USULAN TOPIK PENELITIAN

Nama Mahasiswa : Mutiara Sembiring

NIM : 08/268241/KU/12844

Topik Penelitian: GAMBARAN POST-TRAUMA STRES DISORDER PADA KORBAN BENCANA MERAPI

Latar Belakang

Gunung Merapi yang terletak di sebelah utara Kota Yogyakarta akhirnya benar-benar meletus
eksplosif pada Selasa,26 Oktober 2010.Lentusan yang kuat tersebut,sampai dapat menyebabkan
terbongkarnya permukaan puncak dan kubah lava lama dan mengeluarkan awan panas menuju
barat daya atau ke Kabupaten Magelang,Jawa Tengah,serta arah selatan-tenggara ,atau ke arah
Kabupaten Sleman dan Klaten.Hal ini disertai dengan hujan abu,yang menyebabkan suasana
semakin mencekam.Dan akibat bencana ini,banyak warga disekitar Gunung Merapi yang
menimbulkan banyak masalah seperti kerusakan harta benda dan lingungan sehingga menyebabkan
penduduk yang selamat (survivor) harus melakukan migrasi besar-besaran dan hidup di tenda-tenda
atau barak-barak pengungsian. Selain itu, bencana juga  mengakibatkan perubahan  sistem sosial-
budaya, mengguncang stabilitas politik dan  ekonomi daerah yang mengalami bencana.Masalah
kesehatan juga  umumnya muncul  akibat kekurangan bahan pangan dan air bersih, sanitasi yang
kurang baik  sementara sarana pelayanan kesehatan terbatas dan sulit dijangkau.

Masalah yang tidak kalah penting adalah masalah psikososial dan kesehatan jiwa yang timbul pada
saat dan pasca bencana, dan biasanya sering luput dari perhatian orang yang mengalami peristiwa
bencana atau traumatik ini umumnya akan mengalami distress dan dapat timbul gejala-gejala pasca
trauma yang membutuhkan daya adaptasi yang luar biasa. Hampir orang-orang yang mengalami
peristiwa traumatik akibat bencana akan memunculkan gejala-gejala gangguan stres pasca-
traumatik.

Gangguan stres pasca-traumatik adalah stress yang disebabkan oleh kejadian atau pengalaman
traumatik terjadi segera(setelah 6 bulan kejadian traumatik). Hal ini berkembang setelah kejadian
stres psikologik yang dipertimbangkan berada di luar rentang normal pengalaman
manusia(perkosaan,diserang,kecelakaan lalu lintas,bencana alam).Gejala dari gangguan ini meliputi
pikiran intrusif dan mimpi,reaksi menghindar,(menghindari kembali aktivitas yang mengingatkan
kembali pada kejadian traumatik),tingginya kewaspadaan,reaksi terkejut yang berlebihan,ansietas
umum,dan menarik diri.Gangguan stres paska traumatik mungkin akut atau kronik.Gangguan ini
dapat mengenai semua umur.Gangguan pascatraumatik dapat timbul pada setiap saat setelah
stresor pencetus tersebut,sedangkan gangguan stres pascatraumatik yang lambat dapat timbul 30
tahun kemudian setelah trauma itu.Faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan stres
pascatraumatik ini termasuk taraf hebatnya stresor dan kerentanan pasien.Kanak dan lansia lebih
rentan dibandingkan orang dewasa muda,diduga karena kanak belum berkembang mekanisme
penanggulangnya terhadap stres hebat dan pada lansia mereka sudah kaku dalam mekanisme
penanggulangnya hingga tidak mampu beradaptasi terhadap stres yang tidak terduga(Ilmu
Kedokteran Jiwa Darurat,1998).

Sehingga korban bencana dan peristiwa traumatik memerlukan pendampingan psikososial yang
tepat dapat membantu individu mengembangkan mekanisme coping yang ada dalam dirinya
sehingga mereka secepatnya dapat menata kehidupannya kembali.Intervensi psikososial dan
kesehatan jiwa yang diberikan seharusnya terintegrasi  dalam setiap kegiatan bantuan kemanusiaan
dan berjalan secara berkesinambungan.

Disini diperlukan peranan berbagai pihak untuk menangani masalah ini,baik dari
keluarga,masyarakat,tenaga kesehatan,maupun pemerintah.

Maka peneliti disini ingin menggambarkan kejadian gangguan stres pascatrumatik pada korban
bencana merapi.Sehingga dapat menjadi masukan bagi orang-orang disekitar,masyarakat,tenaga
kesehatan,dan pemerintah.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah gambaran penderita gangguan stres pascatraumatik pada korban bencana merapi?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui gambaran penderita gangguan stres pascatraumatik pada korban bencana
merapi

Pembimbing I : Ibrahim Rahmat,S.Kp.,M.Kes.

Pembimbing II : Sri Warsini,S.Kep.,Ns.,M.Kes.