCU
(Micturating Cysto-Urethrogram)
HISTOPATOLOGI
 Makroskopik ginjal membesar
 tersebar abses kecil-kecil pada permukaan
ginjal
 batas antara korteks dan irisan ginjal hilang
 Vaskularisasi bertambah
 tanda-tanda radang lokal atau difus
 infiltrasi sel lekosit PMN,
 sembab jaringan interstitial,
 perdarahan kecil-kecil,
 sel-sel pus dalam tubulus ginjal,
 Glomerulus normal kecuali bila infeksi berat
GAMBARAN KLINIS
• tampak sakit berat
• panas intermiten
• menggigil
• takikardi

• frekuensi nadi meningkat


• sakit sekitar ginjal dan pinggang
• distensi pada abdomen
• rebound tendernsess
• bising usus melemah
Faktor predisposisi

• Kehamilan terutama dengan riwayat keracunan


(toksemi gravidarum)
• Diabetes mellitus
• Hipertensi
• Anemia
• Umur lebih dari 60 tahun
• Hematuri
• Instrumensasi
• Riwayat penyakit ginjal
Pemeriksaan fisik

 Tekanan darah
 Tanda-tanda anemia
 Palpasi abdomen
 Pemeriksaan genitalia
Pemeriksaan penunjang diagnosis
pielonefritis akut
Analisis urin untuk protein, darah dan Pielogram intravena untuk:
glikosa Wanita jika:
Urin mikroskopik Kenaikan urem dan serum kreatinin
Biakan urin, jumlah kuman, resistensi Hipertensi
Ureum dan kreatinin serum untuk: Riwayat infeksi sejak anak-anak
Anak-anak : serangan I Serangan yang berulang-ulang
Wanita : serangan II Laki-laki dan anak-anak walaupun baru
Laki-laki : serangan I serangan I
MCU (micturating cysto urethrogram) jika
ditemukan kelainan-kelainan pada pielogram
intravena terutama pada anak-anak yang
dicurigai adanya refluk vesika ureter
PENCEGAHAN

 Koreksi penyebab dari refluk


 Hilangkan penyebab obstruksi
 Wanita, setelah melakukan senggama,
dianjurkan minum 1 gram sulfonamid atau 100
mg nitrofurantoin
PENGOBATAN

PENGOBATAN UMUM
Simptomatik : analgetik, anti spasmodik, alaklinisasi urin
Istirahat
dianjurkan minum banyak

PENGOBATAN MEDIKAMENTOSA
Antibiotik

TINDAK LANJUT
Pemeriksaan bakteriologi

 penyembuhan 100%
 faktor predisposisi tidak diketahui
PROGNOSIS - 40% menjadi pielonefritis kronik.
KERANGKA
KONSEP
PENELITIAN
•Umur pasien
•Jenis kelamin pasien
•Diagnosa Klinis
•Kesan hasil pemeriksaan BOF
•Kesan hasil pemeriksaan USG
METODE
PENELITIAN
Populasi Penelitian

Populasi target: Populasi terjangkau :


Seluruh orang yang datang
Seluruh orang
melakukan pemeriksaan BOF
dengan kecurigaan sekaligus USG di Divisi
pielonefritis akut dan Radiodiagnostik (Sentral)
memeriksakan dirinya Bagian/SMF Radiologi FK
ke RSUP Sanglah UNUD/RSUP Sanglah
selama periode 1 Juli Denpasar dan didiagnosa
– 30 November 2010. menderita pielonefritis akut
selama periode 1Juli – 30
November 2010.
HASIL
PENELITIAN
Distribusi sampel berdasarkan kategori umur

Umur Frekuensi Persen


26-30 5 13,8
31-35 3 8.3
36-40 4 11.1
41-45 4 11.1
46-50 2 5.6
51-55 4 11.1
56-60 9 25.0
61-65 1 2.8
66-70 4 11.1
Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen


Perempuan 20 55.6
Laki-laki 16 44.4
Total 36 100.0
Distribusi Sampel Berdasarkan Kategori
Diagnosis Klinis

Diagnosa Frekuensi Persen


Pielonefritis Akut 24 66.7
Pielonefritis Kronis 12 33,3
Total 36 100.0
Distribusi sampel berdasarkan kesan BOF

Kesan BOF Frekuensi Persen


Pembesaran Ginjal 10 27.8
Batu Ginjal 10 27.8
Normal 6 16.7
Total 36 100
Distribusi sampel berdasarkan kemungkinan
faktor predisposisi dari pielonefritis

Kesan USG Frekuensi Persen


Polinefritis Bilateral
12 33.3

Batu Ginjal 8 22.2


Kista 9 25
Normal
7 19.4
Total 36 100
PEMBAHASAN
PENUTUP
KESIMPULAN
• kelompok umur yang terbanyak terdiagnosis
dengan batu ginjal dan mendapatkan pemeriksaan
BOF dan USG Urologi adalah kelompok umur 46-
50 tahun.

• Perempuan (55.6%) terdiagnosis batu ginjal lebih


banyak daripada laki-laki.

• kasus curiga pielonefritis akut lebih besar yaitu


sebanyak 24 sampel (66.7%) sedangkan
pielonefritis kronik terdapat jumlah sampel
sebanyak 12 (33.3%).
CONT…
• Distribusi sampel dari kesan BOF didapatkan frekuensi
adanya pembesaran ginjal sebanyak 10 sampel (27.8%)
sedangkan terdapat hal yang menarik yaitu adanya batu
ginjal sebanyak 10 sampel (27.8%) sedangkan ginjal
yang normal terdapat 6 sampel (16.7%).

• Distribusi sampel dari kesan USG Urologi didapatkan


frekuensi terdiagnosis pielonefritis bilateral terdapat pada
12 sampel (33.3%). Pada kesan USG juga terdapat batu
ginjal dengan frekuensi 8 sampel (22.2%) sedangkan
diagnosis kista terdapat pada 9 sampel (25%)
sedangkan ginjal normal didapatkan sebanyak 7 sampel
(19.4%)
SARAN

memanfaatkan sistem informasi berbasis komputer


lebih terstruktur
meningkatkan pelayanan terhadap pasien
mempermudah akses informasi mengenai data

 
diharapkan kelemahan yang telah disampaikan dalam
pembahasan dapat sebagai landasan perbaikan
melakukan penelitian-penelitian sejenis selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai