1. Midriatik-sikloplegik
berfungsi untuk memberikan kenyamanan dengan
mengurangi spasme muskulus siliaris dan sfingter
pupil pada pasien, mencegah pembentukan
sinekia posterior, dan menghancurkan sinekia.
Macam obat Lama kerja
Midriacyl 0.5% 1% 2%( 3x1 tetes/hari ) 3 - 6 jam
Fenilefrin 2.5% 10% 4 10 jam
Homatropin 1 % 2% 4% 5% 18 -36 jam
Atropin 0.5% 1% 2%( 1x1 tetes/hari ) 10 -14 jam
1) Tetes mata
Efek terapeutik dipengaruhi oleh sifat kornea ,sehingga daya tembus obat topikal akan tergantung
pada : Konsentrasi dan frekuensi pemberian, Jenis steroid, Jenis pelarut, dan Bentuk larutan.
2) Injeksi peri-okular
long acting ( triamcinolone acetonide 40 mg, atau methyl prednisolone acetate 20 mg)
short acting ( betamethasone 4 mg atau dexamethasone 4mg).
a. Siklostatika
preparat klorambusil 0,10,2 mg/kg BB/hari.
preparat Kolkhisin dosis 0,5 mg1 mg/peroral/2 kali/hari. Selama
terapi sitostatika bekerja sama dengan Internist atau Hematologist.
Indikasi sitostatika
1. Pengobatan steroid inefektif atau intolerable
2. Penyakit Behcet
3. Oftalmia simpatika
4. Uveitis pada JRA (Juvenile rheumatoid arthritis)
Kontra indikasi sitostatika
1. Uveitis dengan etiologi infeksi
2. Bila tidak ada :
Internist/hematologist
- Fasilitas monitoring sumsum tulang
- Fasilitas penanganan efek samping akut
1) Toxoplasmosis :
Pengobatan anti toxoplasma yang paling ideal adalah terapi kombinasi.
2) Infeksi virus :
a) Herpes simplex : diberikan topikal antivirus seperti asiklovir dan sikloplegik.
b) Herpes zoster : Diberikan asiklovir 5 kali 400 mg pada keadaan akut selama 1014 hari. Kortikosteroid
sistemik diberikan pada orang tua untuk mencegah terjadi post herpetic neuralgia.
c) Sitomegalovirus : DHPG (Gancyclovir) 5 mg/kgBB/dalam 2 kali pemberian IV ,
Foscarnet: 20mg/kgBB/perinfus.
Terapi operatif untuk evaluasi diagnostik (parasentesis, vitreus tap dan biopsikorioretinal untuk menyingkirkan
neoplasma atau proses infeksi) bila diperlukan.
Komplikasi
Komplikasi terpenting yaitu terjadinya peningkatan tekanan intraokuler (TIO) akut yang terjadi
sekunder akibat blok pupil (sinekia posterior), inflamasi, atau penggunaan kortikosteroid topikal.
Peningkatan TIO dapat menyebabkan atrofi nervus optikus dan kehilangan penglihatan permanen.
Komplikasi lain meliputi corneal band-shape keratopathy, katarak, pengerutan permukaan makula,
edema diskus optikus dan makula, edema kornea, dan retinal detachment.