Anda di halaman 1dari 8

BAB VI

Posted on 18 January, 2009 by _c'q_

PERENCANAAN SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI

6.1 Pendahuluan

Perencanaan saluran udara tegangan tinggi terdiri dari;

a. Survey, pengukuran dan pemetaan rute dari saluran.

b. Pengujian tanah tempat menara-menara

c. Perencanaan dari menara

d. Penetuan dari jarak-jarak antara kawat-kawat

e. Pemilihan kawat (konduktor) yang ekonomis

f. Penentuan jumlah isolator

g. Perhitungan tegangan tarik dan andongan


6.2 Penetuan Jarak Antara Kawat-Kawat

Rumus-rumus yang digunakan untuk menentukan jarak-jarak horizontal antara kawat-kawat di tengah-
tengah gawang sebagai berikut;

(6.1)

dimana;

jarak horizontal anatar kawat, ft

suatu faktor pengalaman tergantung dari keadaan angin dan bahan = 1 sampai 4 mulai dari keadaan
normal sampai keadaan angin ribut.

perbandingan andongan terhadap panjang gawang

diameter luar kawat, inc

berat kawat persatuan panjang

= panjang rentangan isolator

A = arcing distance

6.3 Jumlah Isolator


Jumlah isolator standar minimum sesuai dengan tegangan kerja adalah:

6.4 Perhitungan Tegangan Tarik dan

Andongan

Berat kawat akan menimbulkan tegangan tarik pada penampang kawat. Kalau tegangan tarik kawat ini
besar dapat menyebabkan kawat itu putus. Tegangan tarik tergantung dari kawat dan beban-beban lain
yang bekerja pada kawat (angin, es, temperatur kawat).

Karena tegangan kerja kawat umumnya tinggi , andongan kawat terlalu besar dapat menimbulkan
bahaya bagi objek lain dan kawat itu sendiri.

1. Persamaan Garis Rantai

Bila sepotong kawat yang ditumpu pada titik A dan B. Pada titik 0 tidak ada komponen tegangan y, maka
komponen tegangan pada titik (x, y) sama dengan pembebanan antara titik (0, 0) dan (x, y). Misalkan

S = tegangan kawat

G = berat kawat persatuan panjang, kg/m

L = 2s = panjang kawat, meter

b = andongan, meter

a = panjang gawang, meter


Satu elemen ds dari kawat pada titik (x, y) yang mempunyai berat G ds

Gambar 6.1 Sepotong kawat di tumpu pada titik tumpu yang sama tingginya

Bila;

jadi;

dan

atau

(6.2)

Pada titik (0, 0) dx/ds = 1, jadi C2 = S, tegangan horizontal = H, maka

(6.3)

maka

(6.4)

dan
tetapi

jadi

misal

maka

dan

atau

dan

pada titik (0, 0), dy/dx = 0, maka Cs = 0

jadi

(6.5)

dan

pada titik (0, 0), y = 0, maka C4 = -(H/G)

(6.6)
(6.7)

(6.8)

maka;

(6.9)

dan

(6.10)

maka

(6.11)

2. Kawat Dibentang Pada Titik Sumbu Yang Tidak Sama Tinggi

Gambar 6.2 Kawat Digantung Pada Titik Yang Tidak Sama Tinggi

Dari gambar diatas diperlihatkan bahwa kawat yang dibentang pada titik tumpu yang tidak sama tinggi
yaitu pada titik A dan B. Bila lengkung kawat BA diteruskan sampai ke titik A sehingga B dan A’ sama
tinggi. Untuk titik A’ dan dari persamaan:

diperoleh
untuk titik A,

jadi;

maka;

sehingga;

(6.12)

besaran-besaran h, a dan c diketahui sehingga sinh (a’/2C) dapat dicari pendekatan yang ditentukan oleh
harga a’.

atau

atau

(6.13)

panjang gawang B – A’:

dan andongan

panjang garis A – B =
maka;

dan

persamaan-persamaan di atas hanya berlaku bila

Baca lebih jelas, sebaiknya baca selengkapnya di bab-vi

Anda mungkin juga menyukai