Chapter II
Chapter II
II.1 Beton
Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yaitu
pasir, kerikil, batu pecah, atau bahan semacam lainnya, dengan menambahkan
secukupnya bahan perekat semen, dan air sebagai bahan pembantu guna keperluan
reaksi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung. Agregat
halus dan kasar, disebut sebagai bahan susun kasar campuran, merupakan komponen
utama beton. Nilai kekuatan serta daya tahan ( durability) beton merupakan fungsi
dari banyak faktor, di antaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan
Nilai kuat tekan beton relatif lebih tinggi dibandingakn dengan kuat tariknya,
dan beton merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya hanya berkisar 9% -
15% saja dari kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai komponen struktural
bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai bahan
yang dapat bekerja sama dan mampu membantu kelemahannya, terutama pada
bagian yang menahan gaya tarik. Dengan demikian tersusun pembagian tugas,
dimana batang tulangan bertugas memperkuat dan menahan gaya tarik, sedangkan
beton hanya diperhitungkan untuk menahan gaya tekan. Komponen struktur beton
dengan kerjasama seperti itu disebut sebagai beton bertulangan baja atau lazim
Dengan sendirinya untuk mengatur kerjasama antara dua bahan yang berbeda
sifat dan perilakunya dalam rangka membentuk satu kesatuan perilaku struktural
untuk mendukung beban, diperlukan cara hitungan berbeda dngan apabila hanya
digunakan satu macam bahan saja seperti halnya pada struktur baja, kayu,
Kerjasama antara bahan beton dan baja tulangan hanya dapat terwujud
1. Lekatan sempurna antara batang tulangan baja dengan beton keras yang
3. Angka muai kedua bahan hampir sama, dimana untuk setiap kenaikan suhu
satu derajat celcius angka muai beton 0,000010 sampai 0,000013 sedangkan
baja 0,000012, sehingga tegangan yang timbul karena perbedaan nilai dapat
diabaikan
daerah tarik suatu komponen struktur akan terjadi retak-retak beton di dekat baja
tulangan. Retak halus yang demikian dapat diabaikan sejauh tidak mempengaruhi
Beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu tanpa
mengalami retak-retak. Untuk itu, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam suatu
terutama akan mengemban tugas menahan gaya tarik yang bakal timbul di dalam
sistem. Untuk keperluan penulangan tersebut digunakan bahan baja yang memiliki
sifat teknis menguntungkan, dan baja tulangan yang digunakan dapat berupa batang
baja lonjoran ataupun kawat rangkai las (wire mesh) yang berupa batang kawat baja
terutama dipakai untuk plat dan cangkang tipis atau struktur lain yang tidak
mempunyai tempat cukup bebas untuk pemasangan tulangan, jarak spasi, dan selimut
beton sesuai dengan persyaratan pada umumnya. Bahan batang baja rangkai dengan
pengelasan yang dimaksud, didapat dari hasil penarikan baja pada suhu dingin dan
dibentuk dengan pola ortogonal, bujur sangkar, atau persegi empat, dengan di las
Agar dapat berlangsung lekatan erat antara baja tulangan dengan beton, selain
(BJTD), yaitu batang tulangan baja yang permukaannya dikasarkan secara khusus,
diberi sirip teratur dengan pola tertentu, atau batang tulangan yang dupilin pada
proses produksinya.
Pola permukaan yang dikasarkan atau pola sirip sangat beragam tergantung
pada mesin giling atau cetak yang dimilki oleh produsen, asal masih dalam batas-
batas spesifikasi teknik yang diperkenankan oleh standar. Baja tulangan polos
Sifat fisik batang tulangan baja yang paling penting untuk digunakan dalam
perhitungan perencanaan beton bertulang ialah tegangan luluh (fy) dan modulus
elastisitas (Es). Tegangan luluh (titik luluh) baja ditentukan melalui prosedur
pengujian standar sesuai SII 0136-80 dengan ketentuan bahwa tegangan luluh adalah
tegangan baja pada saat mana meningkatnya tegangan tidak disertai lagi dengan
umumnya nilai tegangan luluh baja tulangan diketahui atau ditentukan pada awal
perhitungan.
negara produsen baja, kebanyakan produksi baja tulangan beton pada dewasa ini
produksi baja tulangan dan baja-struktur telah diatur sesuai dengan Standar Industri
kurva tegangan-regangan di daerah elastik dimana antara mutu baja yang satu dengan
MINIMUM MINIMUM
II.3 Workabilitas
transport, cara pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan, dan kerapatan dari
matahari langsung
langsung
berganti-ganti
a. Air tawar
b. Air laut
beton untuk keperluan pengujian slump ini harus diambil langsung dari mesin
dianggap perlu, adukan beton diaduk lagi sebelum diadakan pengujian tersebut.
Untuk mencegah penggunaan adukan beton yang terlalu kental atau terlalau
encer, dianjurkan untuk menggunakan nilai-nilai slump yang terletak dalam batas-
maksimum minimum
Pembetonan masal
Pasir adalah salah satu dari bahan campuran beton yang diklasifikasikan
sebagai agregat halus. Yang dimaksud dengan agregat halus adalah agregat yang
lolos saringan no.8 dan tertahan pada saringan no.200. Pasir merupakan bahan
tambahan yang tidak bekerja aktif dalam proses pengerasan, walaupun demikian
1. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-
butir harus bersifat kekal, dan tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca
percobaan ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat
tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari tidak kurang dari 95 % dari kekuatan
adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam 3 % NaOH yang kemudian
4. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya
5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
disintergrasi dari batu-batuan atau berupa batu pecah (split) yang diperoleh dair alat
pemecah batu, dengan syarat ukuran butirannya lolos ayakan 38,1 mm dan tertahan
di ayakan 4,76 mm. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan agregat kasar adalah
1. Agregat kasar adalah agregat dengan besar butiran lebih dari 5 mm. Sesuai
2. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori.
Agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila
seluruhnya. Butir-butir kasar harus bersifat kekal yang berarti tidak pecah
atau hancur akibat pengaruh cuaca seperti hujan dan terik matahari.
yang dapat melalui/lolos ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui
5. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan mesin pengaus Los
6. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam dan apabila
bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 dari tebal plat atau 3/4 dari jarak
dari batasan ini diijinkan apabila menurut pengawas ahli, cara pengecoran
sarang kerikil.
II.5 Semen
Semen berasal dari kata cement dalam bahasa asing/inggris yang berarti
pengikat/perekat. Perkataan cement itu sendiri diambil dari kata latin cementum yaitu
nama yang diberikan kepada batu kapur yang serbuknya telah dipergunakan sebagai
bahan adukan (mortar) lebih dari 2.000 tahun yang lalu di negara Italia.
perubahan, misalnya pada abad pertengahan diartikan sebagai segaala macam bahan
air dan membentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan.
bangunan yang dibuat dengan memanaskan limestone pada suhu 850℃. Kandungan
CaCO3 dari limestone akan melepaskan CO2 dan menghasilkan burnt lime atau quick
lime (CaO). Produk ini bereaksi dengan cepat dengan air menghasilkan Ca(OH)2
dalam butir yang halus dan selanjutnya Ca(OH)2 ini akan bereaksi dengan CO2 dari
udara dan mengeras menjadi CaCO3 kembali dan juga bereaksi dengan senyawa-
senyawa silikat yang menghasilkan senyawa calcium silicate hydrate yang bersifat
Batu Kapur
dengan sedikit tanah liat, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa
oksida lainnya.
hingga kuning
Tanah Liat
Hidrat
dikandungnya :
– Kelompok Montmorilonite
– Kelompok Kaolin
• Bahan ini merupakan bahan koreksi pada campuran tepung baku (Raw
Mix)
Mix
semen
* Trikalsium Silikat
* Dikalsium Silikat
* Trikalsium Aluminat
* Tetrakalsium Aluminofe
* Gipsum
1. Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: yang pertama
adalah yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous
materials) seperti batu gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya
akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti
tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian
2. Penghancuran
yang digali.
Belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke
yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana
terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas
dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada pre‐heater ini dan
berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat
seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah menjadi
bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian
6. Penghalusan Akhir
semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan pozzolan untuk semen jenis P
kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo
semen.
Semen portland ini merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan jalan
biasanya juga mengandung satu atau lebih senyawa-senyawa calsium sulphat yang
Semen Portland tipe ini digunakan untuk segala macam konstruksi apabila tidak
diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya tahan terhadap sulfat, panas hidrasi, dan
terhadap sulfat dan panas hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah
pelabuhan dan bangunan sekitar pantai. Semen ini mengandung 20% SiO2, 6 %
darurat dan musim dingin. Digunakan juga pada pembuatan beton tekan. Semen
ini memiliki kandungan C3S yang lebih tinggi dibandingkan semen portland tipe I
dan tipe II sehingga proses pengerasan terjadi lebih cepat dan cepat mengeluarkan
kalor. Semen ini tersusun dari 3,5-4% Al2O3, 6% Fe2O3, 35% C3S, 6% MgO,
Semen tipe ini digunakan pada bangunan dengan tingkat panas hiderasi yang
rendah misalnya pada bangunan beton yang besar dan tebal, baik sekali untuk
mencegah keretakan. Low Heat Portland Cement ini memiliki kandungan C3S
dan C3A lebih rendah sehingga kalor yang dilepas lebih rendah. Semen ini
Semen yang sangat tahan terhadap pengaruh sulphat misalnya pada tempat
Adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara
merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara
massa semen portland pozolan. Semen ini mengandung senyawa silika dan
alumina dimana bahan pozzolona sendiri tidak memiliki sifat seperti semen, akan
tersusun atas 45-72 % SiO2, 10-18 % Al2O3, 1-6 % Fe2O3, 0,5-3 % MgO, 0,3-
1,6 % SO3.
umumnya, sama dengan penggunaan Semen Portland Jenis I dengan kuat tekan
yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses
bersama-sama terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan
anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk
bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi
(blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total
pekerjaan beton, pasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding dan pembuatan
elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata
Semen Trass
Semen Trass adalah Semen yang dihasilkan dengan menggiling campuran antara
60 % – 80 % trass atau tanah yang berasal dari debu gunung berapi yang serupa
dibanding semen fondu atau semen alumina putih, karena suhu aplikasinya
antara kadar Al2O3 dan CaO dalam campuran (harga sekitar 1-3,54),
oksida.
setelah dibakar pada suhu 1400 0C, menghasilkan semen alumina dengan
hidrasi cukup baik yaitu waktu ikat awal kurang dari 6 jam dan waktu ikat akhir
kurang dari 2 jam, kekuatan ikatan dengan air masih kurang tinggi, kadar alumina
Komponen lain yang terbentuk dapat mempengaruhi sifat semen ketika bercampur
dengan air, yaitu Cl2A7 (mudah terhidrasi dan pengikatan terhadap air sangat
cepat), CA2 (semen menjadi sangat lambat terhidrasi pada suhu kamar dan
menjadi cepat bila terdapat slurry kapur/larutan yang pHnya tinggi), C2S
(menghambat kecepatan pengikatan air bila kadar SiO2 dalam massa campuran
Yaitu semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran 60% terak portland dan
CaSO4.
Semen alam ini dihasilkan dari kerang batu kapur yang mengandung tanah liat
seperti komposisi semen di alam. Material ini dibakar sampai suhu pelelehannya
hingga menghasilkan terak. Kemudian terak tersebut digiling menjadi semen yang
Oil Well Cement (OWC) digunakan untuk penyekat pada pengeboran sumur
minyak. Oleh karenanya semen jenis ini juga disebut semen sumur minyak.
Sumur-sumur minyak atau gas dibuat dengan mengebor lubang ke dalam tanah /
bumi dengan kedalaman ratusan sampai dengan 20.000 kaki (sekitar 7.000 meter).
Pipa besi yang disebut casing ditempatkan pada lubang sumur dan semen
Sewaktu semen terpompa keluar melalui dasar casing tsb. dan kembali ke
permukaan melalui bagian luar casing, ia akan membentuk ikatan kritis antara
bagian luar casing dengan dinding sumur yang telah dibor. Ikatan ini akan
melindungi minyak, gas dan air bawah tanah sehingga tidak bercampur di dalam
sumur tsb.
Kekokohan semen tergantung pada serangan sulfat dengan kadar, suhu dan
mutu yang ketat sesuai dengan standar API (American Petroleum Institute).
Semen ini digunakan pada temperatur dan tekanan tinggi, sering dijumpai pada
artesis. Semen ini merupakan semen portland yang dicampur dengan retarder
untuk memperlambat pengerasan semen seperti lignin, asam borat, casein, dan
gula.
Semen Masonry
dengan batu kapur, batu pasir, atau slag dengan perbandingan 1 : 1. Semen ini
White Portland Cement (WPC) / Semen Portland Putih merupakan jenis semen
panel, permukaan teraso, stucco, cat semen, nat ubin / keramik serta struktur yang
bersifat dekoratif.
Semen Portland Putih dibuat dari bahan-bahan baku pilihan yang rendah
beda, namun mutu Semen Portland Putih ITP mencapai angka sekitar 85 dengan
untuk proses konstruksi pada umumnya dan saat ini merupakan satu-satunya
Portland cement yang memiliki warna keabu-abuan, warna ini disebabkan oleh
kandungan oksida silika pada portland cement tersebut. Jika kandungan oksida
silika tersebut dikurangi 0,4 %, maka warna semen portland berubah menjadi
warna putih.
klinker yang kandungan utamannya calcium silicate dan satu atau dua buah bentuk
3CaO.Al2O3 3CaO.Al2O3.6H2O
CaSO4.2H2O 3CaO.Al2O3.3CaSO4.31H2O
ettringite
4CaO.Al2O3.Fe2O 3CaO.9AlFe)2O3.3CaSO4.6H2O.aq
ini membentuk gel yang bersifat cepat set (kaku) sehingga ia akan mengontrol sifat
setting time. Tetapi 3CaO.2SiO2.3H2O akan bereaksi dengan gypsum yang segera
3CaO.Al2O3, sehingga reaksi hidrasi dari 3CaO.Al2O3 akan dihalangi dan proses
karena suatu fenomena osmosis, ia pecah, dan reaksi hidrasi C3 A akan terjadi lagi.
Tetapi segera pula akan terbentuk etteringite baru yang akan membungkus
3CaO.Al2O3 kembali. Proses ini akhirnya menghasilkan setting time. Makin banyak
etteringite yang terbentuk, maka setting time akan makin panjang. Oleh karena itulah
gypsum dikenal sebagai retarder. Dengan adanya gypsum, proses hidrasi di samping
Ca(OH)2, etteringite dan C-S-H akan membentuk coating pada partikel sermen serta
etteringite akan membentuk coating pada 3CaO.Al2O3. hal ini akan mengakibatkan
reaksi hidrasi akan tertahan, periode ini disebut induction periode atau resting
periode atau dormant periode. Ini terjadi pada 1-2 jam dan selama itu pasata masih
dalam keadaan plastis dan workable. Periode ini berakhir dengan pecahnya coating
Selama periode beberapa jam, reaksi hidrasi dari 3CaO.SiO2 terjadi dan
menghasilkan C-H-S dengan volume lebih dari dua kali volume semen. C-H-S ini
akan megisi rongga dan membentuk titik kontak yang menghasilkan kekakuan. Pada
tahap berikutnya terjadi konsentrasi dari C-H-S dan konsentrasi dari titik-titik kontak
menjadi kaku dan final setting dicapai dan proses pengerasan pun mulai terjadi
Penambahan air
d h dib k
Final setting
Proses
Sifat set (pengikatan) pada adonan semen dengan air adalah dimaksudkan
Dalam prakteknya, sifat set ini ditunjukkan dengan waktu pengikatan (setting
time) yaitu waktu mulai dari adonan terjadi sampai mulai terjadi kekakuan.
Initial setting time (waktu pengikatan awal) ialah waktu mulai adonan
Final setting time (waktu pengikatan akhir) ialah waktu mulai adonan
Kandungan C3A
Kehalusan
terjadi kekakuan yang sangat cepat dari adonan semen, mortar, atau beton. Gejala ini
mortar, beton tanpa terjadinya pelepasan panas yang banyak. Gejala tersebut
akan hilang dan sifat plastis akan dicapai kembali bila dilakukan pengadukan
False set terjadi karenna pada operasi penggilingan klinker dan gypsum
silaksanakan pada suhu operasi yang terlalu tinggi gehingga terjadi dehidrasi
adonan semen, mortar, atau beton dengan disretai pelepasan panas yang
cukup besar, dimana kekakuan ini tidak dapt dihilangkan dengan pengadukan
Quick set dapat disebabkan karena terlalu tingginya kadar C3A dalam semen
relatif terhadap kadar CaSO4.2H2O. gejala ini dapat juga disebabkan oleh
Portland pozzolan cement adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari
campuran yang homogen antara semen portland dengan pozolan halus, yang di
produksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama, atau
mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau
dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam
bentuknya yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara
kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang
• 45 - 72 % SiO2
• 10 - 18 % Al2O3
• 1 - 6 % Fe2O3
• 0,5 - 3 % MgO
lingkungan agresif atau bangunan maritim, karena sifat kekedapannya yang baik dan
ini adalah :
seperti bendungan.
1. Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk
2. Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk
semua tujuan pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan
3. Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk
pembuatan beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta
Tabel di bawah ini memberikan syarat kimia dan fisik dari jenis IP-U, IP-K,
P-U, P-K.
Semen Padang, dimana jenis semen ini telah memenuhi SNI 15-2049-94 tipe IP-U
Portland pozzolan cement ini digunakan untuk semua jenis tujuan pembuatan
adukan beton, untuk ketahanan terhadap serangan sulfat dan panas hidrasi sedang
tekan yang tinggi. Hal ini karena makin luasnya permukaan yang bereaksi dengan air
panjang.
2. C3A
C3A mempengaruhi kekuatan tekan sampai pada tingkat tertentu pada umur
28 hari dan pengaruh ini makin kecil sampai pada nol umur setelah satu atau
dua tahun.
4. MgO
panas yang dilepaskan per satun berat disebut panas hidrasi. Tabel 2.9 menunjukkan
Dari tabel terlihat bahwa semen yang lebih banyak mengandung C3S dan C3 A
akan bersifat mempunyai panas hidrasi yang lebih tinggi dan sebaliknya. Panas
hidrasi dari portland cement bervariasi dari 420 j/g sampai 500 j/g.
di daerah-daerah tropis disebabkan oleh pengaruh asam, pengaruh sulfat dan abrasi.
Beton dari portland cement dapat mengalami kerusakan oleh pengaruh asam
dari sekitarnya. Umumnya serangan oleh asam pada beton adalah dengan merubah
yang larut dalam air. Misalnya asam chlorida (HCl) merubah calcium silicate
hydrate, calcium aluminate hydrate, calcium alumina ferryte hydrate dan Ca(OH)2
Dalam hal ini, tingkat keasaman menentukan tingkat agresifitas dari serangan
tersebut. Tingkat keasaman yang dapat merusak tersebut diperkirakan adalah pada
pH di bawah 6. Akan tetapi bila keasaman air disebabkan oleh pelarutan CO2 maka
Bahkan juga dijumpai dalam air yang netral (pH = 7) juga terjadi perusakan
beton. Dalam hal ini pH tidak dapat dipakai sebagai parameter yang dapat
menerangkan tingkat agresifitas dari serangan asam tersebut, karena apabila tingkat
hardness (kesadahan) cukup tinggi maka pada pH sampai dengan 7,5 tingkat agresif
calcium hydroxida dari semen yang telah terhidrasi membentuk calcium carbonat
dalam air akan bereaksi dengan calcium carbonat akan membentuk calcium
Calcium bicarbonat
diberikan suatu proteksi khusus atau dipakai high alumina cement atau super sulfated
cement. Serangan asam pada pH di atas 6 dapat diatasi dengan memperapat beton
hebatnya kecuali barium sulfat (barytes) yang bersifat tidak larut dalam air oleh
karena tidak agresif. Bahkan barytes dapat dipakai sebagai agregat untuk
beton.
Dan gypsum akan bereaksi dengan calcium aluminate hydrate membentuk ettringite
3CaO.Al2O3.CaSO4.31H2O + Ca(OH)2
Ettringite
Intensitas serangan sulfat tidak hanya ditentukan olek kadar sulfatnya saja,
Misalnya:
sempurna
Misalnya intensitas serangan sulfat lebih besar pada beton yang terendam
secara kontinue (basah dan kering bergantian) lebih besar daripada beton
yang terendam secara terus menerus dalam sulfat ( pada marine structure,
Sulfat
dari besarnya calcium aluminate hydrate yang ada yang dapat bereaksi dengan
gypsum membentuk ettringite. Oleh karenanya ketahanan sulfat tersebut akan lebih
baik bila kandungan C3A dalam semen makin kecil. Kandungan C3 A adalah
II.9 Air
hidrat arang yang dapat mengeras. Dalam konstruksi beton, air adalah bahan
campuran yang turut menentukan mutu dari suatu beton. Oleh sebab itu pemakaian
air dalam campuran beton harus diteliti terlebih dahulu agar jangan mengurangi mutu
beton yang dihasilkan.Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat
ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan dengan tepat.
sebagai berikut:
1. Air yang dipergunakan untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air
organik atau bahan-bahan yang dapat merusak mutu beton atau baja dan juga
mempunyai pH yang tidak boleh > 6. Dalam hal ini dianjurkan bahwa air
yang diakui untuk diselidiki sampai berapa jauh air tersebut mengandung zat-
memakai air itu dan dengan memakai air suling. Air tersebut dapat dianggap
memenuhi syarat dan dapat dipakai apabila kekuatan tekan mortar dengan
memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling sedikit adalah 90 % dari
kekuatan tekan mortar dengan menggunakan air suling pada umur yang sama.
4. Jumlah air yang dipakai untuk membuat adukan beton dapat ditentukan
dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.