Poppy Margareth
150510100145
Pada semester awal kelas 3 SMA, saya belum menentukan jurursan mana
yang harus saya pilih untuk masuk ke sebuah universitas. Saya masih bimbang,
bingung, dan galau dalam menentukan jurusan. Keinginan saya untuk memilih
jurusan berbeda-beda setiap kali saya mengikuti ujian masuk. Seperti contohnya
pada saat Ujian Tulis Universitas Gajah Mada (Utul UGM), ujian pertama yang
saya ikuti, saya sangat bingung dalam menentukan pilihan. Saya tidak terlalu
percaya diri dalam memilih hingga akhirnya saya salah memilih jurusan. Saya
tidak memikirkan dan mempertimbangkan apakah jurusan yang saya pilih cocok
dan sesuai dengan kemampuan saya atau tidak. Akhirnya saya gagal pada ujian
pertama ini.
Pada ujian masuk yang kedua, saya mengikuti Seleksi Masuk Universitas
Indonesia (Simak UI). Pada kesempatan ini, saya belum juga mendapatkan
keputusan pilihan mana yang seharusnya saya pilih. Disamping saya masih
bingung dengan pilihan jurusan yang akan saya ambil, saya juga kurang
mempersiapkan mental dan pelajaran sehingga saya gagal untuk kedua kalinya
pada ujian ini. Saya mulai putus asa dan bersedih. Saya akhirnya memilih untuk
mengikuti ujian masuk sekolah tinggi negri. Saya mengikuti ujian ini bukan
karena keinginan saya sendiri, melainkan keinginan ibu saya. Beliau sangat
menginginkan saya masuk di sekolah tinggi negri. Saya sempat mengikuti ujuan
pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistika (STIS) dan Sekolah Tinggi Sandi Negara
(STSN). Karena memang saya tidak berniat untuk menuntut ilmu disana, saya
tidak mempersiapkannya dengan matang akhirnya menyebabkan saya gagal lagi
pada kesempatan ini.
Sudah cukup lama dan hampir mendekati akhir dari masa-masa SMA,
saya belum mendapatkan keputusan jurusan mana yang akan saya pilih. Sangat
banyak sekali teman-teman saya yang sudah diterima di universitas negri dan ini
membuat saya makin iri. Saya mulai termotivasi karena saya tidak ingin kalah
dengan mereka dan saya ingin mewujudkan cita-cita orang tua serta membantu
mereka dalam proses pembayaran uang kuliah, maka dari itu saya sangat berusaha
agar dapat masuk di universitas negri. Pada saat sebelum Ujian Masuk Bersama
(UMB) saya berencana untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing saya pada
tempat bimbel (bimbingan belajar) yang saya ikuti. Guru saya menyarankan saya
untuk mengambil program studi Agroteknologi Universitas Sumatera Utara
karena saat ini ahli pertanian sedang banyak dibutuhkan oleh perusahaan-
perusahaan maju dan setelah saya mendiskusikan hal ini dengan orang tua saya
akhirnya mereka menyetujui saya memilih jurusan ini.
Pada saat pengumuman tiba, saya mendapatkan berita bahwa saya lulus
pada jurusan Agroteknologi USU. Tetapi dikarenakan tempat yang sangat jauh,
akhirnya saya melepas kesempatan ini. Akhirnya saya mulai mengetahui
kemampuan saya memang sesuai dengan jurusan agroteknologi. Saya belajar
lebih maksimal ketika menjelang Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri
(SNMPTN) berharap bisa mencapai jurusan yang lebih tinggi dari agroteknologi.
Akhirnya saya memilih Psikolog Universitas Negri Sebelas Maret pada pilihan
pertama dan Agroteknologi Universitas Padjajaran pada pilihan kedua. Saya
belajar sungguh-sungguh dan serius karena saya mengharapkannsekali untuk
masuk pada kesempatan ini. Akhirnya ketika saat pengumuman tiba, saya berhasil
lulus pada pilihan kedua yaitu Agroteknologi Unpad. Pertamanya saya kurang
begitu senang karena saya sangat berharap dapat masuk pada pilihan pertama
tetapi setelah saya merenungkan hal ini dalam beberapa hari, saya mulai
menyadari seharusnya saya dapat berbangga hati karena saya adalah salah satu
orang yang sangat beruntung sehingga bisa lulus pada SNMPTN.