BUDAYA BANGSA
1
PERNYATAAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini kami buat sendiri
tanpa meniru atau mengutip dari tim/pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, kami siap untuk menerima konsekuensi untuk mendapat nilai
1/100 untuk mata kuliah ini.
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Ilmu Budaya Dasar ini. “Peranan Budaya
Lokal Memperkokoh Budaya Bangsa” Pembuatan makalah ini ini bertujuan untuk
mengetahui kasus-kasus Kebudayaan yang terjadi saat ini
selain itu makalah ini juga sebagai tugas mata kuliah softskill yang diberikan oleh Bapak
Muhammad Burhan Amin.
Semoga penulisan makalah ini bermanfaat untuk yang membacanya, mohon maaf bila
kekeliruan dalam penulisannya.
Aji Nugraha
3
Daftar Isi
Halaman judul……………………………………………………………………1
Pernyataan……………………………………………………………………… . 2
Kata pengantar……………………………………………………………………3
Daftar isi………………………………………………………………………….4
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………… 5
REFERENSI………………………………………………………………………10
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya bangsa terbentuk dari unsur – unsur masyarakat yang terdiri dari berbagai
macam jenisnya. Baik dari musik, tarian, lukisan, pakaian, norma dan masih banyak lagi.
Walaupun pada dasarnya budaya – budaya yang ada di Indonesia adalah adaptasi dari
budaya – budaya Negara asing yang pernah singgah di Indonesia (seperti Arab, hindu,
tionghoa dan lain - lainnya). Tetapi budaya – budaya daerah yang ada di Indonesia murni
milik Indonesia yang wajib kita lindungi. Karena pada dasarnya dengan adanya
kebudayaan – kebudayaan daerah yang bermacam – macam itu maka terbentuk lah budaya
nasional. Bisa di bilang budaya nasional terbentuk karena adanya budaya – budaya daerah.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai anak muda penerus bangsa untuk membantu
mempertahankan keberadaan budaya daerah yang merupakan simbol utama kebudayaan
nasional. Kekhawatiran sudah mulai muncul dari berbagai pihak yang takut akan hilangnya
kebudayaan daerah. Karena anak – anak muda pun sekarang lebih sering menggunakan
bahasa inggris yang di anggap lebih modern atau lebih gaul di bandingkan bahasa
Indonesia. Perkembangan IPTEK pun membuat orang – orang lebih memilih modernisasi
di bandingkan dengan kebudayaan yang di anggap kuno. Masa depan
(modernisasi)memang baik, tapi yang terbaik ialah jika kita dapat menggandeng keduanya,
baik masa depan maupun masa lalu untuk menghadapi era global seperti ini.
B. Tujuan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan teman – teman agar mau turut melihat dan
membantu dalam memperkokoh keberadaan budaya – budaya daerah yang mulai hilang
akibat era globalisasi. Juga untuk memperlihatkan kepada masyarakat dan teman – teman
akan pentingnya kebudayaan nasional kita yang harus kita lindungi agar tak hilang dima
kan waktu.
C. Sasaran
Makalah ini saya buat sedemikian rupa agar masyarakat khususnya kaum – kaum
muda. Sehingga masyarakat khususnya kaum muda sadar dan ikut melindungi juga
melestarikan kebudayaan – kebudayaan kita, minimal kebudayaan pada daerahnya masing
– masing. Juga untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah ILMU BUDAYA DASAR
yang diberikan Bapak Muhammad Burhan Amin kepada mahasiswa 1KA34.
5
BAB II
PERMASALAHAN
Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, kebudayaan lokal Indonesia yang
beranekaragam menjadi suatu kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan
serta mewarisi kepada generasi selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan
karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan
tersendiri. Seiring berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat
yang lebih modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin
dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal.
Banyak faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya
masuknya budaya asing. Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan
hal yang wajar, asalkan budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada
kenyataannya budaya asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.
Faktor lain yang menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya peranan budaya lokal. Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas
bangsa, budaya lokal harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat
diakui oleh negara lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing
masuk asalkan sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan
input-input dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya.
1. Strengh (Kekuatan)
6
mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau
mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini
membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik.
2. Weakness (Kelemahan)
3. Opportunity (Peluang)
7
devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena
banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
4. Multikuturalisme
Dalam artikelnya, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang
Kuning, Riau, Dr Junaidi SS MHum, mengatakan bahwa multikulturalisme
meberikan peluang bagi kebangkitan etnik dan kudaya lokal Indonesia. Dua
pilar yang mendukung pemahaman ini adalah pendidikan budaya dan
komunikasi antar budaya.
4. Threatment (Tantangan)
8
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Kebudayaan Lokal Indonesia adalah semua budaya yang terdapat di Indonesia yaitu segala
puncak-puncak dan sari-sari kebudayaan yang bernilai di seluruh kepulauan indonesia, baik
yang ada sejak lama maupun ciptaan baru yang berjiwa nasional. Peranan budaya lokal ini
mempunyai peranan yang penting dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa, oleh
karena itu Pemerintah Daerah dituntut untuk bergerak lebih aktif melakukan pengelolaan
kekayaan budaya, karena budaya tumbuh dan kembang pada ranah masyarakat
pendukungnya. Disamping itu, bagi pemerintah pusat, Lembaga Swadaya Masyarakat,
masyarakat sendiri, dan elemen lainnya haruslah menyokong atas keberlangsungan dalam
pengelolaan kekayaan budaya kedepan.
Pengelolaan kekayaan budaya sebetulnya merupakan cara kita bagaimana budaya itu bisa
kita pahami, kita lindungi dan lestarikan agar dapat memperkokoh ketahanan budaya
bangsa. Hal ini terkait dengan citra, harkat, dan martabat bangsa. Ketika pengelolaan
kekayaan budaya dikelola dengan baik, maka akan muncul suatu keterjaminan, kelestarian
dan Kekokohan akan budaya bangsa kita.
REKOMENDASI
Pemerintah Lebih Aktif dan lebih cepat dalam bergerak jangan sampai kita kecurian
lebih banyak lagi kebudayaan karena keteledoran Pemimpin kita sendiri. Diadakan
pelatihan dan pemberitahuaan kepada rakyat tentang pentingnya kebudayaan daerah demi
berdirinya kebudayaan nasional. Pemerintah memberi bantuan dana untuk membantu orang
– orang yang menjaga dan melestarikan kesenian daerah, jangan biarkan orang – orang
seperti mereka hilang. Pemerintah ada untuk mensejahterakan rakyat bukan sebaliknya. Di
adakan lomba – lomba dan acara yang membantu anak – anak muda tertarik untuk
mempelajari kebudayaan daerahnya masing – masing. Adanya kerjasama antara
pemerintah dengan rakyat sehingga rakyat dapat mempublikasikan Kesenian daerahnya
lewat Negara, jadi bisa lebih di akui oleh Negara luar. Di abadikan kesenian – kesenian
daerah milik Indonesia sebelum di curi oleh Negara – Negara lain. Diadakan subsidi dari
pemerintah untuk membantu perkembangan budaya – budaya daerah agar berkembang,
karena sedikit banyak devisa milik Indonesia berasal dari kebudayaan daerah, sudah
menjadi hak mereka juga untuk mendapatkan nya. Adanya contoh – contoh baik dari
kalangan artis maupun anggota politik dan pemerintah yang menjadi panutan rakyat, agar
banyak orang meniru mencintai kebudayaan daerahnya masing – masing ketimbang harus
meniru sikap mereka yang tidak senonoh.
9
REFERENSI
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/peran-budaya-lokal-memperkokohbudaya-
bangsa/
http://amamizu.wordpress.com/2010/03/01/peranan-kebudayaan-lokal-memperkokoh-
kebudayaan-bangsa/
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/31/03390590/menakar.kecintaan.budaya.lokal
10