Anda di halaman 1dari 6

1/6

TIPS
Membaca Pola Grafik Pola Pembalikan Arah
i) Kepala dan Bahu Pola yang paling handal dari semua pola pembalikan arah yang mencerminkan suatu puncak utama. Sempurna jika
harga yang sedang bergerak mempunyai 3 puncak. Formasi tinggi atau pendek, mendatar atau miring, dan mempunyai bahu pada setiap sisi
yang bahu kanannya lebih tinggi dari yang di sisi kiri atau sebaliknya. Formasi dari kepala biasanya diikuti dengan bertambahnya volume
transaksi. Garis leher dapat ditarik memotong titik-titik dasar dari kedua lembah yang terletak antara ke tiga puncak tersebut. Tanda kapan
mulai menjual berikan pada saat garis leher menembus kebawah dengan jarak 5 persen dari harga pada titik tersebut.
ii) Formasi Titik Puncak dan Titik Dasar Ganda Formasi Titik Puncak Ganda lebih di kenal sebagai "M" sedangkan Formasi Titik Ganda
lebih sebagai "W". Terdapat dua puncak yang hampir sama tingginya untuk titik puncak ganda alih-alih satu puncak, dua puncak lagi yang
posisinya lebih rendah masing-masing sebagai kepala dan bahu. Sempurnanya Formasi Titik Puncak Ganda hanya bisa dipastikan apabila
garis penopang (juga disebut garis leher)terpecah. Begitu terjadi penurunan garis pada puncak kedua mencapai 5% di bawah dasar lembah
yang terletak di antara dua puncak, biasanya akan diikuti penurunan grafik secara perlahan. Volume perdagangan mulai mengecil pada
pembentukan pola ini kemudian akan meningkat tajam menjelang penyempurnaan pola. Penyempurnaan pola Titik Dasar Ganda hanya
dipastikan apabila garis pertahanan telah dilampaui. Volume perdagangan pada umumnya akan lebih rendah pada titik dasar kedua
dibandingkan dengan titik dasar pertama, akan tetapi pergerakan naik dari titik dasar kedua untuk menguji garis pertahanan harus ditandai
dengan peningkatan pada volume Pada saat pembelian sudah cukup besar, harga melaju d atas harga puncak. Kejadian semacam itu
biasanya berkembang menjadi trend naik baik untuk periode menengah maupun panjang.

iii) Pola Tiga Puncak dan Tiga Dasar Formasi Tiga Puncak dan Tiga Dasar terbentuk setelah terjadi dua puncak dan dua dasar. Formasi
Tiga Puncak mirip dengan Formasi Puncak Kepala dan Bahu dengan tiga puncak yang berlainan, bedanya bahwa semua puncak tersebut
sama tingginya. Konfirmasi mengenai terbentuknya formasi Tiga Puncak ditandai dengan menurunnya harga dari puncak ketiga dan
terpotongnya garis penopang (pada garis leher) yang ditarik secara horizontal dari palung sebelumnya. Formasi Tiga Dasar mirip dengan
formasi kepala dan bahu yang terbalik dengan tiga palung yang berbeda kecuali bahwa semuanya dasarnya berada pada level yang sama.
Konfirmasi terjadinya formasi Tiga Dasar adalah pada saat harga melampaui palung ketiga dan melampaui garis pertahanan (pada garis
leher) yang ditarik dari horizontal dari punca-puncak sebelumnya.
iv) Pola Puncak dan Dasar Bulat Pola Puncak Bulat adalah kurva yang secara perlahan mengarah pada trend yang naik dan kemudian
berbelok arah menjadi menurun. Pola Puncak Bulat mencerminkan pertarungan yang lama antara permintaan dan penawaran. Volume
secara perlahan menurun begitu pola terbentuk sempurna dan menaik tajam pada pasca pembentukan pola. Pola Dasar Bulat adalah kurva
yang membalik ke trend menurun dan kemudian berubah arah menjadi trend menaik yang prosesnya memakan waktu beberapa bulan atau
lebih lama lagi. Pola ini sering dikenal sebagai pola Cekungan atau Mangkok. Volume cenderung membentuk pola yang mirip sebuah piring.
Konfirmasi terbentuknya pola ini ditandai dengan volume perdagangan yang jumlahnya sangat besar.
Pola Berkelanjutan
i) Segitiga Simetris Pola ini netral, dibentuk oleh dua garis trend yang saling berkonvergensi; garis atas menurun dan gasis bawah naik,
bertemu kemudian membentuk Apex. Pola ini disebut formasi berkelanjutan karena hampir disetiap waktu proses pembentukan pola arahnya
sama (naik atau turun) begitu harga mengarah pada pembentukan segitiga. Ketiga harga bergerak ke arah yang berlawanan, segitiga yang
terbentuk bertindak sebagai formasi balik.
ii) Segitiga Menanjak Pola ini berpotensi "bullish" dan juga paling dapat diprediksi. Pola ini bercirikan mendatar pada bagian atas dan naik
pada garis bawahnya. Pola ini mencerminkan naiknya permintaan dibandingkan dengan suplai sejalan dengan semakin naiknya harga batas
bawah dan sejalan pula dengan proses pembentukan pola segitiga.
iii) Segitiga Menurun Pola ini persis merupakan cermin dari pola segitiga menanjak. Pola ini mencerminkan pola "bearish" karena harga
batas atas menurun sejalan dengan proses pembentukan segitiga menurun. Volume berkencenderungan sama seperti yang terjadi pada
pola segitiga simetris dan segitiga menanjak. Posisi beli terjadi.
iv) Bendera Formasi Bendera sangat sering terjadi dalam tren besa dan menengah di pasar yang mengarah "bullish". Bentuk grafik
menyerupai parallelogram atau segi empat ditandai dengan garis tren paralel yang cenderung mempunyai kemiringan yang berlawanan
dengan trend sedang dalam proses pembentukan. Dalam tren yang menaik, bendera yang terbentuk akan mempunyai kemiringan ke bawah
dan di namakan "bendera bullish", bendera yang sedang dikibarkan, atau bendera naik. Dalam tren yang menurun, bendera akan
menunjukkan kemiringan yang sedikit naik dan dinamakan "bendera bearish", bendera yang sedang diturunkan atau bendera menurun.
v) Pennants Pola Pennants ini mirip dengan formasi Bendera, kecuali bahwa pola ini mengambil pola dengan cara mengkonvergensi

2/6
garis-garis tren, alih-alih bentuk parallelogram. Pola Pennant diwujudkan dalam bentuk segitiga simetris dan proses pembentukannya
memakan waktu tidak lebih dari tiga minggu. Volume jumlahnya sedikit pada saat proses pembentukan pola ini dan menjadi sangat besar
pada saat pola telah sempurna terbentuk.
vi) Wedges (Irisan) Formasi Wedge atau Pola Irisan ini mirip dengan pola segitiga simetris, kecuali bahwa pola ini mempunyai ciri khas
berupa kemiringan yang mudah dikenali, baik kemiringan ke arah atas maupun bawah. Konfirmasi mengenai telah terbentuknya dengan
sempurna Pola Irisan Naik akan terjadi dalam bentuk titik pada Apex di sisi bawah yang dibarengi dengan volume perdagangan yang tinggi.
vii) Pola Empat Persegi Panjang Formasi Persegi Panjang mencerminkan berhentinya tren untuk sementara waktu dimana harga
bergerak ke sisi lain diantara kedua garis horisontal, juga dikenal sebagai area kongesti. Volume akan menurun menuju ke Empat Persegi
Panjang dan meningkat pada saat munculnya titik harga penyempurnaa pola. Apabila titik harga terletak pada sisi atas untuk meneruskan
tren yang terjadi sebelumnya (tren naik), hal yang demikian disebut Formasi Empat Persegi Panjang "bearish". Apabila titik harga terletak
pada sisi bawah untuk meneruskan tren yang terjadi sebelumnya (tren menurun), hal yang demikian disebut Formasi Empat Persegi Panjang
"bearish".
viii) Formasi Celah Celah harga adalah area di dalam grafik dimana tidak ada satu transaksi pun yang telah terjadi, pola ini terbentuk
karena kekosongan amanat jual/beli atau dikarenakan oleh terlalu membanjirnya amanat jual/beli. Formasi Celah yang mengarah ke atas
mencerminkan pasar yang kuat, sebaliknya Celah yang mengarah ke bawah mencerminkan pasar yang lemah. Akan tetapi keduanya
mencerminkan potensi kekuatan pergerakan harga yang akan menyusul kemudian.
Arah Tren
Melakukan transaksi dengan menggunakan konsep "beli selagi harga rendah dan jual pada saat harga tinggi", atau jual pada saat
harga posisi "short" tinggi dan beli pada saat posisi "long" rendah diyakini dapat mendatangkan keuntungan dari perubahan harga
yang mengindikasikan sinyal beli atau sinyal jual.
Harga indeks saham yang berfluktuasi dengan gerakan kecil akan mengindikasikan harga akan mengarah pada titik-titik puncak
atau titik-titik dasar selama suatu periode. Suatu tren akan ada selama harga indeks saham tersebut terus bergerak naik dan turun
mengikuti berjalannya waktu.
Tren naik
Dalam tren yang menaik, pergerakan harga akan mencapai titik harga yang lebih tinggi dari gerakan naik harga yang sebelumnya
dan setiap gerakan naik harga yang sebelumnya dan setiap gerakan naik akan mencapai titik harga yang lebih tinggi dari titik
penurunan yang sebelumnya. Ini berarti, apabila harga indeks saham digambarkan dalam bentuk grafik dan titik dasar harga yang
terjadi secara berturut-turut lebih tinggi dari titik-titik dasar sebelumnya, maka harga dikatakan mengikuti pola tren naik. Begitu
terbentuk, tren naik ini mengindikasikan untuk sementara waktu, kekuatan permintaan lebih kuat dari kekuatan pasok (suplai).
Tren Menurun
Dalam tren yang menurun, setiap titik penurunan harga yang terjadi akan menempati level yang lebih rendah dari level harga yang
terjadi sebelumnya dan setiap gerakan harga akan berhenti pada titik yang lebih rendah dari gerakan harga sebelumnya. Apabila
grafik harga indeks saham tersebut menunjukkan bahwa harga-harga batas atas yang terjadi secara berturut-turut akan selalu lebih
rendah dari harga yang terjadi sebelumnya, maka indeks harga tersebut dikatakan mengikuti tren menurun. Begitu terbentuk, tren
menurun mengindikasikan bahwa untuk sementara waktu, kekuatan pasok (suplai) lebih kuat dari kekuatan permintaan. Sepanjang
ketidakseimbangan ini berlanjut, tren menurun akan tetap utuh.
Masih ada tren yang lebih mudah dikenali yang terbentuk dari serangkaian titik puncak dan palung horizontal yang disebut tren
menyamping.
Indikator Teknis
Rata-rata Bergerak
Rata-rata bergerak (RB) atau moving average (MA), adalah salah satu teknis indikator yang paling praktis dan paling luas dipergunakan. RB
secara sederhana didefinisikan sebagai rata-rata nilai dari harga indeks saham selama suatu periode. Apabila melakukan penghitungan
rata-rata bergerak, sebagai indikator tren susulan, rentang waktu harus ditetapkan untuk menghitung harga rata-rata. Rata-rata bergerak 10
hari mencerminkan harga rata-rata selama 10 hari terakhir, sedangkan rata-rata bergerak 20 hari mencerminkan harga rata-rata selama 20
hari terakhir.
Konstruksi Rata-rata Bergerak
RB yang sederhana dihitung dengan menambahkan harga-harga penutupan indeks saham berjangka untuk "n" periode yang paling akhir
terjadi, dan kemudian membaginya dengan "n". Harga penutupan mencerminkan harga yang sebenarnya selama periode tersebut. Setelah

3/6
menghubungkan setiap nilai RB, garis RB akan tercipta.
Formula untuk menghitung harga RB adalah sebagai berikut:
Jadi, "n" observasi pertama dijumlah dan dibagi dengan "n" untuk mendapatkan angka rata-rata bergerak yang pertama. Observasi pertama
dalam serangkaian kumpulan data kemudian dihilangkan, dan observasi n + 1 dimasukkan, yang membentuk angka rata-rata baru untuk
periode berikutnya. Sebagai contoh, nilai tren untuk periode yang menggunakan 5 periode rata-rata bergerak adalah sebagai berikut :
Untuk periode t + 1, adalah sebagai berikut :
Penafsiran
Tujuan dari metode garis rata-rata bergerak adalah untuk menyederhanakan fluktuasi harga penutupan harian pada indeks saham
berjangka KLCH, guna memudahkan pengamatan tren yang terjadi, atau psikologi pasar yang melatarbelakangi harga-harga yang
terjadi tersebut. Dengan demikian, apabila kemiringan dari garis rata-rata bergerak menunjuk ke atas, maka grafik tersebut
menunjukkan bahwa para pelaku pasar mengharapkan pasar bullish. Sebaliknya, jika grafik menunjuk ke arah bawah pelaku pasar
mengharapkan pasar bearish.
Osilator Stokastik
Metode stokastik adalah suatu osilator yang dipopulerkan oleh George Lane. Stokastik, adalah suatu metode untuk
mengindentifikasi pembalikan arah titik-titik dalam suatu grafik, melacak hubungan dari setiap harga penutupan terhadap rentang
harga batas atas dan batas bawah selama periode yang telah ditetapkan. Metode ini didasarkan atas angka rata-rata perubahan
harga batas atas, batas bawah dan penutupan harian. Metode ini memasukkan beberapa langkah untuk mengeluarkan faktor
gangguan pasar dan membuang sinyal-sinyal yang jelek.
Konstruksi Osilator Stokastik
Osilator Stokastik disajikan dalam bentuk grafik dua garis. Pertama, garis cepat yang disebut %K, dan kedua, garis lambat yang disebut %D,
yang juga merupakan hasil perhitungan rata-rata bergerak dari %K. Garis %K biasanya dilukiskan dalam bentuk garis solid, sedangkan %D
dilukiskan dalam bentuk gari bertitik-titik.
Langkah pertama untuk menghitung fungsi Stokastik, guna mendapatkan "Stokastik Kasar" atau %K adalah sebagai berikut :
Langkah kedua adalah untuk mendapatkan %D. %D didapatkan dengan cara memperhalus %K, biasanya diambil dalam periode 3 hari.
Penghitungannya dapat dilakukan dalam beberapa cara, antara lain adalah sebagai berikut :
Ada dua cara untuk memplot fungsi Stokastik; cara cepat dan cara lambat. Stokastik Cepat terdiri dari dua garis, %K dan %D yang diplot
dalam grafik yang sama. Grafik ini sangat sensitif karena banyaknya gerigi yang terbentuk.
Stokastik Lambat yang kurang sensitif lebih disukai oleh para pedagang. %D hasil Stokastik Cepat menjadi %K pada Stokastik Lambat dan
diperhalus dengan mengulangi langkah kedua di atas untuk mendapatkan %D Stokastik Lambat. Stokastik Lambat memberi hasil yang lebih
bagus dalam menyaring faktor gangguan pasar dan menghasilkan gerigi yang lebih sedikit.
Stokastik dirancang untuk menampung fluktuasi harga yang berskala antara 0-100. Garis-garis acuan ditarik pada level 20% dan 80% untuk
menandai terjadinya pembelian dan penjualan yang berlebihan.
Sinyal Transaksi untuk Osilator Stokastik
Ada beberapa cara untuk menafsirkan Osilator Stokastik. Tiga metode yang populer adalah : Beli pada saat Osilator (baik %K atau %D)
jatuh di bawah level tertentu, kemudian naik diatas level tersebut. Jual pada saat Osilator naik di atas level tertentu, kemudian jatuh di bawah
level tersebut. Jual pada saat garis %K naik diatas garis %D, dan jual pada saat garis %K jatuh dibawah garis %D. Jangan membeli pada
saat Stokastik menunjukkan adanya pembelian yang berlebihan, dan jangan menjual posisi short pada saat terjadi penjualan berlebihan.
Patokan atau rumus ini akan menyaring sebagian besar pedagang yang tidak canggih keluar pasar. Indeks Kekuatan Relatif
Indeks Kekuatan Relatif atau Relative Strength Index (RSI) adalah nilai rata-rata perubahan osilator. RSI digunakan untuk menafsirkan
kekuatan internal dan mengukur kecepatan pergerakan harga penutupan. RSI dirancang untuk memecahkan tiga buah cacat yang berkaitan
dengan hilangnya data lama dalam perhitungan. Kedua, skala vertikal bagi osilator perlu ditetapkan, akan tetapi level dari osilator untuk
dijadikan sinyal yang merupakan kesempatan baik untuk menjual dan membeli masih gelap. Ketiga, kalkulasi osilator memberikan data dalam
jumlah yang banyak.
Kontruksi RSI
RSI mengukur kekuatan wahana perdagangan dengan memonitor perubahan-perubahan yang terjadi pada harga penutupannya. RSI ini
merupakan suatu indikator yang unggul, dan tidak pernah ketinggalan.
Pola puncak dan lembah RSI tidak berubah dalam merespon terhadap panjangnya rentang waktu. Sinyal perdagangan akan menjadi mudah
dikenali dengan RSI yang lebih pendek, misalnya dengan rentang tujuh atau sembilan hari. Berikut adalah langkah-langkah untuk

4/6
mengkalkulasi RSI dengan rentang 7 hari untuk kontrak apa saja:
Kumpulkan harga penutupan selama tujuh hari terakhir. Pilih semua hari di mana pasar menutup dengan harga penutupan yang lebih tinggi
dari hari sebelumnya dan tambahkan jumlah kenaikan tersebut. Bagi jumlah dari ketujuh kenaikan tersebut. Bagi jumlah dari ketujuh kenaikan
harga penutupan tersebut dengan angka 7 untuk mendapatkan nilai rata-rata perubahan kenaikan harga penutupan. Pilih semua hari dimana
pasar menutup dengan harga penutupan yang lebih rendah dari sebelumnya dan tambahkan jumlah kenaikan tersebut. Bagi jumlah dari
ketujuh penurunan harga penutupan tersebut dengan angka 7 untuk mendapatkan nilai rata-rata perubahan penurunan harga penutupan.
Bagi angka rata-rata dengan angka rata-rata perubahan harga penutupan batas bawah untuk mendapatkan nilai Kekuatan Relatif atau
Relative Strength (RS). Masukkan RS ke dalam formula di atas untuk mendapatkan nilai RSI. Ulangi proses yang sama setiap hari.
Penafsiran
RSI berfluktuasi antara 0 dan 100. Pada saat RSI mencapai suatu titik tertinggi dan kemudian menurun, maka gerakan tersebut
mengindentifikasikan terciptanya suatu puncak. Pada saat RSI jatuh ke titik terbawah kemudian diikuti gerakan naik, maka gerakan tersebut
mengindetifikasikan terjadinya suatu lembah dasar. Gerakan-gerakan ini terjadi pada level yang berbeda-beda di pasar-pasar yang berbeda
atau bahkan gerakan yang bervariasi tersebut juga dapat terjadi di pasar yang sama, selama periode harga melambung naik (bull) maupuan
periode harga menurun (bear).
Penjualan berlebihan atau pembelian berlebihan kejadiannya bervariasi dari pasar yang satu ke pasar yang lain, dan dari tahun ke tahun.
Tidak ada level harga yang dapat menandai semua puncak dan lembah dasar harga.
Garis-garis rujukan mendatar harus memotong titik-titik puncak dan lembah dasar RSI. Garis-garis rujukan tersebut sering kali ditarik pada
level 30 dan 70. Sejumlah pedagang menggunakan 40 dan 80 level pada saat pasar bull, atau harga sedang naik atau 20 dan 60 pada pasar
bear atau harga sedang turun. Kita akan menggunakan rumus 5 persen: tarik setiap garis pada suatu level di mana RSI menggunakan waktu
kurang dari 5% selama empat hingga enam bulan terakhir. Garis rujukan akan disesuaikan setiap tiga bulan sekali.
Harga penutupan mencerminkan konsensus yang paling penting selama hari yang bersangkutan, karena penyelesaian rekening pedagang
tergantung pada penutupan harga tersebut. Pada waktu pasar menutup dengan harga yang lebih tinggi, maka harga-harga yang tinggi (bulls)
akan mendatangkan keuntungan, sedangkan harga-harga rendah (bears) mendatangkan kerugian. Pada saat pasar menutup dengan harga
rendah, maka harga-harga yang rendah akan mendatangkan keuntungan sedangkan harga-harga yang tinggi akan mendatangkan kerugian.
Sebagian besar pedagang disemua pasr, lebih menaruh perhatian pada harga penutupan dibandingkan dengan harga-harga lainnya. Di
pasar berjangka, uang transfer dari rekening-rekening "para pihak yang rugi" ke rekening "para pihak yang untung", pada tiap akhir hari
perdagangan. RSI menunjukkan bahwa bulls atau bears akan menguat pada menjelang penutupan pasar, yaitu bersamaan dengan waktu
yang krusial untuk penghitungan uang di pasar.
Sinyal RSI untuk Melakukan Transaksi
RSI memberikan tiga tipe sinyal untuk melakukan transaksi, berdasarkan urutan yang dianggap penting, yaitu divergensi atau pemecaran
arah, pola grafik dan level RSI. Divergensi bullish dan bearish
Divergensi antara RSI dan harga memberikan sinyal-sinyal kuat untuk melakukan transaksi jual dan beli. Sinyal-sinyal muncul pada saat tren
melemah dan siap untuk berbalik arah.
Divergensi bullish memberikan sinyal untuk melakukan transaksi beli. Sinyal tersebut terjadi pada saat harga jatuh pada level harga
terendah, baru akan tetapi RSI membentuk lembah dasar yang lebih dangkal dibandingkan dengan tingkat penurunan sebelumnya. Lakukan
transaksi beli segera menyusul gerakan RSI mengarah ke atas dari lembah dasar kedua, dan tetapkan titik harga pengaman di bawah titik
minor harga terendah yang terakhir terjadi. Sinyal beli akan kuat khususnya apabila lembah dasar RSI pertama terletak di bawah garis
rujukan bawah dan lembah dasar kedua terletak di atas garis tersebut. Divergensi bearish memberikan sinyal untuk melakukan transaksi jual.
Sinyal tersebut muncul pada saat harga bergerak membentuk suatu titik tertinggi yang baru, akan tetapi RSI membentuk puncak yang lebih
rendah dari pada puncak yang terbentuk pada pergerakan harga sebelumnya. Jual posisi short sesegera mungkin menyusul gerakan
menurun RSI dari puncak kedua, dan tetapkan titik harga pengaman di atas titik minor harga tertinggi yang terjadi terakhir. Sinyal jual akan
menguat apabila puncak RSI pertama terletak diatas garis rujukan atas dan puncak harga kedua terletak dibawah garis rujukan atas
dimaksud. Pola Grafik
Metode Grafik Klasik dapat diterapkan lebih baik terhadap RSI dari pada indikator lainnya. Garis tren, penopang maupun penahan, serta head
and shoulder bekerja baik sekali pada RSI. RSI seringkali mampu menyempurnakan pola-pola ini hanya dalam beberapa hari mendahului
harga-harga, memberikan petunjuk-petunjuk ke arah mana tren akan berubah. Apabila RSI mencapai titik tren menurun, tempatkan harga
amanat beli diatas harga yang garis tren guna memungkinkan untuk menangkap pemunculan titik balik harga ke atas. Apabila RSI titik tren
naik, tempatkan amanat jual posisi short di bawah harga pada garis tren untuk menangkap pemunculan titik balik harga ke bawah. Level

5/6
RSI
Apabila RSI naik hingga di atas garis rujukan atas, hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kenaikan harga (bulls) cukup kuat, tetapi di pasar
terjadi pembelian yang berlebihan dan sedang menuju zone jual. Jika RSI menurun di bawah garis rujukan bawah, hal tersebut menunjukkan
bahwa tingkat harga bawah (bear) sedang menguat, akan tetapi di pasar sedang terjadi penjualan yang berlebihan dan sedang memasuki
zone beli.
Posisi akan menguntungkan dengan menggunakan sinyal-sinyal RSI harian untuk pembelian berlebihan, hanya jika tren mingguan sedang
mengarah ke atas. Posisi akan mendatangkan keuntungan dengan menggunakan sinyal-sinyal jual RSI harian hanya jika tren mingguan
mengarah ke bawah.

6/6

Anda mungkin juga menyukai